Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2

minggu atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak

bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan

menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari

1 bulan (Kemenkes RI, 2016).

World Health Organization (WHO) menargetkan untuk menurunkan

kematian akibat TB sebesar 90% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun

2014, tahun 2015 diperkirakan terdapat 10,4 juta kasus baru tuberkulosis atau 142

kasus/100.000 populasi, dengan 480.000 kasus multidrug-resistant. Indonesia

merupakan negara dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua di dunia setelah

India. Sebesar 60% kasus baru terjadi di 6 negara yaitu India, Indonesia, China,

Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan (Kemenkes, RI, 2016).

Angka notifikasi kasus Basil Tahan Asam (BTA) pada tahun 2017 di

Indonesia sebesar 138 per 100.000 penduduk. Angka keberhasilan pengobatan

merupakan jumlah semua kasus TB yang sembuh (cure) dan pengobatan lengkap

diantara semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan. Tahun 2017 angka

keberhasilan pengobatan semua kasus TB sebesar 77,86%. Angka kesembuhan

semua kasus yang harus dicapai minimal 85% sedangkan angka keberhasilan

pengobatan semua kasus minimal 90% angka keberhasilan pengobatan kasus TB

1
2

BTA (+) di Provinsi Lampung sebesar 72,52% masih dibawah target 90%

(Kemenkes, RI, 2018).

Penemuan kasus baru TB BTA (+), seluruh kasus TB dan case notification

rate (CNR) per 100.000 penduduk di Provinsi Lampung pada tahun 2017 sebesar

4.195 kasus terdiri dari 2.587 kasus pada laki-laki dan 1.608 kasus pada

perempuan. CNR seluruh kasus TB sebesar 51%, sedangkan cakupan TB BTA (+)

sembuh sebesar 97,16%, dan angka keberhasilan pengobatan (success rate)

sebesar 75,52%. Hasil survei di wilayah Puskesmas Kota Bandar Lampung

ditemukan kasus TB paru pada tahun 2018 meningkat sebanyak 157 kasus, pada

tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 125 kasus, sedangkan pada tahun 2016

ditemukan meningkat lagi sebanyak 138 kasus dan tahun 2017 sebanyak 142

kasus yang terdiagnosa TB paru (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,

2018).

Shofiya & Sari (2015), melaporkan mengenai hubungan keteraturan

minum obat dengan kegagalan konversi pasien TB Paru BTA (+) pada akhir

pengobatan fase intensif kategori 1 di Kota Surabaya tahun 2015 menunjukkan

bahwa pada kelompok kegagalan konversi pasien TB Paru BTA (+) pada akhir

pengobatan fase intensif kategori 1 sebagian besar pasien teratur minum obat yaitu

sebesar 70,4%. Selain itu pengaruh Pengawas minum obat ( PMO ) dan dukungan

keluarga terhadap kepatuhan minum obat. Hasil penelitian Terdapat hubungan

faktor PMO dengan Kepatuhan Minum obat TB di Daerah Wilayah Puskesmas

Sempor 1 Kebumen dengan nilai (p-value=0,004 < 0,05).


3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan

permasalahan penelitian yaitu “Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi

kegagalan pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun

2019?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan

pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik usia dan jenis kelamin

pasien TB paru kasus gagal pengobatan di Puskesmas Kota Bandar

Lampung Tahun 2019.


2. Diketahui distribusi frekuensi merokok pada pasien TB paru kasus

gagal pengobatan di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun 2019.


3. Diketahui distribusi frekuensi perilaku pencegahan kejadian TB

paru kasus gagal pengobatan di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun

2019.
4. Diketahui distribusi frekuensi pengawas minum obat pada pasien

TB paru kasus gagal pengobatan di Puskesmas Kota Bandar Lampung

Tahun 2019.
5. Diketahui distribusi frekuensi keadaan lingkungan pada pasien TB

paru kasus gagal pengobatan di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun

2019.
4

6. Diketahui hubungan merokok dengan kegagalan pengobatan pasien

TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun 2019.


7. Diketahui hubungan perilaku pencegahan dengan kegagalan

pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun

2019.
8. Diketahui hubungan pengawas minum obat dengan kegagalan

pengobatan pasien TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun

2019.
9. Diketahui hubungan lingkungan dengan kegagalan pengobatan

pasien TB paru di Puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat aplikatif

a) Bagi Profesi Kedokteran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi

tenaga kesehatan dalam menentukan permasalahan terkait dengan

pemberantasan penyakit TB paru khususnya TB paru BTA (+) kasus gagal

pengobatan dalam terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kategori 2.

b) Bagi Dinas Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi

tenaga kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam upaya

menurunkan mata rantai penularan TB paru di wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kota Bandar Lampung. Bagi pihak pelaksana dan pengelola pelayanan

kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan

efisien, memberikan informasi yang akurat pada masyarakat.


5

c) Bagi peneliti lain

Dengan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

pengembangan penelitian berikutnya untuk melanjutkan penelitian dalam

konteks yang berbeda dan lebih luas agar dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan untuk kesejahteraan masyarakat.

1.4.2 Manfaat teoritis

Sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

ilmu kedokteran khususnya mengenai TB paru, sehingga diharapkan dapat

menurunkan angka kesakitan TB paru.

1.5 Ruang Lingkup

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan rancangan yang digunakan

analitik dengan pendekatan case control, mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kegagalan pengobatan pasien TB paru, dengan subjek penelitian

adalah penderita TB paru dan objek penelitian merokok, perilaku pencegahan dan

pengawas minum obat. Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas wilayah

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung pada Bulan Januari Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai