Anda di halaman 1dari 3

KITA DAN TEROR

Oleh: Rabian Syahbana S.Pd.I


(Pengamat Sosial dan Agama)

Teror kembali melanda negeri ini, silih berganti dan seakan-akan tidak ada habisnya. Bermacam-
macam teror yang dilancarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dan sangat
disayangkan teror tersebut sampai merenggut nyawa orang-orang tak berdosa. Teror biasanya
dilakukan oleh para teroris untuk membuktikan mereka eksis atau untuk memenuhi keinginan
mereka.

Baru-baru ini teror yang terjadi di sekitar Sarinah Jakarta oleh beberapa oknum teroris telah
membuat kerugian yang lumayan besar. Disamping rusaknya fasilitas publik, terganggunya
aktivitas warga, dan tewasnya beberapa orang sungguh sangat disesalkan. Bisa dikatakan teror
ini masih akan berlanjut jika tidak ditanggulangi secepat mungkin. Untung saja ketakutan akibat
teror para teroris ini tidak berlangsung lama. Karena pasca tragedi pengeboman dan aksi tembak-
menembak antara polisi dan teroris, ada opini publik yang kuat yang menyatakan bahwa
"Indonesia Kuat" dan "Kami Tidak Takut !". Walau sempat beredar hastag #prayforjakarta yang
menjadi trending topic, tapi dengan cepat pula hastag #kamitidaktakut mengalahkan trending
topic #prayforjakarta.

Kelihatannya publik sudah paham bahwa aksi teroris bermaksud untuk menciptakan rasa takut,
tekanan, dan destrusi sosial dan ekonomi. Karena itu masyarakat beramai-ramai menyatakan
tidak takut terhadap serangan teroris dan itu terbukti dengan aktivitas warga di sekitar Sarinah
tetap berjalan seperti biasanya, seakan-akan teror kemarin seperti "angin lalu".

Pemerintah bisa dikatakan cepat tanggap dalam menuntaskan aksi teroris tersebut, terbukti dari
aparat kepolisian yang berhasil melumpuhkan para pelaku. Sebab saat berhadapan dengan teroris
maka itu bisa dikatakan berhadapan langsung dengan kematian. Aparat keamananpun setelah
kejadian tersebut dengan sigap mengendalikan situasi dan memulihkan kondisi keamanan pasca
teror agar masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya.

Kita bisa belajar dari aksi teror dengan cara meningkatkan kewaspadaan. Setiap masyarakat
diminta untuk membiasakan diri melakukan deteksi dini terhadap segala gerakan yang berbeda
atau menyimpang dari kehidupan ideal bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa. Kita harus
membangkitkan kembali sifat gotong royong yang merupakan ciri khas negara Indonesia. Harus
ada kerjasama dari segala lini untuk mencegah kembalinya aksi teror yang bisa merenggut
nyawa orang tidak bersalah.

Aksi teror kadang kala dilakukan oleh beberapa oknum dengan mengatas-namakan agama. Hal
itu perlu dipertanyakan, karena agama apapun saat ini menyeru untuk membawa kedamaian
bukannya ketakutan. Mungkin bisa jadi ada yang menafsirkan agamanya dengan cara yang
berbeda sehingga membuat pengertian yang berbeda dengan lainnya.

Nah bagaimana kita bisa membedakan mana ajaran agama yang benar dan mana ajaran yang
kurang tepat dengan memperbanyak pengetahuan tentang agama kita sendiri. Jangan langsung
mengambil kesimpulan begitu saja, dalami dan perhitungkan setiap resikonya. Agama tidak
mengajarkan kita membunuh orang lain jika orang itu sendiri tidak bersalah, apalagi bunuh diri.
Bunuh diri apapun alasannya tidak dibenarkan, di dalam beberapa agama dengan tegas
menyebutkan jika bunuh diri maka akan langsung ditempatkan di neraka.

Masyarakat Indonesia juga diminta untuk menjauhi radikalisme yang berakibat merugikan diri
sendiri dan orang di sekitar kita. Menjamurnya organisasi saat ini harus pintar-pintar kita
perhatikan. Pilihlah organisasi yang sesuai dengan agama dan keyakinan kita yang tidak keluar
dari kaidah-kaidahnya. Radikalisme yang mengatas nama apapun, baik itu keyakinan, ideologi
maupun yang lainnya harus kita hindari. Kita harus melakukan pemahaman yang tepat dan kerja
nyata sebagai bagian dari bangsa ini, termasuk sikap toleransi, persatuan, menghargai
kemanusiaan, jauh lebih bermakna dan mulia.

Untuk membuat sebuah lingkaran lingkungan yang bermasyarakat damai, tidak hanya
dibutuhkan sekedar pengetahuan saja tetapi lebih ke pengamalan. Jangan hanya bisa berkoar-
koar damai itu indah, tetapi realitanya kita tidak ambil bagian untuk membuat masyarakat damai
atau bisa jadi malahan menjadi pelaku yang merusak kedamaian.

Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus hidup dalam masyarakat yang kompleks dengan
syarat nilai karena kita hidup di negara Indonesia yang beragam suku dan bangsa. Kita tidak bisa
begitu saja meminta seseorang untuk ikut seperti yang kita pinta. Karena bagaimanapun setiap
orang memiliki pikirannya sendiri, mana yang dia suka dan mana yang tidak dia suka. Kita
hanya bisa mengarahkan orang-orang untuk berbuat baik.

Sebagai manusia kita diberi pengetahuan yang sangat cukup untuk menunjukkan mana yang
benar dan mana yang salah, bahkan penjahat sekalipun tahu bahwa apa yang dia lakukan adalah
salah. Kehidupan itu adalah sesuatu yang harus dihargai, tak bisa diambil begitu saja. Bahkan
dalam sebuah undang-undang sebuah negara, hukuman mati baru bisa diberikan jika orang
tersebut benar-benar telah melakukan kejahatan yang merugikan orang banyak.

Jika sebuah teror terjadi lagi, kita tidak perlu takut menghadapinya. Teror dilakukan oleh orang
atau kelompok dengan melakukan kekerasan yang tidak lain bertujuan memberikan rasa takut
kepada komunitas masyarakat yang lebih besar. Latar belakang dan alasan kenapa teror
dilakukan merupakan cara atau pilihan yang paling efektif untuk mencapai tujuan mereka walau
dengan cara memaksa.

Jika dibandingkan dengan aksi lain, memang aksi teror merupakan cara yang paling cepat
mewujudkan keinginan para pelaku. Dengan melakukan teror eksistensi dari kelompok mereka
akan cepat terkenal dan ditakuti. Degan aksi teror juga kehidupan masyarakat di sekitarnya
menjadi tidak efektif untuk melakukan aktivitas seperti biasanya.

Dengan semakin eksisnya kelompok yang melakukan teror maka implikasi mereka atas
pemahaman suatu doktrin atau kekerasan sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita.
Terutama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok garis keras/radikalisme dengan latar
belakang sentimen teologis dan politis yang membuat perbedaan ekstrem dengan kelompok lain
sehingga harus dihindari.

Yakinlah kehidupan itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hari ini lakukanlah hal terbaik
untuk esok, dan percayalah kehidupan esok merupakan bagian dari apa yang kita lakukan hari ini.
Jika seandainya teror melanda kita, percayalah Tuhan melindungi orang-orang yang percaya
akan hadirNya, mematuhi semua ajaranNya, menjauhi semua laranganNya. Semoga tidak ada
lagi korban yang sia-sia dikarenakan kekeliruan dalam memahami ajaran sebuah agama atau
kepercayaan lainnya. Dan tak ada satupun orang di dunia ini yang mau kehilangan orang-orang
yang dicintainya dikarenakan aksi teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.

Anda mungkin juga menyukai