PERSALINAN SUNGSANG
Di susun oleh
Nim : 0711000626
Jurusan : Klinik 1
INDONESIA MAJU
PROGRAM STUDI DIPLOMAIV KEBIDANAN
PERIODE 2011-2012
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KLINIK
Semester :2
III. Materi
Terlampir.
1. Pre Conference
2. Bed Site Teaching
3. Post Conference
VII. Sumber
VIII. Evaluasi
1. Selama prosedur
Peserta didik melakukan tindakan.
2. Bentuk
Penilaian penampilan kemampuan
3. Format penilaian penampilan kemampuan terlampir.
CI Pengajar
( ) ( )
Mengetahui
Dosen Pembimbing
( )
LAMPIRAN MATERI
I.Definisi :
a. Malpressentasi : bagian terendah janin yang berada di segmen bahwa rahim, bukan
belakang kepala.
b. Malposisi : penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior.
c. Presentasi bokonG : merupakan letak memanjang dengan bokong sebagaibagian yang
terbawah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong beradadi bagian bawah kavum uteri.
d. Apabila bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendah (Sarwono
Prawirohardjo) :
Pada pemeriksaan abdomen (kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah
pelvis. Auskultasi menunjukan DJJ lokasinya lebih tinggi daripada yang
diharapkan dengan presentasi verteks).
Pada pemeriksaan vagina (teraba bokong atau kaki)
e. Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus
dan bokong di bawah (Prof, Dr. Rustam Mochtar, MPH)
Dengan insiden 3-4% dari keseluruhan kehamilan tunggal pada umur kehamilan
cukup bulan (≥37minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering
dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara
25-30% dan sebagian besar akan berubah menjadi preseentasi kepala setelah umur kehamilan
34minggu.
II. Etiologi
Menjelang kehamilan aterm, cavum uteri telah mempersiapkan janin pada letak
longitudinal dengan presentasi puncak kepala.
Faktor predoposisi untuk presentasi bokong diluar usia gestasi adalah
Relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas
Janin multiple
Hidramion
Oligohidramion
Hidrosefalus
Anesefalus
Riw.presentasi bokong
Fiksasi kepala janin pada PAP tidak baik
Janin mudah bergerak
Gemeli
Kelainan uterus
Janin sudah lama mati
III. Diagnosa
1. Palpasi Leopoid I : kepala janin yang keras dan bulat menepati bagian fundus uteri
dan ballotemen.
Leopoid III : di atas simpisis teraba bagian yang tidak terlalu keras.
Leopoid IV : tidak bundar dan tidak rata ; bokong janin berada diatas PAP.
2. Auskultasi denyut jantung janin paling keras pada daerah sedikit diatas umbilicus.
Bila kepala janin sudah engagement, denyut jantung janin terdengar dibawah
umbilicus.
3. Pemeriksaan dalam : untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os.
Sacrum, tuber ossis ischii, anus.
1. USG
2. Rontgen
III. Penyulit
Dua setengah sampai tiga persen dimana 35% adalah complete breech presentation dan
25% adalah incomplete breech presentation.
V. Mekanisme persalinan
Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurag elastis. Pada presentasi kepala
apabila kepala diahirkan, maka bagian janin lain relatif mudah dilahirkan. Tidak demikian
halnya pada presentasi bokong. Hal ini menjadikan persalinan vaginal pada presentasi
bokong lebih berisiko.
Bokong akan memasuki panggul dengan diameter bitrokanter dalam posisi oblik.
Pinggul janin bagian depan (anterior) mengalami penurunan lebih cepat dibanding
belakangnya (posterior). Dengan demikian, pinggul depan akan mencapai pintu tengah
panggul terlebih dahulu. Kombinasi antara tahanan dinding panggul dan kekuatan yang
mendorong ke bawah (kaudal) akan menghasilkan putaran paksi dalam yang membawa
sakrum ke arah transversal (pukul 3 atau 9), sehingga pada posisi diameter bitrokanter di
pintu bawah panggul menjadi anteroposterior.
Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi dalam. Perineum
akan meregang, vulva membuka, dan pinggul depan akan lahir terlebih daahulu. Pada saat
itu, tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pinggul
bawah menekan perineum. Dengan demikian, lahirlah bokong dengan posisi diameter
bitrokanter anteroposterior, diikuti paksi luar. Putaran paksi luar akan membuat posisi
diameter bitrokanter dari anteroposterior menjadi tranvesal. Kelahiran bagian tubuh lain akan
terjadi kemudian baik secara spontan maupun dengan bantuan (manual aid).
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpreentasi pada waktu
persalinan. Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan
persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
1. Pada saatmasuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat
mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondosi janin serta keadaan
umum ibu.
2. Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ da kualitas his dan kemajuan persalinan.
3. Persiapan tenaga penolong persalinan-asisten penolong perasalinan-dokter anak dan
ahli anaesthesi.
Persalinan spontan pervaginam terdiri dari 3 tahapan :
1. Fase Lambat :
2. Fase Cepat :
Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
3. Fase lambat :
Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
a. Cara Bracht :
Prognosis
= manual aid
1. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong
berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior
superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha
(gambar 3) .
2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara
berikut:
1. Lovset.
2. Klasik.
3. Müller.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam
sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir
didepan (dibawah simfsis).
Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding
lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi
bahu anterior
Tehnik :
Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang
berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
1. Tehnik sederhana.
2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian
melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Tehnik :
Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada
diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan
gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan
kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan
“mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi
curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu”
dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.
Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan
tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
o Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari
lain didepan dada.
o Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan
depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada no 2
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;
disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu
dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan
telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu
jauh kedalam jalan lahir maka resiko infeksi berkurang.
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan
anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan
dirubah menjadi didepan dada.
1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher
sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
3. Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis) maka :
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara memegang
tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara
jari-jari lain dipunggung janin.
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan
sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara
LOVSET.
PERSALINAN KEPALA
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan
berbagai cara :
1. Cara MOURICEAU
2. Cara PRAGUE TERBALIK
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah
dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa
canina.
1. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
2. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
3. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk
mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
4. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap
simfisis.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas
telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil
melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
1. Ekstraksi bokong
2. Ekstraksi kaki
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada didasar
panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir
dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait.
Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan
tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan
19)
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari
telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak
melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin
dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua
tangan seperti terlihat pada gambar.
EKSTRAKSI KAKI
1. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka
labia.
2. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha
sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi
paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
3. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan
dituntun keluar dari vagina (gambar 23)
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari kaki janin
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang (maneuver
Pinard)
1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari
dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang
kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai
pangkal paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang
paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini
pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
3. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan
trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)
4. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam
dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak.
Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi
curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan panggul janin
(jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.
Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti
dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu belakang
dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan
belakang.
Komplikasi ibu
1. Perdarahan
2. Trauma jalan lahir
3. Infeksi
Komplikasi anak
Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang
menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin
untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
Trauma intrakranial:
Panggul sempit
Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
Fraktura / dislokasi:
Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan
pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat
regangan pada leher saat membebaskan lengan.
a. Persiapan Alat :
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Partus set (klem kocher, 2 buah gunting, gunting episiotomi 1 buah, gunting tali pusat 1
buah, haas 3 buah, tali pusat 1 buah)
3. Slym bayi/ De Lee 1 buah
4. Uterotonika : oksitocin 1 ampul
5. Lidocain 2 ampul
6. Spuit 5 cc 2 buah
7. Aquabides 1 buah
8. Kapas DTT dan kassa
9. Doek steril 2 buah
10. Tempat sampah medis 1 buah
11. Tempat sampah non medis 1 buah
12. Tempat benda tajam 1 buah
13. Ember berisi cairan bayclin 0,5% 1 buah
14. Schort 1 buah, masker 1 buah
15. Sepatu bot 1 buah dan kaca mata 1 buah
16. Bengkok 1 buah, lampu sorot 1 buah
17. Kain ibu 2 buah, dan pakaian bayi
b.Persiapan pasien
1. Terangkan prosedur yang akan dilakukan pada pasien. Jika pasien tak sadar, terangkan pada
keluarganya.
2. Dapatkan persetujuan tindakan medis (inform consent)
3. Bantu dan usahakan pasien dan keluarganya siap secara mental.
4. Cek kemungkinan alergi dan riwayat medis lain yang diperlukan
5. Siap contoh darah untuk pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Jika diperkirakan
diperlukan minta darah terlebih dahulu.
6. Cuci dan bersihkan lapangan insisi dengan sabun dan air.
7. Janganlah mencukur rambut pubis karena hal ini dapat menambah resiko inveksi luka.
Rambut pubis hanya dipotong/dipendekan kalau diperlukan.
8. Pantau dan catat tanda vital (td, n, r, s)
9. Berikan pramedikasi yang sesuai
10. Berikan antacid untuk mengurangi keasaman lambung (sodium sitrat 0,3% atau mg trisilikat
300 mg)
11. Pasang kateter dan monitor pengeluaran urine
12. Pastikan semua informasi sudah disampaikan pada seluruh tim bedah.
(MOW)
Nama Mahasiswa :
Nomor Mahasiswa :
Semester :
Keterangan
CI Pengajar
() ()
JOB SEET
ALAT BAHAN
1. Sarung tangan 1 pasang PASIEN
KEGIATAN KASUS
1 2 3 4 5 6
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Mengamati tanda dan gejala kala II
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial
siap di gunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan tabung sutik steril sekali pakai didalam
partus set.
3. Mengenakkan baju penutup atau celemek plastic.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah saku.
Mencuci kedua tangan dengan air bersi yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali/pribadi yang
bersih.
5. Memakai sarug tangan disinfeksi tingkat tinggi. (dengan
memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril)
dan meletakkannya kembal dipartus/wadah disinfekti
tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung
suntik.
6. Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik
(dengan memakai sarung tangan steril) dan meletakkan
kembali dipartus/wadah steril tanpa mengkontaminasi
tabung suntik.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
d. Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik
dilakukan jika dengan cara brach bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
Prosedurnya :
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan
dilahirkan sehngga bokong dan kaki lahir.
Tali pusat dikendorkan.
Pegang kaki dan pergelangan kaki dengan satu
tangan dan tarik ke atas. Dengan tangan kiri dan
menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan
bahu kiri bayi yang berada di belakang, dengan
tangan kanan dan menariknya ke kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di
belakang.
Masukkan 2 jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lenga bayi.
Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki
ditarik kearah bawah kontak lateral dari langkah
sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi
depan dengan cara yang sama.
Catatan : bila pada tahap ini, sulit untuk melahirkan bahu belakang
maka lakukan cara muler (melahirkan bahu depan terlebih dahulu).
c.Cara Muller
Penegluaran bahu dan tangan sacara muller
dilakukan jika dengan cara brach bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
Melahiran bahu depan terlebih dahulu dengan
menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti
klasik, kearah belakang kontra lateral dari letak bahu
depan.
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan
langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan
lengan belakang.
e. Cara Louvset (diakukan bila lengan bayi terjungkit di
belakang kepala/nucbal arm) .
Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi
dengan kedua tangan.
Memutar bayi 180⁰ dengan lengan bayi yang
terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang nuchal.
Memutar kembali 180⁰ ke arah yang berlawanan ke
kiri/kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan
lengan dilahirkan secara klasik/muler.
f. Cara Mauriceau (dilakukan bila bayi dilahirkan secara
manual aid/bila dengan bracht belum lahir).
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga
badan bayi seolah-olah menunggang kuda (untuk
penolong kidal meletakkan badan bayi di atas
tangan kanan).
Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di
maksila.
Tangan kanan memegang/mencekram bahu tengkuk
bayi.
Minta seseorang asisten menekan fundus uteri.
Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan
fundus uteri penolong persalinan melakukan tarikan
kebawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing
jari yang dimasukkan untuk menekan dagu/mulut.
Cunan Viper : digunakan kalau pengeluaran kepala bayi
dengan bracht atau mauriceau gagal.
Caranya : tangan dan badan bayi dibungkus kain steril,
diangkat ke atas, cunan viper dipasang melintang
terhadap panggul dan kepala kemudian ditarik.
VII.PENANGANAN BAYI LAHIR
Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi
diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletkan bayi di tempat yang memungkinkan).
Segera mengeringkan bayi, membukuskan kepala dan
badan bayi kecuali bagian tai pusat.
Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira
3cm dari pusat bayi. Melakukan urutan tali pusat mulai dari
klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama (kearah ibu).
Memegang tali pusat dengan mengunakan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat
diantra kedua klem tersebut (tunggu bila tali pusat tidak
berdenyut).
Mengganti handuk yang basah dengan kain yang kering dan
bersih untuk menyelimuti bayi.
Membiarkan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika
ibu menghendaki.
EVALUASI
Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam.
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama persalinan.
Setiap 20-30 menit pada 2jam pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,lakukan
penjahitan dengan anesthesi local dan menggunakan teknik
yang sesuai.
Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan
massage uterus dan memeriksa kontraksi uterus.