Hal-hal yang hendaknya diketahui dalam perjalanan ibadah haji untuk menambah wawasan bagi
jamaah calon haji Indonesia diantaranya adalah
1. Wizarat al-Hajji, adalah Kementerian haji yaitu lembaga resmi Negara yang bertanggung-
jawab dalam bidang perhajian.
2. Muassasah, instansi swasta non pemerintah yang melayani jamaah haji. Muassasah
Thawwafah bi al-Makkah (penyedia akomodasi jamaah selama di Makkah), Muassasah
Adilla bi al-Madinah (layanan akomodasi jamaah selama di Madinah)
3. Naqabah, merupakan asosiasi yang mengawasi perusahaan resmi angkutan jamaah haji,
Naqabah adalah asosiasi transportasi haji yang bertanggung-jawab atas peningkatan
pelayanan angkutan jamaah haji dan para peziaraha masjid Nabawi.
4. Majmu’ah, adalah petugas yang berada di madinah yang melayani atau memberikan
pelayanan kepada jamaah haji saat berada di madinah. (Majmu’ah adalah badan/asosiasi
yang bertugas menyiapkan sarana akomodasi pemondokan jamaah haji selama di Madinah)
1. Baitullah, adalah bangunan Ka’bah yang disebut juga sebagai Baitullah atau rumah Allah.
2. Babus Salam, Nama salah satu pintu masuk ke Masjidil Haram.
3. Bier Ali, Merupakan tempat Miqat (mulai memakai ihram). Terletak sekitar 12 kilometer
dari kota Madinah.
4. Binatang Hadyu, Binatang ternak yang disenbelih untuk Dam dan untuk kurban saat hari
raya Idul Adha.
5. Dam, Denda bagi mereka yang melakukan pelanggaran ketentuan saat menunaikan Ibadah
Haji atau Umrah
6. Fidyah, Denda yang dikenakan pada umat Muslim yang melakukan pelanggaraan saat
ibadah. Dengan cara : Berpuasa, Memberi makan fakir miskin atau Menyembelih binatang
kurban
7. Green Dome, Merupakan Kubah Hijau yang terletak di area Masjid Nabawi. Di bawah
Kubah Hijau ini terletak makam Nabi SAW.
8. Gua Hira, Gua tempat Nabi Muhammad s.a.w menerima wahyu pertama (Surat Al-Alaq,
ayat 1-5). Gua ini terletak di Bukit/Jabal Nur.Sekitar 5 km di utara kota Mekah.
9. Haji Ifrad, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu kemudian Ibadah
Umroh, dan diselingi Tahallul.
10. Haji Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh pada
waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
11. Haji Tamattu, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Umroh dahulu kemudian
Ibadah Haji, dan diselingi Tahallul.
12. Niat Haji, adalah dengan mengucapkan Labbaikallahumma hajjan atau Nawaitul-hajja wa
ahramtu bihi lillahi ta’ala.
13. Hijir Ismail, Salah satu bagian dari Ka’bah. Hijir Ismail ini berbentuk setengah lingkaran,
merupakan makam Nabi Ismail AS. dan juga Siti Hajar (ibunda Nabi Ismail AS).
14. Ifrad, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu kemudian Ibadah Umroh,
dan diselingi Tahallul.
15. Ihram, Ihram ialah berniat untuk memulai mengerjakan Ibadah Haji atau Umroh, dengan
mengucapkan lafazh niat (tidak hanya dalam hati)
16. Idh-thiba’ adalah sunah dalam mengenakan pakaian ihram saat thawaf dengan membuka
ihramnya dibagian bahu sebelah kanan saja dan menyelempangkan kain ihramnya dibahu
kiri.
17. Raml adalah lari-lari kecil saat sa’ diantara dua pilar hijau bagi laki-laki yang mampu
melaksanakannya.
18. Jumrah, jama’nya Jamarat yaitu tempat pelemparan, yang yang didirikan untuk
memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan perintah Allah
SWT.
19. Kiswah, Penutup Ka’bah. Pada Kiswah dihiasi tulisan ayat suci Al Qu’an yang disulam.
20. Lafazh Niat Haji, Labbaik Allahumma Hajjan. Lafazh Niat Umrah, Labaik Allahumma
Umratan
21. Tabdilun-niyah (merubah niat), yaitu bagi jamaah yang haji tamattu’ (dalam ihram umrah)
bila tidak selesai umrahnya sebelum wukuf karena udzur syar’I maka diperbolehkan berubah
niat dari umrah menjadi haji.
22. Mabit, Bermalam beberapa hari atau berhenti sejenak untuk mempersiapkan pelaksanaan
melontar jumroh. Mabit dilakukan di Muzdalifah dan Mina.
23. Miqat, Miqat adalah tempat atau waktu untuk memulai berniat ihram. Miqat Makani, Miqat
berdasarkan peta atau batas geografis. Yaitu Bir Ali (bagi penduduk Madinah dan yang
melewatinya), Juhfah (penduduk Syam), Qarnul Manazil (penduduk Najad), Yalamlam
(penduduk Yaman) dan Zatu Irqin (penduduk Iraq).
24. Miqat Makani adalah ketentuan tempat bagi seseorang yang hendak mengawali
melaksanakan haji atau umrah dalam memulai niat haji atau umrah
25. Miqat Zamani adalah ketentuan waktu untuk melaksanakan ibadah haji.
26. Multazam, adalah dinding yang terletak diantara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Merupakan
tempat yang sanqat dianjurkan untuk berdoa (Insya Allah do’a yang diminta akan dikabulkan
oleh Allah SWT)
27. Waktu wykuf di Arafah, adalah mulai tergelincir matahari tanggal 9 dzulhijjah hingga terbit
fajar tanggal 10 dzulhijjah.
28. Nafar Awal, Disebut Nafar Awal, jika jama’ah meninggalkan Mina pada tgl 12 Zulhijah.
Disebuat Nafar Awal krn jamaah lebih dulu meninggalkan Mina,utk kembali ke Mekah dan
hanya melontar jumroh 3 hari.Total kerikil yang dilontar jamaah Nafal Awal adalah 49 butir.
Nafar Tsani, Disebut Nafar Tsani atau Nafar Akhir jika jamaah melontar jumroh selama 4
hari (tgl : 10,11,12 dan 13 Zulhijah).Sehingga jumlah batu yang dilontar 70 kerikil.Jamaah
baru meninggalkan Mina tgl 13 Zulhijah.
29. Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh pada waktu
bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
30. Rukun Haji, Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji.Jika tidak
dikerjakan maka Hajinya tidak syah.
31. Rukun Haji ada 6 yaitu Ihram (niat), wukuf di arafah, Thawaf Ifadhah, Sa’I, Tahallul
(bercukur) dan Tertib sesuai tuntunan manasik.
32. Wajib Haji, ada 6 yaitu Ihram haji dari miqat, Mabit di Muzdalifah, Mabit di Mina, Melontar
Jumrah, Menghindari yang dilarang saat ihram dan Thawaf wada’ saat hendak meninggalkan
Makkah.
33. Sa’i. Berjalan kaki atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Dengan total 7
kali.
34. Sunat Haji, Merupakan Sunat (tidak wajib) pada Ibadah Haji. Sunat Umrah, Merupakan
sunat (tidak wajib) pada Ibadah Umrah.
35. Tahallul, adalah mencukur seluruh rambut atau memotong sedikit rambut. Dengan tahalul
berarti sudah bebas dari larangan-larangan saat ihram ibadah Haji atau Umroh.
36. Talang Emas, Merupakan Talang Emas (Mizhab) yang terdapat pada Ka’bah. Posisi Talang
Emas ini terletak di atas Hijir Ismail.
37. Talbiyah, Bacaan Talbiyah : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa Syariika laka labbaik,
innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
38. Raudhah adalah suatu tempat didalam masjid Nabawi (letaknya ditandai dengan tiang-tiang
putih) yang letaknya berada diantara rumah A’isyah (sekarang makam Nabi SAW) sampai
mimbar. Rasul bersabda : antara rumahku dengan mimbarku adalah raudhah taman diantara
taman-taman surga.
39. Rukun Ka’bah, dari Hajar aswad yaitu rukun hajar aswad, rukun ‘Iraqi, rukun Syami
kemudian rukun Yamani.
40. Doa antara pilar hijau yaitu rabbigh-fir warham wa’fu wa takarram wataja-waz ‘amma
ta’lam innaka ta’lamu ma-laa na’lam innaka antallahul a’azzul-akram ya Allah ampunilah,
sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang engkau ketahui
dari dosa kami, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui apa-apa yang kami tidak
mengetahuinya, sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia.
41. Hukum mabit di Mina, Iman Maliki, imam hambali dan imam Syafi’I berpendapat bahwa
mabit dimina hukumnya wajib.
42. Tempat mabit di Mina adalah seluruh wilayah Mina termasuk haratullisan dan daerah yang
termasuk dalam batas perluasan hukum mabit (Mina Jadid)Fatwa ulama Muhammad bin
Shalih al ‘Atsimin dan Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
43. Hukum Shalat Arbain dan Pelaksanaannya, Selama di Madinah jamaah haji melaksanakan
shalat arbain yaitu 40 waktu shalat, hadits riwayat Ahmad dan Thabrani dari shahabat Anas
bin Malik mengenai shalat arbain sanadnya shahih : “Barang sipa shalat di masjid ku 40
shalat tanpa terputus maka dia ditetapkan terbebas dari neraka dari adzab dan dari sifat
kemunafikan”. Maksud hadits ini sebagai Targhib dorongan untuk memperbanyak ibadah
di masjid Nabawi.
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah,
barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran ayat 97). Perintah untuk melaksanakan
ibadah haji, bagi yang mampu terdapat pada Surat Ali Imran ayat 97 tersebut.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara
mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun aku
beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-
buruk tempat kembali”. (QS. Al Baqarah ayat 126)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah ayat 127)
Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah)
diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah ayat 128)
SOAL TES PETUGAS HAJI 2015
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji PSL (7)
...memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada Jamaah haji.
Meliputi apa ?
Berdasarkan hadits-hadits serta data historis yang telah dibahas, kita dapat
merumuskan jawaban terhadap masalah pokok kita: di manakah miqat makani
jemaah haji Indonesia? Pertama, jika kita berkesempatan untuk mampu berada di
Dzulhulaifah, Juhfah, Qarnulmanazil atau Yalamlam, tempat-tempat itulah miqat
makani kita sesuai dengan hadits. Kedua, jika kita tidak mampu datang ke salah satu
dari empat tempat tersebut (sebab paspor coklat jemaah haji Indonesia hanya berlaku
untuk Makkah-Madinah-Jeddah), tempat mana saja boleh kita jadikan sebagai miqat
makani, asalkan lokasinya di luar Tanah Haram dan menyediakan fasilitas untuk
persiapan berihram.
Bagi jemaah haji Gelombang Pertama yang ke Madinah dahulu sebelum ke Makkah,
miqat makani mereka sudah tentu Dzulhulaifah, tempat miqat Rasulullah s.a.w. ketika
beliau menunaikan haji. Nama Dzulhulaifah tidak dipakai lagi, sebab tempat itu kini
bernama Bi’r (Abyar) Ali, sebagaimana nama Sunda Kalapa dan Batavia (Betawi)
sekarang berubah menjadi Jakarta. Para jemaah haji mandi, memakai wangi-wangian,
dan mengenakan pakaian ihram pada pondokan masing-masing di Madinah.
Kendaraan akan mampir di Bi’r Ali (Dzulhulaifah) kira-kira setengah jam, agar
jemaah haji menunaikan shalat sunnah ihram. Di Bi’r Ali, ketika kendaraan mulai
bergerak ke arah Makkah, jemaah haji memulai umrah dengan mengucapkan
“Labbaik Allahumma `Umrah.”
Bagi jemaah haji Gelombang Kedua yang langsung ke Makkah, miqat makani mereka
yang paling ideal sampai saat ini adalah Bandar Udara Raja Abdul Aziz, yang populer
dengan singkatan KAA Airport (King Abdul Aziz Airport)
MATERI 3
C. Pengorganisasian
Penyelengaraan Ibadah Haji (PIH) meliputi unsur kebijakan, pelaksanaan dan
pengawasan. Kebijakan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan ibadah haji
merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Dan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, menteri mengkoordinasikannya
dan/atau bekerja sama dengan masyarakat, departemen / instansi terkait, dan
pemerintah kerajaan Arab Saudi. Setelah itu, yang melaksanakan PIH ini adalah
pemerintah dengan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan PIH ini pemerintah
membentuk satuan kerja dibawah menteri yang kemudian akan diawasi oleh KPIH.
Penyelenggaraan ibadah haji dikoordinasi oleh :
a. Menteri di tingkat pusat
b. Gubernur di tingkat provinsi
c. Bupati / wali kota di tingkat kabupaten / kota, dan
d. Kepala perwakilan Republik Indonesia untuk kerajaan Arab Saudi.
1. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah
yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. Dalam rangka penyelenggaraan Ibadah
Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas :
a) Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)
b) Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TIPHI), dan
c) Tim Kesehatan Haji Indonesia.
Selain itu, Gubernur atau Bupati / Wali Kota juga berhak mengangkat petugas yang
menyertai jemaah haji, yang terdiri atas :
a) Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), dan
b) Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD).
Adapun biaya operasional Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional
pusat dan daerah dibebankan pada APBN dan APBD, bukan dari BPIH.
2. Komisi Pengawas Haji Indonesia
KPHI terdiri atas 9 (sembilan) orang anggota, yaitu unsur masyarakat 6 (enam) orang
dan unsur pemerintah 3 (tiga) orang. 6 unsur masyarakat ini terdiri atas unsur Majelis
Ulama Indonesia, organisasi masyarakat Islam, dan tokoh masyarakat Islam.
Sedangkan unsur Pemerintah dapat ditunjuk dari departemen / instansi yang berkaitan
dengan Penyelenggaraan Ibadah Haji.
(Sumber : http://dokumenku-coretanku.blogspot.com/2011/05/kebijakan-
pemerintah-tentang.html)
DAFTAR SINGKATAN
DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI