Anda di halaman 1dari 11

1

SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT TERIPANG HASIL REPRODUKSI

ASEKSUAL TERIPANG (Holothuira atra)

YANG DIRENDAM EKSTRAK DAUN YODIUM

(Jatropha multifida Linn) PADA

KONSENTRASI BERBEDA

THE SURVIVAL AND GROWTH OF ASEXUAL

SEA CUCUMBER SEEDLINGS SOAKED AT

GUATEMALA RHUBARB EXTRACT IN

DIFFERENT CONCENTRATION

Ferry Agus Satriya *), Nanda Diniarti1), Baiq Hilda Astriana1).


1)
Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram

Jl. Pendidikan No. 37 Mataram, NTB


2)
Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi NTB. Jalan Maryana No 105. Mataram, NTB

*
Korespondensi :

Ferryagussatriya@gmail.com
2

Abstrak

Teripang adalah salah satu komoditi perikanan bernilai ekonomis tinggi harga teripang H.

Atra pada volume ekspor pada tahun 2012 adalah sebesar 905.233 kg dengan nilai US$

4.613.120. Selain melakukan reproduksi secara seksual, H. atra merupakan jenis teripang

fissiparous yang mampu melakukan reproduksi aseksual. Namun metode fission ini memiliki

beberapa dampak negative bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang dikarenakan

luka. Tujuan penelitian ini Mengetahui konsentrasi optimal dalam sintasan teripang

(Holothuria atra). Mengetahui konsentrasi yang optimal dalam pertumbuhan teripang

(Holothuria atra). Metode Penelitian menggunakan metode eksperimental, menggunakan

Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan perbedaan konsentrasi antibiotik ditambah 1

kontrol (tanpa perendaman ekstrak) dan masing-masing dilakukan 3 kali ulangan, A. Kontrol,

B. 5 ml, C. 10 ml, D. 15 ml, E. 20 ml. Data yang didapatkan di uji homogenitas dan

normalitas karena syarat dari uji parametrik (Anova). Jika data tidak menyebar secara normal

atau tidak homogen maka data di uji menggunakan uji non parametrik yaitu Regresi linier.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat kelulusan hidup tertinggi pada perlakuan 2

yang dberikan ekstrak Jatropa Multifida Linn dengan dosis 10 ml memiliki hasil tingkat

kelangsungan hidup sebesar 72.22%, dan terendah pada kontrol (tanpa pemberian ekstrak

Jatropa Multifida Linn) menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 27.78%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pertumbuhan tertinggi pada perlakuan 2 yang dberikan

ekstrak Jatropa Multifida Linn dengan dosis 10 ml memiliki hasil sebesar 1,95%, dan

terendah pada perlakuan 1 dengan dosis 5 ml menghasilkan hasil 1,82%.

Kata kunci : Teripang,Reproduksi aseksual, Jatropa Multifida Linn.


3

ABSTRACT

Sea Cucumber is one of fishery commodities with high economical value of H. Atra sea
cucumber price on export volume in 2012 amounted to 905,233 kg with value of US $
4,613,120. In addition to sexual reproduction, H. atra is a fissiparous sea cucumber species
capable of performing asexual reproduction. However, this fission method has some negative
impacts for the growth and survival of sea cucumbers due to injury. The purpose of this study
Determine the optimal concentration in the cucumber (cockpit atra). Know the optimal
concentration in the growth of sea cucumber (Holothuria atra). Methods The study used an
experimental method, using a Completely Randomized Design with 4 different treatments of
antibiotic concentration plus 1 control (without immersion extract) and each performed 3
replicates, A. Control, B. 5 ml, C. 10 ml, D. 15 ml, E. 20 ml. Data obtained in the
homogeneity and normality test because of the requirements of the parametric test (Anova). If
the data does not spread normally or not homogeneous then the data tested using non
parametric test is linear regression. Based on the results of the study, the highest survival rate
in treatment 2 with Jatropa Multifida Linn extract at 10 ml has a survival rate of 72.22%, and
the lowest control (without Jatropa Multifida Linn extract) resulted in a survival rate of
27.78%. Based on the result of the research, the highest growth on treatment 2 with Jatropa
Multifida Linn extract with 10 ml dose has result of 1,95%, and the lowest in treatment 1 with
dose 5 ml yield result 1,82%.

Keywords: Sea Cucumber, Asexual Reproduction, Jatropa Multifida Linn.


4

Pendahuluan

Teripang adalah salah satu komoditi perikanan bernilai ekonomis tinggi yang

memiliki bentuk lonjong, biasa disebut mentimun laut. Beberapa spesies teripang yang

mempunyai nilai ekonomis. Salah satu teripang yang memiliki harga tinggi yaitu Holothuira

atra. Volume ekspor produk teripang Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar 905.233 kg

dengan nilai US$ 4.613.120 (KKP, 2013).

Selain melakukan reproduksi secara seksual, H. atra merupakan jenis teripang

fissiparous yang mampu melakukan reproduksi aseksual. Fission adalah kemampuan alami

teripang untuk membelah tubuhnya menjadi dua bagian (anterior dan posterior) dan tiap

bagian tersebut akan beregenerasi menjadi individu yang baru (Karim et al., 2013).

Namun metode fission ini memiliki beberapa dampak negative bagi pertumbuhan dan

kelangsungan hidup teripang dikarenakan luka yang terbentuk saat pembelahan teripang. Hal

ini berakibat buruk bagi teripang jika tidak cepat ditangani karena luka dapat mengalami

infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme patogen seperti

bakteri dan akan memperburuk kondisi teripang oleh karena itu diperlukan antibiotik untuk

menekan terjadinya infeksi akibat pemotongan selain kendala tersebut.

Tanaman Jatropa multifida Linn merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat

sebagai obat tradisional. Ekstrak dari berbagai bagian tanaman ini memiliki aktifitas

antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur pathogen. Dari uji phytokimia tersebut

diketahui bahwa dalam tanaman Jatropa multifida Linn mengandung saponin, steroid,

glycoside, tanin yang berbeda dari setiap bagian tanamannya, dimana kandungan zat-zat

tersebutlah yang membuat Jatropa multifida Linn mempunyai fungsi sebagai antimikroba.

Selain itu diketahui bahwa tanaman ini terbukti lebih efektif dibanding dengan tanaman

lainnya Sari et al. (2017).


5

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengembangan Budidaya Pantai (BPBP) Provinsi

Nusa Tenggara Barat mulai Bulan November 2017 – Januari 2018. Pembuatan ekstrak

dilakukan di Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA Universitas Mataram.

Analisa data

Parameter yang diuji secara menggunakan uji non parametrik yaitu regresi non linier

adalah tingkat kelangsungan hidup SR = Nt/No x 100%; pertumbuhan panjang P = Pt – Po;

pertumbuhan bobot GR = Wt – Wo; Wt = berat akhir; Wt = berat awal

Hasil

Dari hasil yang di dapatkan, setelah di analisis menggunakan perhitungan statistik non

parametrik menggunakan regresi non linier yang paling besar hasil R 2nya adalah regresi

kuadratik dengan hasil yang didapatkan nilai hitung R 2 sebesar 0,916 yang menunjukkan

bahwa 91,6 % dari jumlah keragaman dalam rataan hasil diterangkan oleh penduga

persamaan regresi kuadrat. Berdasarkan hasil uji regresi kuadratik dimana pada pada

perlakuan 2 dengan dosis 10 ml, memiliki nilai hasil R 2 sebesar 91,6%.

y = a0 + a1 + a2
R² = 0.916

Dari hasil yang di dapatkan, setelah dianalisis menggunakan perhitungan statistik non

parametrik menggunakan regresi non linier pada panjang nilai yang paling besar hasil R 2nya

adalah regresi kuadratik dengan hasil yang didapatkan nilai hitung R 2 sebesar 0,838 yang

menunjukkan bahwa 83,8% dan pada bobot nilai yang paling besar hasil R 2nya adalah regresi
6

kuadratik dengan hasil yang didapatkan nilai hitung R 2 sebesar 0,559 yang menunjukkan

bahwa 55,9% dari jumlah keragaman dalam rataan hasil diterangkan oleh penduga persamaan

regresi kuadrat.

y = a0 + a1 + a2 X2
R² = 0.838 y = a0 + a1 + a2 X2
R² = 0.559

Pembahasan

Persentase terbaik pada tingkat kelangsungan hidup Holothuria atra setelah dilakukan

fission diperoleh pada perlakuan P2 (dosis 10 ml) dengan nilai sebesar 72.22%. Dilihat dari

hasil pengamatan bagian tubuh anterior cenderung memiliki pola sintasan lebih tinggi dari

pada posterior. Hal ini kemungkinan dikarenakan proses metabolisme yang terjadi pada

teripang bagian anterior lebih baik dibandingkan bagian posterior karena teripang dapat

menyerap makanan melalui mulut dan kulitnya sedangkan pada bagian posterior hanya

mengandalkan penyerapan makanan dari kulit. Selain itu perendaman dengan antibiotik juga

memiliki peranan dalam mempercepat menyembuhan luka. Sehingga pada kasus ini, luka

akan lebih cepat tertutup dan penyembuhan luka juga didukung dengan pemberian ekstrak

yodium sebagai antibiotik alami dengan dosis yang tepat. Menurut Sansetyawati (2015),

tanaman yodium (Jatropha multifida L) mempunyai senyawa-senyawa yang memiliki

kemampuan sebagai antibakteri seperti tanin, alkaloid, flavonoid dan juga saponin yang
7

berfungsi untuk menghambat tumbuhnya pathogen pada luka. Potensi yodium pada Jatropha

multifida L dalam lama penyembuhan luka sama atau tidak berbeda nyata dengan obat yang

mengandung povidone iodine 10%. Menurut Mulyani et al. (2014) tingkat kelangsungan

hidup ≥ 50 % tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50 % sedang dan kurang dari 30 % tidak

baik. Dengan demikian hasi tingkat kelangsungan hidup menunjukkan bahwa pada semua

perlakuan yang diberikan perendaman dengan ekstrak tanaman Jatropa multifida memiliki

nilai rata-rata terbaik di atas 50 %.

Hasil analisis hubungan panjang berat teripang selama pemeliharaan memiliki nilai b

dan R2 (koefisien determinasi) berbeda beda dan menunjukkan pola pertumbuhan genatif,

pertumbuhan panjang lebih cepat di bandingkan pertumbuhan berat (kurus) karena memiliki

nilai-nilai b kurang dari tiga, nilai-nilai b sama dengan tiga maka pertumbuhan panjang

teripang sebanding dengan pertumbuhan berat tubuhnya dan ketika nilai b lebih besar dari

pada tiga, maka pertumbuhan pertumbuhan berat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan

panjang hal ini di nyatakan pula oleh Fauzib et al, 2013. Menurut Affandi dan Tang (2017),

semua binatang/hewan memiliki kemampuan untuk menyusun kembali jaringan/bagian tubuh

yang telah hilang, baik waktu proses fisiologis normal maupun rusak karena luka (regenerasi)

untuk lebih jelas dapat dilihat pada seperti tabel 3. Selama proses pertumbuhannya, teripang

mengalami proses penyerapan bahan organik untuk membentuk kembali bagian yang hilang

seperti bagian anterior membentuk bagian posterior dan sebaliknya. Laxminarayana (2006)

mengungkapkan bahwa pada saat proses penutupan luka, individu hasil fission akan

mengalami penurunan berat dan akan ada pertambahan berat secara bertahap setelah individu

hasil fission membentuk mulut dan anus baru. Pada fase pemulihan diri (regenerasi) setelah

pembelahan terjadi, hasil fission hanya memiliki sedikit organ untuk pencernaan makanannya.

Aktivitas makan mulai lebih cepat sebelum seluruh organ tersebut beregenerasi. Perbandingan

tiap perlakuan dilihat dari tahapan regenerasi pada tabel 4. Komala (2012) mengemukakan
8

bahwa rendahnya pertumbuhan pada perlakuan ini disebabkan tidak sesuainya lingkungan dan

habitat alamiah teripang dialam sehingga berdampak pada rendahnya pertumbuhan. Selain itu,

Sabilu (2002) menyatakan bahwa makanan yang diberikan selain dipergunakan untuk

mempertahankan hidup dan pemeliharaan tubuh, juga dipergunakan untuk menambah berat

tubuh yang dirombak dalam bentuk daging. Sementara itu, teripang membutuhkan makanan

untuk proses metabolisme dan hasil dari metabolisme akan digunakan untuk pertumbuhan.

Kesimpulan

Antibiotik Jatropa Multifida Linn memberikan pengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup

pada teripang Holothuria atra pada dosis 10 ml memiliki nilai sebesar 72.22%.

Pada pertumbuhan antibiotik Jatropa Multifida Linn memberikan pengaruh pada dosis 10 ml

diperoleh hasil sebesar 1.95%, tetapi nilai yang terendah menggunakan dosis 20 ml

didapatkan hasil 1.73%.


9

Daftar Pustaka

Affandi, R., Tang, M. Usman.2017. Fisiologi Hewan Air.Intimedia. Jawa Timur.

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella typhymurium terhadap Ekstrak Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.). Journal of Bioscientiae ., 1 (1): 31-38.

Aziz, A, 1997. Status Penelitian Teripang Komersialdi Indonesia. Jurnal Oseana. Vol. XXII.
Nomor 1: 9 – 19.

Bambang. S., Purnomo., P.W., Haeruddin. 2016. TingkatKesesuaian Lingkungan Perairan


Habitat Teripang (Echinodermata :Holothuroidae) di Karimunjawa.Saintek Perikanan.
Vol.12 No.2 : 93-97.

Darmawi, Z. H. M., & Fahri, P. 2013. Daya Hambat Getah Jarak Cina (Jatropha multifida L.)
Terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Medika Veterinaria. 7 : 113-
15.

Darsono, P, 1998. Pengenalan Secara Umum Tentang Teripang (Holothlrians). Oseana. Vol.
XXIII, Nomor 1: 1- 8.

Dewi, C. 2014. Perbedaan Efek Perawatan Luka dengan Menggunakan Getah Pohon Yodium
dibandingkan dengan Menggunakan Povidon Iodine 10 % dalam Mempercepat
Penyembuhan Luka Bersih Pada Marmot (Cavia Porcelus).Jurnal Wiiyata : Vol. 1.
Nomor 2.Hal 237.
Effendi, M.I. 2002. Metode Biologi Perikanan. Dwi Sri. Bogor.
Effendi, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Elfidasari D, Noriko N, Wulandari N, Perdana A, T.2012. Identifikasi Jenis Teripang Genus
Holothuria Asal Perairan Sekitar Kepulauan Seribu Berdasarkan Perbedaan Morfologi.
Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi.Vol. 1, No. 3.

Hamidah. 1999. Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, dan


Perkembangan Larva Teripang Pasir (Holothuria scabra) Pada Fase Doliolaria Sampai
Pentacula. Skripsi. Manajeman Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 82. Hal.
Indriana, L.F., Tarmin, N., & Amin, M. (2016). Kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva
teripang pasir Holothuria Scabra pada substrat penempelan yang berbeda. Prosiding
Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan X ISOI 2013. Jakarta, 11-12 November 2013,
hlm. 353-359.

Kaenda H, Ermayanti I, dan Afu, A.O.L.2016. Hubungan Panjang Berat Teripang di


Perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan.Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan.
2(2): 171-177.

Karim, R, A, Hartati, R, Widianingsih, 2013.Kemampuan Fission Teripang Holothuria edulis


dan Holothuria leucospilota(Holothuridae) Ukuran yang Berbeda di Kepulauan
Karimunjawa. Journal of Marine Research. Vol. 2.No.1.
10

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2013). Statistik ekspor hasil perikanan menurut
komoditi, provinsi dan pelabuhan asal ekspor. Pusat Data, Statistik, dan Informasi,
Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 1.329 hlm.

Laxminarayana A. 2006. Asexual reproduction byinduced transverse fission in the sea


cucumbers Bohadschia marmorata and Holothuria atra. SPC Beche-de-mer
Information Bulletin 23:35–37.

Maryani. C. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida Linn)
Terhadap Pertumbuhan Staphylococus aureus Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Miryam Ch. Muntiaha, Paulina VYY, Widya AL. 2014. Uji Sediaan Krim Getah Jarak Cina
(Jatropha multifida Linn) untuk Pengobatan Luka Sayat yang Terinfeksi Bakteri
Staphylococcus aureus Pada Kelinci (Orytolagus cuniculus).Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi Unsrat. Vol. 3, No. 3.

Naim, R. 2004. Senyawa Antimikroba dari Tumbuhan. Fakultas Kedokteran Hewan dan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Nugroho D., Hartati, R., Suprijanto, J. 2012. Stimulasi Fission Reproduksi Aseksual Teripang
Holothuria Atra dan Teripang Holothuria Impatiens.Journal of Marine Research.Vol.
1, No. 2.161-166.

Purnayudha, T. P. 2013. Pengaruh Model Pemeliharaan Sistem Resirkulasi pada Bak


Pemeliharaan terhadap Tingkat Kelangsungan (Survival Rate) Teripang Lokal
(Phyllophorus sp).Skripsi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Universitas Airlanga. Surabaya.

Purwati, P. 2002. Pemulihan Populasi Teripang Melalui Fission, Mungkinkah? Oseana.


XXVII (1) :19–25

Purwati, P. 2005. Teripang Indonesia : Komposisi Jenis Dan Sejarah Perikanan. Oseana. Vol.
XXX, No. 2. 11–18

Purwati, P. Dwiono, S.A.P., Indriana, L.F., Fahmi, V. 2009. Shifting the Natural Fission
Plane of Holothuria atra (Aspidochirotida, Holothuroidea, Echinodermata).SPC
Beche-de-mer Information Bulletin.

Rahayu, Puji. 2013. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM ) Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa blimbi L) terhadap Pertumbuhan Candida Albicans. UNHAS.Makasar.

Sabilu, K. 2002. Pengaruh Kombinasi Ampas Sagu dan Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan
Teripang Pasir (Holothuria scabra jager). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas
Halu Oleo. 35 hal.

Saputra, Affandi. 2012. Pengembangan Aseksual Teripang Keling (Holothuria atra) Di


Kampung Mayfun Raja Ampat Papua Barat. Media Akuakultur. Vol. 7 No. 2.
11

Sari, S. 2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba Dari Tanaman Yodium (Jatropha multifida
Linn) Sebagai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Laporan Penelitian. Fakultas
Kimia dan Teknik Universitas Diponegoro.

Sari F, P., dan Sari S, M. 2017.Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba Dari Tanaman Yodium
(Jatropha Multifida Linn) sebagai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami.Universitas
Diponogoro.
Sansetyawati, M., S. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Yodium
(Jatropha Multifida L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 6538 dan
Escherichia Coli Atcc 11229 Secara In Vitro.Skripsi.Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sujangka, A. 2014.Pembiakan Anemon Secara Vegetatif dengan Metode Fragmentasi sebagai
Alternatif Usaha Ikan Hias.Balai Perikanan Laut Lombok.
Taukhid, I., Suharni dan.Supriyadi. H. 2005. Efektifitas Ekstrak Daun Sambiloto
(Andrographispaniculata Ness) Bagi Pengendalian Penyakit Koi Herpes Virus (KHV)
Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Balai Riset Perikanan.

Tjahjani, N, P. 2017. Efektivitas Getah Pohon Yodium (JatrophaMultifida Linn) Terhadap


Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro.Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan Masyarakat. Vol. 2, No. 5

Yusron E., dan Widianwari P.2004.Struktur Komunitas Teripang (Holothuroidea) dibeberapa


Perairan Pantai Kai Besar, Maluku Tenggara. Makara Sains. Vol. 8, No. 1

Walid, L, H, B. 2017. Pengaruh Lama Perendaman Antibiotik terhadap Tingkat


Kelangsungan Hidup dan Morfologi Fission Teripang (Holotuira leucospilota).
Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai