Anda di halaman 1dari 34

RSIA

KARUNIA KASIH
Rumah Ibu dan Anak

[Type text] Page i


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan
Identifikasi Pasien RSIA Karunia Kasih Kota Bekasi.

Buku Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang
terkait dalam memberikan pelayanan identifikasi pada pasien di RSIA Karunia
Kasih. Buku Panduan Identifikasi Pasien ini menguraikan mengenai Definisi,
Ruang lingkup, tata laksana serta dokumentasi. Semoga buku ini dapat membantu
para petugas terkait dalam pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien.

Kami ucapkan terima kasih kepada penyusun SKP 1 yang sudah


membantu dalam menyusun Panduan Identifikasi Pasien sehingga buku ini dapat
terselesaikan. Team Pokja SKP yang membantu dalam penyusunan Panduan
Identifikasin Pasien. Pembimbing yang sudah membantu dalam memberikan
arahan kepada kami dalam penyusunan Panduan Identifikasi Pasien.

Bekasi, 22 September 2015

Penyusun

Panduan Identifikasi Pasien ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I DEFINISI ........................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................... 3

BAB III TATA LAKSANA ............................................................................. 5

A. PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN............................................ 5

1. Sistem Penamaan Pasien .......................................................... 5

2. Sistem Penomoran ................................................................... 7

3. Data Base Pasien sebagai Indeks Utama Pasien ...................... 8

4. Pemberian Identitas Pasien Pada Berkas Rekam Medis .......... 8

5. Pemberian Identitas Dengan Menggunakan Stiker .................. 9

6. Pemberian Identitas Pada Bayi Baru Lahir .............................. 9

B. IDENTIFIKASI PASIEN.............................................................. 9

C. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI PASIEN .............................. 12

1. Bagian Pendaftaran ................................................................... 12

2. IGD / Poliklinik ......................................................................... 14

3. Laboratorium ............................................................................. 14

4. Saat Transfusi Darah ................................................................. 14

5. Farmasi ...................................................................................... 15

6. Perawatan (Rawat Inap) ............................................................ 15

Panduan Identifikasi Pasien iii


7. Identifikasi Pasien Dengan Nama Sama ................................... 16

8. Identifikasi Pasien Tidak Dikenal ............................................. 17

9. Pasien Rawat Inap Bisu Dan Anak ........................................... 17

10. Identifikai Bayi Baru Lahir ..................................................... 17

11.Pasien Alergi ............................................................................ 18

12.Pasien Dengan Resiko Jatuh .................................................... 18

13.Pasien DNR .............................................................................. 19

14.Pasien Dengan Gangguan Jiwa ................................................ 19

15.Pasien Yang Menjalani Pemeriksaan Diagnostik..................... 20

16.Pasien Meninggal ..................................................................... 20

17. Pasien Dengan Alergi Latek.................................................... 20

D. TATA LAKSANA PEMASANGAN /PELEPASAN DAN

GELANG ...................................................................................... 21

A. Persiapan .................................................................................. 21

B. Pemasangan Gelang.................................................................. 21

C. Pemasangan Gelang melahirkan............................................... 24

D. Pelepasan Gelang Identitas....................................................... 24

E. Gelang Pada Bayi...................................................................... 24

F. Penyimpanan/Stok Gelang ........................................................ 24

G. Penggantian Gelang Yang Rusak ............................................ 24

H.Manfaat Dan Bahaya Pemasangan/Penolakan Pemasangan

Gelang ....................................................................................... 25

Panduan Identifikasi Pasien iv


I. Melepas Gelang Identifikasi ...................................................... 26

J. Pelaporan Insiden...................................................................... 26

K. Monitoring Dan Evaluasi ......................................................... 28

BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................... 29

LAMPIRAN

− Formulir Penggunaan Gelang Identifikasi Pasien Pada Pasien Rawat Inap


− SPO Pemasangan Gelang Identitas Pasien.
− SPO Melepas Gelang Identitas dan Penanda Pasien Pulang
− SPO Pemasangan Penanda Risiko Jatuh Tinggi Pada Pasien Rawat Inap.
− SPO Pemasangan Penanda Alergi.
− SPO Pemasangan Penanda DNR
− SPO Identifikasi Bayi Baru lahir
− SPO Identifikasi Pasien yang Belum Diketahui Identitasnya
− SPO Identifikasi Pasien
− SPO Identifikasi Pasien Rawat Inap Dalam Pemberian Obat.
− SPO Identifikasi Pasien Sebelum Melakukan Tindakan Medis
− SPO Pengambilan Darah Vena
− SPO Penyerahan Darah
− SPO Pemberian Identitas Pasien
− Penanda “ HATI-HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”
− Gelang/ Peneng Identitas (Penanda Resiko Jatuh, DNR, Alergi, Alergi
Latek , dan Gelang melahirkan)

Panduan Identifikasi Pasien v


BAB I
DEFINISI

Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang


bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan
keterangan tersebut dengan individu seseorang.

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi yang dilakukan kepada


seorang pasien berupa pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan yang
berhubungan dengan pasien yang akan diidentifikasi. Untuk membedakan antara
pasien yang satu dengan pasien yang lainnya, sehingga memperlancar dan
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.

Gelang identifikasi adalah alat berupa gelang identifikasi yang dipasangkan


kepada pasien secara individual yang akan digunakan sebagai identitas pasien
selama menjalani perawatan medis di RSIA Karunia Kasih.

Penanda adalah suatu alat berupa kancing yang di gunakan sebagai penanda bagi
pasien. Penanda merah digunakan untuk pasien dengan alergi, kuning untuk
pasien dengan risiko jatuh, ungu untuk pasien DNR, hijau untuk pasien dengan
alergi latek. Pemasangan penanda di pasangkan ada gelang identitas pasien.

Tujuan Dilakukannya Identifikasi Pasien


a. Tujuan Umum
1. Sebagai identitas selama menjalani perawatan medis di RSIA Karunia
Kasih.
2. Sebagai pembeda antara pasien yang satu dengan pasien yang lain, agar
tidak terjadi kekeliruan/salah pasien.
3. Mencegah kesalahan atau kekeliruan pemberian pelayanan medis di Unit
Gawat Darurat, rawat jalan, rawat inap, penunjang medis lainnnya.

Panduan Identifikasi Pasien 1


b. Tujuan Khusus
1. Menghindari terjadinya mal praktekdi RSIA Karunia Kasih.
2. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan
dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit.
3. Mengurangi kejadian / kekeliruan yang berhubungan dengan salah
identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa :
! Salah pasien
! Kesalahan prosedur
! Kesalahan medikasi
! Kesalahan transfusi
! Kesalahan pemeriksaan diagnostik.
4. Mengurangi kejadian cidera pada pasien.
c. Tindakan / Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien,
antara lain :
1) Sebelum pemberian obat.
2) Sebelum pemberian darah darah/produk darah.
3) Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
4) Sebelum melakukan tindakan medis.

Panduan Identifikasi Pasien 2


BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat jalan maupun rawat inap,
melingkupi poliklinik, Unit Gawat Darurat (UGD), ruang rawat, kamar bersalin
(VK), kamar operasi, laboratorium, radiologi, penunjang medis yang lain dan
pasien yang akan menjalani suatu prosedur/tindakan medis di RSIA Karunia
Kasih. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar dari saat pasien masuk
rumah sakit dan selama pasien menjalani perawatan di RSIA Karunia Kasih.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga medis, paramedis dan non medis dan
staf pendukung yang bekerja di RSIA Karunia Kasih.

Penanggung Jawab
1. Seluruh Staf RSIA Karunia Kasih
a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien.
b. Memastikan identifikasi pasien yang benar ketika pemberian obat,
darah, atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis, atau pemberian / tindakan lain.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien, termasuk hilangnya
gelang pengenal pasien.
2. Bagian Pendaftaran
Bertanggung jawab melakukan identifikasi awal pada setiap pasien yang
akan menjalani pengobatan/perawatan di RSIA Karunia Kasih,
3. Perawat yang bertugas
a. Bertanggung jawab memastikan kebenaran data yang tercatat di gelang
pasien,
b. Memastikan gelang pengenal terpasang dengan baik dan benar. Jika
terdapat kesalahan data, gelang pengenal harus di ganti, dan bebas dari
coretan.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien, termasuk hilangnya
gelang identitas pasien.

Panduan Identifikasi Pasien 3


4. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur identifikasi
pasien dan menerapkannya,
b. Menyelidiki/mengevaluasi semua insiden salah identifikasi pasien dan
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya
kembali insiden tersebut.

Panduan Identifikasi Pasien 4


BAB III
TATA LAKSANA

A.PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN


1. Sistem Penamaan Pasien
Sistem penamaan dalam pengidentifikasian pasien adalah tata cara
pemberian/penulisan identitas pasien yang bertujuan untuk memberikan
identitas dan membedakan pasien satu dengan pasien yang lain,
mempermudah dalam penyimpanan rekam medis oleh instalasi rekam medis
dan pengambilan kembali rekam medis pasien jika suatu saat pasien berobat
kembali ke RSIA Karunia Kasih. Beberapa hal yang harus di taati oleh
petugas identifikasi di RSIA Karunia Kasih adalah sebagai berikut:
a. Kelengkapan formulir pendaftaran yang sudah diisi oleh pasien /
keluarga pasien, harus selalu di cek ulang, jangan lupa untuk selalu
bubuhkan tanda tangan petugas pendaftaran yang saat itu menginput data
pasien pada HIS RSIA Karunia Kasih.
b. Setiap pasien baru, akan mendapatkan nomor Rekam Medis tunggal,
yang mana satu nomor Rekam Medis hanya berlaku dan dipergunakan
oleh satu pasien.
c. Penulisan identitas pasien harus sesuai dengan e-KTP/SIM/PASPOR/
identitas lainnya.
d. Petugas pendaftaran hanya berwenang mengecek, menginput dan
melengkapi formulir pendaftaran.
e. Untuk keseragaman dalam pemberian identitas pasien pada rekam medis
pasien, penomoran dan penamaan dilakukan oleh petugas rekam medis,
sesuai dengan kebijakan dan tata cara penulisan rekam medis.
f. Apabila berkewarganegaraan asing, maka penulisan namanya harus
disesuaikan dengan paspor yang berlaku di Indonesia.
g. Penulisan nama pada bayi baru lahir, jika sebelum pulang bayi sudah ada
nama, maka nama dapat ditulis pada berkas rekam medis. Bila hingga
saat pulang belum mempunyai nama, maka pada formulir pendaftaran
penulisan namanya adalah : By.Ny. XXXX

Panduan Identifikasi Pasien 5


h. Penulian nama pada cover rekam medis, tulisan menggunakan spidol
hitam, huruf cetak, harus jelas dapat terbaca oleh petugas medis lainnya.
i. Penulisan identitas pada lembar rekam medis pasien, identitas pasien
menggunakan stiker, yang mana di dalam stiker sudah tercantum
identitas pasien, yaitu nama, jenis kelamin, tanggal lahir, no.RM, usia.
j. Penulisan nama menggunakan nama asli pasien, bukan nama samaran
atau panggilan.
k. Penamaan untuk pasien tidak dikenal menggunakan penamaan Mr. X
atau Mrs.Y. Apabila pasien sudah teridentifikasi maka identitas diganti
dengan identitas asli pasien.
l. Penamaan dengan nama pasien sama, penulisan nama dilakukan dengan
mencantumkan nama asli pasien. Pada berkas pasien diberi penanda
“HATI-HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”.

Adapun cara penulisan Identitas pasien adalah sebagai berikut:


a. Cara Penulisan Nama Pasien
Nama pada HIS : AHMAD JUARI
Jenis kelamin : laki-laki
Title : drg
Penulisan pada Cover RM : AHMAD JUARI, Tn. Drg
Penulisan pada gelang : AHMAD JUARI
Nama pada HIS : SUNDARI
Jenis kelamin : perempuan
Penulisan pada RM : SUNDARI, Ny
Penulisan pada gelang : SUNDARI

b. Cara Penulisan Nama Pasien Bayi (yang belum memiliki nama)


Nama ibu : ROSITA DEWI
Nama pada HIS : By.Ny. ROSITA DEWI
Penulisan pada cover RM : ROSITA DEWI, By Ny
Penulisan pada gelang : By.Ny. ROSITA DEWI

Panduan Identifikasi Pasien 6


Apabila pada kunjungan selanjutnya bayi sudah memiliki nama, maka
nama di ganti sesuai dengan nama anak tersebut.

c. Cara Penulisan Pasien Tidak Dikenal


Jenis kelamin pasien : laki-laki
Penulisan identitas : Mr.X
Jenis kelamin pasien : wanita
Penulisan identitas : Mrs.X
Apabila pasien sudah teridentifikasi, maka identitas pasien diganti
sesuai dengan identitas asli pasien.

d. Petunjuk Silang
Dengan penulisan nama pasien sesuai dengan e-KTP / SIM / PASPOR
serta diharapkan seorang pasien hanya memiliki satu nomor rekam
medis pasien. Apabila ditemukan seorang pasien memiliki lebih dari
satu nomor rekam medis, maka nomor rekam medis yang
dipergunakan adalah nomor rekam medis yang terbaru, berkas yang
ada pada nomor rekam medis lama, di satukan. Dengan terlebih
dahulu mencocokkan identitas pasien yang ada pada kedua nomor
rekam medis tersebut. Jika sama maka penggabungan berkas bisa
dilakukan.

2. Sistem Penomoran
Pengidentifikasian pasien dengan menggunakan sistem penomoran tunggal,
yang mana pada saat pasien baru pertama kali berobat ke RSIA Karunia
Kasih akan mendapatkan nomor rekam medis yang akan otomatis
didapatkan dari HIS RSIA Karunia Kasih pada saat selesai input data
pasien. No rekam medis tersebut akan di gunakan pasien sebagai nomor
rekam medis pasien saat berobat di RSIA Karunia Kasih. Dikatakan nomor
rekam medis tunggal, karena satu nomor rekam medis hanya dapat
digunakan oleh satu pasien. Yang bertujuan agar nomor rekam medis yang

Panduan Identifikasi Pasien 7


dipergunakan tidak terjadi penggandaan. Ketentuan sistem penomoran
meliputi :
a. Baik pasien rawat jalan atau rawat inap, diberikan satu nomor rekam
medis.
b. Nomor dokumen rekam medis terdiri dari 6 (enam) digit dimulai dari “00
00 00 “ sampai dengan “99 99 99”.
Setiap bayi baru lahir, langsung mendapatkan nomor rekam medis sendiri
(tidak boleh di gabung dengan rekam medis ibu bayi).
Sistem penomoran yang digunakan di RSIA Karunia Kasih
menggunakan “Unit Numbering Sistem” yaitu pada saat pasien berobat
pertama kali baik rawat jalan atau rawat inap diberikan satu nomor rekam
medis yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan seterusnya.
Sehingga rekam medis pasien tersebut tersimpan didalam satu berkas
rekam medis dengan satu nomor rekam medis.

3. Data Base Pasien Sebagai Indeks Utama Pasien


Indeks utama pasien adalah salah satu cara menujang kelancaran pelayanan
terhadap pasien, karena apabila seorang lupa membawa kartu berobat maka
indeks utama pasien yang tersimpan didalam data base komputer akan
membantu untuk mencarikan data pasien yang diperlukan. Indeks utama
pasien merupakan kunci utama bagi pasien baru yang disimpan selamanya.
Indeks utama pasien di RSIA Karunia Kasih tersimpan dalam HIS RSIA
Karunia Kasih.

4. Pemberian Identitas Pasien Pada Berkas Rekam Medis Pasien


a) Pemberian identitas pada berkas rekam medis pasien, dilakukan oleh
petugas pendaftaran,
b) Petugas pendaftaran melakukan pendataan identitas pasien sesuai dengan
KTP / identitas pasien lainnya,
c) Petugas pendaftaran melakukan input data pasien pada HIS RSIA
Karunia Kasih,

Panduan Identifikasi Pasien 8


d) Setelah data tersimpan, secara otomatis pasien akan mendapatkan nomor
Rekam Medis tunggal, yaitu satu nomor rekam medis hanya diberikan
dan dipergunakan oleh seorang pasien,
e) Petugas pendaftaran harus melengkapi formulir pendaftaran, pendaftaran
hanya diperbolehkan melengkapi data pada formulir pendaftaran
saja,Selanjutnya, untuk penamaan dan penomoran pada cover status,
dilakukan oleh petugas Rekam Medis, guna menyeragamkan dalam
penulisan / ejaan nama sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan.
Nama di tulis lengkap, jelas . Nama depan pasien baru diikuti title
dibelakangnya,
f) Setelah selesai dipergunakan, berkas Rekam Medis pasien disimpan pada
unit Rekam Medis.

5. Pemberian Identitas Dengan Mengunakan Stiker


a) Penggunaan stiker untuk identitas pasien bertujuan agar pengidentitasan
seragam dan sesuai dengan identitas pasien pada seluruh unit pelayanan
di RSIA Karunia Kasih,
b) Setiap berkas Rekam Medis pasien akan ditempel stiker identitas, yang
mana pada stiker tercantum identitas pasien (nama,tanggal lahir, usia,
jenis kelamin,no.RM).

6. Pemberian Identitas Pada Bayi Baru Lahir


a. Setelah bayi dilahirkan, pengisian catatan medik bayi baru lahir dilakukan oleh
perawat bayi di ruang bayi.
b. Orang tua bayi mendaftarkan bayi ke bagian pendaftaran.
c. Petugas pendaftaran input data bayi, jika bayi sudah mempunyai Nama
langsung input nama bayi. Jika belum maka input dengan nama “ By. Ny.xxx

Panduan Identifikasi Pasien 9


B. PROSES IDENTIFIKASI PASIEN
1. Tujuan utama identifikasi pasien adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
Dalam hal ini adalah pasien RSIA Karunia Kasih.
2. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu:
a. secara Verbal : menanyakan / mengkonfirmasi langsung kepada
pasien, nama dan tanggal lahir pasien.
b. Secara Visual : melihat langsung pada gelang identitas pasien,
melihat nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis
3. Tindakan / prosedur yang membutuhkan identifikasi
1) Pemberian obat
2) Sebelum pemberian obat.
3) Sebelum pemberian darah darah/produk darah.
4) Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
5) Sebelum melakukan tindakan medis.
4. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identitas pada gelang pasien
mencakup : nama asli pasien, jenis kelamin, tanggal lahir, no. Rekam
medis,usia.
5. Identitasi pasien :
a. Gelang identitas
Biru : untuk pasien laki-laki.
Merah muda : untuk pasien perempuan.
Putih : untuk Pasien dengan jenis kelamin belum dapat
ditentukan
Gelang khusus Melahirkan : untuk pasien maternitas (berisi gelang satu
paket ibu dan bayi)
b. Penanda
Merah : penanda pasien alergi
Kuning : penanda pasien dengan risiko jatuh
Ungu : penanda pasien DNR (Do Not Resucitate)
Hijau : penanda pasien dengan alergi latek
Abu-abu : penanda pasien dengan pemasangan bahan
radioaktif (Kemoterapi)

Panduan Identifikasi Pasien 10


6. Pada saat identifikasi
a. (pasien sadar) identifikai verbal menggunakan minimal dua dari tiga
identitas yaitu dengan menanyakan kepada pasien , nama dan tanggal
lahir. Lalu perawat mencocokkan dengan gelang identitas pasien dan di
cek kecocokan nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis
b. (pasien tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa) dengan menanyakan
identitas pasien kepada keluarganya. verifikasi identitas pasien kepada
keluarga / pengantarnya. Jika mungkin, gelang identitas jangan dijadikan
satu-satunya bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi.
Tanya ulang nama dan tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan
jawaban pasien dengan data yang tertulis di gelang identitasnya (nama ,
tanggal lahir, no rekam medis)
7. Khusus untuk pasien ibu melahirkan, disamping memakai gelang identitas
pasien juga menggunakan gelang khusus melahirkan (sepasang ibu dan bayi)
sesuai jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Bagi pasien bayi baru lahir yang
tidak / belum jelas jenis kelaminnya dapat menggunakan gelang berwarna
putih.
8. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan
hanya boleh bila printer sedang rusak / tidak ada fasilitas untuk itu dan harus
segera diganti bila printer berfungsi kembali
9. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan
pemberian obat, tranfusi / produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan,
diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya.
10. Pasien rawat jalan tidak harus memakai gelang identitas pasien.
11. Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada berkas pasien
harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”.
12. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka,
misalnya “Siapa nama Ibu/Bapak?” (jangan menggunakan pertanyaan
tertutup “Apakah nama anda Ibu/bapak.....?”.Semua pasien yang observasi
di UGD, semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur
menggunakan gelang identitas pasien.

13. Pengecekan gelang identitas pasien dilakukan tiap kali pergantian jaga
perawat.

Panduan Identifikasi Pasien 11


14. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar
dan pastikan gelang identitas pasien terpasang dengan baik.
15. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas
pasien dan membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum
di gelang identitas pasien.
16. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang identitas pasien :
1) Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti :
a) Menolak penggunaan gelang identitas pasien
b) Gelang identitas pasien menyebabkan iritasi kulit
c) Gelang identitas pasien terlalu besar
d) Pasien melepas gelang identitas pasien
e) Pasien yang tidak mungkin menggunakan gelang identitas pasien
(pasien tidak memiliki extermitas atau pasien luka bakar).
2) Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelang
identitas pasien tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada rekam
medis pasien.
17. Jika pasien menolak menggunakan gelang identitas pasien, petugas harus
lebih waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien
dengan benar sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.
18. Para petugas RSIA Karunia Kasih harus mengkonfirmasi idenifikasi
pasien dengan benar dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien,
kemudian membandingkannya dengan data yang tercantum di rekam
medis dan gelang identitas pasien. JANGAN menyebutkan nama,
tanggal lahir, dan alamat pasien dan meminta pasien untuk
mengkonfirmasi dengan jawaban YA / TIDAK.
19. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai gelang
identitas pasien. Gelang identitas pasien harus dipakaikan ulang oleh
perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum pasien
menjalani suatu prosedur.

Panduan Identifikasi Pasien 12


C. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI PASIEN
1. Bagian Pendaftaran
a) Rawat Jalan
1. Pasien rawat jalan tidak menggunakan gelang identitas pasien.
2. Identifikasi pasien dilakukan secara Verbal.
3. Petugas pendaftaran menyapa pasien/ keluarga pasien,
4. Petugas menanyakan kepada pasien/ keluarga pasien, “sebelumnya,
apakah bapak/ ibu/pasien sudah pernah berobat ke RSIA Karunia
Kasih atau belum?”.
a. Jika belum, maka patugas memberikan dan mengarahkan pasien/
keluarga pasien untuk mengisi formulir pendaftaran yang sudah
disediakan. Identitas harus ditulis secara lengkap sesuai dengan e-
KTP atau identitas pasien lainnya.
b. Jika pasien tersebut sudah pernah berobat, maka petugas akan
mencari data pasien pada HIS RSIA Karunia Kasih dengan
menanyakan minimal 3 data pasien, yaitu No.RM (jika
hafal/mempunyai kartu berobat), tanggal lahir, Nama Pasien.
Selanjutnya petugas Rekam Medis akan mencari berkas Rekam
Medis sesuai dengan permintaan/ sesuai data pasien yang diminta,
pasien diberikan nomor antrian.
5. Selanjutnya, pasien menunggu namanya di panggil sesuai dengan
antrian yang sudah diberikan, sesuai poliklinik yang di tuju.
6. Petugas rekam medis menyiapkan status pasien(lama) beserta label

b) Rawat Inap
Pada pasien yang akan rawat inap, identifikasi awal sama dengan
identifikasi pada pasien rawat jalan bulir 2 sampai dengan 6. Untuk
pasien Non Maternitas, pemasangan gelang dilakukan di UGD oleh
perawat UGD. Sedangkan untuk pasien Maternitas, pemasangan gelang
dilakukan di bagian VK/OK.

Panduan Identifikasi Pasien 13


Pasien Non Setelah pasien menjalani pemeriksaan dan dokter
Maternitas menyatakan bahwa pasien harus dirawat, petugas
Bagian Pendaftaran mendaftarkan pasien rawat inap,
selanjutnya petugas rekam medis menyiapkan berkas
RM dan mengantarkan ke UGD. Perawat UGD akan
menjelaskan mengenai tindakan yang akan
dilakukan, dan pemasangan gelang pasien dilakukan
oleh perawat UGD. (lihat SPO Pemasangan
Gelang).

Pasien Pemasangan gelang pada pasien maternitas dilakukan


Maternitas di ruang Bersalin (VK/OK). Dengan terlebih dahulu
keluarga pasien mendaftarkan pasien di bagian
pendaftaran. Petugas pendaftaran melakukan entry
data , selanjutnya petugas RM menyiapkan berkas
RM, beserta Label (stiker identitas) kemudian
mengantarkannya ke ruang VK.

2. UGD/ Poliklinik.
a. Perawat memanggil pasien untuk mendapatkan pemeriksaan dokter
dengan menyebutkan nama lengkap sesuai urutan antrian pasien,
b. Perawat menyapa/memperkenalkan diri kepada pasien,
c. Perawat mengkonfirmasi identitas pasien, nama dan tanggal lahir
pasien kemudian mencocokkan dengan catatan rekam medis / data diri
pasien yang ada di berkas rekam medis pasien,
d. Perawat melakukan anamnesa pada pasien,
e. Dokter mengkonfirmasi identitas pasien sebelummemeriksa pasien,
f. Dokter memberikan pelayanan medis dan resep ( didalam resep tertera :
nama, usia, tanggal resepan, alergi obat,resep obat yag diberikan, tanda
tangan dokter).

Panduan Identifikasi Pasien 14


3. Ruang Rawat Inap / VK/ OK
a. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien,
b. Perawat memeriksa kesesuaian identitas pasien,
c. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu:
1. secara Verbal : menanyakan / mengkonfirmasi langsung kepada
pasien, nama dan tanggal lahir pasien.
2. Secara Visual : melihat langsung pada gelang identitas pasien,
mencocokkan nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis
d. Pada tatap muka pertama dengan pasien, dilakukan identifikasi secara
verbal.
- Pasien sadar : yaitu dengan menanyakan nama dan tanggal lahir
kepada pasien. Konfirmasi kecocokan identitas pasien dengan gelang
identitas yang sudah terpasang pada pasien (nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis). Data harus sesuai antara data yang diberikan dengan data
yang tercantum pada berkas identitas pasien , dan gelang identitas yang di
pakai pasien.
-pasien tidak sadar/anak/bayi/gangguan jiwa : yaitu dengan
menanyakan identitas pasien kepada keluarga. Konfirmasi kecocokan
identitas pasien dengan gelang identitas yang sudah terpasang pada pasien.
Data harus sesuai antara data yang diberikan dengan data yang tercantum
pada berkas identitas pasien , dan gelang identitas yang di pakai pasien.
e. Pada hari kedua , ketiga dst, identifikasi pasien dilakukan secara Visual,
cukup dengan melihat pada gelang identitas pasien, identifikasi secara visual
berlaku untuk pasien dengan kondisi tidak sadar.
f. Identitas pada gelang identitas mencakup 5 data pasien (nama,jenis kelamin,
tanggal lahir, no rekam medis,usia),
g. Di nurse station, perawat memisahkan obat antar pasien dengan memberikan
nama label kotak obat, setiap berkas rekam medis pemberian identitas
dengan menempelkan stiker identitas pasien. Perlu diperhatikan adalah
pasien dengan nama yang sama. Pasien dengan nama sama selalu berikan
penanda “HATI-HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”.

Panduan Identifikasi Pasien 15


h. Seluruh petugas medis dan paramedis harus mengkonfirmasi identitas
pasien dengan melihat gelang identitas sebelum melakukan tindakan atau
pemberian obat,
i. Sebelum pasien pulang dilakukan pengecekan gelang identitas dan
dilakukan pelepasan gelang pasien.

4. Laboratorium
a. Rawat jalan/APS : Petugas menanyakan 2 identitas pasien “nama pasien,
tanggal lahir pasien, sebelum pemeriksaan / pengambilan sample
dilakukan. Dan memastikan identitas yg diberikan / yang ada pada
pengantar lab sesuai dengan identitas pasien.

b. Rawat inap : Sebelum melakukan pengambilan sample, petugas Lab


menanyakan kepada pasien nama, tanggal lahir pasien, kemudian
mencocokkan dengan data identitas yang ada pada catatan medis atau
pengantar Lab. Jika sesuai, kemudan dilakukan pengambilan sample.

5. Farmasi
Petugas farmasi harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum
melakukan prosedur, dengan cara:
a. Petugas farmasi menerima resep dari perawat yang mana pada resep
sudah tertempel stiker identitas pasien.
b. Sebelum obat diserahkan, petugas farmasi mengkonfirmasi dan
memastikan bahwa nama, dan obat telah sesuai dengan data dan resep
pasien yang dimaksud.

D. PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN


1. Identifikasi Pasien Dengan Nama Sama :
a. Jika terdapat pasien dengan nama yang sama antara pasien yang satu
dengan pasien lainnya, maka harus diberikan penanda untuk
membedakan pasien yang satu dengan pasien yang memiliki nama sama,

Panduan Identifikasi Pasien 16


berikan penanda pada berkasi RM “HATI-HATI PASIEN DENGAN
NAMA SAMA”.
b. Harus diinformasikan kepada perawat yang bertugas setiap kali
pergantian jaga.

2. Identifikasi Pasien Tidak Dikenal:


a. Pasien dengan tanpa identitas/tidak dikenal atau pasien bisu/anak tanpa
pengantar/keluarga diberikan penanda khusus, dengan penamaan:
- Pasien laki-laki : Mr.X (nomor urut) / tanggal(dd)bulan(mm)tahun(yy)
contoh : Mr.X01/ddmmyy
- Pasien perempuan : Mrs.Y (nomor urut)/tanggal(dd)bulan(mm)tahun(yy)
contoh : Mrs.Y01/ddmmyy
b. Identitas ini bersifat sementara. Pada saat pasien sudah teridentifikasi
identitasnya maka segera diberikan gelang yang sesuai dengan identitas
asli pasien.

3. Identifikasi Pasien Rawat Inap Bisu Dan Pasien Anak


Identifikasi pada pasien ranap bisu dan anak dilakukan secara VISUAL
dengan menanyakan kecocokan identitas pasien kepada keluarga pasien dan
melihat pada gelang identitas pasien.

4. Identifikasi Bayi Baru Lahir


a. Setelah bayi lahir, bila keadaan ibu/bayi memungkinkan segera
disusulkan pada ibu dan ditunjukkan keadaan dan jenis kelamin bayi
oleh petugas penolong kelahiran bayi.
b. Bayi lahir di rumah sakit dibuat nomor rekam medis baru.
c. Memasangkan gelang maternitas pada bayi baru lahir dengan
menuliskan nama bayi (misal : by. Ny Andri), jenis kelamin, tanggal
lahir, jam lahir.
d. Gunakan gelang melahirkan yang satu paket antara ibu dan bayi dan
disamakan barcodenya. Warna gelang disesuaikan dengan jenis
kelamin bayi.

Panduan Identifikasi Pasien 17


e. Identifikasi bayi kembar
1) Memasangkan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir dengan
menuliskan nama Ibu dan Nomor RM Ibu di tambah Nomor Urut
Kelahiran (Misal : By Ny. Andri 1, By Ny. Andri 2).
2) Identifikasi pasien kembar yang akan masuk perawatan bersamaan,
memastikan identitas yang diberikan oleh orang yang mengetahui
dengan benar identitas masing-masing pasien misalnya orang tua
bayi
f. Pemasangan gelang identitas pasien langsung dipasangkan satu
persatu . Bila ada tanda lahir khusus dicatat dalam RM pasien.
g. Kondisi di mana jenis kelamin bayi sulit ditentukan, gunakan gelang
identitas pasien berwarna putih

5. Identifikasi Pasien Alergi


a. Pasien dipastikan memiliki riwayat alergi atau tidak sebelum
menjalani perawatan.
b. Penanda identifikasi berwarna merah dikenakan pada gelang identitas
pasien.
c. Data alergi terdokumentasi di rekam medis pasien.

6. Identifikasi Pasien dengan risiko jatuh


a. Pasien dengan risiko jatuh adalah pasien dengan agitasi, agresi,
delirium yang belum membaik, geriatri, anak dan pasien dengan
kebutuhan kekang.
b. Penanda identifikasi pasien dengan risiko jatuh berwana kuning.
c. Pasien agitasi,agresi dan kebutuhan kekang yang berisiko
membahayakan dirinya dan merusak penanda risiko jatuh yang
dikenakan di gelang identitas dapat dikenakan di pergelangan kaki dan
apabila pasien sudah membaik dan tenang , gelang tidak perlu
dipindahkan.

Panduan Identifikasi Pasien 18


7. Identifikasi Pasien DNR
a. DNR atau Do Not Resuscitate suatu perintah yang memberitahukan
tenaga medis untuk tidak melakukan CPR atau cardiopulmonary
resuscitation (suatu prosedur medis yang digunakan untuk
mengembalikn fungsi jantung (sirkulasi) dan pernapasan spontan
pasien bila seorang pasien mengalami kegagalan jantung maupun
pernapasan).
b. Perintah DNR dapat diminta oleh pasien dewasa yang kompeten
mengambil keputusan, telah mendapat penjelasan dari dokternya, atau
bagi pasien yang dinyatakan tidak kompeten, keputusan dapat diambil
oleh keluarga terdekat, atau wali yang sah yang ditunjuk.

8. Identifikasi Pasien Yang Menjalani Pemeriksaan Diagnostik


a. Perawat atau Petugas Diagnostik harus memastikan identitas pasien
dengan benar sebelum melakukan prosedur, dengan cara :
1) Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahirnya.
2) Periksa dan bandingkan data pada gelang identitas pasien dengan
rekam medis. Jika data yang diperoleh sama lakukan prosedur /
berikan obat.
3) Jika terdapat > 2 pasien di ruang rawat inap dengan nama yang
sama, periksa ulang identitas dengan melihat nama ayahnya atau
tanggal lahirnya.
4) Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus
diperoleh sebelum pemeriksaan diagnostik dilakukan

9. Identifikasi Pasien Saat Transfusi Darah


a. Identifikasi pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan
komponen darah (transfusi) merupakan tanggung jawab petugas yang
mengambil darah (petugas laboratorium).
b. Dua orang petugas RS yang kompeten harus memastikan kebenaran :
data demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada

Panduan Identifikasi Pasien 19


pasien dan yang tertera pada kantong darah, waktu kadaluarsanya dan
identitas pasien pada gelang identitas pasien.
c. Petugas RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahirnya.
d. Jika Petugas RS tidak yakin / ragu akan kebenaran identitas pasien,
JANGAN lakukan tranfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas
pasien dengan benar.

10. Identifikasi Pada Pasien Meninggal


Pasien yang meninggal di RSIA Karunia Kasih harus diidentifikai dan
dilakukan konfirmasi terhadap identitasnya dengan gelang identitas pasien
atau rekam medis (sebagai bagian dari proses verifikasi kematian).

11. Identifikasi Pasien Dengan Alergi Latek


Pasien dengan alergi latek (alergi karet) digunakan penanda alergi latek
warna hijau.

E. TATALAKSANA PEMASANGAN/ PELEPASAN DAN PENYIMPANAN


GELANG
a) Persiapan
• Pemberian identitas pada gelang pasien
Sebelum dilakukan pemasangan gelang pada pasien, terlebih dahulu
dilakukan pemberian identitas pada gelang pasien. Mencakup (nama,
jenis kelamin, tanggal lahir, nomor rekam medis,usia).
- Pemasangan gelang identitas maupun penanda dilakukan di UGD
(pasien non maternitas) dan VK/OK (pasien maternitas).
- Gelang identitas menggunakan gelang yang berbahan plastik, untuk
menghindari terhapusnya tinta/ basah karena air.
- Pemberian identitas pada gelang pasien menggunakan huruf kapital
dan dicetak tebal (bold). Tulisan tangan diperbolehkan hanya jika
printer rusak/tidak bisa digunakan, dan harus segera diganti apabila
printer sudah berfungsi kembali.

Panduan Identifikasi Pasien 20


b) Pemasangan Gelang
1. Petugas menyapa pasien dan keluarga pasien.
Mengucapkan salam kepada pasien “Selamat pagi/siang/sore/malam
Bapak/Ibu”, perkenalkan diri dan memberitahukan profesi/unit kerja
2. Petugas menjelaskan pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada
pasien dan tujuannya
3. Petugas memastikan identitas pasien dengan memberikan pertanyaan
kepada pasien dan keluarganya dan mencocokkan dengan data pada
rekam medis pasien
4. Petugas memeriksa ulang data pada gelang identifikasi sebelum
dipakaikan kepada pasien, untuk memastikan data yang tercantum adalah
benar-benar data pasien yang akan di pakaikan gelang. Baik gelang
identitas atau gelang penanda
5. Petugas menjelaskan manfaat penggunaan gelang dan bahayanya jika
pasien menolak untuk menggunakan gelang identitas.
Manfaat :
a. Petugas dapat mengidentifikasi pasien dengan mudah sebelum
memberikan pelayanan pengobatan atau tindakan.
b. Petugas mampu mengenali pasien dengan pasien yang berisiko
jatuh dan mempunyai indikasi alergi obat, yang dilihat dari warna
penanda alergi atau penanda risiko jatuh.
c. Mencegah terjadinya kesalahan dan kekeliruan pada saat
pemberian pelayanan , pengobatan dan tindakan.
d. Meningkatkan keselamatan dan keamanan pasien selama di rumah
sakit
Bahaya :
a. Petugas mengalami kesuliatan dalam proses identifikasi.
b. Petugas maupun pasien mempunyai risiko besar terjadinya
kesalahan dalam pemberian pelayanan.
c. Dapat meningkatkan angka kejadian yang tidak dharapkan (KTD)
di rumah sakit.

Panduan Identifikasi Pasien 21


- Beritahu pasien jika petugas akan selalu menanyakan identitas pasien
(nama dan tanggal lahir ) pasien.
“bapak/ibu, petugas kami setiap memberikan pelayanan, akan
selalu menanyakan nama dan tanggal lahir bapak/ibu, tujuannya
supaya tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pelayanan medis.
Seperti salah pasien”.
- Meminta pasien untuk mengingakan petugas apabila akan melakukan
tindakan atau memberikan obat, jika petugas tidak mengkonfirmasi
nama dan mengecek ke gelang pasien.
“bapak/ ibu, jika petugas kami tidak menanyakan nama dan tanggal
lahir bapak/ ibu, mohon untuk mengingatkan petugas kami untuk
mengecek terlebih dahulu kesesuaia identitas”.
6. Petugas melakukan pemasangan gelang identifikasi pada bagian tubuh
pasien yang aman, misal : apabila pasien terpasang infus pada tangan
kiri, maka gelang identitas dipasang pada pergelangan tangan kanan.
Apabila kedua tangan teramputasi atau bengkak, maka gelang identitas
dipasangkan pada pergelangan kaki kanan atau kiri. Nama pasien pada
gelang identitas menghadap ke depan (bisa terbaca oleh petugas medis).
7. Petugas memasangkan gelang pada pasien rawat inap:
Gelang identitas :
Biru : untuk pasien Laki-laki
Pink : untuk pasien perempuan
Putih : untuk Pasien dengan jenis kelamin belum dapat ditentukan

Penanda :
Merah :dipasangkan pada pasien dengan alergi obat
Kuning :dipasangkan pada pasien dengan risiko jatuh
Ungu :dipasangkan pada pasien yang menolak pelayanan
tindakan resusitasi (DNR)
Hijau :dipasangkan pada pasien dengan alergi latek.
Abu-abu :dipasangkan pada pasien dengan pemasangan radioaktif
(Kemoterapi)

Panduan Identifikasi Pasien 22


Khusus pasien melahirkan disamping memakai gelang identitas pasien
juga menggunakan gelang khusus melahirkan (sepasang untuk ibu dan
bayi) pemasangan gelang disesuaikan dengan jenis kelamin bayi.
8. Petugas menawarkan bantuan kembali, “Apakah masih ada yang dapat
saya bantu?”,
9. Setelah pemasangan gelang selesai dilakukan, pasien di bawa ke ruang
perawatan untuk mendapatkan perawatan medis.
10. Petugas mengucapkan terima kasih. “Semakin Sehat”

c) Pemasangan Gelang Melahirkan


a. Gelang melahirkan dipasangkan pada ibu dan bayi, berisi satu paket
gelang melahirkan.
b. Pemasangan gelang melahirkan mengikuti jenis kelamin bayi.
c. Pemasangan dilakukan di VK/OK.

d) Pelepasan Gelang Identitas


Setelah dokter sudah menyatakan pasien boleh pulang, dan administrasi
telah selesai, maka dilakukan pelepasan gelang. Pelepasan gelang
dilakukan oleh perawat di ruang perawatan atau di kamar bayi.

e) Gelang Pada Bayi


√ Bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup, bayi memakai gelang
melahirkan (satu paket dengan ibu, disesuaikan degan jenis kelamin
ibu).
√ Bayi yang dilahirkan dalam keadaan meninggal, tidak dipakaikan
gelang.
√ Bayi yang meninggal setelah dilahirkan hidup, dan sudah terpasang
gelang identits yang satu paket dengan ibu, maka di lakukan pelepasn
gelang melahirkan pada bayi dan juga ibu.

f) Penyimpanan/Stok Gelang
√ Untuk pasien umum, stok gelang dan penanda berada di UGD.

Panduan Identifikasi Pasien 23


√ Untuk pasien maternitas stok gelang identitas, penanda dan gelang
melahirkan berada di VK.
√ Penyimpanan gelang hanya ada pada UGD dan VK.

g) Penggantian Gelang Yang Rusak


√ Apabila terdapat kerusakan/kehilangan gelang identitas yang
dikenakan oleh pasien, maka perawat harus segera mengganti gelang.
Perawat meminta gelang pengganti ke UGD/VK.

h) Manfaat Dan Bahaya Jika Menolak Menggunakan Gelang


Untuk mengantisipasi dan mencegah yang tidak diharapkan pada pasien ,
maka petugas yang memakaikan gelang khusunya, perlu dan harus
menjelaskan manfaat dan bahayanya jika pasien menolak menggunakan
gelang, dan perlu juga dibuat peraturan rumah sakit yang mewajibkan
setiap pasien yang dirawat harus menggunakan gelang pasien. Adapun
prosedur tetap dalam menjelaskan manfaat dan bahaya jika menolak
menggunakan gelang adalah:
1. Setiap hari petugas pendaftaran harus menyiapkan gelang identitas
pasien dan penanda alergi, risiko jatuh.
2. Setelah dokter/perawat memriksa pasien, menegakkan diagnosa dan
memutuskan bahwa pasien harus menjalani rawat inap, perawat
menginformasikan ke bagian pendaftaran jika pasien akan menjalani
rawat inap, menginformasikan jenis kelamin pasien, memiliki alergi
atau tidak serta apakah pasien termasuk pasien dengan risiko jatuh
atau tidak.
3. Petugas mengisi identitas pada gelang pasien. Pemilihan warna
gelang sesuai dengan instruksi/informasi yang diberikan oleh dokter/
perawat yang menangani pasien.
4. Jika pasien masuk melalui UGD, maka pemasangan gelang
dilakukan di UGD, perawat yang akan memasangkan gelang kepada
pasien. Jika pasien masuk dari poliklinik, maka pemasangan gelang

Panduan Identifikasi Pasien 24


dilakukan di UGD. Untuk pasien melahirkan, pemasangan gelang
dilakukan di VK / OK
5. Sebelum pemasangan gelang, petugas wajib menjelaskan manfaat
dan bahaya jika pasien menolak untuk menggunakan gelang.
6. Petugas juga harus menyampaikan kepada pasien untuk
mengingatkan perawat/dokter sebelum melakukan pelayanan untuk
mengidentifikasi ulang pasien.
7. Manfaat dan bahaya jika pasien menolak menggunakan gelang:
Manfaat
a. Petugas dapat mengidentifikasi pasien dengan mudah sebelum
memberikan pelayanan pengobatan atau tindakan.
b. Petugas mampu mengenali pasien dengan pasien yang berisiko
jatuh dan mempunyai indikasi alergi obat, yang dilihat dari
warna penanda alergi atau penanda risiko jatuh.
c. Mencegah terjadinya kesalahan dan kekeliruan pada saat
pemberian pelayanan , pengobatan dan tindakan.
d. Meningkatkan keselamatan dan keamanan pasien selama berada
di rumah sakit
Bahaya
a. Petugas mengalami kesuliatan dalam proses identifikasi.
b. Petugas maupun pasien mempunyai risiko besar terjadinya
kesalahan dalam pemberian pelayanan.
c. Dapat meningkatkan angka kejadian yang tidak dharapkan
(KTD) di rumah sakit.

i) Pemilihan Gelang
Pemilihan gelang juga memerlukan perhatian khusus oleh RSIA Karunia
Kasih, spesifikasi gelang yang baik antara lain :
a. Gelang tidak mudah terlepas, yang dimaksud adalah gelang digunakan
satu kali pakai dan tidak lepas.
b. Identifikasi yang tercantum pada gelang pasien tidak mudah terhapus
atau sifatnya permanen.

Panduan Identifikasi Pasien 25


c. Jenis gelang juga harus nyaman ketika dipakai oleh pasien dan
berbahan lentur tanpa melukai tangan pasien. Disarankan untuk
gelang yang berbahan plastik.

j) Melepas Gelang
a. Gelang identitas pasien (gelang pink / biru) beserta penanda yang
terpasang, dilepaskan saat pasien pulang / alih rawat ke rumah sakit lain.
b. Penanda risiko jatuh (kuning) juga dilepas saat pasien sudah tidak
termasuk risiko tinggi.
c. Yang berwenang melepas gelang identitas pasien adalah perawat yang
bertanggung jawab terhadap pasien selama masa perawatan di rumah
sakit.
d. Gelang identitas pasien dilepas setelah semua proses perawatan selesai
dilakukan, seperti pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian
penjelasan mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan
keluarga.
e. Gelang identitas pasien yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi
potongan-potongan kecil sebelum dibuang ke tempat sampah.
f. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang identitas
pasien secara sementara (saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya
lokasi pemasangan gelang identitas pasien mengganggu suatu prosedur.
Kemudian segera setelah prosedur selesai dilakukan, gelang identitas
pasien dipasang kembali.
g. Untuk mengganti gelang pasien apabila terjadi kerusakan, maka perawat
meminta ke UGD/VK.

k) Pelaporan Insiden / Kejadian Kesalahan Identifikasi Pasien


a. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi
pasien harus segera melapor kepada petugas yang berwenang di ruang
rawat tersebut, kemudian melengkapi laporan insidens dan
melaporkannya kepada tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)

Panduan Identifikasi Pasien 26


b. Petugas harus berdiskusi dengan Kepala Ruangan / Kepala Seksi /
Manajer mengenai pemilihan cara terbaik jalan keluarnya dan siapa yang
memberitahukan kepada pasien / keluarga mengenai kesalahan yang
terjadi akibat kesalahan identifikasi.
c. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
1) Kesalahan penulisan identitas pasien
2) Kesalahan informasi / data di gelang identitas pasien
3) Pasien tidak memakai gelang identitas
4) Kesalahan identifikasi data / pencatatan di rekam medis
5) Kesalahan identifikasi setiap melakukan pemeriksaan
6) Kesalahan identifikasi laporan investigasi
7) Kesalahan identifikasi perjanjian (appointment)
8) Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
9) Salah memberikan obat ke pasien
10) Pasien menjalani prosedur yang salah
11) Salah pelabelan identitas pada sampel darah, kantong darah
d. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya
kesalahanidentifikasi, dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga
insiden yang hampir terjadi dimana kesalahan identifikasi terdeteksi
sebelum dilakukan suatu prosedur.
e. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahanidentifikasi adalah :
1) Kesalahan pada administrasi
a) Salah memberikan label
b) Kesalahan mengisi formulir
c) Kesalahan memasukkan nomor / angka pada rekam medis
d) Penulisan yang salah
e) Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
a) Tidak adanya aturan verifikasi
b) Tidak mematuhi aturan verifikasi
3) Kesulitan komunikasi

Panduan Identifikasi Pasien 27


a) Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau
keterbatasan bahasa
b) Kegagalan untuk pembacaan kembali
c) Kurangnya kultur /budaya organisasi
f. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal
berikut ini:
1) Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
2) Pastikan bahwa tindakan koreksi dan pencegahan cedera telah
dilakukan
3) Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau
dilakukan ditempat yang salah, para klinisi harus memastikan bahwa
langkah-langkah yang penting telah diambil untuk melakukan
prosedur yang tepat pada pasien yang tepat.

l) Monitoring Dan Evaluasi


a. Kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap bulan.
b. Yang melakukan monitoring dan evaluasi adalah Perawat/Bidan
c. Hal-hal yang akan dilakukan monitoring dan evaluasi meliputi :
1) Jumlah prosentase pasien yang menggunakan gelang identitas pasien
2) Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di gelang identitas
pasien
3) Alasan mengapa pasien tidak menggunakan gelang identitas pasien
4) Pemahaman pasien terhadap manfaat gelang identitas pasien
d. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan identifikasi pasien
akan dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Panduan Identifikasi Pasien 28


BAB IV
DOKUMENTASI

Telah disusun Panduan Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di RSIA Kaunia


Kasih Bekasi yang dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi seluruh
petugas identifikasi dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan tindakan,
dengan tujuan mencegah kesalahan dalam pemberian penanganan pada pasien
sehingga meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan meningkatkan spesifik
dalam keselamatan pasien.

Panduan Identifikasi Pasien 29

Anda mungkin juga menyukai