Anda di halaman 1dari 24

PEMERIKSAAN ASAM URAT

No.Dokumen :
SOP/UKP/RI/01
SOP No.Revisi : 00
TanggalTerbit : //2017
Halaman : 1/2
Disahkan oleh
SUKARMA WIJAYA, SAP
Puskesmas Cikondang NIP:19630322 198603 1 004

1. Pengertian Pemeriksaan Asam Urat adalah Pemeriksaan laboratorium dengan


bahan pemeriksaan berupa darah kadar asam urat dalam darah.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeriksaan asam


urat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cikondang No /SK/ /2017 Tentang
Pelayanan dan Jenis-jenis Laboratorium yang tersedia.
4. Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 441
Tahun 2010 tentang Laboratorium klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan mentri Kesehatan republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat.
A. Alat dan Bahan :
5. Prosedur
a. Kapas alkohol
b. Blood Lance
c. Tisu/Kapas Kering
d. Alat Pemeriksaan asam urat (Uasure)
e. Darah Kapiler
1. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.
B. Langkah Kerja :
6. Langkah-langkah
2. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering.
3. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan asam urat yang akan
dipakai.

1/2
4. Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk dan menekan
sedikit, lalu petugas menusuk dengan lancep steril sedalam + 3
mm.
5. Petugas menghapus tetes darah kepala dengan kapas kering dan
tetes berikutnya diteteskan pada strip asam urat yang sudah
dimasukkan pada alat asam urat.
6. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar
alat asam
7. urat setelah 10 detik.
-
7. Bagan Alir

-
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan

9. Unit terkait Ruang Laboratorium, Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang Pemeriksaan


Lansia

10. Dokumen terkait -

11. Rekaman
Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

2/2
3/2
Pemeriksaan Cholesterol
No.Dokumen : SOP///
No.Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : //2017

Halaman : 1/2
Disahkan Oleh:
Kepala Puskesmas SUKARMA WIJAYA, SAP
NIP:19630322 198603 1 004
Cikondang
Pemeriksaan kolesterol adalah pemeriksaan laboratorium dengan
1. Pengertian
bahan pemeriksaan berupa darah
Sebagai acuan bagi petugas laboratorium untuk mengetahui kadar
2. Tujuan
kolestrol dalam darah
SK Kepala PuskesmasCikondang No 800/SK/C/VIII/099/05/2016
3. Kebijakan
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia.
1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 441
4. Referensi
Tahun 2010 tentang Laboratorium klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat.
A. Alat dan Bahan :
5. Prosedur
1. Kapas alkohol
2. Blood lance
3. Tisu/kapas kering
4. Alat pemeriksaan cholesterol (GCT)
B. Langkah kerja :
6. Langkah-langlah
1. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering.
2. Petugas menyiapkan alat kholesterol yang akan dipakai

4/2
petugas.
3. Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk dan
menekan sedikit, lalu petugas menusuk dengan lance steril
sedalam + 3 mm.
4. Petugas menghapus tetes darah pertama dengan kapas kering
dan tetes berikutnya diteteskan pada strip kholesterol yang
sudah dimasukkan pada alat kholesterol.
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar
alat kholesterol setelah 3 menit
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.
-
7. Bagan Alir

-
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan

Ruang Laboratorium, Ruang Pelayanan Umum, Ruang UGD


9. Unit terkait

-
10. Dokumen terkait

11. Rekaman
Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

5/2
Pemeriksaan Gula Darah
No.Dokumen :
SOP/UKP/RI/01
SOP No.Revisi : 00
TanggalTerbit : //2017

Halaman : 1/2
Disahkan Oleh: Kepala
SUKARMA WIJAYA, SAP
Puskesmas Cikondang NIP:19630322 198603 1 004

1. Pengertian Pemeriksaan gula darah adalah pemeriksaan laboratorium dengan


bahan pemeriksaan berupa darah.

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas laboratorium untuk mengetahui kadar gula
dalam darah

3. Kebijakan SK Kepala PuskesmasCikondang No

Tentang jenis- jenis Pemeriksaan Laborarorium yang tersedia


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 441
4. Referensi
Tahun 2010 tentang Laboratorium klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat.
A. AlatdanBahan :
5. Prosedur
1. Kapas alkohol
2. Blood Lancet
3. Tisu/Kapas Kering
4. Alat pemeriksaan gula darah (GCT / Glucosure)
5. Darah Kapiler
B. Langkahkerja :
1. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering.
2. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan gula darah yang akan

6/2
dipakai.
3. Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk dan menekan
sedikit, lalu petugas menusuk dengan lancet steril sedalam + 3
mm
4. Petugas menghapus tetes darah pertama dengan kapas kering
dan tetes berikutnya diteteskan pada strip gula darah yang
sudah dimasukkan pada alat gula darah.
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada alat
gula darah setelah 10 detik
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

6. Langkah-
langkah

7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Ruang Laboratorium, Ruang Pelayanan Umum, Ruang IGD
9. Unit terkait

10. Unit Terkait

11. Rekaman
Historis
Tanggalmulaidiberlakuka
Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan
n

7/2
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) dengan
Metode Sahli
No.Dokumen :
SOP/UKP/RI/01
SOP No.Revisi : 00
TanggalTerbit : //2017
Halaman : 1/3
Disahkan Oleh:
Kepala Puskesmas SUKARMA WIJAYA, SAP
NIP:19630322 198603 1 004
Cikondang
Pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksan berupa darah.
1. Pengertian

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeriksaan


2. Tujuan
haemoglobin
SK Kepala Puskesmas Cikondang No /Kep/////2017 tentang jenis-jenis
3. Kebijakan
pemeriksaan laboratorium yang tersedia.
1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 441
4. Referensi
Tahun 2010 tentang Laboratorium klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan mentri Kesehatan republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat.
A. Alat dan Bahan :
5. Prosedur
1. Pipet HB Sahli
2. Hemoglobinometer
3. Batang Pengaduk
4. Tabung Pengencer hemometer
5. Reagen
6. Aquadest
7. Asamklorida 0,1 N
B. Cara Kerja:
6. Langkah-
langkah
1. Masukan larutanHCl 0,1N dengan pipet HCl ke dalam tabung
pengencer sampai pada angka 2,

8/2
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur
pemeriksaan
3. Membawa alat-alat kedekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan
diambil darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7. Memakai handscoon steril
8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari
tangan dengan cara memijat
9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya
dengan alkohol
10. Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11. Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12. Dengan pipet Hb menghisap darah sampaia ngka 20 cm, jangan
sampai ada gelembung udara yang sampai ikut terhisap
13. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan
kapas kering
14. Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang
sudah berisi HCl0,1N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan
darah mengenai dinding tabung
15. Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb
di bilas dengan jalan meniup dan menyedotnya.
16. Tunggusampai 1 menit
17. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali
penambahan warna dari larutan asam hematin yang terjadi,
bandingkan dengan warna dari larutan standar
18. Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest
dihentikan dan kadar Hb dibacas kala itu dengan satuan
pembacaan gr %
19. Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
20. Melepaskan handscoon
Mencuci tangan

9/2
-
7. Bagan Alir

-
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

9. Unit terkait Ruang Laboratorium, Ruang Pemeriksaan KIA/Kb, Ruang UGD.

10. Dokumen -
terkait

11. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

10/2
PEMERIKSAAN BTA
No.Dokumen : SOP/UKP/RI/01
No.Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : / /2017

Halaman : 1/2

DISAHKAN OLEH:
KEPALA
SUKARMA WIJAYA, SAP
PUSKESMAS NIP:19630322 198603 1 004
CIKONDANG
Pemeriksaan laboratorium dengan bahan sputum sebagai bahan
1. Pengertian
pemeriksaan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeriksaan BTA


2. Tujuan

SK Kepala Puskesmas Cikondang No Tentang pelayanan dan jenis


3. Kebijakan
pemeriksaan laboratorium
1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 441
4. Referensi
Tahun 2010 tentang Laboratorium klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat.
A. Alat dan Bahan :
5. Prosedur
1. Sputum
2. Kaca obyek
3. Lampu spiritus
4. Lidi/bambu
B. Langkah kerja :
6. Langkah-
langkah 1. Petugas melakukan pembuatan sediaan dahak atau sputum
2. Petugas menyiapkan kaca sediaan yang baru dan bersih
3. Petugas melakukan penomoran pada kaca sediaan

11/2
4. Petugas mengambil sampel dahak yang purulen dengan lidi
kira-kira sebesar biji kacang dan meletakkan nya pada kaca
sediaan
5. Petugas menunggu sampel sediaan hingga setengah kering
6. Petugas menyebarkan sampel secara spiral kecil-kecil pada
permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3 cm
7. Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar
8. Petugas melakukan fiksasi dengan melewatkan sediaan pada
api bunsen/spiritus 2-3 kali dengan posisi sediaan menghadap
ke atas
9. Petugas mengirimkan fiksasi ke puskesmas PRM
10. Petugas menerima hasil pemeriksaan sesuai skala
international union against to lung disease (IUATLD) :
 Negatif : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang
pandang
 Scanty : ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang
pandang (petugas menuliskan jumlah BTA yang
ditemukan)
 1+ : ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang
pandang
 2+ : ditemukan 1-10 BTA setiap 1 lapang pandang
(petugas memeriksa minimal 50 lapang pandang
 3+ : ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang
(petugas memeriksa minimal 20 lapang pandang)
Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
-
7. Bagan Alir

-
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

9. Unit terkait Ruang Laboratorium, Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum, Ruang


Pelayanan Pemeriksaan KIA/KB.

10. Dokumen -

12/2
terkait

11. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

13/2
Pemeriksaan Golongan Darah
No.Dokumen :
SOP/UKP/RI/01
SOP No.Revisi : 00
TanggalTerbit : //2017

Halaman : 1/2
Disahkan Oleh: Kepala
Puskesmas SUKARMA WIJAYA, SAP
NIP:19630322 198603 1 004
Cikondang

1. Pengertian Pemeriksaan Golongan darah A/B/AB/O adalah suatu prosedur


pemeriksaan untuk mengetahui jenis Golongan darah seseorang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeriksaan
golongan darah
3. Kebijakan SK Kepala PuskesmasCikondang No 800/SK/C/VIII/099/05/2016
Tentang pelayanan dan jenis pemeriksaan laboratorium
4. Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 441
Tahun 2010 tentang Laboratorium klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat.
5. Prosedur A. Alat dan Bahan
1. Blood Lancet
2. Obyek Glass
3. Reagen : Anti- A/B/AB
6. Langkah- B. Langkah – langkah
langkah 1. Ambil darah kapiler dari ujung jari pasien dengan
menggunakan Blood Lancet.
2. Teteskan darah kapiler pada cover glass di tiga tempat berbeda.
3. Pada tetesan darah 1 tambahkan 1 tetes anti A (warna biru).
4. Pada tetesan darah 2 tambahkan 1 tetes anti B (warna kuning).
5. Pada tetesan darah 3 tambahkan 1 tetes anti AB ( jernih).

14/2
6. Baca Hasil :
a. Gol. Darah A : Aglutinasi pada tetes darah 1 dan 3
b. Gol Darah B : Aglutinasi pada tetes darah 2 dan 3
c. Gol. Darah AB : Aglutinasi pada semua tetes darah
d. Gol Darah O : Tidak ada Aglutinasi pada semua tetes
darah
Catat hasil pada Buku Register.
7. Bagan alir

Ambil darah kapiler dari ujung jari pasien


dengan menggunakan Blood Lancet

Teteskan darah kapiler pada cover glass di tiga tempat


berbeda

Pada tetesan darah 1 tambahkan 1 tetes anti A

Pada tetesan darah 2 tambahkan 1 tetes anti B

Pada tetesan darah 3 tambahkan 1 tetes anti AB

Baca Hasil

Catat hasil pada Buku Register

8. Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang Laboratorium, Ruang pelayanan pemeriksaan umum, Ruang
KIA/Kb,.
10. Dokumen -
terkait
11.Rekaman
Historis
Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

15/2
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM
PUSKESMAS CIKONDANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Cikondang merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan
maksimal. Laboratorium Puskesmas Cikondang sebagai salah satu bagian yang
memberikan kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasarmaupun
pelaksaan laboratorium yang bersifat lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan pelayanan laboratorium Puskesmas Cikondang diharapkan mampu
menjawab kondisi dan permasalahan kesehatan mesyarakat khususnya di Wilayah
Kecamatan Cikondang.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana
yang baik untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi
laboratorium sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan
rehabilitative dapat tercapai demikian pula halnya dengan laboratorium Puskesmas
Cikondang
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom – up serta penganggaran yang
maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang hal tersebut maka diperlukan suatu SDM yang baik, prasarana yang
memadai serta standar operasional prosedur yang baku dan dapat dipedomani yang
memiliki dasar teori dan dasar hukum sehingga kelalaian dan kegagalan dapat
diminimalkan dalam pelayanan.

B. TUJUAN
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur
penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif, preventif
dan rehabilitative. Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat

16/2
disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi pelaksanaan
kegiatan baik yang bersifat clinical health service maupun public healt service yang
dilaksanakan secara professional sesuai standar operasional prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium untuk penetapan diagnose, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil
pengobatan serta penentuan prognosis oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya.

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Cikondang dan semua
pengunjung pelayanan kesehatan pada Puskesmas Cikondang baik yang sakit
maupun yang sehat. Laboran Puskesmas Cikondang selaku pelaksana kegiatan
pelayanan laboratoriumCikondang.
2. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium kesehatan
Puskesmas Cikondang
3. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan specimen
Puskesmas Cikondang

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini secaca garis besar meliputi :
 SOP Pemeriksaan Laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan
specimen untuk kepentingan penegakan diagnosa suatu penyakit oleh tenaga
medis berdasarkan permintaan medis
 SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan pemeriksaan untuk
mencegah/ mengurangi resiko terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium
baik secara langsung maupun tidak langsung
 SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada
kebutuhan bahan untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang
digunakan yang bertujuan menjaga validitas alat yang digunakan
 SOP mekanisme pelayanan

17/2
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk
menjaga keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun setelah jam kerja

E. BATASAN OPERASIONAL
 Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan
specimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan
 Laboran : tenaga pelaksana laboratorium yang telah melalui pendidikan analis
kesehatan dan diberi tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium
 Specimen : sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan
sediaan bahan pemeriksaan
 Mekanisme pelayanan laboratorium : alur dan syarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium termasuk rujukan specimen
 Alat, peralatan dan bahan laboratorium : suatu perangkat yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium
 Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau
dampak negative baik pada laboran maupun pada pasien

18/2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Klasifikasi Sumber Daya Manusia


Pelaksana pelayanan laboratorium dilakukan oleh petugs laboratorium yang
mempunyai pendidikan minimal DIII analis kesehatan dengan pengalaman yang
memadai serta memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi
tugas atau tanggung jawabnya sesuai dengan Undang – Undang No. 36 tahun 2012.
B. Ketenagaan dan Jadwal Pelayanan
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
puskesmas, dibutuhkan sumber daya yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya.
Setiap petugas memiliki uraian tugas yang tertulis dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas.
Puskesmas Cikondangbelum memiliki tenaga laboran/analis. Pelayanan laboratorium
diluar jam kerja yang bersifat on call dilaksanakan oleh petugas dan
dipertanggungjawabkan oleh koordinator atas persetujuan Kepala Puskesmas
C. Deskripsi Ruangan Laboratorium
Laboratorium di Puskesmas Cikondang terdiri dari satu bangunan ruangan
dengan ukuran 4 x 4 m2 , di dalamnya terdapat meja kerja lab yang permanen, dengan
ventilasi yang cukup dan. Di dalam ruangan tersebut juga terdapat 1buah lemari, 2
buah kursi, sebuah meja tulis menulis dan wastafel tempat mencuci.

19/2
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita berdasarkan Permintaan dari
pengirim yang tertera di formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

B. Pengelolaan Spesimen
1. Specimen infeksius
2. Specimen non infeksius

C. Pemeriksaan laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak
jenisnya. Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis
laboratorium maka sumber daya manusia pun memilki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat.
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
,imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun
memilki klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing laboratorium
(metode total Architecture Syntsis ,2009)
Di Puskesmas Cikondangjuga terdapat unit Laboratorium yang melayani
pemeriksaan – pemeriksaan laboratorium sederhana, seperti :
 PemeriksaanHematologi : Hemoglobin,
 PemeriksaanUrinalisa : Protein Urin, GlukosaUrin,
 PemeriksaanImunologi : Golongandarah

20/2
 Pemeriksaan Kimia Darah : GDS, Kolesterol, AsamUrat

D. Pengelolaan limbah
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di
laboratorium yang dapat berupa limbah cair, padat dan gas.Limbah laboratorium dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: limbah umum dan limbah khusus.
 Limbah laboratorium umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum (
domestik ) misalnya: kertas.
 Limbah khusus terdiri dari:
o Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik,
sarung tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen dan
medium pembiakan.
o Limbah khusus cair yaitu: pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian,
air bekas pencucian alat, sisa spesimen.
Penanganan limbah umum, yaitu :
 Sampah dikumpulkan pada tempat sampah dengan tutup rapat, yang dialasi
dengan satu kantong plastik berwarna hitam.
 Sampah-sampah ini dikumpulkan satu hari dalam sehari oleh petugas
kebersihan, dengan membungkus sampah tersebut dengan satu kantong plastik
dan memindahkan ke dalam satu tempat sampah besar.
 Sampah ini kemudian dibawa ke tempat penghancuran sampah rumah sakit atau
ke tempat pengumpulan sampah rumah sakit.
Penanganan limbah khusus, yaitu :
 Limbah khusus padat dimasukkan ke dalam tempat khusus, kemudian di
masukkan ke dalam kantong berwarna merah.
 Kantong yang berwarna merah tersebut akan ditangani lebih lanjut (di bawa ke
incenerator).
Penanganan limbah khusus cair dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
 Limbah Cair Infeksius.
Ditambahkan desinfektan dan dibuang langsung ke wastafel khusus
pembuangan limbah laboratorium yang disalurkan ke septik tank
 Limbah Cair non Infeksius : Langsung dibuang ke wastafel yang disalurkan ke
septik tank.

21/2
E. Laporan hasil dan arsip
Laporan hasil pemeriksaan yang lengkap adalah laporan hasil pemeriksaan
yang memuat identitas pengirim, identitas pasien, jenis pemeriksaan yang diperiksa,
hasil pemeriksaan, metode yang digunakan, nilai rujukan, tanggal pemeriksaan dan
tanda tangan.
Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus lengkap, tepat waktu dan ada
arsip.
Adapun prosedurnya :
1. Petugas dari masing-masing sub unit Hematologi, Kimia darah, mikrobiologi,
dan urinalisa meneliti kesesuaian identitas dengan hasil pemeriksaan sementara
2. Masing-masing petugas sub unit memasukkan data ke komputer meliputi:
 Identitas pengirim
 Identitas pasien
 Jenis spesimen
 Jenis pemeriksaan yang diperiksa.
 Hasil pemeriksaan
 Metode yang digunakan
 Nilai rujukan
 Tanggal pemeriksaan
3. Petugas dari masing-masing unit meneliti kembali data yang telah dimasukkan
dalam komputer.
4. Masing – masing petugas mengeluarkan print out hasil pemeriksaan setelah
diteliti data tidak ada kesalahan dan menyerahkan print out kapada dokter
penanggung jawab sub bidang.
5. Petugas memasukkan hasil pemeriksaan pasien rawat jalan dalam amplop dan
menyimpannya diloket pengambilan hasil.
6. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pasien rawat inap kepada petugas di
tiap ruangan.Petugas ditiap ruangan menandatangani buku ekspedisi serah
terima hasil di buku penerimaan hasil

Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara


sistematissehingga mudah dicari apabila diperlukan.
Prosedur :

22/2
1. Arsip hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam
systemkomputerisasi.
2. Buku-buku besar catatan hasil pemeriksaan disimpak dalam lemari sesuai
dengan kelompok jenis pemeriksaan ( kelompok hematologi, kimia klinik,
Immunologi, mikrobiologi,urinalisa)
3. Penyusunan buku-buku besar catatan hasil pemeriksaan berdasarkan bulan,
triwulan dan tahun.
4. Blanko permintaan tes dibendel setiap hari dan disimpan dalam box, disusun
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
5. Lama waktu penyimpanan arsip sesuai dengan ketentuan menurut subbagian-
subbagiannya:
a. Kimia klinik : 1 tahun
b. Hematologi : Umum : 1 tahun
c. Khusus : Selamanya
d. Mikrobiologi : Umum : 1 tahun.
e. Immunologi : Umum : 1 tahun
f. Urinalisa : 1 tahun
6. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap 1 tahun dengan memberikan
kesimpulan.
7. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan
arsip.
8. Penanggung jawab penyimpanan arsip adalah masing-masing kepala ruangan.

23/2
BAB IV
PENUTUP

Laboratorium Kesehatan di Puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan


utama yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas. Peranan
Laboratorium di Puskesmas saat ini telah menjadi bagian yang cukup diperhitungkan,
penegakan diagnosa penyakit telah banyak mensyaratkan untuk didukung dengan data
hasil pemeriksaan laboratorium.
Puskesmas Cikondang merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan
maksimal. Laboratorium Puskesmas Cikondang sebagai salah satu bagian yang
memberikan kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasar maupun
pemeriksaan laboratorium yang maksimal baik yang bersifat dasar maupun pelaksaan
laboratorium yang bersifat lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan
pelayanan laboratorium Puskesmas Cikondang diharapkan mampu menjawab kondisi
dan permasalahan kesehatan mesyarakat khususnya di Wilayah Kecamatan
Cikondang.

24/2

Anda mungkin juga menyukai