Anda di halaman 1dari 40
poo M oe Qa a a ry) DASAR - DASHR TEORI BILANGAN Oleh : Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc. Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP MALANG A Petts qe fet | Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (PGSM) Jakarta, Desember 1997 ~ URAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN BAB VII UMUM Setelah mempelajari Bab VIL, peserta didik diharapkan mampu_menyelesaikan persamaan Diophantine linear dan non-linear sebagai perluasan wawasan dan pengetahuan tentang bentuk persamaan khusus yang memerlukan penerapan sifat-sifat tertentu dalam menyelesaikan KHUSUS Setelah mempelajari Bab VII, peserta didik diharapkan mengenal kongruensi linear dan non-linear menyebutkan penyelesaian bulat kongruensi linear menyelesaikan persamaan Diophantine linear dengan cara reduksi menyelesaikan persamaan Diophantine linear dengan cara kongruensi menyebutkan triple primitif Pythagoras menyebutkan triple Pythagoras menyatakan hubungan persamaan Pythagoras dan persamaan Diophantine menjelaskan cara mencari triple Pythagoras menjelaskan syarat-syarat keunsuran dalam triple Pythagoras menyelesaikan persamaan yang terkait dengan triple Pythagoras mengenal bilangan jumlah kuadrat menyebutkan sejumlah bilangan jumlah kuadrat menjelaskan sifat-sifat bilangan jumlah kuadrat menyebutkan bilangan jumlah kuadrat tiga bilangan ‘menyebutkan bilangan jumlah kuadrat empat bilangan BAB VII PERSAMAAN DIOPHANTINE A. Pendahuluan Persamaan Diophantine terdiri dari persamaan Diophantine Linear dan persamaan Diophantine non-linear. Persamaan ini pertama kali ditulis oleh Diophantus (250 M) di dalam bukunya yang berjudul Arithmetica, dan buku ini dikenal sebagai buku Aljabar yang pertama kali. Persoalan persamaan Diophantine linear berkaitan dengan mencari penyelesaian bulat dari persamaan-persamaan linear dengan dua atau lebih variabel. Sebagai awal pembahasan, perhatikan peragaan-peragaan berikut: 1. Di suatu tempat parkir terdapat sejumlah sepeda roda 2 dan sejumlah becak roda 3. Jika jumlah roda sepeda dan roda becak sama dengan 50, maka berapa banyaknya se- peda dan berapa banyaknya becak di tempat parkir itu? Untuk menjawab persoalan di atas jelas bukan merupakan hal yang sulit karena per- masalahannya dapat diwujudkan dalam bentuk persamaan linear dua variabel. Jika: x = banyaknya sepeda y = banyaknya becak maka dapat ditentukan bahwa: 2x +3y=50 ‘merupakan persamaan yang menyatakan jumlah roda sepeda dan jumlah roda becak. Persamaan linear ini mempunyai 9 penyelesaian pasangan (x,y), yaitu: (1,16),(4,14),(7,12),(13,8),(16,6),(19,4),(22,2), dan (25,0), masing-masing diperoleh dengan jalan mencoba-coba. Dalam mencoba-coba tentunya boleh saja digunakan cara yang menarik dengan tabel yang secara sistematis dicari nilai-nilai pada kolom terakhir yang menghasilkan 50. Urutan mencoba dapat dirancang dengan sebaik-baiknya schingga secara bertahap ber- bagai kemungkinan tidak ada yang terlewati. 296 x y 2x +3y 1 0 2 1 1 5 1 2 8 1 3 ul 1 16 50 2 1 7 2 2 10 2 47 2 16 52 3 0 3 1 3 15, 31 4 8 4 1 ul 4 2 14 4 4 50 ‘Tentu Kalau tabel di atas diteruskan, maka secara sistematis dapat diketemukan pe- nyelesaiannya, meskipun tabelaya menjadi semakin panjang. Temyata proses mencari penyelesaian bulat persamaan linear 2x + 3y = 50 memerlu- kan cukup waktu, apalagi 2. Harga suatu barang 100 ribu rupiah. Jenis mata uang rupiah yang tersedia pada saat pembayaran adalah 5 ribuan, 10 ribuan, dan 20 ribuan, a variabelnya lebih dari dua. Berapa banyaknya lembar masing-masing mata uang rupiah yang diperlukan untuk membayar barang itu? Permasalahan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk/model matematika persamaan 297 linear tiga variabel. Jika: x = jumlah lembar 5 ribuan y= jumlah lembar 10 ribuan z= jumlah lembar 20 ribuan maka model matematikanya adalah: SK + 10y + 202 = 100 atau x + 2y +42 = 20. Persamaan ini mempunyai penyelesaian berupa triple bilangan (x,y,z), yaitu: (20,0,0),(0,10,0),(0,0,5),(2,1,4),(2,5,2), dan (6,1,3). ‘Sekali lagi, kita dihadapkan pada keadaan mencoba-coba dalam mencari penyelesaian persamaan linear x + 2y + 4z = 20, Bagian ini akan membahas sifat-sifat yang terdapat dalam persamaan Diophantine linear sehingga dapat diketahui adanya cara tertentu yang sistematis dan sederhana dalam me- nyelesaikan persamaan Diophantine. Persamaan Diophantine non-linear yang juga dibahas adalah triple Pythagoras, Dan Jumlah Kuadrat. Sebagian dari persamaan Diophantine sudah dibahas dalam kongruensi kuadratis, ancara lain melibatkan lambang Legendre dan lambang Jacobi. B, Persamaan Diophantine Linear Persamaan Diophantine linear yang paling sederhana adalah memuat dua variabel, pada umumnya dinyatakan dengan ax + by = c, dengan a,b,c € Z. Dali 7.1 Ditentukan a,b,c € Z dan d = (a,b) a, jika (a,b)¥c, maka persamaan ax + by = c tidak mempunyai penyelesaian b. jika (a,b)| c, maka persamaan ax + by = c mempunyai penyelesaian bulat yang tak hingga banyaknya, yaitu pasangan (x,y) dengan: X= Xo + (b/d)n dan y = yo- (a/d)n dengan n € Z dan (xo,yo) adalah suatu penyelesaian bulat, Bukti: a. Misalkan x dan y adalah bilangan-bilangan bulat yang memenuhi ax + by =<. d= (ab) > (4 | adand | by 298 s dlasdlax dl b—dl by (| axdand | by) +d | (ax+by) dlc Jadi, jika d | c, maka bertentangan dengan d = (a,b) dan d | ¢, yaitu ax + by =c tidak mempunyai penyelesaian. . Misalkan x,y € Z memenuhi ax + by =c dan d | c. Karena d = (a,b), maka tentu ada (x,y; € Z) sehingga d = ax; + by; d| ccskd (ke Z) 9c =k(axy + by) > c= a(kxs) + b(kyi) > (C= axo + byo atau axo + byo =) Termyata, dengan mengambil xo = kx; dan yo = kys, maka (xo,yo) memenuhi per- samaan, sehingga (xo,yo) merupakan salah satu penyelesaian, Untuk menunjukkan terdapat tak hingga banyaknya penyelesaian, ambil: x= xo + (b/d)n dan y = yo - (a/d)n dengan ne Z Jika nilai-nilai x dan y disubstitusikan ke dalam persamaan, maka diperoleh: ax + by = a(x9 + (b/d)n} + bf yo - (a/d)n} = axo + a(b/A)n + byo - bla/dyn = Axo + byo + (ab/d)/n - (ab/d)/n aXq + byo ax+by=e Karena n € Z, maka terdapat tak hingga banyaknya (x,y) dengan: X= x9 + (b/d)n dan y = yo - (a/d)n dan memenuhi persamaan ax + by =<. Sekarang akan ditunjukkan bahwa setiap penyelesaian dari ax + by = c dalam bentuk: x= Xo+ (b/d)n dan y = yo - (a/dyn Misalkan x,y € Zdan ax + by =c. Karena ax + by =c dan axo + byy = c, maka: a(x - Xo) + BY - Yo) =O a(x ~ Xo) = blyo- ¥) 299 (ald)(x - xo) = (B/A)(Yo- y) -> (ald) (b/A)(y0 - y) ((a/d)| (b/d) yo - y) dan (a/d,b/d) = 1} > (ard)! (yo -y) (aid) (yo- y) > yo- y= n(a/d) > y = yo- (a/d)n Ly = yo - (a/d)n dan a(x - Xo) = b(yo - y)} a(x - Xp) = bfa/d)n x = x9 = (b/d)n > x= Xo + (b/d)n Contoh 7.1 Selesaikan persamaan-persamaan Diophantine linear: a.4x + 5y=10 ©. 4x + 6y=7 b.9x + 12y=21 d. 11x +7y=50 Jawab: a. (4,5)=1 | 10 persamaan mempunyai penyelesaian, Sesuai dengan Dalil Algoritma Euclides, karena (4,1) = 1, maka tentu ada xy € Z sehingga 4x; + Sy) = 1 Karena 5 = 1.4 + | atau (4)(-1) + (5)(1) = 1, maka xy = -I dan y, = 1. @CD +6) =1 10{(4)(-1) + (5)(1)) = 10.1 4{-10) + 5(10) = 10 (ingat: 4x + Sy = 10) Jadi: x9 = -10 dan yo = 10 Penyelesaian persamaan adalah: x=-10 + 5k dan y= 10- 4k dengan k € Z s . (9,12) =3 | 21 persamaan mempunyai penyelesaian, Sesuai dengan Dalil Algoritma Euclides, karena (9,12) = 3, maka tentu ada xuyt€ Zsehingga 9x1 + 12y; = 1 Karena 12 = 1.9 +3 atau (9-1) + (12)(1) = 3, maka x1 =-1 dan yy = 1. (NCL) + (12) = 3 T{OM-1) + (12)(1)} $7.3 9(-7) + 12(7) = 21 (ingat: 9x + 12y = 21) Sadi: xo = -7 dan yo=7 Penyelesaian persamaan adalah: xX=-7+Stdan y=7-3tdengante Z ©. (4,6)=24'7 persamaan tidak mempunyai penyelesaian, d. (11,7) =1 | 50 persamaan mempunyai penyelesaian, ‘Sesuai dengan Dalil Algoritma Euclides, karena (11,7) = 1, maka tentu ada xpyy € Z sehingga 11x) +7y; = 1 4=13+15 maka: 124-13 =4-1(7-14) 324-17 = 211 -1.7)-1.7 1 11(2)+7(3) 11Q)+7(-3)=1 50{11(2) + 7(-3)} = 50.1 11(100) + 7(-150) = 50 (ingat: Lx + 7y = 50) Jadi: ¥9 = 100 dan yo = -150 Penyelesaian persamaan adalah: x= 100+ 7rdan y=-150- lIrdengan re Z Contoh 7.2 Selesaikan: 91x +221y = 1066 Jawab: 221 =2.91+39 > 39=221-2.91 91 =2.39+13 13=91-2.39 39 =3.13, (91,221) = 13 Karena 1066 = 82.13, maka 13 1066 13 1066 persamaan mempunyai penyelesaian, Sesuai dengan Dalil Algoritma Euclides, karena (91,221) = 13, maka tentu ada 301 xuyt € Zschingga 91x + 221y; = 13. 13 =91 ~2(39) =91 - 2(221 -2.91) = 5.91 + 2210-2) 13=5.914221(-2) 91.54221(-2)=13 82(91.5 + 221(-2)} = 82.13 91(410) + 221(-64) = 1066 Jadi: xp = 410 dan yo = -164 Penyelesaian persamaan adalah x = 410 + 17s dan y =-164-7s,s¢Z Cara lain yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan Diophantine linear Cara reduksi dalam menyelesaikan persamaan Diophantine linear adalah mereduksi koeffisien (bukan mereduksi variabel) melalui pembagian berulang (serupa dengan pembagian algoritma), sehingga diperoleh bentuk tanpa pecahan. Selanjutnya, dengan bekerja mundur, nilai-nilai penyelesaian akan diperoleh, dan vari- abel lain yang digunakan dan tidak tercantum dalam persamaan semula, antara lain r, 5, {, dan u, meskipun tanpa keterangan, semuanya diambil bemilai bulat. Contoh 7.3 Selesaikan: 4x + Sy = 10 dengan menggunakan cara reduksi. Jawab: 4x +5y=10 4x = 10- Sy Ambil (= 2 atau 2- y= dt atau y = 2 - 4t, sehingga dari y = 2 - 4t diperoleh: xa(2-y)+ =(2-y)+t 2-2-4) +t =5t 302 x=0+5t Penyelesaian persamaan adalah: x=045t ya2-4t Jika dibandingkan dengan penyelesaian pada contoh 6.1.2, maka hasil yang diperoleh nampak berbeda. Sebetulnya dua jawaban itu sama: K=-104 5k =5(-2+k) =5tt=-2+katauk =t+2 y=10-4k = 10-4(t+2)=10-4t-8=2-4t Contoh 7.4 Selesaikan: 3x + 8y = Il dengan menggunakan cara reduksi. Jawab: 3x+8y=11 > 3x=11-8y t t aysl-o-5 Qu-u=1-3u x=3-2y+t—x=3-2(1-3u)42u= -246u42u=148u Penyelesaian persamaan adalah: x=1+8udany=1-3u Contoh 7.5 Selesaikan: x + 2y +32 = 1 dengan menggunakan cara reduksi. Jawab: x+2y+3251 5 Ys-x-3et]oys 303 te et > Max-24+loze-n-2t41 USK-2eL > xe-u-2tel Z=s-x-2t+1 — zsu yeust > ysust Penyelesaian persamaan adalah: xs-u-2t+l,y=-u¢t,danzsu Sekedar untuk pengecekan, dengan mengambil beberapa pasangan nilai u dan dapat diketahui nilai-nilai (x + 2y + 32) sebagai berikut: uot x dye xy Se 1 1 2 0 3 1 2 1 3 2 6 1 2 3 7 2 6 1 302 6 2 9 1 Dari tabel nilai di atas dapat diketahui bahwa beberapa triple (x,y,z) yang meme- nuhi persamaan adalah (-2,0,3),(-3,-2,6),(-7.2,6),(-0,-2.9) Contoh 7.6 Selesaikan: 7x + 3y + 4z = 5 dengan menggunakan cara reduksi. Jawab: Tx 3y 44205 By w-Tx 42453 ye eet a(2x-z4+l+— te SESE? stan z 4220 - 342 Ua-K- 342 9 (x5-3t-ut2=-u-3t+2danz=-x-3+2Z=u) yo-2e-24 1 tts -2-3t-u+2)-udl#t=6t+2u-4-u4letsusTt-3 Penyelesaian persamaan adalah: x=-U-3t+2,ysut7t-3,danz=u Sekedar untuk pengecekan, ambil beberapa nilai u dan 1, sehingga dapat diperoleh rilai lai (7x + 3y + 42) sebagai berikut: 304 u to ox By az ‘Tx +3y +42 2 3 -60 57 8 3 3 2 49 42 12 7 2 +1 2 4 8 5 Contoh 7.7 Selesaikan: 8x - Sy + 7z = 21 Jawab: 8x -Sy+7z=21 3 -Sy 8k-Tat 2 y= ARTE = (x42-4)4 oer 2etl =3x-2z+1 3x-St-1 FO Sta 3k 224 22a 3x-St- laze x +20) + 1 9 -2usx-t-1o x=-2uetel ZHaCX+2)tus-(-2u4t4 1) 4 2ttussust-l ys(+2-4)+t=(2u+t+l)+Gutt-l)-44teus3t-4 Penyelesaian persamaan adalah: x=-2u¢t+ ly =su+3t-4,danz=3u+t-1 Pengecekan dengan menggunakan tiga pasang nilai (u,t) ternyata menghasilkan 8x - Sy 472221. z 8x -Sy 72 8x-Sy+7z 3.90 0 21 21 212 1 6-16 -5 42 ai 1213 4 8 -I5s 2 2 2. Cara kongruensi Penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan cara kongruensi melibatkan Penyelesaian kongruensi linear dan/atau sistem kongruensi linear. Meskipun hasil yang diperoleh mungkin mempunyai bentuk yang berbeda dengan hasil yang di - peroleh dengan menggunakan cara yang lain, sebenarnya hasii itu adalah sama. 305 Untuk lebih memantapkan bahwa hasil yang diperoleh benar, maka ada baiknya dilakukan pengecekan ulang dengan nilai-nilai yang relatif kecil. Contoh 7.8 Selesaikan persamaan-persamaan Diophantine linear: adxeSyatl b.ITK+IBy=21 xe ISy=8 — d.35K414y=91 Jawab: a. 2x + Sy = 11 9 Sy = 11 -2x ~» Sy = 11(mod 2) 3 y = I(mod 2) y= (mod 2) > y=1+2t 11 =2x + Sy 9 2x = 11 -Sy=11-5(1 +21) = 11 -5-10t=6- 10t>x=3-5t Penyelesaian kongruensi adalah: x=3-Stdany=1+2t Pengecekan: tox yd Sy Ox + Sy 1304 6 5 HW 207 5 4 25 u 4 417 9 34 45 ul D. 17x + 13y=21 > 13y = 21 - 17x 13y = 21(mod 17) + 13y = 4(mod 17) Masih ingatkah Anda cara menyelesaikan kongruensi linear ini? Jika masih ragu- ragu, ikutilah proses penyelesaian berikut: 17 +4 13y = 4(mod 17) —_» 7 172 =-4(mod 13) | 13, -A(mod 13) —-p z= 4 13t = 4(mod 4) I t=O(mod4) _» t=0 Proses penyelesaian di atas menunjukkan bahwa y = -1(mod 17) = 16(mod 17). y= 16(mod 17) y = 16 +17 17K = 21 = 13y 9 17x = 2i - 13(16 + 171) = 21 - 208 - 2210 = -187 - 221t 306 x sel 13t Penyelesaian persamaan adalah: x=-11-13tdan y= 16417 Silahkan Anda selidiki apakah penyelesaian ini memenuhi untuk harga-harta teZ. ©. 6x + 15y =8 9 6x =8 - ISy > 6x = (mod 15) Karena (6,8) = 24 15, maka kongruensi ini tidak mempunyai penyeles: ti pula persamaan 6x + 15y = 8 tidak mempunyai penyelesaian. 4. 35x + 14y = 91 — lay =91 - 35x — 14y = 91 (mod 35) > I4y = 21(mod 35) Karena (14,21) =7 | 35, maka kongruensi mempunyai penyelesaian, 14y = 21(mod 35) — 2y = 3(mod 5) — y =4(mod 5) > y=4 + 5t 35x + l4y =91 > 35x =91- 1dy =91 - 14(4 + 5t) = 91 - 56-700 =35-70t x a1-2 Penyelesaian persamaan adalah: xel-2y=445t Contoh 7.9 Selesaikan persamaan-persamaan: a.2x +3y 472215 b.7x4+3y +4255 Jawab: a. 2x +3y +72 = 15 3y +72 = 15(mod 2) > y +z 2 I(mod 2) — y=(1=z)(mod 2) Ambil z=, maka y = (1 -z)+2u=(1-1)+2u=2u-t+1 2x4 By + 72 = 15 > 2x = 15 -3y-72= 15 - Gut 3t-3-Tt=-6u- 40+ 12 x =-3u-2t46 Penyelesaian persamaan adalah: x=-3u-2t+6,y=2u-t+l,danz=t b. 7x + 3y +4255 7x +4225 -3y > 7x +422 S(mod 3) x = (2 -z)(mod 3) Ambil z= t, maka x = (2-2) +3u=(2-t)+3u=3u-t+2 Tx + By +4225 9 By =5-7x-42=5-7u-t+2)-4t 307 =-2lu$3t-9 y =-Tutt-3 Penyelesaian persamaan adalah: x=3u-t+2,y=-Tutt-3,z5t C. Persamaan Diophantine Non-Linear 1. Triple Pythagoras Dalil Pythagoras menyatakan bahwa di dalam sebarang segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring (hypotenuse) sama dengan jumlah kuadrat panjang dari sisi-sisi (kaki-Kaki, legs) yang lain, Sebaliknya, sebarang segitiga yang memenuhi hubungan kuadrat panjang sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat panjang dari sisi-sisi yang lebih pendek, maka segitiga itu tentu merupakan segitiga siku-siku. Secara geometris, dalil Pythagoras terkait dengan perhitungan luas dari suatu bujur sangkar yang sisi-sisinya adalah sisi-sisi dari suatu segitiga siku-siku. Jika suatu segitiga siku-siku mempunyai sisi miring c dan sisi-sisi yang lain adalah a dan b, maka hubungan antara a, b, dan c menurut dalil Pythagoras adalah: ctaat+b? Berbagai cara dipakai untuk memperagakan luas bujur sangkar | sama dengan jumlah luas bujur sangkar 2 dan bujur sangkar 3. Tiga bilangan bulat positif x, y, dan z yang memenuhi hubungan dalil Pythagoras dise- but Triple Pythagoras. 308 Beberapa triple Pythagoras adalah: 3,4,5 — sebab 5?= 3744? 5,12,13 sebab 137=5?+ 127 7,24,25 sebab 25*=7? +247 815,17 sebab 17° =8?+ 15? 9,40,41 sebab 417=9? +41? Pythagoras adalah matematisi Yunani Kuno (572-500 S.M.) yang lahir di Samos, Ta mendirikan sekolah terkenal di pelabuhan Crotona (bagian selatan Italia), dan men- dalami berbagai bidang ilmu: matematika, IPA, dan filsafat. Ia mengatakan bahwa kunci untuk memahami dunia adalah bilangan asli, dan segala sesuatu tidak bisa lepas dari ke- terkaitan dengan bilangan. Definisi 7.1 ‘Suatu triple Pythagoras x,y,z disebut primitif Pythagoras jika (x,y,z) = 1 Contoh 7.10 1. Triple Pythagoras 3,4,5 adalah primitif Pythagoras sebab (3,4,5) = 1 dan 5? = 3? + 4? 2. Triple Pythagoras 7,24,25 adalah primitif Pythagoras sebab (7,24,25) = 1 dan 29 = 7 +24? 3. Triple Pythagoras 6,8,10 adalah bukan primitif Pythagoras sebab (6,8, 10) = 2 # | 4. Triple Pythagoras 24,45,51 adalah bukan primitif Pythagoras sebab (24,45,51) = 3 # 1 Jika diketahui suatu primitif Pythagoras 3,4,5, kemudian masing-masiug bilangan dalam triple itu dikalikan 2, sehingga diperoleh 6,8,10. Apakah 6,8,10 merupakan triple Pythagoras? Perhatikan bahwa: 10? = 67 +87 Jika bilangan pengali diganti 7 sehingga diperoleh 21,28,35, maka apakah 21,28,35 me- rupakan triple Pythagoras? Karena 35* = 21? + 28%, maka jelas bahwa 21,28,35 merupakan triple Pythagoras. ‘Sekarang, jika masing-masing bilangan pada triple Pythagoras 5,12,13 dikalikan secara berturut-tutut dengan 5, kemudian dengau 6, berikutnya dengan 9, dan terakhir dengan 25, apakah triple-triple baru yang diperoleh merupakan triple Pythagoras? Misalkan xp,yo,29 adalah suatu primitif Pythagoras, maka: 2 pi Zo = X09 + Yo" 309 Jika masing-masing bilangan dikalikan dengan k, maka diperoleh triple: xo . kyo kzg Perhatikan bahwa: 2) = xo? + yo? Ke 29? = k? (xo? + yo") aga eal + 2 yo? (k20)? = (Ko)? + (kyo)? Keadaan pada bagian terakhir menunjukkan bahwa kxo , Kyo, kzo adalah triple Pythagoras. Misalkan x,y,z adalah suatu triple Pythagoras dan (2 dan dl z. 4, maka dl x, dly, 2 4) x4xedw 3762 > Se Zz 2 » » dlysy=dp3 %ezo% ez lysysd> Fez ie z d|z 425d > z to > = 2 eZ>5ez 2 2x sea = 24 yaa Uta yt Bayer o Torey) a 4 (2. 3 (274 (2. ae Ce xo + yo? = 20" Keadaan terakhir menunjukkan bahwa xo,yo,29 merupakan triple Pythagoras. Karena (5,2 = Idan (7.4 1, maka jelas bahwa (7.2.2) = 1, beran Xo,¥o.2o adalah suatu primitif triple Pythagoras. Dalil 7.1 Jika x,y,z adalah suatu primitif Pythagoras, maka (x,y) = (x,2) = (y,z) = 1 Bukti Untuk membuktikan dalil ini digunakan bukti tidak langsung. Misalkan (x,y) # 1, yaitu (x,y) > 1. 310 Karena (x,y) > 1, maka (x,y) merupakan bilangan prima atau (A,y) tNeLupanalt UI langan komposit (yang dapat difaktorkan menjadi faktor-faktor prima), maka jelas ada bilangen prima p sehingga p| (x.y). pl Gy) > @ | xdanp | y) plx splx ply ply (pl edanpl yop l@+yyoplZoplz (pl x.ply.danp | 2) Gy2)#1 Karena x,y,z adalah suatu primitif Pythagoras, maka (x,y.2) = 1 (x,y,z) = 1 dan (x,y,z) # 1, berarti terjadi kontradiksi. Jadi: pemisalan (x,y) # 1 adalah salah, sehingga (x.y) ‘Dengan jalan yang sama dapat dibuktikan bahwa (x,2) = 1 dan (y.2) Dalil 7.2, Jika x,y,z adalah suatu primitif triple Pythagoras, maka x adalah suatu bilangan genap dan y adalah suatu bilangan genjl, atau x adalah suatu bilangan ganjil dan y adalah suatu bilangan genap. Bukti: x,y,z adalah suatu primitif triple Pythagoras, maka (x,y) = 1. x dan y tidak mungkin keduanya merupakan bilangan genap sebab kalau x = 2s (x adalah suatu bilangan genap) dan y = 2t (y adalah suatu bilangan genap), maka (x,y) = (25,21) # 1. Ini berarti bahwa x,y # 0(mod 4) dan x,y # 2(mod 4) 2. x daa y tidak mungkin keduanya merupakan bilangan ganjil. a, jika x = I(mod 4) dan y = I(mod 4), maka x? = I(mod 4) dan y” = (mod 4), se- hingga 2? = x? + y* = 2(mod 4). Hal ini tidak mungkin sebab tidak ada bilangan kuadrat yang mempunyai bentuk 2(mod 4). b. jika x = 1(mod 4) dan y = 3(mod 4, maka x? = I(mod 4) dan y’ = 1(mod 4), se- hingga 2? = x? + y? = 2(mod 4). Hal ini tidak mungkin sebab tidak ada bilangan kuadrat yang mempunyai bentuk 2(mod 4). cz jika x = 3(mod 4) dan y = 3(mod 4), maka x? = I(mod 4) dan y = I(mod 4), se- 31 hingga 2? = x? + y* = 2(mod 4). Hal ini tidak mungkin sebab tidak ada bilangan kuadrat yang mempunyai bentuk 2(mod 4). Karena keadaan 1 dan keadaan 2 tidak mungkin terjadi, maka keadaan yang meme- nuhi adalah x merupakan suatu bilangan genap dan y merupakan suatu bilangan ganjil, atau sebaliknya. Dalil 7.3 Jika x,y,z € Z*, maka penyelesaian primitif: vtye? adalah: =n? y=2mn, dan z= m? +n? yang mana m>n>0, (m,n) = 1 , dan m berlawanan paritas dengan n. Bukti: Menurut dalil 7.2, jika x,y,z adalah suatu penyelesaian primitif Pythagoras, maka x dan y berlawanan paritas. ‘Ambil suatu bilangan genap y, maka x adalah suatu bilangan ganjil. y adalah suatu bilangan genap —> y = 2k {y=2kdany?= Xo 4 =2?- ok a? - x4 gtx) z-x 2 a 2 as ) Karena y adalah suatu bilangan genap dan x adalah suatu bilangan ganjil, maka y? adalah suatu bilangan genap dan x’ adalah suatu bilangan ganjil, sehingga z? =x? +y? merupakan suatu bilangan ganjil. Karena 2? merupakan suatu bilangan ganjil, maka z juga merupakan suatu bilangan ganj ) = 1, Untuk mem- gtx buktikannya, ambil u = dan dan (u,v) = 4. (uy) =d— @ 1 udand | v) > {d | (w+) dand | (a-v)) gtx woe 2° 2 dl @+yal ( jodlz 312 dl@-ysal ase! x GI zdand | x) +4 | (2) {a | (xz) dan (xz) =1) 9d=1 Karena (u,v) = d dan d= 1, maka (u,v) = 1, berarti es = L atau (wy) Jadi: I? = uv dengan (u,v) = yvuz 24%, dan v2 2% 2 2 2 Karena (u,v) = 1, maka pemfaktoran prima dari u dan v menghasilkan pemfaktoran +x yaw yang berbeda, yaitu tidak mempunyai faktor prima persekutuan, sehingga u dan v dapat dinyatakan sebagai: u=pi".po?. “dan v= pist pisz Jika: keq" qe”... a" maka: 22 qr? ga" ge)? qu" 92" Karena y* = uv, mak 2 qn .q2? so. go" = (Pi Be "Spit pian. By”). Karena setiap p; harus sama dengan q,, maka dapat ditentukan bahwa: nh 2% berarti setiap pangkat dari p; adalah bilangan genap, dan (r, /2) adalah suatu bilangan bulat, sehingga: Gav o ie gga? ns 2% = (pr? pr, 1A pig “Bi atau: k= m? n? Selanjutnya: (k? = uy dan k? = m? n4) > (u = m? dan v =n?) = mn? k=mn (y = 2k dan k = mn) — y = 2mn Karena: 313 =z, makaz=su+v=m?+n? Jadi: penyelesaian primitif x? + y* = 2? adalah x = m?-n?, y= 2mn , dan z= m? +n? dengan m>n>O, (m,n) = 1, serta m dan n berlawanan paritas. Berdasarkan dalil 7.2 di atas, dengan memilih harga-harga m dan n, maka dapat diper- oleh harga-harga x, y, dan z, sehingga dapat dihasilkan triple-triple Pythagoras, mon om nn 2m x ys2mn z=m'+n? 201 4 1 4 3 4 5 3029 4 12 5 12 13 4 1 16 1 8 15 8 7 ape Sree Beta 7 24 25 Sue 2 en 25 Aaa 20) 2 20 29 5 4 25 16 40 9 40 41 6 1 3% 1 12 35 12 36 6 5 36 2 60 9 60 61 7 2 49 4 2 45 28 53 7 4 9 16 56 33 56 65 7 6 49 36 84 13, 84 87 Pethatikan sekali lagi bahwa m dan n yang dipilih harus memenuhi (m,n) = 1, yaitu m adalah suatu bilangan genap dan n adalah suatu bilangan ganjil, atau sebaliknya. Ambil m adalah suatu bilangan genap dan n adalah suatu bilangan ganjil, yaitu m= 2g dan n = 2h + 1, maka jelas bahwa m # n(mod 2). Dari tabel dapat diketahui bahwa m= 5 dann = 1,m=6 dann =2,m=7dann=3 tidak dipilih sebagai salah satu keadaan triple Pythagoras primitif karena 5 = 1(mod 2), 6 = 2(mod 2), dan 7 = 3(mod 2). Jika pilihan nilai-nilai tersebut diteruskan, maka kita tidak memperoleh triple Pythagoras 314 primitif: m=Sdann=1->x=24,y=10,2=26 m=6dann=2-9x=32,y=24,2=40 m=7dann=34x= Contoh 7.11 Carilah semua triple Pythagoras primitif yang mana selisih antara bilangan terbesar dengan salah satu dari bilangan yang lain berselisih (berbeda) k. +y=42,2=58 Jawab: Nilai-nilai k yang mungkin adalah k merupakan suatu bilangan ganjil atau k meru- pakan suatu bilangan genap. 1. k adalah suatu bilangan ganjil Jika 2? = x? + y?, y adalah suatu bilangan genap, dan z adalah suatu bilangan ge- nap, maka untuk nilai k yang ganjil, diperoleh dari selisih bilangan terbesar dengan bilangan yang genap. m+n?-k = 2mn m? +n? -2mn=k (m-n}P=k Jika t= mn, maka? =k atau k = (?, dan 2 +t xem?-n?s(n¢t?-n?sn?s dntyt-n?=2nter =1(2n +0) y = 2mn = 2(n + 1)n = 2n(n +t) zem+ns(nt +o? =n? + Inte +n? = 2n? + 2+ Sebagai contoh nyata, untuk k = 9 dan t= t2n+0) y=2n(n+) . dari persamaan-persamaan: x z=2n?+2ntee dapat ditentukan bentuk umum triple Pythagoras yang dicari, yaitu: x = 3(2n +3) y=2n(n +3) z=2n?+6n+9 Beberapa unsur dalam barisan triple Pythagoras yang memenuhi adalah: (158,17) , (21,20,29) , (27,36.45) ,... 315 2. k adalah suatu bilangan genap. Jika z= x? + y*, y adalah suatu bilangan genap, dan 2 adalah suatu bilangan ganjil, maka x dan z tentu keduanya merupakan bilangan-bilangan ganjil, se- hingga k merupakan selisih (beda) antara z dan x: zextk m+nt=m?-n+k Qntok Ambil k = 2t? , maka 2n? = 2nt? sehingga n = t dengan m adalah sebarang bilang- an lebih dari t dan mempunyai paritas yang berbeda dengan t. Dengan demikian dapat ditentukan bahwa: xem -1? oxem-? y=2mn, — y=2mt zem4+n—zem +t Sebagai peragaan, untuk k = 8, bentuk umum triple Pythagoras yang dicari untuk n=t=2adalah: xem-4 y=4m zem +4 Beberapa unsur dalam barisan triple Pythagoras yang memenuhi adalah: (5,12,13) , (21,20,29) , (45,28,53) ... Contoh 7.12 Carilah semua triple Pythagoras yang membentuk suatu barisan aritmetika. Jawab: Misalken x,y,z adalah triple Pythagoras yang membentuk barisan aritmetika, maka tentu ada bilangan bulat positif t sehingga: yt aye? dengan t adalah beda barisan. gr ryeye? y-dyteteyray?+2ytee y? = yt yly - 40) = 0 > (y = O atau y = 41) Karena y = 0 tidak menghasilkan triple Pythagoras, maka y = 4t, sehingga: 4t-t=3t 36 Jadi bentuk umum triple Pythagoras yang dicari adalah (3t,4t,5t), sehingga barisan yang dicari adalah: (3,4,5) , (6,8,10) , (9,12,15) , (12,16,20) , ... Contoh 7.13 Selesaikan persamaan x? + y’ = 2° dalam bentuk triple Pythagoras. Jawab: Peyazbxrtys (2? Ini berarti bahwa ada m,n € Z,m>n sehingga: em? +n?,x=m?-n?,dany=2mn dengan m=(-s?,n=2rs,danz=r +s? Berikutnya dapat dicari nilai-nilai x, y dan z: x=m?-n? = (7 - 8%)? - (21s)? = 1 - 21s? + s*- ars? xaltt- 6's? +84] y=2mn = ¢P? - )2rs = (20? -2s*)2rs y=4rs(r?- s?) zares Beberapa unsur dari barisan penyelesaian dipe >> 0, dan r mempunyai paritas yang berbeda dengan s. dengan mengambil (r,s) = |, ros xalr-6r's? +s") y =4rs(r?- s?) zares? 201 7 4 25 32 119 120 169 41 161 240 289 43 527 336 625 Beberapa unsur dari barisan penyelesaiannya adalah: (7,24,25) (119,120,169) , (161,240,289) , (527,336,625) 37 Contoh 7.14 Selesaikan persamaan x‘ + y* 7? dalam bentuk triple Pythagoras Jawab: xtayted a hteyted? Ini berarti bahwa ada m,n Z,m>n sehingga: zem? +n?,x?=m?-n?, dan y=2mn Karena x?= m?-n?, maka x?+n7=m?, dan x=r-s*,n=21s,mer+s? sehingga: xa (P-sy y =2mn =2(¢ +s%)21s = 4rs(r* +s?) z em +n? = (2 +82) + (20s) lr’ + 6's? + 541 Beberapa unsur barisan penyelesaian diperoleh dengan mengambil (r,s) = 1, 1>s>0, dan r mempunyai paritas yang berbeda dengan s. ros Pash yadrs(P +s) zal + Ors? +41 2 1 9 40 4l 3 a 25 312 313 4 1 225 272 353 4 3 49 1200 1201 Beberapa unsur dari barisan penyelesaiannya adalah: (9,40,41) , (25.312,313) , (225,272,353) , (49,1200,1201) Cobatah selesaikan hal yang serupa, yaitu: vayte2? dalam bentuk triple Pythagoras. Beberapa persamaan Diophantine yang terkait dengan penyelesaian triple Pythagoras antara lain sesuai dengan pembahasan dalil-dalil berikutnya. Dalii 7.4 Jika x,y,2 € N dan (x.y,2) = 1, maka persamaan x? + 2y? = 2 mempunyai penyele- saian: x=lP-25" 318 y=2rs zar+2st dengan 1.8 > 0 dan (F,2s) Bukti: (x,y,z) = 1, ambil x adalah suatu bilangan ganjil, z adalah suatu bilangan ganjil, dan y adalah suatu bilangan genap. y adalah suatu bilangan genap,ambil y = 2m, sehingga dapat ditentukan: x4 2y?=2? 9 x? 4+2(2m)= 2? > x? + 8m? =z? 32m? = (2 - x4 2m? = (24424) 2 2 Karen 1, maka sesuai dengan sifat ketunggalan pemfaktoran, dapat ditentukan bahwa: (72 2% danas = atau (2 = 25 dan ES dengan (r,2s) = 1 atau (2r,s) = ent 3 2txe2? ata SF 5 n-ne ast z 22 = 2h +48’ > =P +28? 2x =27- 43? + x= 1-28? 2m?= (17)(2s) + m = rs > y= 2m = 21s, Sebagai fakta bahwa x” + 2y* = z* mempunyai penyelesaian, ambil beberapa nilai r dan s yang memenuhi (f,2s) = 1 atau (2r,s) = 1. r s xslP-2s%) 0 y=2rs zar+2s* 3 1 7 6 u 1 3 17 6 19 2 3 14 12 2 319 Dalil 7.5 Jika x,y,z € N dan (x,y,z) = 1, maka persamaan x? + y? = 2z mempunyai penyele- saian: xar-s?+2rs yalr-s*-2rs| zePr+s dengan rs N, (u,v) = 1, serta u dan v mempunyai paritas yang berbeda. Bukti: Karena (x,y,2) = 1, dan berdasarkan sifat kongruensi modulo 4, maka x, y, dan z semuanya adalah bilangan ganjil, sehingga a x eZ. typ zr ty * ; ae =2rs,dan z= +s? -8danzer+s? £ xar-s?+2rs ysl -s?-2r| zeres? ‘Sebagai fakta bahwa x? + y” = 2z” mempunyai penyelesaian, ambil beberapa nilai r dan s yang memenuhi (r,s) = 1, serta r dan s mempunyai paritas yang berbeda. ros) xat-st+2rs yal P-s?- 2s! one 7 1 5 301 14 2 10 302 17 7 1B 320 Dalil 7.6 Jika y dan z adalah bilangan-bilangan genap, maka penyelesaian persamaan: Xeyevat adalah: peg pager r dengan p,q e N,r<(p?+q°) dan tl (p?+q") Bukti: 1. jika semua x,y,z adalah bilangan-bilangan ganjil, maka: Pax?+y? +27 = 3(mod 8) dan hal ini jelas tidak mungkin (mengapa?) 2. jika salah satu dari x,y,z adalah bilangan genap dan yang lain adalah bilangan- y=2p,z=2q,t= bilangan ganjil, maka: Pex’+y'+27= (mod 4) dan hal ini juga jelas tidak mungkin (mengapa?) 3. jika salah satu dari x,y,z adalah bilangan ganjil dan yang lain adalah bilangan- x. maka: bilangan genap, misalnya y = 2p dan z= 2q, dan u (tule tt-xtet extyez? =x? + (2p) + (29)? =x? 4 4p? + 4q? x4 2xuturax?s dpe dq? w 1p? + 4q? - 2xu = 2(2p* + 2q? - xu) Karena v? adalah suatu bilangan genap, maka u adalah juga suatu bilangan genap misalnya u = 2r, maka u? = (2r)? = 47°, 42 = 4p? + dq? - 2x(2t) 9 = p?+q?-xr ort x) =p tq? srl (p +a) an + er eer erren ait elem tae 5 ; : Jika d= (p?+q?-?, 2pr, 2qr, p? +q? +P), maka x, y, z, dan t merupakan pe- g P nyelesaian primitif dengan p,q,r € Z dan (p,q,t) = 1, sehingga: 321 2 ag? xe Pte , dxepteg?-? r y=2p > dy =2pr z=2q 3 dz =2qr Pa gtar? to PEt, a apegtee r Sebagai peragaan dalil 7.6, ambil p =3,q = dx =3?42?-1?=12 dy =2.3.1= dz=2.2.1= dta 342417514 dan r=. sehingga: d= (12,6414) = 2, dan: xe==6 z 6 $3 te a 4 2 14 z ayes 43242? = 36494424957 eyevat 2. Bilangan Jumlah Kuadrat (BJK) Menurut catatan sejarah matematika, sejak lama para matematisi tertarik pada bilangan jumiah kuadrat. Pythagoras telah menunjukkan perhatian yang besar terhadap jumlah kuadrat dua bilangan yang hasilnya juga bilangan kuadrat. Residu kuadratis juga meru- pakan bagian dari usaha para matematisi dalam mengkaji sifat-sifat bilangan jumlah kuadrat. Beberapa tokoh matematika yang telah memberikan sumbangan berharga da- lam pengembangan dan penyelesaian kongruensi bilangan jumlah kuadrat (bjk) antara lain adalah Diophantus, Fuler, Fermat, dan Lagrange. Marilah sekarang kita lihat dua peragaan berik 1. Setiap bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai salah satu dari bentuk: (mod 4) x=4k ata 322 x=4k41 atau x= 1(mod4) x=4k+2 atau x=2(mod 4) x=4k+3 atau x= 3(mod 4) sehingga kuadrat dari masing-masing kemungkinan nilai x adalah: x =0(mod 4) -» x? = O(mod 4) x = I(mod 4) > x? = 1(mod 4) x = 2(mod 4) > x? =.4(mod 4) = O(mod 4) x = 3(mod 4) — x? = 9(mod 4) = 1(mod 4) dari keadaan kuadrat x (atau x2) dapat ditentukan bahwa 0 dan 1 merupakan residu- residu kuadratis modulo 4, 2 dan 3 bukan merupakan residu-residu kuadratis mo- dulo 4. Sekarang, jika diambil dua bilangan kuadrat x? dan y’, maka kemungkinan jumlah- nya, yaitu (x? + y*), dapat dinyatakan sebagai: 0(mod 4) dan y? = O(mod 4) > x? + y? = O(mod 4) x? = 0(mod 4) dan y? = 1(mod 4) — x? + y? = I(mod 4) L(mod 4) dan y? = I(mod 4) —> x? + y* = 2(mod 4) x Dari keadaan di atas jelas bahwa jika jumlah kuadrat dua bilangan sama dengan a, yaitu: x? +? = a(mod 4) maka kemungkinan nilai-nilai a adalah a = (0,1,2)(mod 4), berarti nilai a tidak mung- kin sama dengan 3(mod 4) atau a # 3(mod 4). Jadi: x? + y* = 3(mod 4) tidak mempunyai penyelesaian. . Dari hasil uraian pada butir 1 jelas bahwa jika a = 3(mod 4), maka x? + y? = 3(mod 4) tidak mempunyai penyelesaian. Marilah sekarang kita selidiki untuk harga-harga a = O(mod 4), a = I(mod 4), dan a= (mod 4). Untuk a= 0, x? + y= a(mod 4) mempunyai penyelesaian x = Odan y = 0. Apakah keadaan ini berlaku untuk a = 4,8,12,16,24,28, ...,4k = (0,0,0, ... ,0)(mod 4)? Bagaimana dengan nilai-nilai a= 1 dan a= 2? 2 dk +1, Bagaimana dengan nilai-nilai a= 1,5; (mod 4)? 323, Bagaimana dengan nilai-nilai a= 2,6,10, ... , 4k +2, ... = 2(mod 4)? Sekedar untuk memberikan fakta sederhana, perhatikan keadaan daftar berikut: n —bentuk = jumlah kuadrat_ | nn —bentuk = jumlah kuadrat 1 4k +1? 16 4k +e 2 4k+2 Pe? 17 4k+1 Pee 3 4k+3 - 18 4k +2 P43? 4 4k +2? 19 4k +3 - 5S 4k+t P+? 200 4k Pea 6 4k+2 : 210 4k +1 : 7 4k4+3 - 220 4k +2 : 8 4k Par 23 4k +3 - 9 4k+1 C+3* 24 4k - 10 4k 42 P43? 25 ak +1 P44? WL 4k +3 : 26 4k +2 Pes 2 4k : 2 ak43 - 1300 4k41 P43? 28 4k - 14 4k 42 - 2900 4k+1 Bas 15 4k43 - 30 4k42 : Dari daftar di atas dapat diketahui bahwa pola bilangan jumtah kuadrat belum nampak. Dengan dua peragaan di atas dapat ditunjukkan bahwa perlu dicari cara lain untuk ‘mengembangkan sifat-sifat bilangan jumlah kuadrat. Cara lain yang dimaksud adalah penggunaan pemfaktoran prima. ‘Sekarang perhatikan bilangan-bilangan jumlah kuadrat (bjk): 4,5,8,9, dan 10, 45=20=P+4 592455746 4421620447 48=32=444? 510=50= +7 5.5=25=0° +5? 49 +e 89 C+e 88 OF +8? 410=40=2+67 8.10=80=47+8? 9.9= P+ 9? 58= 246? — 9.10=90=3°+9? 10.10 = 100 = 0" + 10° 324 ‘Apakah hasil kali bjk (bilangan jumlah kuadrat) merupakan bjk? Bagaimana dengan jumlah bjk? Apakah 5 +9 = 14 menghasilkan bjk? Dalil 7.7 Jika r dan adalah bilangan-bilangan jumtah kuadrat, maka rs juga merupakan bilangan jumlah kuadrat. Bukti: Diketahui bahwa r adalah bjk dan s adalah bjk, berarti r dan s dapat dinyatakan sebagai: +b Peg sehingga: rs = (a +b?) c? +4) sate? + ald? + bc? + bid? = (we? + bid?) + (ad? + bc?) = (a’c? + 2abed + b*d*) + (a?d? - 2abed + bc”) ts = (ac + bd)* + (ad - be)? Jadi: rs merupakan suatu bjk. r Perhatikan bilangan-bilangan prima ganjil yang mempunyai bentuk (4t + 1), yaitu: 5,13,17, dan 29, Karena masing-masing bilangan prima mempunyai bentuk (4t + 1), maka sesuai dengan sifat-sifat residu kuadratis, dapat ditentukan bahwa: 1 — x =-1(mod 5) mempunyai penyelesaian, yaitu x = 2. 517 +1) 951441 35/5 35a1S 3241515 ystox? -1(mod 13) mempunyai penyelesaian, yaitu x = 5 131? + 1) 9 13] 25 + 1) > 13] 26 > 26 = 2.13 3 5? 41 = 2.13 = 1 +x? =-1(mod 17) mempunyai penyelesaian, yaitu x = 13 171 2 + 1) 171 (169 + 1) 9 171 170 3 170 = 10.17 + 13? + 1 10.17 325 = 1-9 x? -1(mod 29) mempunyai penyelesaian, yaitu x = 12 > 291 (x? + 1) > 291 (144 + 1) 9 29] 145 > 145 = 5.29 5 127 +1 = 5.29 Dari empat kasus di atas, kecenderungan apa yang dapat Anda ketahui? Jika p = 37,41,53, maka cobalah Anda cari nilai-nilai x, y dan t sehingga: ey sat Dalil 7.8 Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil dan p mempunyai bentuk (4k + 1), maka tentu ada m,n é Z sehingga m? + n? = tp dengan t e Z* dant pl (7+ 1) 9 x7+ stp dengan m = x dan n= I, dapat ditentukan bahwa ada m,n € Z sehingga m? + n® = tp x? =-1(mod p) > p | (x? + 1) x #p sebab tidak mungkin p | (p? +1) x#(p~ 1) sebab untuk x =p-1,x?+1=(p- 1)? +1=p’-2p+l 41 x41 =p(p-2)4+2 tidak mungkin p | (p(p - 2) + 2) Jadi: x <(p- 1) sehingga m? +n? =x? + 1< ((p- 1)? +1) =p*-2p+2 (p =2 atau p = I(mod 4)} p=2—>psl+1=1?+1? merupakan bjk {p= I(mod 4) atau p = 4k + 1} ada bilangan bulat positif terkecil t sehingga m? +n? = tp mempunyai penyelcsaian m,n € Z. dengan t

1. ‘Ambil dua bilangan r dan s sedemikian hingga: r= m(mod t) dan s = n(mod t) (v2) <8 $ (v2) rem(modt) >? = (mod t) s = n(mod t) > s* = n?(mod t) (7? = m°(mod dan 4 n2(mod t))— (F? +8? =m? +n? = tp = O(mod 1) =e (F +s) 327 (P+) =tq (mm? +n? = tp dan ? +5? = tq) > (mn? + n2)( + 5%) = (tp)(tq) = pg > (mr + ns)? + (ms - nr)? = pq m(mod t) -> {mr = m?(mod t) dan nr mn(mod t)} (mod t) > {ns = n°(mod t) dan ms = mn(mod t)} {mr = m’(mod t) dan ns = n%(mod t)) {mr+ ns = (m? + n\(mod t)} (mod t) (ms = mn(mod t) dan nr = mn(mod t)) -> {ms - nr = O(mod 1)} mr +ns = O(mod t)—>t| (mr+ns) > eZ mr+ns t ms - n= O(mod t) — t| (ms - nr) > ((mnr + ns)? + (ms - nr)? = pq) > Ee Hasil yang terakhir menunjukkan bahwa pq merupakan bjk. Dari r? +s? = tq dengan (-t/2) <1, $ (U2) dapat ditunjukkan bahwa q 0Stqs(t/2) > 0sqs(v2) sact Hal ini tidak mungkin sebab t adalah suatu bilangan bulat positif terkecil sehingga m? +n? = tp mempunyai penyelesaian m,n € Z, yang mana: m?+n?= 7 +s? = tp =0(mod t) dan q r=s=0 r=s=Odanm? +n? =r +s? = O(mod t) > m+n? =0(mod t) > m=n=O(mod t) 328 tim dan tin 2m? dan 1 n? Pl (m? +n?) Clip 3 tp + = + 4 (tlp dant t=1 (m@4n?stpdant=1) > m+n’=p Jadi: p merupakan bjk. Dalil 7.10 Suatu bilangan n € Z* merupakan bjk jika dan hanya jika faktor-faktor prima dalam pemfaktoran prima n yang mempunyai bentuk 3(mod 4), muncul dalam perpang- katan yang genap. . Bukti: Misalkan dalam pemfaktoran prima dari n, tidak ada bilangan prima dalam bentuk 3(mod 4) yang berpangkat ganjil Ambil n P kat I(ganjil), berakivat masing-masing bilangan prima dalam u mempunyai ben- Pu dengan u ruemuat perkalian-perkalian prima yang berbeda. (mod 4) tidak ada di dalam u karena masing-masing bilangan prima berpang- tuk I(mod 4), sehingga masing-masing faktor u merupakan bjk. Karena u merupakan hasil kali dari bjk, maka u juga merupakan bjk, yaitu: usxtty? sehingg: netustorsy) sexe ey n= (tx)? + (y Anggeplah ada bilangan prima p dengan p = 3(mod 4), yang muncul berpangkat ganjil dalam pemfaktoran n, misalnya p berpangkat (2j + 1). Anggaplah n merupakan bjk, yaitu: n= x? + y Ambil d= (x,y), a= x/d , b= y/d , dan m= n/(d?), maka (a,b) = (x/d, y/d) = 1 dan: 329 Jika p* adalah pangkat tertinggi dari p yang membagi d, maka m habis dibagi oleh p#*!* dengan (2j + 1 - 2k) 2 1, sehingga p| m pla sebab jika p| a, b? = m- a? dan (a,b) = 1, maka p|b Jadi ada bilangan bulat z sehingga az = b(mod p). =a? + (az)? = (1 +2")(mod p) Karena a? + b? = m dan p| m, maka a°(1 +2”) = 0(mod p) Karena (a,p) = 1, maka 1+ 2 = O(mod p) atau z* = -I(mod p). Tidak mungkin 2 =-1(mod p) sebab -1 bukan residu kuadratis dari p = 3(mod 4). ab’ Karena terjadi kontradiksi, maka n bukan merupakan bjk. Soal-Soal 1. Selesaikan persamaan-persamaan linear Diophantine: a.3x-Ty=2 . Sx + Ty =32 b. 6x +5y=10 €.9x4 ly =47 c.4x43y=5 £.12x-+7y =50 2. Selesaikan persamaan-persamaan linear Diophantine: a.3x42y +725 15 4. 5x+2y-2=12 b.3x+y-2=5 e.x-3y 42227 c.4x + 2y +3285 f.2x-3y +9z=10 3, Selesaikan sistem persamaan linear Diophantine: a. 7x + Sy +62 = 173 cxty+z=100 3x + Ty +4z=510 6x42ly 427121 b. Sx +2y +32 = 324 axtytzewed -4x + 6y + 142 = 190 9y + 52+ 6w=18 4, Seseorang membeli sejumlah jeruk dan sejumlah mangga dengan jumlah pembelian sebesar 10000 rupiah. Jika harga sebuah jeruk 200 rupiah, dan harga sebuah mangga 250 rupiah, maka be- rapa banyaknya jeruk dan berapa banyaknya mangga yang dibeli orang itu? 5, Persediaan perangko di Kantor Pos Pembantu terdiri dari 300 rupiahan dan 500 ru- piahan. Jika sebuah paker surat harus diberi perangko senilai 7500 rupiah, maka berapa ba- 330 nyaknya masing-masing perangko yang diperlukan? Berapa banyaknya masing-masing perangko yang diperlukan jika perangko yang tersedia terdiri dari $00 rupiahan dan 700 rupiahan? 6. Bilangan 100 dipisahkan menjadi dua bagian, satu bagian habis dibagi 11, dan bagian yang lain habis dibagi 7. Berapa nilai dua bilangan yang dipisahkan? 7, Seseorang mengambil uang di bank sebesar 150000 rupiah. Persediaan mata uang di bank terdiri dari sepuluh-ribuan, duapuluh-ribuan, dan lima-ribuan. Berapa banyaknya masing-masing mata uang yang diterima orang iw? 8. Tunjukkan bahwa persamaan Diophantine ax + by = n mempunyai penyelesaian yang tidak negatif jikan 2 (a - 1)(b - 1) 9, Tunjukkan bahwa persamaan Diophantine ax + by = n mempunyai penyelesaian yang tidak negatif jika n= ab -a-b. 10. Carilah triple-triple primitif Pythagoras x,y,z yang memenuhi: a.z<25 e.2<75 b.z<75 d.z< 100 11. Carilah triple-triple Pythagoras x,y,z yang memenuhi: a.2<20 2.7 <60 b.2<40 4.2<80 12, Tunjukkan: a. jika x,y,z adalah suatu triple primitif Pythagoras, maka x = O(mod 3) atau y= 0(mod 3). b. jika x,y,z adalah suatu triple primitif Pythagoras, maka ada tepat satu dari x, y, dan z yang bernilai (mod 5). ¢. jika x,y,z adalah suatu triple primitif Pythagoras, maka paling sedikit satu dari x, y, dan z bernilai O(mod 4) 13, Carilah penyelesaian bulat positif dari persamaan-persamaan Diophantine: arxeyaz c. px? + y’ =z" (p= bilangan prima) tl baxteyez? z Dane 331 14, Dalil Fermat Terakhir menyatakan bahwa persamaan Diophantine x" + y" = 2" dengan n > 3 , tidak mempunyai penyelesaian bilangan bulat yang bukan nol. Tunjukkan bahwa persamaan-persamaan Diophantine berikut tidak mempunyai penyelesaian bilangan bulat yang bukan nol. 4 axtty'sz? b.xt + dyt=z? c. x4. By* - 8y' 15, Carilah penyelesaian bulat posit aQxy+yez — b.xt+(2y)=2? 16. Jika x,y,z adalah suatu triple primitif Pythagoras, maka tunjukkan bahwa: a,x +y = 1(mod 8) atau x + y = 7(mod 8) b. x- y = I(mod 8) atau x - y = 7(mod 8) 17. Tunjukkan bahwa di dalam triple Pythagoras x,y,z berlaku xyz habis dibagi oleh 60. 18, Diketahui 13 = 2? +37, 29 = 27+ 5?, dan 50= 17+ 7, Nyatakan masing-masing bilangan sebagai bjk: a.377 b. 650 c. 1450 4, 18850 19, Tunjukkan apakah masing-masing bilangan berikut merupakan bjk: 3.85 b. 120 ©. 600 ¢.2350 20. Jika memungkinkan, nyatakan masing-masing sebagai bjk dari 3 bilangan: a4 el €.36 g.60 b7 4.27 £40 h75 21. Buktikan: jika m,n € Z* dan masing-masing merupakan bjk dari 4 bilangan, maka man juga merupakan bjk dari 4 bilangan. 22. Buktikan: persamaan x?+ y? + 2? + w? = p (p adalah suatu bilangan prima), mem- punyai suatu penyelesaian bulat. 23. Buktikan: setiap bilangan bulat positif merupakan bjk dari 4 bilangan. 24. Diketahui: 7 = 17+ 12412422, 1521741742437, 34= Peed ed? Nyatakan masing-masing bilangan sebagai bjk dari 4 bilangan: a. 105 b. 510 ©. 238 4.3570 25. Nyatakan sebagai bjk dari 4 bilangan: a.21 b.89 6.99 4,555 332 DAFTAR KEPUSTAKAAN Anderson, J.A. & Bell, J.M. (1977). Number Theory With Appli Prentice-Hall. tions, New Jersey: Agnew, J. (1972). Exploration in Number Theory. Belmont: Brooks/Cole. Niven, I, Zuckerman, H.S., & Montgomery, H.L. (1991). An Introduction to The Theory of Numbers. New York: McGraw-Hill. Ore, O. (1948). Number Theory and Its History. Posamentier, A.S. & Stepelman, J. (1986). Teaching Secondary School Mathematics. Columbus: Bell & Howell. New York: McGraw-Hill. Redmond, D. (1996). Number Theory : An Introduction. New York: Marel Dekker. »~ Rosen, K.H. (1993). Elementary Number Theory and Its Applications. Massachusetts: Addison Wesley. Smith, K.J. (1973). The Nature of Modern Mathematics. Belmont: Wadsworth. 333

Anda mungkin juga menyukai