Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA ABDOMEN

Definisi Pemeriksaan Penunjang


Trauma adalah luka atau cedera fisik 1. Foto toraks
lainnya atau cedera fisiologis akibat 2. Pemeriksaan darah rutin
3. Plain abdomen foto tegak
gangguan emosional yang hebat
4. Pemeriksaaan urine rutin
(Brooker, 2006). 5. VP ( Intravenous Pyelogram )
Trauma abdomen adalah cedera pada 6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
abdomen, dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja
atau tidak disengaja (Sjamsuhidayat,
2008). Penatalaksanaan
1. Pre Hospital
a. Airway
b. Breathing
Etiologi
c. Circulation
1. Penyebab trauma penetrasi (trauma
d. Trauma tumpul : Stop makan minum, Imobilisasi, rujuk
perut dengan penetrasi kedalam
ke rumah sakit
rongga peritonium)
e. Trauma tajam : Luka tusuk tidak boleh dicabut, bila ada
a. Luka akibat terkena tembakan
organ keluar dari perut maka tidak boleh dimasukkan
b. Luka akibat tikaman benda tajam
kembali. Organ tersebut dibalut kain bersih/perban steril,
c. Luka akibat tusukan
imobilisasi, tidak dianjurkan makan dan minum, apabila
2. Penyebab trauma non-penetrasi
luka terbuka balut dengan bebat tekan
(trauma perut tanpa penetrasi kedalam 2. Hospital
rongga peritonium). a. Trauma penetrasi
1) Rontgen
a. Terkena kompresi atau tekanan 2) IVP atau Urogram Exretory dan CT scan
dari luar tubuh 3) Uretrografi
4) Sistografi
b. Hancur (tertabrak mobil) b. Trauma benda tumpul
c. Terjepit sabuk pengaman 1) Pengambilan contoh darah dan urine
2) Pemeriksaan rontgen
karna terlalu menekan perut 3) Study kontras urologi dan gastrointestinal
d. Cidera akselerasi/deserasi karena
kecelakaan olah raga
Komplikasi
1. Hemoragik
2. Syok
3. Cedera
4. Infeksi
5. Peritonitis

Tanda dan gejala (manifestasi klinis)


Pengkajian
a. Nyeri
1. Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga
b. Darah dan cairan
2. Pemeriksaan fisik
c. Cairan atau darah dibawah
a. Trauma tembus abdomen
diafragma
b. Trauma tumpul abdomen
d. Mual Muntah
3. Pemeriksaan penunjang
e. Memar pada dinding perut
Diagnose 1 : Nyeri akut
Tujuan dan criteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam mampu toleransi terhadap nyeri dan mengontrol
nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan/melaporkan nyeri berkurang.
2. Ekspresi wajah tampak rileks.
3. Skala nyeri (0-3).
Intervensi keperawatan dan rasional (NIC)
1. Observasi kualitas nyeri pasien
2. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahu pengalaman nyeri
3. Pertahankan posisi semi fowler
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
5. Kolaborasi pemberian obat analgetik

Diagnose 2 : Kerusakan integritas kulit


Tujuan dan criteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam integritas kulit pasien menunjukan kulit dan
membran mukosa yang dibuktikan oleh indikator berikut (1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan).
Kriteria Hasil :
0 Pasien menunjukkan rutinitas atau bau luka minimal
1 Drainase purulen (atau bau minimal)
2 Nekrisis, selumu, lobang perluasan luka ke jaringan berkurang atau tidak ada
3 Tidak ada lepuhan atau maserasi pada kulit
4 Eritema kulit dan eritema di sekitar luka minimal
Intervensi keperawatan dan rasional (NIC)
1. Pemeliharaan akses dialysis : memelihara area akses pembuluh darah (arteri vena)
2. Kewaspadaan lateks : Menurunkan risiko reaksi sistematik terhadap lateks
3. Pemberian obat : Mempersiapkan, memberikan dan mengevaluasi keefektifan obat resep dan obat nonresep
Perawatan area insisiMembersihkan, memantau, dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang
ditutup dengan jahitan, klip, staples.
4. Manajemen area penekanan : Meminimalkan penekanan pada bagian tubuh
5. Perawatan ulkus dekubitus : Memfasilitasi Penyebuhan ulkus decubitus
6. Manajemen pruritus: Mencegah dan mengobati gatal
7. Surveilans kulit : Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan
membran mukosa
8. Perawatan luka : Mencegah komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan luka.

Diagnose 3 : Ketidakefektifan pola napas


Tujuan dan criteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam pola napas klien efektif.
Kriteria hasil :
1. Menunjukkan pola pernapasan efektif
2. Menunjukkan status pernapasan baik
3. Menunjukkan tidak adanya gangguan pernapasan
Intervensi keperawatan dan rasional (NIC)
1. Manejemen Jalan Napas : Memfasilitasi kepatenan jalan napas
2. Pengisapan Jalan Napas : Mengeluaran sektret jalan napas dengan cara memasukan kateter penghisap
keladam jalan napas oral atau trakea pasien
3. Manajemen Jalan Napas Buatan : Memeliahara slang endotrakea dan slang trakeostomi serta mencegah
komplikasi yang berhubungan dengan penggunaannya
4. Pernapasan : Mengumpulan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan
pertukaran gas yang adekuat
5. Bantuan Ventilasi : Meningkatkan pola pernapasan stpontan yang optimal sehingga memaksimalkan
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru
Pathway

Paksaan :
Jatuh, benda tumpul, Benda tajam :
kompresi, dll Pisau, peluru, ledakan,
dll

Gaya predisposisi trauma > elastisitas & viskositas tubuh

Ketahanan jaringan tidak mampu mengkompensasi

Kurang Pengetahuan Trauma abdomen

Trauma tajam Trauma tumpul

Kerusakan jar.kulit Kerusakan organ Kerusakan jar.


abdomen vaskuler Kompresi organ
PK : abdomen
Perdarahan Perdarahan
Luka terbuka Merangsang free
nerve ending Perdarahan intra
↑↑ Resiko invasi abdomen
bakteri patogen Nyeri akut Kehilangan ↓↓ Aliran
cairan fisiologis balik vena Peningkatan TIA
tubuh
Resiko ↓ Isi sekuncup
infeksi PK : Syok jantung
hipovolemik

↓ CO
Kerusakan
integritas kulit
↓↓ Aliran darah ↓↓ Suplai O2 ke
ke otak jaringan
Isi usus keluar ↓↓ Aliran darah
ke ginjal ↓ Kesadaran hipoksia

Gangguan perfusi Pola nafas


jaringan cerebral tidak efektif
Daftar Pustaka

Brooker, Christine. (2006). Kamus Saku Keperawatan.Ed.31. Jakarta: EGC.


Dorland.(2006). Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC
FKUI.(1995). Kumpulan Kuliah Ilmu bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.
Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2015-2017.Edisi ke 10. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta:EGC.
Hudak & Gallo.(2006). Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif. (2008). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1.FKUI:MediaAesculapius.
Sjamsuhidayat.(2007). Buku Ajar Bedah. Jakarta:EGC.
NoveldyPitna.Makalah Trauma Abdomen.https://www.slideshare.net. Diakses pada tanggal 21-12-2016
Smeltzer, Suzanne. C. (2006).Keperawatan Medikal Bedah Brunner andSuddarth Ed.8 Vol.3. Jakarta:EGC.
Wilkonson, Judith, M. (2012).Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria
Hasil NOC. Jakarta:ECG

Kuala Kapuas, September 2018

Ners Muda,

( )

Preseptor Akademik

Izma Daud, Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai