Anda di halaman 1dari 3

Faktor Resiko

Faktor resiko yang tidak bisa berubah

1. Usia

Kepadatan tulang akan mencapai puncak pada usia 30 tahun. Setelah itu akan mulai
kehilangan massa tulang. Oleh karena itu semakin tua, resiko osteoporosis akan semakin
meningkat

2. Jenis kelamin

Wanita diatas 50 tahun lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan pria.


Oleh karena tulang wanita lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan pria

3. Ras
Perempuan Asia dan Kaukasia lebih mudah terkena osteoporosis dibandingkan
perempuan Afrika
4. Keturunan

jika terdapat anggota keluarga dengan osteoporosis, kita pun berisiko mengalami
osteoporosis

5. Postur tubuh

Wanita atau pria yang memiliki postur tubuh yang cenderung kurus atau kecil
berisiko mengalami osteoporosis.

Faktor resiko yang bisa diubah

1. Level Hormon dalam Tubuh. Osteoporosis lebih sering terjadi pada mereka yang
memiliki kadar hormon terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon yang dimaksud adalah:

 Hormon Seks. Level estrogen yang menurun pada wanita yang telah menopause
menjadi salah satu faktor risiko terjadinya osteoporosis. Ini juga terjadi pada wanita
yang sedang menjalani pengobatan kanker payudara. Sedangkan pada pria, penurunan
level hormon testosteron seiring dengan usia, ataupun pria yang sedang dalam
pengobatan kanker prostat berhubungan dengan risiko osteoporosis yang meningkat.
 Hormon Tiroid. Tingginya level hormon tiroid dapat menyebabkan hilangnya massa
tulang.

 Kelenjar lainnya. Osteoporosis juga berkaitan dengan hiperaktivitas paratiroid dan


kelenjar adrenal.

2. Faktor makanan

 Rendahnya asupan kalsium. Kalsium memegang peranan penting dalam proses


pembentukan tulang, sehingga kekurangan zat ini menyebabkan tulang menjadi rapuh.

 Diet Ketat. Baik pria maupun wanita yang menjalani diet ketat atau mereka yang berat
badannya di bawah normal berhubungan erat dengan meningkatnya risiko
osteoporosis.

3. Kondisi Medis

 Obat-obatan rutin. Penggunaan jangka panjang obat-obatan kortikosteroid –


seperti predsnisone dan cortisone– akan menghambat pembentukan tulang baru.
Osteoporosis juga berkaitan dengan obat-obatan untuk kejang, refluks lambung, serta
kanker.

 Gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang turut memengaruhi antara


lain Irritable Bowel Disease, penyakit ginjal atau liver, kanker, multiple myeloma,
rheumatoid arthritis.

4. Gaya Hidup

 Kurang beraktivitas

 Konsumsi alkohol

 Konsumsi rokok

(National Institutes of Health Osteoporosis and Related and Bone Diseases, 2018)

Komplikasi Osteoporosis
a. Fraktur atau patah tulang

Tulang yang paling banyak terkena dan terpengaruh adalah tulang belakang ( spine) ,
pergelangan tangan dan sendi panggul
b. Kesulitan berjalan
Sekitar separuh dari pasien akan memiliki masalah dengan berjalan setelah fraktur
panggul yang membutuhkan bantuan dari orang lain untuk aktivitas sehari-hari
c. Nyeri punggung
Pengeroposan tulang belakang akan mengakibatkan adanya kerusakan tulang belakang
sehingga menyebabkan sakit tulang belakang dan postur tubuh membungkuk ke depan.
(Camacho, 2019)

Daftar pustaka

Camacho, P. M. (2019) Osteoporosis Complication, Endocrine Web. Available at:


https://www.endocrineweb.com/conditions/osteoporosis/osteoporosis-complications
(Accessed: 2 August 2019).

National Institutes of Health Osteoporosis and Related and Bone Diseases (2018) Osteoporosis,
Nasional Research Center. Available at: https://www.bones.nih.gov/health-
info/bone/osteoporosis/overview (Accessed: 2 August 2019).

Anda mungkin juga menyukai