Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Tahap-tahap Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan”


Mata Kuliah : Dasar Pengauditan

Dosen Pembimbing : Ibu Yeni Tata Rini.,SE.,M.Acc.,AK

Disusun oleh :

Kurnia Dwi Lestari (17110001)


Dewi Alma Nurina (17110018)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS GAJAYANA

MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah,rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Tahap - tahap Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan”

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan Nabi besar kita
yaitu Nabi Muhammad SAW. Syukur alhamdulilah kami telah dapat menyusun dan
membuat Makalah ini walaupun sederhana sesuai keterbatasan dan kemampuan yang
ada.Penyusun

Kami sadar bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat bagi kami
untuk mencapai kesempatan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan kita bersama. Akhir kata kami berharap semoga penulisan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Malang, 15 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….i


KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………....………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………….…………………………………………....………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………..……………………………………2
1.3 Tujuan …………………………………………………........…………………...3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Audit………………….……………………………………………4
2.1.1 Prosedur Penilaian Resiko Audit………………...……............………....4
2.1.2 Penetapan bobot resiko audit atas salah saji material pendalam
Laporan keuangan…………………………………………………….....5
2.1.3 Penjabaran bobot resiko audit ke dalam pengujian-pengujian audit…….6
2.2 Pengumpulan Bukti Audit…………………………………………………….....7
2.3 Penyusunan Laporan Audit……………………………………………………...8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………....…………………………….11
3.2 Saran…...……………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………....…….13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran


kejadian-kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan
informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Fungsi
akuntansi adalah menyediakan jenis-jenis informasi kuantitatif tertentu yang dapat
digunakan baik oleh manajemen maupun pihak lainnya dalam pembuatan keputusan.
Dalam mempersiapkan informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki suatu
pemahaman mendalam atas prinsip-prinsip serta aturan-aturan yang menjadi dasar
dalam menyiapkan informasi akuntansi. Berikutnya para akuntan harus membangun
suatu sistem yang dapat memastikan bahwa peristiwa ekonomis entitas telah dicatat
secara tepat berdasarkan kurun waktu kejadian dan dengan biaya yang wajar. Salah
satunya yang bisa dilakukan adalah melalui audit. Auditing bagi perusahaan merupakan
hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan
yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya auditing hanya dimaksudkan untuk
mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi
pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian
laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan
keputusan. Dalam mengaudit akuntansi hal yang perlu diperhatikan adalah hal yang
berkaitan dengan penentuan apakah informasi yang telah dicatat tersebut secara tepat
telah mencerminkan peristiwa ekonomis yang terjadi selama periode akuntansi.
Dikarenakan aturan-aturan akuntansi merupakan kriteria untuk mengevaluasi apakah
informasi akuntansi tersebut telah dicatat secara tepat, maka sebagian auditor yang
terlibat dalam data-data ini pun harus memiliki pemahaman yang mendalam akan
aturan-aturan tersebut.
Selain memahami akuntansi, seorang auditor harus memiliki keahlian
mengumpulkan serta menginterpretasikan bukti-bukti audit. Keahlian inilah yang
membedakan seorang auditor dan seorang akuntan. Menentukan prosedur-prosedur
yang tepat, memutuskan jumlah serta jenis akun yang kan diuji, serta mengevaluasi
penemuan-penemuan audit merupakan permasalahan khas yang dijumpai oleh seorang

1
auditor. Sebelum melakukan audit, para auditor harus memiliki perencanaan yang
matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas atau yang
diemban oleh autor tersebut. Dan jika menggunakan asisten harus disupervisi terlebih
dahulu. Analisis terhadap resiko bisnis secara dini akan memberikan dampak terhadap
penyajian laporan keuangan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemahaman akan
bisnis dan industri klien. Sesuai dengan standar pertama dari SPAP untuk melakukan
audit lapangan hal pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan yang memadai.
Seiring berkembangnya kebutuhan perusahaan pada saat ini, fungsi audit
semakin berkembang dan penting sehingga menimbulkan kebutuhan dari pemerintah,
analis keuangan, investor, pemegang saham, bankir, dan masyarakat untuk menilai
kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi manajemen dalam menjalankan
perusahaan. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, dibutuhkan audit atas laporan
keuangan sebagai sarana yang terpecaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab
perusahaan dalam menilai kewajaran atas laporan keuangan dan membantu perusahaan
dalam memberikan analisa, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan perusahaan. Perkembangan dunia usaha dewasa ini telah menjelaskan bahwa
kebutuhan akan audit semakin meningkat, hal ini dikarenakan semakin terbuka dimana
kepemilikan terhadap entitas usaha yang terdiri dari saham dan investasi dapat dimiliki
oleh berbagai pihak. Terpisahnya antara pemilik dan pengelola (manajemen)
mengharuskan laporan keuangan yang dibuat dan disajikan oleh manajemen kepada
pemilik diperiksa kebenaran dan kewajaran sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di tarik beberapa rumusan
masalah yang akan di bahas pada makalah ini. Adapun rumusan masalah dalam
yang akan di bahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan Audit ?
2. Apa saja bukti-bukti audit ?
3. Bagaimana penilaian bukti-bukti audit ?
4. Bagaimana penyusunan laporan audit ?

2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari di susunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perencanaan Audit ?
2. Mengetahui bukti-bukti audit ?
3. Mengetahui penilaian bukti-bukti audit ?

4. Mengetahui penyusunan laporan audit ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Audit


Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah proposal
disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan jembatan untuk
pekerjaan pengujian. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Dengan kata lain, perencanaan audit
adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut prosedur dan rencana auditor
yang akan digunakan dalam pelaks anaan suatu audit. Perencanaan audit
adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan
perencanaan audit awal s a m p a i p a d a p e n g e m b a n g a n r e n c a n a a u d i t d a n
program audit menyeluruh. K e b e r h a s i l a n penyelesaian perikatan audit
sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat olehauditor.

2.1.1. Prosedur Penilaian Resiko Audit


Prosedur penilaian risiko akan memberikan bukti audit untuk
mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan. Auditor
menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan
tentang kemampuan entitas melanjutkan usahanya. Ketika melaksanakan
prosedur penilaian risiko,auditor wajib mempertimbangkan apakah ada
peristiwa atau kondisi yang membuat kemampuan entitas untuk
mempertahankan bisnisnya diragukan.
Pentingnya prosedur penilaian risiko atas laporan keuangan
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai
rrisiko salah saji material dalam pelaporan keuangan. Tujuan ini dapat
dicapai dengan memahami tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pemahaman tentang pengendalian intern dari entitas tersebut.Ada 3
prosedur penilaian resiko, yaitu :

1. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of


management and others)

4
a. Penilaian oleh manajemen tentang risiko salah saji material dalam
laporan keuangan karena kecurangan, termasuk sifat,luas dan berapa
seringnya penilaian tersebut dilakukan

b. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan


menanggapi risiko kecurangandalam entitas itu.

c. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan


manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan
dalam entitas itu.

d. Komunikasi manajemen dengan karyawan tentang pandangan


manajemen mengenai praktik praktik bisnis dan perilaku etis.

2. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)


Mempunyai 2 fungsi yaitu :
a. Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak
pihak lain

b. Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya

3. Prosedur analitikal (analytical procedures)

Prosedur ini membantu mengidentifikasi hal hal yang mempunyai implikasi


terhadap laporan keuangan dan audit. Prosedur analitikal juga dapat digunakan
sebagai prosedur audit dalam :

a. Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan atau dapat disebut


sebagai prosedur analitikal substantive

b. Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang


akhir audit.

2.1.2. Penetapan bobot resiko audit atas Salah saji material pendalam
laporan keuangan

5
Salah saji material adalah perbedaan antara julah , klasifikasi,
penyajian atau pengungkapan dari suatu item laporan keuangan dengan
yang seharusnya untuk item tersebut. hal ini bisa terjadi karena
kecurangan ataupun kesalahan. Salah saji yang timbul dari kecurangan
dalam pelaporan keuangan adalah salah saji atau penghilangan secara
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan
keuangan dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:

 Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen


pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.

 Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan


peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.

 Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva berkaitan
dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya
terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan
tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas
membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang
menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen,
karyawan, atau pihak ketiga. Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa
salah saji material dalam laporan keuangan akan terdeteksi. Karena aspek
penyembunyian kegiatan kecurangan, termasuk fakta bahwa kecurangan sering kali
mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi, dan kebutuhan untuk menerapkan
pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko
kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan dilaksanakan
dengan baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh
kecurangan.

6
2.1.3. Penjabaran bobot resiko audit ke dalam pengujian-pengujian audit

Risiko deteksi menyangkut risiko bahwa semua pengujian substantif yang


digunakan untuk mendapatkan bukti tentang suatu asersi, secara kolektif akan gagal
dalam mendeteksi salah saji material. Dalam merancang pengujian substantif, auditor
kadang-kadang menginginkan untuk menetapkan tingkat risiko deteksi berbeda yang
akan digunakan dalam pengujian substantif yang berbeda pula mengenai asersi yang
sama. Sebagai contoh, berdasarkan asumsi bahwa bukti yang diperoleh dari suatu
pengujian atau sejumlah pengujian akan mengurangi risiko salah saji material tetap tak
terdeteksi setelah pengujian dilakukan, maka akan lebih tepat untuk menggunakan
tingkat risiko deteksi lebih tinggi untuk pengujian selebihnya

2.2. Pengumpulan Bukti Audit


Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti yang cukup
kompeten merupakan ukuran kualitas bukti-bukti audit. Faktor-faktor yang mungkin
saja mempengaruhi penilaian auditor sehingga cukup: Material Material menunjukkan
arti transaksi-transaksi, account balances dan pengungkapan kepada pengguna laporan
keuangan. Resiko material misstatement. Resiko material misstatement menunjukkan
pada resiko-resiko yang melekat yang dinyatakan salah dan kontrol resiko terhadap
kontrol internal akan gagal untuk dicegah atau dideteksi material misstatement dalam
pernyataan. Ukuran dan karakteristik populasi. Ukuran populasi menunjukkan jumlah
item yang ada pada populasi, seperti halnya jumlah transaksi penjualan dalam jurnal
penjualan. Karakteristik populasi umumnya menunjukkan sifat item yang termasuk
dalam populasi.
Kompetensi merupakan ukuran kualitas, reliabilitas, bukti-bukti audit. Jika ingin
kompeten, bukti-bukti harus relevan terhadap pernyataan. Relevansi Bukti Audit
Relevansi berarti bukti-bukti harus berhubungan dengan pernyataan manajemen dalam
laporan keuangan. Bukti-bukti audit haruslah reliable dan terpercaya. Faktor-faktor
lainnya adalah: Independensi sumber. Bukti didapatkan secara langsung oleh auditor.
Kontrol internal lebih dari informasi internal. Dokumen-dokumen yang ditulis.
Dokumen asli. Konsistensi bukti dari sumber yang berbeda. Bukti Lisan. Bukti Analisis.
Bukti dari spesialis. Pernyataan Tertulis. Konfirmasi.

7
2.3. Penilaian Bukti-bukti Audit

Dalam menilai bukti audit, auditor harus mempertimbangkan apakah tujuan


audit tertentu telah tercapai. Auditor harus secara mendalam mencari bukti audit dan
tidak memihak (bias) dalam mengevaluasinya. Dalam merancang prosedur audit untuk
memperoleh bukti kompeten yang cukup, auditor harus memperhatikan kemungkinan
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Dalam merumuskan pendapatnya, auditor harus mempertimbangkan
relevensi bukti audit, terlepas apakah bukti audit tersebut mendukung atau berlawanan
dengan asersi dalam laporan keuangan. Bila auditor masih tetap ragu-ragu untuk
mempercayai suatu asersi yang material, maka ia harus menangguhkan pemberian
pendapatnya sampai ia mendapatkan bukti kompeten yang cukup untuk menghilangkan
keraguannya, atau ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolak untuk memberikan pendapat

2.4. Penyusunan laporan Audit

Laporan auditor merupakan produk utama dari suatu proses audit. Meskipun
audit mungkin memakan waktu ratusan atau ribuan jam sampai penjelasannya, namun
para pengguna laporan keuangan yang telah diaudit biasanya hanya menerima laporan
audit yang terdiri dari tiga paragraf yang cukup ringkas. Ada empat standar pelaporan
dari standar auditing yang berlaku umum (Guy, dkk, 2003 dalam Sunyoto, 2014), yaitu:

 Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai


dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

 Laporan harus mengidentifikasi keadaan di mana prinsip-prinsip semacam itu


tidak diobservasi secara konsisten pada periode berjalan dalam kaitannya
dengan periode sebelumnya.

 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang sebagai


kepastian yang layak, kecuali dinyatakan lain dalam laporan.

8
 Laporan harus memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara
keseluruhan atau asersi yang mengakibatkan suatu pendapat tidak dapat
diberikan.

9
Struktur dan Cara Penyajian Laporan

Gaya penulisan dan jumlah halaman laporan tergantung pada situasi dan kondisi
entitas yang diaudit. Struktur dan isi laporan minimal harus mencakup hal-hal sebagai
berikut :

1. Judul

2. Ringkasan

3. Pendahuluan

4. Tujuan dan Lingkup Audit

5. Waktu Pelaporan

6. Kriteria Audit

7. Metodologi

8. Temuan

9. Simpulan dan Rekomendasi

10. Daftar istilah ( Glosarium)

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Hasil Audit

Secara garis besar terdapat tiga langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan
laporan hasil audit yaitu :

1. Menyusun Konsep Laporan

Hal-hal yang harus dilakukan untuk memperjelas proses dalam penyusunan


penyelesaian konsep laporan audit kinerja adalah :

a. Surat pengantar

b. Ringkasan Laporan

c. Susunan Laporan Hasil Audit

2. Mendapatkan Komentar Instansi

10
Setelah konsep laporan ausit selesai, konsep hasil audit tersebut perlu
disampaikan kepada pihak manajemen entitas yang diaudit untuk ditanggapi
dalam hal ini dapat dilakukan dengan :

a. Menanggapi respons auditee atas konsep laporan

b. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan instansi yang diaudit

c. Memanfaatkan komentar instansi untuk memperbaiki konsep laporan

d. Mengatur cara mendapatkan komentar dari instansi yang diaudit

e. Menelaah atau mengevaluasi komentar instansi yang diaudit

3. Menyusun Laporan Akhir

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun laporan akhir akan


dijelaskan sebagai berikut :

a. Mencocokan referensi

b. Meneelaah konsep laporan akhir

c. Mendistribusikan laporan

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah proposal
disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan jembatan untuk
pekerjaan pengujian. Prosedur penilaian risiko akan memberikan bukti audit untuk
mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan. Pentingnya prosedur
penilaian risiko atas laporan keuangan Tujuan prosedur penilaian risiko adalah
mengidentifikasi dan menilai rrisiko salah saji material dalam pelaporan keuangan.

Salah saji material adalah perbedaan antara julah , klasifikasi, penyajian atau
pengungkapan dari suatu item laporan keuangan dengan yang seharusnya untuk item
tersebut. hal ini bisa terjadi karena kecurangan ataupun kesalahan. Bukti audit adalah
segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti yang cukup kompeten merupakan ukuran
kualitas bukti-bukti audit. Dalam menilai bukti audit, auditor harus mempertimbangkan
apakah tujuan audit tertentu telah tercapai. Auditor harus secara mendalam mencari
bukti audit dan tidak memihak (bias) dalam mengevaluasinya. Dalam merancang
prosedur audit untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup, auditor harus
memperhatikan kemungkinan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Ada empat standar pelaporan dari standar auditing yang berlaku umum (Guy,
dkk, 2003 dalam Sunyoto, 2014), yaitu:

1. Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai


dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan harus mengidentifikasi keadaan di mana prinsip-prinsip semacam itu
tidak diobservasi secara konsisten pada periode berjalan dalam kaitannya dengan
periode sebelumnya.

12
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang sebagai
kepastian yang layak, kecuali dinyatakan lain dalam laporan.
4. Laporan harus memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara
keseluruhan

3.2 Saran

Auditor sebagai pihak ketiga yang independen, diharapkan dapat


meningkatkan skeptisisme profesional untuk mendukung auditor dalam
menyelesaikan audit dan laporan auditnya sehingga auditor dapat meningkatkan
kualitas auditnya.

1.1

13
DAFTAR PUSTAKA

Khoirul Umam, S.E. 13 March 2017.


http://jtanzilco.com/blog/detail/682/slug/pentingnya-audit-bagi-perusahaan
By Muchlisin Riadi Sabtu, 09 Maret 2013.
https://www.kajianpustaka.com/2013/03/definisi-dan-tujuan-audit.html
Yulian sahri, 2017. http://yuliansahri.blogspot.com/2017/02/penetapan-risiko-
salah-saji-material.html
http://keuanganlsm.com/kompetensi-kecukupan-dan-penilaian-bukti-audit/
https://www.academia.edu/17732462/PENYUSUNAN_LAPORAN_AUDIT
http://falahbilayudha.blogspot.com/2013/04/resiko-detektif-dan-
perancangan_8096.html

14

Anda mungkin juga menyukai