Disusun oleh :
UNIVERSITAS GAJAYANA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah,rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Tahap - tahap Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan”
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan Nabi besar kita
yaitu Nabi Muhammad SAW. Syukur alhamdulilah kami telah dapat menyusun dan
membuat Makalah ini walaupun sederhana sesuai keterbatasan dan kemampuan yang
ada.Penyusun
Kami sadar bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat bagi kami
untuk mencapai kesempatan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan kita bersama. Akhir kata kami berharap semoga penulisan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
auditor. Sebelum melakukan audit, para auditor harus memiliki perencanaan yang
matang dan sebaik-baiknya serta harus memahami sejauh mana tugas atau yang
diemban oleh autor tersebut. Dan jika menggunakan asisten harus disupervisi terlebih
dahulu. Analisis terhadap resiko bisnis secara dini akan memberikan dampak terhadap
penyajian laporan keuangan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemahaman akan
bisnis dan industri klien. Sesuai dengan standar pertama dari SPAP untuk melakukan
audit lapangan hal pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan yang memadai.
Seiring berkembangnya kebutuhan perusahaan pada saat ini, fungsi audit
semakin berkembang dan penting sehingga menimbulkan kebutuhan dari pemerintah,
analis keuangan, investor, pemegang saham, bankir, dan masyarakat untuk menilai
kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi manajemen dalam menjalankan
perusahaan. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, dibutuhkan audit atas laporan
keuangan sebagai sarana yang terpecaya dalam membantu pelaksanaan tanggungjawab
perusahaan dalam menilai kewajaran atas laporan keuangan dan membantu perusahaan
dalam memberikan analisa, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan perusahaan. Perkembangan dunia usaha dewasa ini telah menjelaskan bahwa
kebutuhan akan audit semakin meningkat, hal ini dikarenakan semakin terbuka dimana
kepemilikan terhadap entitas usaha yang terdiri dari saham dan investasi dapat dimiliki
oleh berbagai pihak. Terpisahnya antara pemilik dan pengelola (manajemen)
mengharuskan laporan keuangan yang dibuat dan disajikan oleh manajemen kepada
pemilik diperiksa kebenaran dan kewajaran sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku.
2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari di susunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perencanaan Audit ?
2. Mengetahui bukti-bukti audit ?
3. Mengetahui penilaian bukti-bukti audit ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
a. Penilaian oleh manajemen tentang risiko salah saji material dalam
laporan keuangan karena kecurangan, termasuk sifat,luas dan berapa
seringnya penilaian tersebut dilakukan
2.1.2. Penetapan bobot resiko audit atas Salah saji material pendalam
laporan keuangan
5
Salah saji material adalah perbedaan antara julah , klasifikasi,
penyajian atau pengungkapan dari suatu item laporan keuangan dengan
yang seharusnya untuk item tersebut. hal ini bisa terjadi karena
kecurangan ataupun kesalahan. Salah saji yang timbul dari kecurangan
dalam pelaporan keuangan adalah salah saji atau penghilangan secara
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan
keuangan dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:
Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva berkaitan
dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya
terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan
tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas
membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang
menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen,
karyawan, atau pihak ketiga. Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa
salah saji material dalam laporan keuangan akan terdeteksi. Karena aspek
penyembunyian kegiatan kecurangan, termasuk fakta bahwa kecurangan sering kali
mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi, dan kebutuhan untuk menerapkan
pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko
kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan dilaksanakan
dengan baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
6
2.1.3. Penjabaran bobot resiko audit ke dalam pengujian-pengujian audit
7
2.3. Penilaian Bukti-bukti Audit
Laporan auditor merupakan produk utama dari suatu proses audit. Meskipun
audit mungkin memakan waktu ratusan atau ribuan jam sampai penjelasannya, namun
para pengguna laporan keuangan yang telah diaudit biasanya hanya menerima laporan
audit yang terdiri dari tiga paragraf yang cukup ringkas. Ada empat standar pelaporan
dari standar auditing yang berlaku umum (Guy, dkk, 2003 dalam Sunyoto, 2014), yaitu:
8
Laporan harus memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara
keseluruhan atau asersi yang mengakibatkan suatu pendapat tidak dapat
diberikan.
9
Struktur dan Cara Penyajian Laporan
Gaya penulisan dan jumlah halaman laporan tergantung pada situasi dan kondisi
entitas yang diaudit. Struktur dan isi laporan minimal harus mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Judul
2. Ringkasan
3. Pendahuluan
5. Waktu Pelaporan
6. Kriteria Audit
7. Metodologi
8. Temuan
Secara garis besar terdapat tiga langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan
laporan hasil audit yaitu :
a. Surat pengantar
b. Ringkasan Laporan
10
Setelah konsep laporan ausit selesai, konsep hasil audit tersebut perlu
disampaikan kepada pihak manajemen entitas yang diaudit untuk ditanggapi
dalam hal ini dapat dilakukan dengan :
a. Mencocokan referensi
c. Mendistribusikan laporan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah proposal
disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan jembatan untuk
pekerjaan pengujian. Prosedur penilaian risiko akan memberikan bukti audit untuk
mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan. Pentingnya prosedur
penilaian risiko atas laporan keuangan Tujuan prosedur penilaian risiko adalah
mengidentifikasi dan menilai rrisiko salah saji material dalam pelaporan keuangan.
Salah saji material adalah perbedaan antara julah , klasifikasi, penyajian atau
pengungkapan dari suatu item laporan keuangan dengan yang seharusnya untuk item
tersebut. hal ini bisa terjadi karena kecurangan ataupun kesalahan. Bukti audit adalah
segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti yang cukup kompeten merupakan ukuran
kualitas bukti-bukti audit. Dalam menilai bukti audit, auditor harus mempertimbangkan
apakah tujuan audit tertentu telah tercapai. Auditor harus secara mendalam mencari
bukti audit dan tidak memihak (bias) dalam mengevaluasinya. Dalam merancang
prosedur audit untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup, auditor harus
memperhatikan kemungkinan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Ada empat standar pelaporan dari standar auditing yang berlaku umum (Guy,
dkk, 2003 dalam Sunyoto, 2014), yaitu:
12
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang sebagai
kepastian yang layak, kecuali dinyatakan lain dalam laporan.
4. Laporan harus memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara
keseluruhan
3.2 Saran
1.1
13
DAFTAR PUSTAKA
14