AKUNTANSI PERBANKAN
(KLIRING)
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
FAKULTAS EKONOMI
S1 AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan
dengan tepat waktu terwujud dalam makalah kami “Akuntansi Perbankan”.
Besar harapan kami semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat
yang besar baik untuk kami maupun orang lain. Ucapan terimakasih tak lupa
kami sampaikan kepada Dosen Pengajar mata kuliah Akuntansi Perbankan,
kepada teman-teman dan pihak-pihak yang turut mendukung untuk terciptanya
makalah ini.
Akhir kata kelompok kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat tulisan ini sebagai referensi.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Peserta langsung, peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Terdiri dari kantor pusat,
kantor cabang, dan kantor cabang pembantu yang tidak berada dalam wilayah
kliring yang dengan kantor induknya. Syarat:
2. Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya diluar negeri
dan telah memperoleh izin kembukaan kantor dari BI.
2
3. Kantor cabang pembantu yang telah memperoleh izin dari BI untuk
beroperasi diwilayah kliring yang berbeda dari kantor cabang induk.
b. Kantor Bank mempunyai kantor lain yang memillki rekening giro disalah
satu kantor BI.
2. Peserta tidak langsung, peserta yang turut serta dalam pelaksaan kliring melalui
dan menggunakan idenitas peserta langsung yang menjadi induknya yang
merupakan bank yang sama.
1. Cek, perintah tak bersyarat pada bank untuk membayar sejumlah uang
tertentu atas beban rekening penarikan cek.
2. Bilyet Giro , perintah kepada bank untuk memindah bukukan uang
sejumlah tertentu atas beban rekening penarik pada tanggal tertentu
kepada pihak yang tercantum dalam bilyet giro tersebut.
3. Wesel Bank untuk Transfer (WBUT), Wesel yang diterbitkan oleh bank
khusus untuk transfer.
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer(SBPT), Surat bukti penerimaan
transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta
penerima dana transfer melalui kiring lokal
5. Nota Debet, warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk nasabah bank yang menyampaikan warkat.
3
b. Dokumen Kliring
4
d. Mencocokkan rincian yang terpancum pada daftar
warkat kliring penyerahan yang diterima dari
peserta lain dengan warkat yang diterima.
e. Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan
daftar warkat kliring penyerahan yang diserahkan
maupun yang diterima.
f. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas
wakl peserta yang bersangkutan pada neraca kliring
penyerahan, kemudian menyerahkan lemarr pertama
neraca kliring penyerahan kepada penyelenggara.
3. Kegitan tugas penyelenggara:
a. Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan
berdasarkan neraca kliring penyerahan yang
disampakain oleh seluruh wakil peserta.
Sebagai contoh :
5
Manfaat penyelesaian pembayaran Cek/BG luar kota :
1. Nasabah Bank BRI Jakarta dengan nama Denis Setiawan sudah menarik
cek no.011.000.12 sejumlahRp 50.000.000 dan cek no.011.000.13
sejumlah Rp 30.000.000 untuk membayar pembelian elektronik kepada
nasabah giro Bank Mega Jakarta yang bernama Drajat.
2. Bank Mega Jakarta telah menerima bilyet giro dari Erika untuk
keuntungan nasabah giro Bank Niaga Jakarta sebesar Rp50.000.000 yang
bernama Fahmi.
3. Telah menarik cek untuk membayar barang dagangan oleh Nasabah Niaga
Jakarta yang bernama Candra, kepada nasabah Bank Mega Jakarta sebesar
Rp60.000.000 yang bernama Yanti,
4. Bank BRI Jakarta telah diterima warkat debet masuk sebesar
Rp20.000.000 untuk beban nasabah giro Dwiwahyu. Bank Niaga Jakarta
memberkan warkat melalui Bank Indonesia Jakarta untuk keuntungan giro
Fitri.
Diminta:
1. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring
2. Neraca kliring pada tiap-tiap bank peserta kliring
3. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga
kliring
6
Jawab:
1. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring
Kredit
Transaksi Keterangan Rekening Debet (Rp.)
(Rp.)
7
Pencatatan Jurnal di Bank Niaga Jakarta
Bank Mega
3. WDK 60.000.000
8
Bank BRI
1. WDM 80.000.000
Bank Niaga
4. WKM 20.000.000
Bank Indonesia
9
Jumlah 100.000.000 Jumlah 100.000.000
Dalam kliring elektronik dan otomasi, harus didukung oleh Sistem Pusat
Komputer kliring Elektronik (SPKE), Terminal Peserta Kliring (TKP), dan
Jaringan Komunikasi Data (JKD). SPKE adalah seperangkat sistem komputer
pada penyelenggara yang berfungsi menerima dan mengolah data keuangan
elektronik serta menghasilkan informasi hasil kliring dan informasi kliring
lainnya. TPK adalah perangkat sistem komputer yang dipasang di peserta untuk
mengirim Data Keuangan Elektroinik (DKE) ke SPKE serta menerima informasi
hasil perhitungan kliring dan informasi kliring lainnya. Sedangkan yang dimaksud
JKD adalah seperangkat sistem yang berfungsi sebagai sarana penghubung antara
TPK dengan SPKE. Untuk mengoperasikan sistem ini, setiap peserta memiliki
password.
10
warkat dari petugas kliring kepada penyelenggara pada kegiatan kliring
penyerahan.
3. Lembar Substitusi; Lembar substitusi digunakan dalam kliring penyerahan
sebagai tempat menempelkan bukti penjumlahan (ad-list) nominal warkat
yang diserahkan kepada penyelenggara. Pada lembar substitusi dicantumkan
jumlah nominal yang sama dengan hasil penjumlahan seluruh warkat pada
bundel warkat yang bersangkutan.
4. Kartu Batch; Kartu Batch merupakan sarana untuk mengetahui jumlah
keseluruhan nominal bundel warkat dari masing-masing peserta dan sebagai
saranan kontrol dalam proses kliring
5. Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian BPRWKP.
Warkat ataupun dokumen kliring diisi harus memperhatikan jenis angka dan
simbol MICR code line. Angka dan simbol merupakan rangkaian informasi yang
dibutuhkan dalam rangka sistem kliring yang diotomasikan atau dikliring otomasi
atau elektronik. MICR code line pada warkat yang wajib dicantumkan dalam clear
band terdiri dari :
1. Nomor Warkat
Nomor warkat disediakan untuk nomor seri pada cek dan Bilyet Giro serta
nomor urut atau nomor registrasi pada warkat lainnya. Meskipun demikian
bank dapat pula menggunakannya untuk identitas warkat lainnya, misalnya
nomor urut atau nomor registrasi dan lain-lain untuk warkat selain cek atau
Bilyet Giro. Untuk keperluan nomor warkat disediakan 6(Enam) digit angka.
11
Pencantuman nomor warkat yang kurang dari 6(enam) digit, harus diawali
dengan angka “0” (nol). Sedangkan unutk nomor warkat yang melebihi
6(enam) digit hanya dicantumkan 6(Enam) digit terakhir. Sebelah kiri dan
kanan nomor warkat tersebut harus diisi dengan simbol domestik.
2. Sandi Peserta
Sandi peserta disediakan untuk sandi bank dan sandi kantor penerima
warkat. Untuk keperluan sandi peserta disediakan 7(tujuh) digit angka, yang
terdiri dari :
4. Sandi Transaksi
Untuk keperluan statistik bagi pihak penyelenggara, sandi transaksi diatur
sebagai berikut :
1. Sandi transaksi disediakan untuk identitas jenis warkat dan atau jenis
transaksi yang terdapat didalamnya;
2. Dalam sandi transaksi disediakan 2(dua) digit angka dengan pengaturan
sebagai berikut :
12
1) 00 sampai dengan 09 untuk cek;
13
2. Transaksi antar bank selain transaksi Pasar Uang Antar
Bank (PUAB), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS),
transaksi valuta asing antar bank dan atau transaksi
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) atau Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU);
5. Nilai Nominal
Informasi mengenai nilai nominal tidak dicetak secara preprinted.
Pencantumannya dilakukan oleh peserta yang memperhitungkan warkat, dengan
menggunakan peralatan khusus yang disebut MICR encorder atau reader-encorder
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Nilai nominal disediakan untuk pencantuman nilai nominal yang tertera pada
warkat. Untuk keperluan tersebut disediaka 14 (empat belas) digit angka
termasuk 2(dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang rupiah (Rp);
2. Pencantuman nilai nominal yang kurang dari 14 (empat belas) digit, harus
diawali dengan angka “0” (nol) dan nilai nominal setiap warkat kurang dari
Rp. 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah). Nilai nominal sebagaimana
dimaksud diatas diapit oleh 2 (dua) simbol nominal pada bagian kiri dan
kanannya.
14
Biaya-biaya ini akan dikreditkan oleh Bank Indonesia dari rekening giro BI yang
dimiliki oleh peserta kliring.
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kliring merupakan suatu tata cara penagihan surat-surat berharga/warkat
dari satu bank peserta kliring terhadap bank pesertaa kliring lainnya dalam satu
wilayah kliring yang diselenggarakan oleh bank Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Purnamawati, I Gusti Ayu dkk, 2004. Akuntansi Perbankan Teori dan Soal
Latihan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
17