Tahun 1924 dengan berlatar belakang pada berdirinya organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan seperti Jong
Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes berdiri organisasi kepemudaan Syubbanul Wathan
yang berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri di bawah panji Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh KH. Abdul Wahab
Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaidmelalui media khusus telah memiliki anggota 65 orang. Perkembangan
selanjutnya Subbanul Wathan disambut baik oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai elemen unsur pemuda
sehingga ratusan pemuda mencatatkan diri sebagai anggota, karena aktifitas organisasi ini menyentuh kepentingan
Karena Subbanul Wathan telah diterima baik oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) pemuda maka
membentukorganisasi kepanduan yang diberi nama Ahlul Wathan (Pandu Tanah Air) sebagai inspektur umum
kwartir Imam Sukarlan Suryoseputro. Kelanjutan perkembangan organisasi ini sampai apada masalah-masalah
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang menitikberatkan pada aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air
Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan
Setelah Nahdlatul Ulama (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan organisasi agak mengendor karena beberapa orang
Atas dasar pemikiran dan upaya Abdullah Ubaid dan Thohir Bakri pada tahun 1930 mengembangkan dan
membangun organisasi yang berpengaruh di tingkat nasional yang diberi nama Nahdlatus Subban (Kebangkitan
Dengan latar belakang pengarahan KH. Abdul Wahab (guru besar kaum muda waktu itu) beliau menyebut beberapa
ayat suci Al-Qur’an yang mengisahkan kesetiaan para sahabat Al-Khawariyyin yang tidak kepalang tanggung
menolong perjuangan para Nabi menyiarkan ajaran Islam dengan pengorbanan lahir maupun batin, mereka tampil
sebagai pejuang yang tangguh dalam membela dan membentengi perjuangan Islam, kemudian Nabi memberi nama
penghormatan kepda mereka dengan sebutan Ansor yang berarti mereka yang menolong. Kemudian pada tanggal 24
April 1934 berdirilah organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat mengambil
berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para sahabat Nabi dalam memperjuangkan dan membela serta
menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu
bertindak dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan untuk menyiarkan, menegakkan dan
membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya senantiasa dipegang teguh oleh para anggota Gerkan
Pemuda Ansor.
Melalui kongres I tahun 1936, Kongres II Tahun 1937 dan Kongres III tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan
Barisan Berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama) dengan merinci jenis riyadloh yang
diperbolehkan:
Kedudukan Banser
Banser atau Barisan Ansor Serbaguna merupakan tenaga inti GP Ansor sebagai penggerak, pengemban, dan
pengaman program-program sosial kemasyarakatan yang keanggotaannya memiliki kualifikasi: disiplin dan dedikasi
tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, penuh daya juang dan dapat mewujudkan cita-cita GP Ansor dan
kemaslahatan umum.
Banser memiliki pola hubungan instruktif, koordinatif dan konsultatif baik secara vertikal maupun horisontal di
1. Menjaga, memelihara, menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan organisasi khususnya dan terutama bagi
keluarga Nahdlatul Ulama
2. Bersama dengan kekuatan bangsa lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala
ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan.
3. Dalam pelaksanaan keorganisasian, Banser dikendalikan dan diawasi oleh GP Ansor di semua tingkatan
dengan pola mekanisme koordinasi Ketua GP Ansor mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi
kepada Komandan di semua tingkatan. Sedangkan hubungan antara Komandan kepada Ketua GP Ansor
disemua tingkatan hanya terbatas pada hubungan konsultatif. Pola pelaksanaan organisasi ini menunjukkan
bahwa pemberian status semi otonom pada Banser merupakan kewenangan yang diberikan oleh Ketua GP
Ansor pada Satuan Koordinasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan internbal Banser, sedangkan untuk
kepentingan eksternal harus terkait langsung dengan ketua GP Ansor.
4. Pengertian semi otonom seperti dijelaskan di atas harus dipahami secara menyeluruh oleh para pelaksana
Organisasi Banser, sehingga akan dapat mengantisipasi terjadinya ketimpangan organisasi dimana Banser
merasa memiliki nilai lebih ketimbang GP Ansor sehingga mereka tidak mau dikendalikan dan diarahkan
oleh GP Ansor.
5. Mekanisme kerja antara GP Ansor dengan Bansere di semua tingkatan memenuhi mekanisme sbb:
Banser sebagai kader inti yang menjadi bagian integral GP Ansor sudah mulai melakukan perubahan internal.
Perubahan paradigma Banser yang sebelumnya berorientasi militeristik telah ditinjau-ulang karena tidak sejalan lagi
dengan semangat zaman. Kini Banser tidak hanya ditempatkan sebagai kekuatan paramiliter dan penjaga
keamanaan, akan tatapi Banser telah memiliki paradigma baru yang berorientasi pada semangat civil society yang
juga diprogramkan GP Ansor. Ini berarti Banser ke depan ditempatkan menjadi sayap kekuatan GP Ansor yang
berorientasi pada kerja-kerja kemanusiaan yang konkret, peduli, dan ramah. Kekuatan Banser hendaknya senantiasa
menjadi alat kepanjangan GP Ansor untuk menolong dan bertindak demi kemanusiaan, khususnya bagi warga NU,
umat Islam, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ini berarti Banser tidak hanya bertugas mengamankan
situasi dan kondisi, serta lingkungan dimana kekuatan Banser berada. Akan tetapi Banser paling tidak dapat menjadi
kekuatan semacam Satkorlak atau Tim SAR yang bertugas untuk menyelamatkan masyarakat dari penderitaan
hidupnya, baik penderitan akibat bencana alam yang sering terjadi, maupun penderitaan sosial dan ekonomi.
Pelatihan-pelatihan ketrampilan menjadi prioritas Banser, sehingga dengan demikian paradigmanya terus bergeser
PERATURAN ORGANISASI
Pasal 1
UMUM
Yang dimaksud dengan Barisan Ansor Serbaguna selanjutnya disingkat (BANSER) dalam peraturan organisasi ini
adalah tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor sebagai kader penggerak, pengemban dan pengaman program-program
sosial kemasyarakatan Gerakan Pemuda Ansor. Kader dimaksud adalah anggota Gerakan Pemuda Ansor yang
memiliki kwalifikasi : Disiplin dan dedikasi yang tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, penuh daya juang
dan religius sebagai benteng ulama dan dapat mewujudkan Gita-cita Gerakan Pemuda Ansor dan kemaslahatan
umum.
Pasal 2
a. Fungsi Kaderisasi BANSER merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor sebagai kader terlatih untuk
b. Fungsi Dinamisator BANSER merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai
c. Fungsi Stabilisator BANSER merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai
2. Tugas Banser
a. Merencanakan, mempersiapkan dan mengamalkan Gita-Gita pejuangan Gerakan Pemuda Ansor serta
c. Membantu terselenggaranya SISHANKAMRATA di lingkungan Gerakan Pemuda Ansor dan lingkungan sekitarnya.
a. Menjaga, memelihara dan menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan Gerakan Pemuda Ansor khususnya dan NU
umumnya
b. Bersama dengan kekuatan Bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala
Pasal 3
Kegiatan
Kegiatan BANSER adalah kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan, pembangunan serta bela Negara yang tehnis
Pasal 4
Keanggotaan
b. Memiliki tinggi badan sekurang-kuranya 160 cm, kecuali memiliki kecakapan khusus.
3. Anggota kehormatan diberikan kepada mantan anggota BANSER yang berusia diatas 45 tahun dan atau tokoh
Pasal 5
1. Keanggotaan BANSER disyahkan Kepala Satkorcab dan diketahuinya oleh Ketua Gerakan Ansor Cabang/Daerah
masing-masing.
3. Format Kartu Tanda Anggota ditetapkan oleh Satkornas dan diterbitkan oleh Satkorwil.
4. Khusus pengurus Satkornas dan Satkorwil, Kartu Tanda Anggota ditetapkan oleh Satkornas.
5. Penerbitan dan penggunaan kartu Tanda Anggota diatur dalam pedoman Keanggotaan BANSER.
Pasal 6
Pendidikan
Pasal 7
a. Mengenakan seragam BANSER dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun tugas lapangan.
b. Mendapatkan pendidikan dan latihan dalam upaya meningkatkan prestasi kemampuan yang dimilikinya.
c. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan hukum, penghargaan sesuai prestasi dan pengabdian yang dimilikinya.
peraturan tata sikap dan perilaku Banser didalam kedinasa dan luar kedinasan).
Pasal 8
Satuan Koordinasi
1. Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor disemua tingkatan bertanggung jawab melakukan koordinasi, mengendalikan
dan mengawasi segala sesuatu mengenai BANSER pada ruang lingkup kepemimpinannya didelegasikan kepada salah
2. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dibentuk Satuan Koordinasi BANSER ditingkat Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting yang masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala.
3. Ditingkat pusat dibentuk Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala
Satkornas diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Annsor.
4. Ditingkat Wilayah dibentuk Satuan Koordinasi Wilayah (SATKORWIL) BANSER yang dipimpin oleh seorang
Kepala Satkorwil diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor.
5. Ditingkat Cabang dibentuk Satuan Koordinasi Cabang (SATKORCAB) BANSER yang dipimpin oleh seorang Kepala
Satkorcab diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor.
6. Ditingkat Anak Cabang dibentuk Satuan Koordinasi Rayon (SATKORYON) BANSER yang dipimpin oleh seorang
Kepala Satkoryon diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor.
7. Ditingkat Ranting dibentuk Satuan Koordinasi Kelompok (SATKORPOK) BANSER yang dipimpin oleh seorang
Kepala Satkorpok diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Ranting Gerakan pemuda Ansor.
8. Mekanisme pembentukan satuan koordinasi disemua tingkatan koordinasi diatur dalam pedoman pembentukan
satuan koordinasi.
Pasal 9
1. Hubungan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor kepada Kepala Satkornas dan atau hubungan Ketua Gerakan
Pernuda Ansor kepala dimasing-masing tingkatan bersifat instruktif dan hubungan sebaliknya bersifat konsultatif.
2. Hubungan Kepala Satkornas kepada ketua-ketua, sekretaris, dan Bendahara Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda
3. Hubungan Kepala kepada Wakil Kepala ditingkat masing-masing bersifat instruktif dan hubungan sebaliknya
bersifat konsultatif.
4. Hubungan Wakil Kepala kepada para Asisten, Biro-biro, Satuan Pengawas dan Sekretaris serta antara komandan-
komandan pasukan pada tingkatan masing-masing bersifat instruktif dan hubungan sebaliknya bersifat konsultatif.
5. Hubungan antar Asisten, antar Biro, antar Satuan Pengawas dan Sekretaris serta komandan pasukan pada masing-
masing tingkatan bersifat koordinatif.
6. Hubungan Satkornas, Satkorwil, Satkorcab, Satkoryon dan Satkorpok bersifat instruktif dengan sepengetahuan
Pasal 10
a. Satu Kepala
c. Asisten-Asisten:
1) Asisten Informasi dan Komunikasi (Asinfokom).
9) Sekretaris/Sekretariat.
2. Susunan Satkorcab:
a. Satu Kepala
c. Biro-biro:
Menyesuaikan dengan susunan Satkorcab sesuai dengan kebutuhan dan jumlah anggota.
Pasal 11
Kualifikasi Kepala
1. Kepala BANSER dipilih dari unsur Ketua pengurus Harian Gerakan Pemuda Ansor yang membidangi kebanseran
disemua tingkatan.
2. Kepala BANSER dipilih berdasarkan Rapat Harian Gerakan Pemuda Ansor disemua tingkatan.
Pasal 12
1. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan BANSER dengan wewenang komando sesuai dengan
6. Bersama dengan Wakil Kepala mengadakan pengawasan secara umum (General Supervisor).
Pasal 13
1. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan BANSER dengan wewenang komando dengan kebijakan
Kepala.
4. Merinci dan membagi tugas para Staf sesuai dengan bidangnya masing-masing.
5. Memantau/mengawasi dan mendampingi sistem dan proses kerja yang dilaksanakan oleh Staf.
6. Memberikan saran dan pandangan kepada Kepala.
7. Menerima laporan secara periodik dari staf untuk dilanjutkan kepada Kepala.
8. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan pimpinan.
Pasal14
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Unsur Stat Pembantu Pimpinan (ASISTEN-ASISTEN)
a. Menyusun program kerja informasi dan komunikasi secara umum yang mencakup sassran manusia, material dan
operasional
b. Melaksanakan penyimpanan rahasia satuan.
c. Melaksanakan fungsi penggalangan secara khusus baik pengamanan di dalam, maupun pengamanan di luar
(Spealling Saving)
d. Membuat perencanaan pengamanan secara khusus baik pengamanan didalam maupun pengamanan di luar.
e. Mengoptimalisasikan dan melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap kinerja anggota.
f. Bersama-sama Satuan Pengawas memantau dan menindak setiap kegiatan yang menyimpang dari ketentuan
g. Mendata potensi tirn informasi dan komunikasi disemua Cabang dan membentuk jaringan komunikasi cepat.
h. Mengadakan penyelidikan dan pemantauan tentang situasi dan kondisi baik kedalam maupun keluar tentang
k. Mengadakan pengawasan secara khusus dan terus menerus terhadap pekerjaan (kinerja) Asister dan Anggotanya
l. Melaksanakan kajian dari hasil temuan kepengawasan dari berbagai peristiwa yang berdampak pada pelemahan
organisasi berikut menyusun alternatif pemecahan untuk disampaikan kepada Kepala atau Wakil Kepala.
p. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan Intelijen dan pengamanan satuan.
q. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Waki Kepala.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten I dan Kepada Wakil
Kepala.
b. Melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Kepelatihan sebagaimana yang direncanakan oleh Rendiklat.
c. Menyusun rencana kebutuhan dan operasional personil pada setiap kegiatan Wilayah.
d. Mengadakan koordinasi antara staf/seksi tentang rencana pelaksanaan di lapangan.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.
b. Merencanakan dan menyiapkan Anggota yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan
c. Mempersiapkan segala data yang diperlukan antara lain: Potensi Anggota tingkat ranting, Anak Cabang, Cabang
dan Wilayah.
e. Mempersiapkan segala adminitrasi baik yang berkenaan dengan data-data Anggota maupun dokumentasi-
f. Memberikan informasi mengenai keadaan Anggota yang terlibat dalam kegiatan operasional
h. Melaporkan/mengkonsultasikan hal-hal yang bersifat adminitrasi kepada Kepala atau Wakil Kepala.
i. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan penataan, pengembangan administrasi dan Anggota.
j. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten III dan Kepada Wakil
Kepala.
a. Menyusun Program yang terkait dengan pemenuhan perangkat lunak dan perangkat keras organisasi yang akan
digunakan dalam kegiatan baik berupa alat-alat, makanan dan komikasi serta obat-obatan.
b. Menyusun dan merencanakan secara matang opersional dan distribusi masing-masing komponen.
c. Bekerja sama dengan Asisten lain tentang perencanaan dan pelaksanaan pemenuhan keperluan perbekalan.
e. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan pemenuhan perbekalan satuan.
g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten IV dan Kepada Wakil
Kepala
a. Menyusun Program kegiatan jangka pendek dan jangka menengah untuk perencanaan pendidikan dan
kepelatihan.
1) Kurikulum ODiklatsar
d. Menyusun materi pre-test dan Post test sebagai pantauan keberhasilan masing- masing jenjang pendidikan dan
kepelatihan.
e. Menyusun materi Pendidikan dan Kepelatihan mulai dari Diklatsar, Susbalan sampai Pendidikan kejuruan dan
Latihan Tambahan.
f. Melakukan kepengawasan kesesuaian penyampaian ‘materi pendidikan dan latihan yang dilaksanakan oleh
g. Merencanakan dan menyiapkan sertifikasi Pendidikan dan Kepelatihan tingkat Wilayah dan melaksanakan
1) Bulanan
2) Semester
3) T ahunan
4) Masa Hidmat
i. Melaksanakan kegiatan lain yang terkait dengan Rencana Pendidikan dan Latihan.
j. Memberikan saran, pendapat dan peliimbangan kepada Wakil Kepala Staf dan Kepala
k. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten V dan Kepada Wakil
Kepala
a. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang terkait dengan Kerjasama internal
maupun Eksternal.
b. Mengatur dan mengembangkan hubungan Satkornas, Satkorwil dengan masyarakat yang meliputi bidang:
1) Peningkatan perekonomian
3) Pengembangan Organisasi
c. Melaksanakan pendekatan pada insan pers untuk komunikasi optimal eksistensi satkorwil dengan masyarakat.
g. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada Wakil Kepala dan Kepala.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten V dan Kepada Wakil
Kepala
Kepala
a. Menyusun program kerja yang terkait dengan Pengkajian, penelitian dan pengembangan organisasi
b. Mengembangkan hubungan Satuan banser disemua tingkatan pengkajian yang ada di masyarakat dan pemerintah
misalnya:
1) Balitbangda;
e. Mencari alternatif terobosan pengembangan personil baik yang terkait dengan pengembangan SDM maupun
pemberdayaan perekonomian.
g. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada Kepala Staf atau Komandan.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban langsung kepada kepala dan Wakil Kepala
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya langsung kepada Assisten VII dan Kepada Wakil
Kepala
Pasal 15
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab BIRO-BIRO Di Tingkat Satkorcab, Satkoryon, Satkorpok
1. Biro Informasi dan Komunikasi (Ro-infokom), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab
Asinfokom.
2. Biro Kegiatan (Ro-Giat), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab As-Giat.
3. Biro Perbekalan (Ro-Kal)), disesuaikan dengan tugas, wewenang Dan tanggungjawab As-Kal.
4. Biro Administrasi dan Anggota (Ro-Adminag) disesuaikan dengan tugas, wewenang dan Tanggungjawab As-
Adminag.
5. Biro Perencanaan, Pendidikan dan Latihan (Ro-Rendiklat), disesuaikan dengan tugas, wewenang dantanggung
jawab As-Rendiklat.
6. Biro Kerjasama (Ro-Ker), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab As-Ker
7. Biro Penelitian dan Pengembangan (Ro-Litbang), disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab As-
Litbang.
Pasal 16
1. Menyusun program kerja yang terkait dengan pengawasn dan penegakan disiplin dalam satuan dan operasional di
lapangan.
3. Melalui koordinasi dengan Asisten III Asminang melaksanakan penataan dan penyusunan aturan tata tertib
anggota.
6. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam melaksanakan pengamanan.
10. Menyampaikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada Wakil Kepala dan I
11. Dalam Operasional lapangan bertanggungjawah kepada Asisten Operasi dan Asisten Intelpam dalam satuan
Pasal 17
Sekretariat I Markas
A. SEKRETARIS/SEKRETARIA T
1. Menyusun program yang terkait dengan pemenuhan, perawatan dan penambahan sarana dan prasarana
sekretariat.
2. Bertanggung jawab terhadap keamanan, keindahan dan kebersihan sekretariat.
3. Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang, alat dan perlengkapan Satuan.
4. Bersama dengan Kepala Satuan Pengawas bertanggungjawab terhadap kedisiplinan didalam satuan.
4. Bersama dengan Wakil I Kepala Pengawasan merencanakan pelaksanaan peraturan urusan dinas dalam.
Pasal 18
Pakaian Seragam
Corak, desain dan atribut-atribut lain yang dilengkapi pakaian seragam Banser ditentukan pada penjabaran
organisasi Banser.
Pasal 19
Sumber Dana
1. Sumber dana untuk keperluan kegiatan Banser dibebankan kepada Gerakan Pemuda Ansor
2. Dapat mengupayakan sumber-sumber dana melalui usaha-usaha yang legal dan dapat dipertanggungjawabkan
Pasal 20
Sanksi
1. Setiap anggota Banser yang melanggar PD/PRT Gerakan Pemuda Ansor dan Peraturan organisasi Banser akan
Pasal 21
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi Banser ini akan diatur kemudian oleh Pimpinan Pusat
melalui peraturan tambahan atau instruksi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.
(BANSER)
Dalam mengikuti perkembangan organisasi yang ada, berdasar dari Temu Wicara Nasional Banser dipandang perlu
melaksanakan penetapan dan penyempurnaan bidang organisasi yang meliputi status, struktur organisasi, Pakaian
A. STATUS BANSER
1. Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) adalah lembaga semi otonom dari Gerakan Pemuda Ansor
2. Pengertian pada butir (1) diatas, Banser tidak pernah lepas sama sekali dari GP Ansor dan secara struktural
dibawah koordinasi Ketua Umum ditingkat pusat dan Ketua- Ketua pada masing-masing tingkatan di bawahnya.
B. STUKTUR ORGANISASI
1. Stuktur organisasi sebagaimana diatur pada pasal 7-9 (PO Banser) dijabarkan dalam bagian sebagaimana
terlampir.
2. Pola hubungan instruktif dan Koordinatif dan Konsultatif baik secara vertukal maupun horizontal diseluruh satuan
C. PAKAJAN SERAGAM
2. Potongan dan model baju untuk PDH sesuai dengan petunjuk dari Pimpinan Pusat GP Ansor (Lihat ketentuan
3. Potongan dan model baju untuk PDH adalah loreng lengan panjang, seperti potongan dan model PDL TNI dengan
corak dan paduan empat (4) warna: hijau, cokelat., hitam dan merah hati, sesuai hasil keputusan Konferensi Besar
XII yang diperkuat pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) tahun 1998
4. Bentuk Badge sesuai dengan petunjuk Pimpinan pusat Gerakan Pemuda Ansor, emblem (logo) untuk baret
dipasang pada bagian depan sebelah kiri. (Iihat ketentuan atribut Banser dan contoh terlampir).
5. Tali Komando dipakai melingkar bahu sebelah kanan dengan ketentuan
a. Tali Komando untuk Kepala dan Wakil Kepala berwarna merah
6. Tanda jabatan bagi Kepala (Satkornas, Satkbrwil, Satkorcab, Satkoryon dan Satkorpok) dipakai pad a saku – baju
luar sebelah kanan, bentuk dan macamnya ditetapkan lebih lanjut oleh satkornas Banser PP GP Ansor.
7. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dipakai di dada sebelah kiri mulai dari saku sampai keatas sesuai dengan
ketentuan. Bentuk dan macamnya ditetapkan lebih lanjut oleh Satkornas Banser PP GP Ansor.
a. Terbuat dari bahan katun jenis driil SC 088 sesuai dengan warna seragam hijau POL Brimob.
b. Bentuk PDH:
4) Menggunakan ped muts (kopiah Banser) warna hitam dengan listkuning dan atas hijau.
5) Di dada kanan dipasang nama yang bersangkutan ditulis pada label nama (papan nama) warna dasar hitam
dengan tulisan putih yang dilengkapi logo Banser sebelum tulisan nama.
6) Di lengan sebelah kanan dipasang bedge (Satkornas, Satkorwil,Satkorcab, Satkoryon dan Satkorpok).
a. Terbuat dari bahan katun jenis drill SC088 dengan warna hijau Brimob.
b. Bentuk PDL:
6) Di lengan sebelah kanan dipasang bedge Banser, dan diatasnya tanda kesatuan (Satkornas, Satkorwil, Satkorcab,
Satkoryon, Satkorpok)
8) Baju dimasukkan dalam celana dan kopel rim masuk pada kolong ikat celana
a. Terbuat dari bahan yang memadai dan layak dengan warna loreng Banser .
b. Bentuk PDL:
5) Di dada kanan dipasang nama yang bersangkutan, ditulis pada kain dengan warna dasar kuning dan tulisan
merah.
6) Di lengan sebelah kanan dipasang bedge Banser, dan diatasnya tanda kesatuan (Satkornas, Satkorwil, Satkorcab,
Satkoryon, Satkorpok)
Baret hanya digunakan oleh Anggota Banser yang telah lulus mengikuti Pendidikan dan Latihan Oasar (DIKLA
D. ADMINISTRASI
Karena status Banser semi otonom/sub ordinat dari GP Ansor maka peraturcm administrasi Banser diserahkan
kepada satuan koordinasi Banser itu sendiri.
Untuk keseragaman administrasi Banser, maka dalam pelaksanaan kegiatan menggunakan stempel dan surat
1. Surat intern Banser ditiap-tiap tingkatan, cukup di tanda tangani Komandan dengan tembusan ke Pimpinan GP
2. Surat ekstrenal keluar lingkungan GP Ansor di tandatangani Komandan Banser diketahui oleh Pimpinan GP Ansor
di tiap-tiap tingkatan.
3. Bentuk kop surat dan stempel sebagaimana ketentuan atribut dan contoh terlampir.
4. Bentuk dan penomoran surat di lingkungan Banser mengikuti bentuk dan penomoran sebagaimana GP Ansor
Termasuk didalamnya kode stempel. Untuk kelengkapan Administrasi Banser maka setiap jenjang kepengurusan
Banser harus di lengkapi:
a. Kop surat
b. Stempel
c. Papan nama
d. Sekretariat
2. Kami Barisan Ansor Serbaguna, setia kepada Pancasila dan UUO 1945.
3. Kami Barisan Ansor Serbaguna, memegang teguh cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
4. Kami Barisan Ansor Serbaguna, taat dan ta’dhim kepada khittah NU 1926.
5. Kami Barisan Ansor Serbaguna, setia dan berani membela kebenaran dalam wadah perjuangan Ansor, demi
6. Kami Barisan Ansor Serbaguna, peduli terhadap nasib umat manusia tanpa memandang suku, bangsa, agama dan
golongan.
7. Kami Barisan Ansor Serbaguna, menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kebenaran keadilan dan demokra1
8. Kami Barisan Ansor Serbaguna, siap mengorbankan seluruh jiwa, raga dan harta demi mencapai Ridho Allah
9. Kami Barisan Ansor Serbaguna, senantiasa siap siaga membela kehormatan dan martabat bangsa dan Negara
Republik Indonesia.
G. PERILAKU BANSER
1. Bertaqwa kepada Allah SWT dan mengamalkan ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jamaah.
H. BAI’ AT BANSER
Bismillahirrohmanirrohiim,
2. Senantiasa tampa pamrih mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
4. Senantiasa setia menjalankan tugas-tugas organisasi GP Ansor secara Ikhlas, konsekwen dan bertanggung jawab.
5. Senantiasa tunduk dan patuh kepada pimpinan serta memegang teguh disiplin.
JEJAK PENGABDIAN
Banser atau Barisan Ansor Serbaguna merupakan tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor. Ia sebagai kader penggerak,
pengemban, dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan yang keanggotaannya memiliki kualifikasi
disiplin dan dedikasi tinggi, ketahan fisik dan mental yang tangguh, penuh daya juang dan dapat mewujudkan cita-
Pada halaman ini disajikan secara singkat pengabdian Banser di berbagai daerah yang pernah dipublikasikan oleh
berbagai media massa, dengan maksud agar masyarakat luas dapat memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang
Banser khususnya dan GP Ansor pada umumnya. Rekaman data dimulai tahun 2005.
Sebanyak 30 orang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jawa Timur dengan keahlihan tukang bangunan
diberangkatkan sebagai relawan untuk membangun rumah swadaya bagi rakyat Aceh pasca tsunami hasil kerjasama
GP Ansor Pusat dan Walubi (Wali Umat Buddha Indonesia) Pusat. Banser Jatim ini merupakan pioner dari Banser
lain se-Indonesia yang akan berangkat ke Aceh secara bergiliran untuk mengabdikan diri. (MIO/Nuonline/hr)
* Banser Kebumen Laksanakan Kerja Bakti dan Bakti Sosial di Lokasi Bencana (Desember 2005)
150 anggota GP Ansor dan Banser Kebumen melakukan kegiatan sosial kerja bakti ratusan anggota Banser dan
Ansor Kebumen di Desa Argopeni, Karangduwur, dan Srati, Kecamatan Ayah, Kebumen yang terkena musibah tanah
longsor. Ketua GP Ansor Kebumen Mohamad Sudjangi didampingi Komandan Banser K Mansur Durmuji
menjelaskan, pihaknya menerjunkan 150 personel untuk bekerja bakti membongkar longsoran bukit di Ayah itu
selama lima hari. Kegiatan sosial ini dapat membersihkan jalan dan jembatan, serta menormalkan aliran sungai yang
tertutup lumpur.
Dia menyatakan, kerja bakti itu dilakukan lantaran bila tidak segera ditangani, longsoran bukit yang ada bisa
mengancam mobilitas warga di beberapa desa pantai selatan, antara lain Desa Argopeni, Karangduwur, Jintung, dan
Barisan Serba Guna (Banser) yang merupakan bagian dari GP Ansor turut mengamankan perayaan Natal tahun 2005
dengan menurunkan 11.430 personelnya di 1.175 gereja yang berada di 29 propinsi seluruh Indonesia.
Para anggota Banser tersebut mulai turun ke lapangan mulai pukul 17.00 waktu setempat tanggal 24 Desember
ketika umat Kristiani mulai melakukan Misa sampai dengan 02.00. Mereka dibagi dalam pengamanan di jalan raya
(Pamlantas), pengamanan di pintu masuk (Pamgerbang), dan pengamanan seputar gereja (Pampatroli). Tradisi
pengamanan gereja oleh Banser sudah berlangsung cukup lama sebagai wujud toleransi beragama dari Nahdlatul
Ulama. Bahkan pada tahun 2000 di Mojokerto, terdapat anggota Banser yang meninggal karena mengamankan
Satkorwil Banser DKI melakukan pengamanan sebuah rumah yang menjadi tempat berkumpul sebuah aliran yang
menyebut diri sebagai Komunitas Eden di Jalan Mahoni 30 Jakarta Pusat. Komandan Satkorwil Banser DKI Jakarta,
Avianto Muhtadi menyatakan, khusus di rumah Komunitas Eden, pihaknya menurunkan 25 personil guna
mengantisipasi ancaman gangguan di rumah tersebut. Pasalnya beberapa hari sebelumnya rumah tersebut sempat
dikepung oleh ratusan orang karena dianggap sebagai tempat aliran sesat.
Pada perayaan Natal lalu Banser turut berpartisipasi mengamankan gereja-geraja yang menjadi tempat ibadah umat
Kristiani. Namun untuk perayaan pergantian tahun 2006 Banser juga akan mengamankan tempat-tempat yang
menjadi sentra-sentra ekonomi, seperti pusat perbelanjaan (mal), pabrik-pabrik dan kawasan pemukiman penduduk.
Komandan Satkornas Barisan Serbaguna GP Ansor (Banser), H. Tatang Hidayat, pelebaran konsentrasi pengamanan
itu dilakukan karena pergantian tahun 2005 ke 2006 tersebut tidak hanya dirayakan oleh umat Kristiani saja,
melainkan semua masyarakat. Oleh karenanya pengamanan tidak hanya dipusatkan pada tempat ibadah saja. Untuk
keperluan itu, ungkap Tatang, Satkornas Banser telah menginstruksikan kepada Satkorwil dan Satkorcab Banser se-
Indonesia agar turut berpatisipasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban pada perayaan tahun baru ini.
(Nuonline/hr)
meski tujuh alat berat telah diterjunkan. Disamping karena medan yang sulit, tim evakuasi korban ternyata tidak
cukup mengenal lokasi longsor. Beruntung ada sejumlah anggota Banser yang berasal dari penduduk setempat dan
Bahkan, sejak awal atau hanya beberapa jam setelah longsor terjadi, Hilal bersama puluhan anggota Banser langsung
terjun ke lapangan untuk meng-evakuasi korban baik yang hidup, maupun yang meninggal. Sebelum ada relawan
yang datang, PCNU setempat langsung mengerahkan Banser, terutama yang berasal dari sekitar desa sekitar daerah
longsor. (Nuonline)
* PCNU Jember Turunkan 200 Banser Bantu Evakuasi Korban Banjir Jember (Januari 2006)
PCNU Jember, Jawa Timur, menurunkan 200 anggota Barisan Serbaguna (Banser) guna membantu mengevakuasi
korban bencana banjir bandang dan longsor di Desa Kemiri, Kacamatan Panti dan Arjasa, Jember.
Bencana banjir dan tanah longsor di Jember mengakibatkan 57 orang tewas dan ratusan rumah roboh. Selain itu,
anggota PCNU juga telah membagikan ratusan bungkus nasi untuk para korban yang saat ini telah dievakuasi di
* Ratusan Banser Bantu Bersihkan Puing Akibat Gempa di DIY (Juni 2006)
Tidak kurang dari 300 personil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) DIY dibantu 80 personil Banser dari Purworejo,
Jawa Tengah, membantu warga Karanganom, Wonokromo, Pleret, Bantul, mengevakuasi puing-puing bangunan
rumah warga yang hancur akibat gempa. Sebelumnya, warga dilarang mengurusi puing-puing karena dikhawatirkan
Kegiatan tersebut didukung oleh Dinas Pertanian dan Dewan Ketahanan Pangan DIY, dan dimediasi oleh Tim
Solidaritas Kemnusaiaan (TSK). Pada kesempatan itu Dinas Pertanian memberikan bantuan berupa sembako untuk
sembilan dusun di Kecamatan Pleret. Masing-masing dusun mendapatkan 300 kg beras, gula, mie instan, telur,
Dinas Pertanian juga memberikan bantuan sejumlah 225 set alat bongkar berupa; cangkul, cangkul garpu, trisula,
linggis, skrop, dan martil. Pemberian tersebut diberikan oleh Ramana Kamal dan diterima oleh Sofyan, perwakilan
* Banser Kerahkan Sekitar 3.000 personil Bantu Amankan Arus Mudik-Balik Lebaran 1427 H
Banser PP GP Ansor mendirikan posko-posko lebaran dalam rangka membantu kelancaran arus mudik maupun arus
Menurut H Tatang, Kasatkornas, Banser telah memberikan sumbangsihnya buat masyarakat. Meski hanya sekadar
membantu kelancaran arus mudik, kerja banser perlu dihargai. Sebab tanpa kelancaran ini, pasti masyarakat
mengeluh di jalan. Karena tidak dapat menikmati perjalanan mudiknya dengan santai dan nyaman. (aji)
Jember, NU Online
Sebanyak 100 sukarelawanan Barisan Serbaguna (Banser) Ansor dan PCNU Jember, Jawa Timur, memberikan
bantuan warga korban puting beliung di Desa Sumberbaru dan Desa Sumber Bringin, Kecamatan Sukowono, Jember,
Minggu (28/10).
“Mereka akan membantu membuat dapur umum, tenda-tenda darurat dan membersihkan puing-puing rumah yang
Menurut dia, personil Banser itu akan bekerja membersihkan bekas bencana selain keluarga yang menjadi korban
“Target pembukaan dapur umum. Selain korban akan dibantu beras sebanyak 20 kilogram per rumah. Saat ini stok
Sementara itu, Kepala Badan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Pemkab
Jember Sudjak Hidayat mengatakan, Pemkab Jember telah mengalokasikan dana bencana untuk membantu korban
puting beliung.
“Dana itu, diambil dari pos dana tak terduga APBD 2007. Sebagian dana sudah langsung didrop ke kecamatan untuk
Sementara itu, sejumlah warga korban puting beliung di Kecamatan Sukowono mengaku masih menunggu bantuan
dari pemerintah kabupaten karena tidak ada biaya untuk memperbaiki rumah yang rusak.
Selain itu, minta pemkab segera mengirimkan bantuan berupa bahan makanan karena sebagian warga tidak bisa
mencari nafkah karena rumahnya rusak. Arifin, salah seorang warga Desa Sumberbaru, Kecamatan Sukowono,
Jember, mengatakan akibat bencana puting beliung atap rumahnya rusak sehingga saat hujan turun pasti bocor.
“Saya belum ada uang untuk memperbaiki,” katanya. (ant/lip)
* Tangani Pengungsi, Ansor Buat Posko Terpadu
Blitar (GP-Ansor): Meski Gunung Kelud belum meletus, namun semua penduduk tetap diminta waspada dan tidak
melakukan tindakan yang membuat panik pengungsi. Bahkan kader Ansor bersama penduduk diminta menyatu dan
“Saat ini Ansor sudah membuat sekitar 11 Posko terpadu yang tersebar di sejumlah tempat
pengungsian.―Demikian dikatakan Ketua PC Ansor Blitar, Imam Kusnin kepada gp-ansor.org di Blitar, 29
Oktober 2007.
Ditambahkanya, keberadaan posko terpadu tersebut juga ditambah dengan lima kader Ansor yang piket setiap
harinya menjaga dan membantu kebutuhan pengungsi di sekitar posko. “Posko terpadu tersebut setiap harinya
Menurut Kusnin, ada sekitar 300 personil Banser yang sudah siaga guna membantu Satkorlak dan aparat pemda
setempat, terutama dalam membantu evakuasi pengungsi, distribusi makanan dan obat-obatan serta dapur umum.
“Kondisinya memang makin gawat, karena itu PC-PC Ansor sekitarnya sudah siaga,― katanya.
Lebih jauh kata Kusnin, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengirimkan armada mobil yang datang dari Ansor
Jakarta, dikomondoi Avianto. Armada mobil ini melayani kebutuhan pengungsi yang membutuhkan apa saja. Jadi
Yang jelas, kata Kusnin, setiap hari dilakukan pengecekan ke beberapa desa yang penduduknya belum mau
mengungsi. Ansor berusaha mendekati secara persuasif kepada penduduk tersebut agar bersedia mengungsi untuk
menghindari korban yang lebih banyak bila sewaktu-waktu gunung Kelud meletus. (eko)
* Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2008 di Surabaya: Ansor Siagakan 1.630 Banser
Surabaya (GP-Ansor): Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2008, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya
menyiagakan 1.630 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Mereka bakal difungsikan untuk menjaga tempat-
tempat vital yang ada di Kota Pahlawan seperti tempat-tempat ibadah dan kantor-kantor perwakilan negara asing.
Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Surabaya, Muhammad Asrori Muslikh SAg, Jumat (21/12) mengatakan,
pengamanan Banser untuk Natal dan Tahun Baru merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama yang
pernah dilakukan antara GP Ansor dengan Persatuan Gereja Indonesia (PGI). Menurutnya, untuk menurunkan
anggota Banser saat perayaan tersebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian.
Asrori menjelaskan, sedianya ribuan anggota Banser tersebut akan disebar di 31 kecamatan. Selain itu, lanjut dia,
sebanyak 10 anggota akan ditempatkan di masing-masing ranting. ‘’Mereka siap dihubungi 24 jam. Bahkan
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kata Asrori, Banser selalu ikut mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Dan
untuk saat ini, terdapat lima titik yang rencananya akan mendapat pengamanan serius. Kelima titik tersebut terdapat
di beberapa wilayah seperti Surabaya Selatan, Surabaya Barat, Timur, Utara, dan Pusat.
‘’Untuk sementara kita tidak bisa menyebutkan tempat-tempat mana yang akan mendapat pengamanan ketat,
yang jelas saat Natal dan Tahun Baru Banser sudah siaga di tampat,’’ kata dia.
Sementara, Komandan Banser Kota Surabaya, M Irsyad mengatakan meski ribuan Banser disiagakan untuk
Irsyad menjelaskan, dari 3.117 anggota Banser yang ada, sebanyak 125-150 personel setiap hari akan berada di titik
pengamanan. Sisanya, lanjut dia, tetap disiagakan namun dalam kondisi standby.
Dia menyebutkan, beberapa tempat yang bakal mendapat pengawalan Banser di antaranya tempat-tempat yang
berada di jalur protokol. Selain itu, Banser juga bakal diterjunkan di sekitar Dermaga Ujung-Kamal serta Tugu
Pahlawan.
‘’Itu konsep tahun lalu, sementara untuk tahun ini kita masih terus berkoordinasi. Namun yang jelas Banser
tetap akan ikut andil dalam mengamankan Natal dan Tahun Baru,’’ tutur Isryad.
Mengenai kemungkinan adanya penambahan personel, Irsyad mengatakan kemungkinan hal itu bisa dilakukan. Hal
ini mengingat total anggota Banser yang ada di Surabaya sebanyak 3.117 orang. ‘’Kita lihat saja berapa
kebutuhanya nanti,’’ katanya.(dtm/aji)
Jakarta, NU Online
Sebanyak 15 ribu anggota Barisan Anggota Serbaguna (Banser) telah disiapkan untuk mengamankan perayaan Hari
Raya Natal dan Tahun Baru 2008. Jumlah anggota sebanyak itu disiagakan untuk membantu aparat kepolisian
dalam pengamanan dua malam ’sakral’ tersebut di seluruh Indonesia. Di DKI Jakarta, dikerahkan 150 personil.
“Setiap tahun, kita adakan seperti ini untuk meneguhkan bahwa kita hidup dalam negara yang beragam. Dan, kita
hidup di tengah-tengah perbedaan,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Syaifullah
Yusuf, di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (22/12).
Gus Ipul—begitu ia akrab disapa–menjelaskan, pengerahan anggota Banser sudah mendapat persetujuan dengan
aparat kepolisian dan pihak Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI). Tempat-tempat yang diamankan di
antaranya gereja, tempat perbelanjaan, perempatan-perempatan dan sejumlah titik keramaian lainnya.
“Sekarang, kita tinggal melanjutkan pengamanan di tempat-tempat keramaian sudah mulai dilakukan,” ujar Gus Ipul
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, Adang Firman, mengatakan, pihaknya telah
mengantisipasi adanya ancaman teror di Ibukota. “Ancaman teror masih ada, kita masih terima laporan-laporan
lewat SMS (layanan pesan singkat). Tapi, sejauh ini belum serius,” ujarnya.
Ia mengatakan hal tersebut usai Apel Pelayanan Publik dan Pengamanan Natal dan Tahun baru 2008 di Markas
Menuru Firman, banyak pelaku terorisme yang hingga saat ini belum ditangkap. Hal itu menjadi kekhawatiran
tersendiri. “Saya juga minta kepada rekan-rekan pers untuk membantu menyejukkan suasana,” pintanya kepada
wartawan.
Firman kembali menegaskan, untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru telah disiagakan sebanyak 17.600 petugas.
15 ribu di antaranya berasal dari Kepolisian. Sedangkan sisanya merupakan gabungan dari TNI dan polisi pamong
praja. (rif/dtc)
SAMPANG – Untuk membantu mengamankan pelaksanaan pemungutan suara ulang Pilgub Jatim putaran ekstra
yang dijadwalkan 21 Januari nanti, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sampang bakal mengerahkan ribuan
pasukan Barisan Serbaguna (Banser). Kepastian ini, terungkap dalam pengukuhan Banser di Lapangan Remambo
Ketua GP Ansor Sampang KH Abdullah Mansyur mengatakan, pengukuhan personel Banser ini dilakukan guna
membantu aparat mengamankan jalannya pencoblosan ulang Pilgub Jatim di Sampang. Termasuk, mendukung
terwujudnya suasana dan kondusifitas di Sampang. “Sehingga, masyarakat nantinya merasa aman dan nyaman,”
ujarnya.
Dijelaskan, jumlah Banser yang dikukuhkan sekitar 1.350 orang. Rinciannya 540 personel Banser dikukuhkan di
Lapangan Remambo Kelurahan Dalpenang dan 810 sisanya dikukuhkan di Lapangan Kecamatan Jrengik.
“Rencananya, pengukuhan Banser ini dipimpin Gus Saifullah Yusuf. Tapi karena menghadiri acara di Bangkalan,
maka beliau tidak bisa hadir,” terangnya.
Dia menambahkan, tugas yang diemban personel Banser nantinya akan disesuaikan dengan daerah pemilihan
(dapil)-nya. 540 personel Banser yang dikukuhkan di Lapangan Remambo Kelurahan Dalpenang misalnya, mewakili
dapil I yang meliputi Kecamatan Kota Sampang, Pangarengan, dan Torjun dengan total jumlah desa sebanyak 36.
Sementara 810 personel yang dikukuhkan Jrengik, akan membantu pengamanan pelaksanaan pencoblosan ulang di
dapil II yang meliputi Kecamatan Kedungdung, Tambelangan, Jrengik, dan Sreseh. “Ratusan pasukan Banser ini,
Ketua GP Ansor Korwil Madura H Abdullah yang ditemui koran ini mengatakan, pihaknya berharap kepada segenap
anggota Banser agar melaksanakan tugas dan membantu aparat keamanan guna mewujudkan Sampang yang
kondusif. “Jangan lupa, ajak semua saudara dan tetangga kita mencoblos dan memilih pemimpin sesuai hati
MATERI LAPANGAN
I. CARAKA MALAM
II. LATIHAN BERGANDA
III. STELLING/PENDADAKAN
I. CARAKA MALAM
1. Anggota bisa menghafal/mengingat/menyimpan sandi/ pesan yang diberikan pada pos pemberangkatan
3. Anggota bisa/dapat menyampaikan pesan hanya kepada yang dituju oleh pos pemberangkatan yang berada pada
pos finish
b. Pos gangguan 1
c. Pos gangguan 2
d. Pos gangguan 3
2. Peserta didik dikumpulkan dalam suatu tempat (Lapangan terbuka) formasi per peleton dengan jarak masing-
masing peleton 3 s/d 5 meter.3. Dalam formasi barisan perpeleton, peserta diberikan pengarahan secukupnya
tentang situsai perjalanan yang harus dan akan dilalui oleh Seksi Operasi Staf Komando Latihan meliputi:
a. Kerawanan route perjalanan
4. Peserta didik dipersilahkan duduk ditempat untuk menunggu giliran pemanggilan pemberangkatan dengan
5. Pada titik pemberangkatan peserta dipanggil satu per satu dan diberikan pesan oleh
Komandan Latihan (Danlat). Pesan ini hanya untuk disampaikan kepada penjaga pos akhir (Kepala /Ketua PC GP.
a. 9 orang sahabat Ansor pada posisi 24.58.12 terkepung. Segera kirim bantuan 3 peleton melaui serangan lambung
kanan.
b. 3 Ulama di titik 17.35.68 dalam keadaan bahaya. Segera lakukan pengamanan dengan kekuatan 1 kompi.
c. Dan lain-lain.
6. Disediakan paling sedikit 6 pesan yang berbeda, supaya antar peserta terdekat tidak ada kesamaan pesan untuk
b. Suara ledakan yang dapat dilihat atau didengar pada masing-masing pos ganggu dan pos akhir untuk segera
8. Pos ganggu, berfungsi mengacaukan perhatian peserta didik agar tidak lagi hafal/ ingat pesan yang diberikan pada
Pos Ganggu 1 : Gangguan makanan-minuman beracun yang dilakukan dengan cara merayu, membujuk peserta agar
mau memakan/meminum makanan / minuman yang disediakan dengan dalih perjalanan masih sangat panjang dsb.
Pada route ini dilengkapi dengan alat-alat yang menakutkan misalnya gantungan pocong yang bisa ditarik naik-turun
dari kejauhan yang dilengkapi bau-bauan minyak serimpi, dupa (kemenyan) dan sebagainya.
Dilengkapi dengan tulisan-tulisan menyeramkan yang harus dibaca oleh peserta didik agar melupakan pesan yang
Dapat juga diberikan gangguan fisik misalnya tendangan, pemukulan yang didak membahayakan dengan kelebatan
yang sagat cepat sehingga peserta didik tidak mempunyai kesembatan untuk memberikan balasan.
Pos Ganggu 3 : Membujuk seakan-akan merupakan pos akhir untuk menanyakan pesan agar bisa terbongkar oleh
lawan.
Pada Pos Akhir peserta dipersilahkan menempati tempat yang saling berjauhan antara peserta didik yang satu
dengan yang lain berjarak antara 1 – 2 meter (boleh tidur ditempat) sambil menunggu hadirnya seluruh peserta didik
9. Jika peserta terakhir telah diberangkatkan pada pos pemberangkatan meberikan isyarat Cahaya/Suara ledakan
dengan kembang api atau ledakan yang dapat diketahui/didengar oleh petugas masing-masing pos bahwa semua
10. Setelah semua tiba di Pos Akhir maka peserta dibentuk dalam formasi barisan kemudian diberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan kepelatihan dan orientasi pelaksanaan kegiatan yang telah/baru dilaksanakan, untuk
menunjukkan berhasil atau tidaknya masing-masing personil melaksanakan tugas penyampaian pesan dari pimpinan
Tujuan Sajian Kegiatan : Evaluasi hasil dan praktek lapangan selama kegiatan pendidikan/latihan.
Jenis Sajian Kegiatan: Long March dibagi beberapa pos pantauan pemahaman materi.
2. Peserta didik melaksanakan perjalanan pada route jalan perkampungan/ jalan setapak:
a. Perjalanan datar 3-5 km, pada pertengahan terdapat 1 pos jaga yang berfungsi:
Disiapkan format penilaian untuk masing-masing peserta didik, dengan interval waktu tiap regu lebih kurang 15
Menit.
4) Dsb
Panjang route kurang lebih 1 km dan interval waktu kurang lebih 1 jam (untuk semua jenis halang-rintang) serta
4) Dsb.
Disiapkan tim penilai untuk masing-masing regu, nilai anggota diambil secara kolektif.
3. Latihan berganda ini merupakan acuan penilaian dan penentuan tingkat prestasi peserta sehingga kegiatan ini
III. STELLING/PENDADAKAN
Judul : STELLING/PENDADAKAN
Tujuan Sajian Kegiatan : Memantau kesigapan, kecepatan dan kesempurnaan peserta didik dalam melaksanakan
tugas Organisasi.
Jenis Sajian Kegiatan : Pendadakan peserta didik pada saat terlelap tidur untuk segera berada pada satu titik yang
2. Membangunkan peserta diklat dengan teknik pendadakan dengan penciptaan situasi darurat.
3. Mengevaluasi kesiapan dan kesigapan peserta didik setelah situasi kembali aman.
1. Melaksanakan penempatan Peserta didik pada titik pertahanan dengan membentuk lingkaran terhitung dari
pusat kegiatan diklat sebelum upacara pembukaan dilaksanakan. Peserta mengambil posisi tiarap, jarak antara
2. Penciptaan kondisi selelah mungkin pada peserta didik pada siang harinya sehingga pada malam harinya dapat
tertidur lelap.
3. Menjelang tidur peserta diperintahkan melepas seragam, sepatu dan perlengkapan kedinasan lain. Bila perlu
4. Setelah diperkirakan semua peserta tertidur lelap maka dilakukan penciptaan situasi kacau, seakan terjadi
serangan dari lawan/musuh terhadap lokasi kegiatan diklat dilaksanakan. Semua cahaya dan lampu dimatikan.
5. Pengkacauan situasi dapat mempergunakan suara-suara : sirine, ledakan, pemukulan benda-benda bersuara dan
lain-lain.
6. Dalam waktu yang sangat singkat peserta harus sudah menempati titik pertahanan yang ditentukan dengan
7. Setelah 5 menit lampu dinyalakan, diumumkan kondisi telah kembali aman dan seluruh peserta dikumpulkan
8. Dilaksanakan pengecekan kesiapan dan kesigapan peserta terkait dengan penggunaan perlengkapan kedinasan
masing-masing personil.
9. Memberikan sangsi ringan pada peserta yang tidak dapat mempergunakan perlengkapan lengkap.
A. DASAR-DASAR INTELIJEN
Intelijen dalam pengertianya sebagai organisasi merupakan badan/alat yang dipergunakan untuk menggerakan
kegiatan-kegiatan Intelijen sesuai dengan fungsinya, baik berupa penyelidikan, pengamanan maupun penggalangan
untuk mencapai tujuan-tujuan Intelijen guna memenuhi kepentingan pihak atasan yang berwenang dan bertanggung
jawab.
Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan organisasi Intelijen ialah faktor efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas.
2. Kegiatan Intelijen adalah usaha berupa kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara konsisten serta berdasar pada
suatu tata kerja yang sitematis yang memilki aspek jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
a. Pengamatan:
Adalah semua usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk memperoleh
keterangan-keterangan yang dibutuhkan mengenai masalah tertentu untuk dapat membuat perkiraan mengenai
masalah yang dihadapi guna menentukan kebijaksanaan perencanaan dan mengambil keputusan dengan resiko yang
b. Pengamanan
Adalah usaha yang dilakukan untuk mencegah berhasilnya kegiatan dan operasi/kegiatan pihak lain dengan
memanfaatkan berbagai macam alat/ benda dalam melindungi orang, barang, benda bangunan dan instalasi-
instalasi penting dengan melakukan langkah-langkah penggalangan dan pengoptimmalisasian kekuatan kekuatan
Pengamanan juga dapat dilakukan dengan upaya meruntuhkan kesetiaan dan loyalitas pihak lain untuk mendukung
terhadap proses perlindungan terhadap pihak sendiri dan tidak memberikan kesempatan serta peluang pihak lain
Prinsip dan dasar–dasar Organisasi pada umumnya berlaku juga bagi organisasi Intelijen selama tidak
bertentangan dengan kepentingan untuk mencapai tujuan, terutama prinsip–prinsip kekenyalan dan keserba-
gunan (keluwesan).
a. Kemapuan untuk mengamat-amati keadaan serta kemampuan untuk memberikan ramalan yang tepat mengenai
perkembangan yang akan datang berdasarkan pengetahuan tentang keadaan yang lampau dan keadaan
b. Kemampuan untuk dapat meyakinkan, bahwa pengetahuan yang diperolehnya memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang menggunakan (yang berwenang dan bertanggung jawab) untuk mengambil keputusan masalahnya, lengkap,
Untuk mencapai hal ini organisasi Intelijen harus disusun dengan menggunakan atau memilih salah satu dari pada
a. Fungsi-fungsi:
1) Penyelidikan
2) Pengamanan
3) Penggalangan
b. Kegunaan:
1) Strategis
2) Operasi
3) Taktis
1) Daerah pemerintahan
2) Kepulauan
1) Politik
2) Ekonomi
3) Sosial Budaya
4) Ilmu Pengetahuan
5) Militer
6) Teknologi
7) Dan lain-lain
Dengan pertambahan pokok-pokok sesuai perkembangan, dinamika dan spesialisasi tugas-tugas intelijen maka
1. 1 Orang pengawas/Pengendali
B. TEORI PENYELIDIKAN
Penyelidikan adalah usaha, pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terprogram untuk
memperoleh keterangan-keterangan atau informasi yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan tentang masalah
yang dihadapi dalam pengembangan informasi lanjutan sehingga diperkirakan cukup untuk melakukan tindakan
lanjutan.
1. Intervie
Intervie dilakukan dengan menunjuk obyek pelaku atau komponen terdekat dari pelaku untuk memberikan beberapa
Identifikasi tanda bukti dengan menghubung-hubungkan alur peristiwa sesuai perencanaan yang telah disusun
3. Pengembangan informasi
Obyek manusia sebagai sasaran pengumpulan data merupakan faktor penting dalam fungsi Intelijen, dilakukan
dengan pengumpulan data dari pengakuan orang baik dari pihak lain maupun pihak sendiri.
C. TEKNIK PENGGALANGAN
1. Penggalangan tertutup
Dilakukan dengan penyusunan kedalam sasaran pemecahan dan pencerai beraian keutuhan-keutuhan didalam
masyarakat lawan, sehingga menimbulkkan kekacauan-kekacauan sambil selangkah demi selangkah memperluas
jaringan untuk membangkitkan dan meningkatkan situasi saling tidak percaya sehingga dihasilkan pimpinan lawan
Dilakukan dengan menggeser pimpinan lawan yang berkuasa atau kekuasaanya direbut, karena mana penggalangan-
penggalangan tertentu menjadi terbuka dan kemudian menggabungkan sasaran sebagai bagian sendiri, atau
3. Usaha penggalangan dimulai dengan menyelidiki sasaran-sasaran kemudian menahan agen-agen penggalangan
penggalang, kepentingan-kepentingan pihak sasaran diarahka dengan perantaraan jaringa-jaringan penggalang yang
5. Mengancam adalah suatu tindakan ucapan/data atau keadaan yang membahayakan keselamtan atau kelangsungan
6. Merintangi adalah sesuatu tindakan atau keadaan yang menghalangi sesuatau kepentingan
7. Menghambat adalah sesuatau tindakan atau keadaan yang mengurangi tercapainya sesuatu kepentingan.
D. TEKNIK PENYUSUPAN
1. Penyusupan dilakukan secara tertutup oleh kaki tangan penggalangan kedalam masyarakat sasaran, untk
kemudian mencerai-beraikan keutuhan masyarakat itu, sambil menyusun jaringan-jaringan penggalangan yang
semakin meluas.
2. Baik dirinya sendiri maupun kaki tangan jaringan penggalan disamar sedemikian rupa, sehingga identitas dan
kegiatan yang disamarkan itu tidak menimbulkan kecurigaan. Bila timbul keadaan-keadaan yang memaksa
kakitangan-kakitangan itu meninggalkan tempatnya, maka mereka telah berkesempatan untuk menyusun jaringa-
3. Penyusupan-penyusupan kedalam suatu masyarakat sasaran dapat dilkukan dengan perantaran sarana-saran yang
terdiri dari anggota-anggota corp diplomatic, rombongan-rombongan perdagangan, ekonomi dan kebudayaan,
golongan minoritas diosegala bidang, aliran-aliran dan gerakan-gerakan keagamaan, Badan-badan Internasional,
terutama badan-badan perburuhan dan pemuda-pemuda, partai-partai polotik negara asing dan badan yang bersedia
kerja sama, pedagang ; dalam negeri yang keluar negri, pedagang asing yang berdagang di dalam di dalam Negri,
siswa/siswi/pegawai yang belajar keluar negri, pelancong-pelancong luar dan dalam negri, wartawan-wartan dan
lain-lain yang lalu lintas antara dalam dan luar negri atau sebaliknya.
E. PENCERAI-BERAIAN
1. Keutuhan suatu masyarakat terpelihara bila pimpinan, baik yang didasarkan atas kekuasaan musyawarah orang
banyak, maupun kekuasan mutlak seorang, selalu dapat mengimbangi ketegangan-ketengan yang selalu timbul,
karena persaingan-persaingan untuk berkuasa dan berkedudukan diantara golongan politik, lapisan-lapisan
masyarakat, rumpun-rumpun kesukuan, aliran-aliran agama, kelompok-kelompok minoritas dan lain-lain golongan.
2. Sebaliknya persatuan sesuatu masyarakat dapat dicerai-beraikan sehingga berantakan dan pimpinanya diperlemah
sedemikian rupa, sehingga lumpuh untuk meneruskan perlawanan terhadap penggalangan lawan yang dihadapinya.
sampai 5 orang), yang disusun untuk membangkitkan kepercayaan, di dalam penggalangan digunakan untuk
menhancurkan secara teratur keutuhan-keutuhan yang menjadi landasan-landasan masyarakat sasaran dan
masyarakat itu sendiri sehingga tercipta rasa putus asa pada setiap orang, kekacauan umum, masyarakat yang resah,
masyarakat yang sakit, yang tertekun, yang kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berkeyakinan, tetapi
terpelihara harapan-harapan akan munculnya sesuatau keadaan yang akan membimbing dan melanjutkan kehidupan
masyarakat itu.
4. Langkah yang ditempuh dengan melakukan penyusupan informasi dan pemberian kepercayaan pada satu tokoh
masyarakat untuk dikembangkan pada masyarakat lain melalui rapat-rapat, dll, langkah ini dilakukan 3 (tiga) orang
secara terpisah. Antara pencerai beraian I dan II dilakukan oleh petugas yang berbeda. Jika asumsi dan persepsi
terbentuk maka petugas segera menghilang dan dikesankan gejolak murdi dari masyarakat.
6. Pemantauan perkembangan.
F. PENGINGKARAN
1. Mengingkarkan mencangkup pengingkaran terhadap kesatuan dan persatruan, patriotisme dan loyalitas terhadap
2. Setelah persatuan politik, dan sosial suatu masyarakat dicerai-beraikan , kesetiaan-kesetiaan umum dan cinta
tanah air dapat dilunturkan dan di dalam keadaan-keadaan yang memungkinkan kesetiaan dan cinta tanah airnya.
Bangsa dimanifestasikan dalam kecintaan terhadap idiologi, yang sealiran dengan pihak yang melakukan
penggalangan (dimanifestasikan dalam kecintaan & kesetiaan terhadap Tanah air & bangsanya)
3. Sesuatu penggalanga hanya akan berhasil mendapat dukungan masyarakat , bila diperoleh dukungan dari
golongan-golongan yang berpengaruh dalam pimpinan dan diseluruh lapisan masyarakat. Karena itu usaha-usaha
untuk mengingkarkan kesetiaan-kesetiaan dari anasir-anasir di dalam sesuatu masyarakat yang hendak diruntuhkan,
G. PENGARAHAN
1. setelah keutuhan masyarakat dicerai-beraikan dan berhasil diperoleh kakitangan-kakitangan dilingkungan orang-
oramg yeng berpangaruh dan berkuasa, tercapailah keadaan dimana pengarahan, yang biasanya masih dirahasiakan
dapat diselenggarakan.
2. Walaupun pencerai-beraian sesuatu masyarakat telah dilakukan sedemikian jauhnya, sehingga mempermudah
pengarahan, pengarahan itu tidak pernah dilakukan secara mutlak, tetapi hanya dapat dilakukan, karena tak dapat
H. PENGGESERAN
1. Setelah pengarahan berjalan beberapa waktu, pada suatu saat keutuhan masyarakat dan rapuh dan bila pihak yang
menggalang menganggap momen psikologisnya telah tiba pimpinan yang berkuasa akan digeser.
a. Memepertimbangkan hasil pencerai-beraian dan mengingkarkan dengan jalan memperkirakan besarnya dukungan
dan perlawanan yang dapat diharapkan dari golongan-golongan politik dan sosial yang jadi sasaran, golongan
b. Memilih sesuatu alasan atau peristiwa untuk dijadikan alasan gerakan penggeseran.
c. Merencanakan waktu dan bantuan-bantuan dari penggalang yang diperlukan untuk penggeseran.
d. Setelah segala persiapan selesai baru dilakukan tindakan penggeseran menurut rencana yang telah dipersiapkan
semula.
I. PENGGABUNGAN
1. Bila penggeseran berhasil, masyarakat sasaran dapat digabungkan/ isatukan kedalam masyarakat sendiri.
2. Selanjutnya dilakukan pengawasan yang teliti dan tindakan-tindakan keamanan untuk mencegah terjadinya hal-
Semua bahan keterangan/informasi yang masuk diolah sampai menjadi produk Inteljen melalui proses:
a. Pencatatan, yaitu pekerjaan pencatatan atas semua laporan, bahan keterangan/informasi, yang diterima/masuk
kedalam antara lain : Buku harian informasi , Grafik, Peta situasi dan lain sebagainya. Pencatatan dilkukan dengan
b. Penilaian, adalah penilaian kepercayaan terhadap kebenaran dari bahan keterangan/informasi dan penilaian
Nilai kepercayaan terhadap kebenaran berita, Baket dibagi atas tingkatan-tingkatan yg masing-masing tinfkatan
3 = Mungkin benar
4 = Kebenaranya meragukan
Walaupun angka dan huruf digunakan untuk menyatakan penilaian terhadap suatu bahan keterangan, tetapi angka
dan huruf itu tidak tergantung antara satu dengan yang lain. Sebagai misal, sumber keterangan yang “
sepenuhnya dapat dipercaya― mungkin saja yang melaporkan keterangan itu “ tidak mungkin benara “
Sebaliknya suatu bahan keterangan yang dilaporkan “ yang dibenarkan oleh sumber lain “ bisa juga pemebri
keteranga yang “tidak dapat dipercaya Inteljenya menjadi “ E – 1 “
4. Penafsiran
Kegiatan penafsiran adalah penentuan arti daripada suatu Baket dengan suatu persoalan yang diramalkan akan
a. Berfikir secara Intuitif, yaitu suatu penafsiran yang berdasarkan pada filing yang banyak dipengaruhi oleh
pengalaman
b. Berfikir secara Ilmiah, Yaitu suatu penafsiran yang menggunakan data yang sudah pasti kebenaranya
c. Berfikir secara logis yaitu suatu penafsiran yang merupakan hasil pertimbangan yang kritis melalui proses analisa ,
Setiap produk Intel yang sudah siap harus disebar kepada pemakai. Batapapun baik Inteljen yang diperoleh, namun
Pokok-pokok penting yang perlu diperhatikann dalam penyebaran adalah persoalan-persoalan mengenai masalah
Tidak semua informasi/Inteljen berguna bagi setiap pemakai ditingkat eselon atas, samping dan bawahan. Oleh
sebab itu produsen harus mampu memilih masalah-masalah mana yang tepat bagi pemakai yang dituju. Kekeliruan
dalam memilih masalah akan menimbulkan apatisme dari penerima dalam menanggapi masalah yang disajikan.
Tidak tercapainya Inteljen bisa membawa ketidakterpeliharanya produk Intel dan bisa menimbulkan risiko
keamanan.
Suatu Inteljen akan bernilai tertinggi apabila dapat sampai kepada pemakai tepat pada waktunya atau denmgan kata
lain sampai sebelim peristiwa yang menyangkut masalah itu terjadi. Dengan itu maka pemakai mempunyai
kesempatan untuk membuat keputusan dari mengambil langkah-langkah tertenyu yang berguna untuk menentukan
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pengiriman produk Intel kepada pemakai yang benar-benar berkepentingan.
Oleh sebab itu penyebaran produk Intel ditetapkan dengan daftar distribusi yang mempunyai tujuan antara lain
untuk membatasi jumlah copy yang diproduk agar dapat dicegah pemborosan serta resiko jatuhnya dokumen Intel
kepada pihak-pihak yang tidak berhak menerimanya. Daftar produk Intel akan dikeluarkan dalam surat ketetapan
tersendiri.
7. Sarana penyebaran.
Kecepatan dalam penyebaran produk Intel bisa mendukung ketepatan waktu dari pada penggunaan produk tersebut.
Dalam memilih dan menentukan sarana pengiriman yang baik, harus dipertimbangkan urgensi daripada produk
Intel, dan ditinjau dari segi isi tingkat kerahasiaan dan waktu.
Sarana-sarana pengiriman yang dapat dipergunakan antara lain :
a. Caraka
Untuk mengirimkan semua produk Intel tertulis , kecuali yang berklasifikasi SANGAT RAHASIA.
Caraka hanya merupakan sarana pengiriman produk Inteljen kepada alamat, kepadanya tidak diberikan tugas
menyampaikan pesan-pesan lisan. Agar keamanan informasi tetap terpelihara, maka ketentuan penyampaian produk
b. Perwira Penghubung
Untuk mengirimkan produk Inteljen yang berklasifikasi SANGAT RAHASIA, memerluakan penjelasan lisan
mengenai masalah yang dibawanya, serta menghimpun bahan-bahan Intelijen darai alamat yang dikunjungi.
c. Pesawat Telepon
Pesawat telepon hanya dipergunakan sebagai sarana pemberian peristiwa yang bersifat terbuka, yang memerlukan
kecepatan penyampaian atau merupakan sarana pembicaraan untuk membuat rencana mengadakan pertukaran
informasi
Penggunaan pesawat ini diusahakan seminm mungkin tetapi seefisien mungkin dengan memperhatikan prioritas
secara tepat, sehingga dapat dicegah penggunaan yang terlampau padat yang justru bisa menimbulkan kelambatan
penyampaian berita.
e. Pos
Pengiriman melalui Pos dengan sistim tercatat serta pamanfaatan kotak, pos memberikan faedah secara baik apabila
dilakukan dengan suatu perencanaan yang cermat. Resiko keamanan informasi masih perlu mendapatkan perhatian
8. Kegiatan Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi yang harus mampu melayani penyediaan dan penyajian kembali Bahan Keterangan/Informasi
a. Pencatatan
Pencatatan dalam penyelenggaraan Dokumentasi adalah pencatatan kedalam Buku Agenda, Pangkartuan dan lain
sebagainya.
Penyimpanan dimaksudkan adalah penyimpanan Bahan Keterangang yang ada menurut cara tertentu yang
menjamin atas:
1.
2. Kerusakan dari gangguan binatang (ngengat, tikus, dlsb) kebocoran air hujan, karena penataanya yang kurang
rapih, karena kelalaian petugas (sobek, tercemar, oleh tinta dlsb) dan karena lain-lain.
9. Penyajian kembali
a. Penyajian kembali secara pasif, ialah penyajian kembali yang didasarkan permintaan oleh Pimpinan. Ini berarti
b. Penyajian kembali secara aktif, ialah penyajian kembali yang dikarenakan adanya kejadian/permasalahan yang
sedang bergejolak terkait dan ada hubuntganya dengan bahan keterangan yang ada dalam simpanman sehigga perlu
retype: Hernoe R