Anda di halaman 1dari 12

Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran

Disusun Oleh Kelompok : 10

IV / A

1. Ajeng Rahmawati : 1172020024


2. Akmal Hakim : 1172020025
3. Ayu Maria Astuti : 1172020041

Abstrak : Perpustakaan adalah suatu organisasi yang bertugas mengumpulkan,


mengolah, menyajikan dan melayani kebutuhan informasi bagi pengguna
perpustakaan. Perpustakaan memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, oleh
karena itu ada istilah “perpustakaan adalah jantungnya pendidikan”. Jika
jantungnya lemah, tubuh lainnya juga akan menjadi lemah. Ini artinya jika
perpustakaan lemah, akan berpengaruh pula terhadap institusi tempat perpustakaan
bernaung. Sebaliknya, jika jantungnya baik akan membuat baik pula tubuhnya.
Perpustakaan hadir sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas proses belajar-mengajar. Maka perpustakaan merupakan media
pembelajan yang efektif, karena perpustakaan erat kaitannya dengan buku sebagai
media penyimpan informasi atau media ilmu pengetahuan.
Kata Kunci : Media, Pembelajaran, dan Perpustakaan,

A. Pendahuluan
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,
pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi
memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi
salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan
dan pembelajaran.
Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan
agar dapat membatu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, utuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang
harus ada adalah guru yang berkualitas. Untuk menunjang prses kegiatan

1
pendidikan maka seorang guru dituntut untuk menguasai penggunaan media
pembelajar sebagai upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman
bagi siswa dan dapat membuat proses belajar menjadi efisien dan efektif.
Salah satu media yang dapat digunakan yaitu perpustakaan. Perpustakaan
merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan
sistematis, secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan
kemudahan bagi proses belajar mengajar. Hal ini, terkait dengan kemajuan
bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang
dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana
pendidikan. Perpustakaan merupakan jantungnya dunia pendidikan karena
berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di perpustakaan1.

B. Pembahasan Materi
Perpustakaan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pustaka” yang
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) berarti kitab, buku. Dalam bahasa
Inggris disebut library yang berarti room or building for a collection of books
kept there for reading, ruang atau bangunan tempat menyimpan koleksi buku-
buku untuk keperluan baca (AS. Hornby 1986). Menurut Cayne (1988) kata
library berasal dari kata Latin liber atau libri yang artinya buku. Dalam bahasa
asing lainnya disebut bibliotheek (Belanda), bibliothek (Jerman), bibliotheque
(Prancis), bibliotheca (Spanyol dan Portugis) yang kesemuanya berasal dari kata
biblia (Yunani) yang berarti buku, kitab (Sulistyo-Basuki, 1993). Dalam bahasa
Arab, disebut al-maktabah, berasal dari akar kata kitab yang juga berarti buku
(Munir Ba’albaki, 1990)2
Berdasarkan pengertian leksikal atau bahasa tersebut, perpustakaan dengan
demikian berkaitan erat dengan buku sebagai media penyimpan informasi atau

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan#cite_note-1 (17 Februari 2019 : 18:32)
2
Agus Rifai, Perpustakaan Islam: Konsep, Sejarah, dan Kontribusinya dalam Membangun
Peradaban Islam Masa Klasik, Cet I (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2013) hal. 5-6

2
media ilmu pengetahuan. Dalam kenyataannya, di berbagai perpustakaan, buku
memang masih merupakan salah satu jenis koleksi utama3
Menurut Sutarno NS, MSi. “Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari
gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang
disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan
apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca.”
Menurut C. Larasati Milburga, dkk “Perpustakaan adalah suatu unit kerja
yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara
sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh
pemakainya sebagai sumber informasi.”
Dalam UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa:
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.
Perpustakaan sering diistilahkan sebagai “jantungnya perguruan tinggi”. Hal
ini berarti perpustakaan memiliki peranan penting di dunia pendidikan. Jika
jantungnya lemah, tubuh lainnya juga akan menjadi lemah. Ini artinya jika
perpustakaan lemah, akan berpengaruh pula terhadap institusi tempat
perpustakaan bernaung. Sebaliknya, jika jantungnya baik akan membuat baik
pula tubuhnya. Dengan demikian, jika perpustakaan baik akan baik pula
lembaga/institusinya.4
Dari kacamata yang lebih luas, peran perpustakaan dapat dianggap sebagai
agen perubahan, pembangunan, dan agen budaya dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan selalu terjadi dari waktu ke waktu sesuai
dengan perubahan zaman dan juga seiring dengan sifat manusia yang selalu ingin
tahu, eksplorer dan berbudaya.5
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi

3
Ibid, hal 6
4
Wiji suwarno, Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan, Cet 1 ( Yogyakarta. Ar-Ruzz
Media Group. 2010) hal. 16-17
5
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, Cet I (Jakarta: CV Sagung Seto, 2009) hal 40-41

3
secara baik dan sistematis, secara langsung ataupun tidak langsung dapat
memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat
perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan
bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang
dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana
pendidikan. Perpustakaan merupakan jantungnya dunia pendidikan karena
berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di perpustakaan6.
Menurut Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, secara umum perpustakaan
memiliki fungsi sebagai berikut7:
a. Khazanah Penyimpan karya Manusia
b. Sumber Informasi
c. Fungsi Rekreasi
d. Fungsi Pendidikan
e. Fungsi Budaya
f. Fungsi Penelitian
g. Fungsi Pengambilan Keputusan
Dan berdasarkan jenisnya, ada beberapa macam jenis perpustakaan, yang
membedakan jenis-jenis perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya,
koleksi yang tersedia, masyarakat yang dilayani, dan badan atau pihak yang
berwenang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. Menurut IFLA
(Internasional Federation of Library Association) jenis-jenis perpustakaan
dikelompokan atas:
1. Perpustakaan Nasional (National Library)
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota
negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis perpustakaan
yang ada di negara tersebut.
2. Perpustakaan Umum (Public Library)
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan#cite_note-1 (17 Februari 2019, pukul 18:32)
7
Rachman Hermawan S dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan, Cet.I (Jakarta: CV Sagung
Seto, 2006) hal 24-27

4
untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar
belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya,
maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang
dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di
lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti, universitas, istitut, sekolah
tinggi, akademisi, dan lembaga perguruan tinggi lainnya. Perpustakaan
perguruan tinggi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas
akademika perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu mahasiswa dan dosen.
Perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai sarana yang akan
menunjang proses perkuliahan dan penelitian di perguruan tinggi tersebut.8
4. Perpustakaan Sekolah (School Library)
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan lembaga
pendidikan dasar dan menengah, antara lain; Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah
Aliyah (MA), serta pendidikan menengah kejuruan seperti Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).9
5. Perpustakaan Khusus (Special Library) Perpustakaan khusus adalah
perpustakaan yang diselenggarakan oleh kantor atau instansi yang tujuannya
adalah untuk untuk menunjang kegiatan kantor atau instansi dimana
perpustakaan itu berada.
6. Perpustakaan Wilayah
Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas
mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang
bersangkutan.

8
Rachman Hermawan S dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan, Cet.I (Jakarta: CV Sagung
Seto, 2006) hal 33
9
Ibid. hal 35

5
7. Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari pelayanan
perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah merupakan jenis
perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu tempat
ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi pemakai.
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
dari medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al.,2002;
Ibrahim, 1997). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
merupakan sarana perantara dalam proses pembelajaran. Pengertian media
dalam dunia pendidikan yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan
kegiatan pembelajaran.10
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pengetahuan, sehingga bisa membantu guru memperkaya wawasan
anak didik. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,2010 :120)11
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran
yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara verbal (kata-
kata dan tulisan) maupun nonverbal. Jadi, media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran)
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. 12
Dan dapat dikatakan pula bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

10
Daryanto, Media Pembelajaran, Cet I (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011)
hal. 4
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010) hal. 120
12
Ibid. Hal. 4-5

6
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat
melakukan pross belajar secara efisien dan efektif.13
Manakala kita ihat maanfaat media dalam pembelajaran tidak lain adalah
memeperlancar proses interaksi antara guru dengan siswa, dalam hal ini
membantu siswa belajar secara optimal. Tetapi disamping itu ada bebrapa
manfaat lain yang lebih khusus. Menurut kemp dan Dayton (1985),
mengidentifikasi tidak kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat di seragamkan
Guru mungin mempunyai penafsiran yang berbeda dan beraneka ragam
tetang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam itu dapat
direduksi dan di sampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang
melihat atau mendengar uraian tentang suati ilmu melalui media yang sama
akan menerima informasi yang percis sana seperti yang di terima teman-
temannya.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat di dengar (audio) dan
dapat di liat (visual), sehingga dapat mendeskripdikan tentang suatu
masalah, suatu konsep, atau suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak
lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap. Media juga dapat menghadirkan
“masa lampau” ke masa kini, menyajikan gambar denganwarna-warna yang
menarik.
Media juga dapat membangkitkan rasa keingintahuan siswa jadi semakin
tinggi, merangsang meraka untuk beraksi dalam penjelasan guru, membuat
meraka terbawa atau ikut sedih, memungkinkan mereka menyentuk objek
kajian pelajaran, membuat mereka mengkongkritkan sesuatu yang abstark,
dan sebagainya. Dengan demikian media dapat membantu guru untuk
menghidupkan suasana kelasnya dan menghindari suasana yang monoton
dan membosankan.

13
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2010), hal 7-8

7
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.
Media ini harus dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan
siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru
mungkin akan cederung berbicara “satu arah” kepada siswa saja. Namun
dengan media, para guru dapat mengatur kelas mereka sehingga bukan
hanya kelas dominasi guru atau guru yang aktif, tetapi siswa juga yang lebih
banyak berperan.
4. Jumlah waktu belajar- mengajar dapat di kurangi.
Seringkali para guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk
menjelaskan suatu materi. Pada hal watku tidak perlu di habiskan waktu
yang banyak jika mereka isa memanfaatkan media pendidikan dengan baik.
5. Kualitas belajr siswa dapat ditigkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar- mengajar lebih
efesien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pembelajran secara
utuh dan lebih dalam. Dengan mendengarkan gurunya saja, siswa dapat
memahami permasalahannya dengan baik. Tetapi, bila pemahaman itu di
perkaya dengan kegiatan melihat, meyentuh, merasakan, atau mengalami
melalui media, pemahaman merak terhadap isi pelajaran pasti akan lebih
baik lagi.
6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Media belajr dapat di rancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa bergantung pada keadaan
guru. Program-program audio- visual atau program computer yang saat ini
banyak tersedia di pasaran adalah contoh media pendidikan yang
memungkinkan siswa belajar secara mandiri.
7. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat di tingkatkan.
Dengan media, proses belajar- mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini
dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu
pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih baik positif dan produktif.

8
Pertama, guru tidak perlu mengulang – ulang penjeasan mereka bila media
digunakan dalam pembeajaran. Kedua, dengan mengurangi uraian verbal
(lisan), guru dapat memberi perhatian lebih banyak kepada aspek-aspek lain
dalam pembelajaran. Ketiga, peran guru tidak lagi menjadi sekedar
“pengajar” , tetapi juga konsultan, penasehat, atau manajer pembelajaran.14

Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar


dapat berhasil dengan baik, peserta didik sebaiknya diajak untuk memanfaatkan
perpustakaan dan semua alat indranya. Dosen/guru berupaya untuk
menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan
mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti
dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-
pesan dalam materi yang disajikan (Sukiman, 2012: 31).

Setelah kita mengetahui jika ternyata perpustakaan bisa digunakan sebagai


media pembelajaran untuk para siswa. Kita seharusnya harus bisa memanfaatkan
perpustakaan dengan bijak, yakni sebagai media pembelajaran, karena
diperpustakaan kita bisa menemukan berbagai macam buku yang kita inginkan,
yang ingin kita ketahui dan yang ingin kita pelajari. Kita tahu bahwa buku
adalah sumber ilmu, untuk itu bacalah bukumu jangan biarkan berdebu. Itulah
kata pepatah yang sering sekali kita dengar. Dan dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan adalah media pembelajaran yang sangat efektif. 15

C. Contoh aplikasi
Perpustakaan merupakan salah satu sarana belajar, di dalam perpustakaan
terdapat banyak informasi yang dapat didapatkan, salah satunya yaitu dengan
buku-buku. Buku merupakan sumber belajar bagi para siswa. Perpustakaan
sebagai media pembelajaran, contohnya; seorang guru menugaskan kepada para

14
Martinis Yasmin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Cet III
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2009) hal 178-181
15
http://radarsemarang.com/2018/03/11/perpustakaan-sebagai-media-pembelajaran-yang-
efektif/ (19 Februari 2019, pukul 1:37)

9
siswanya untuk mencari teori belajar menurut para ahli, dengan mencantumkan
sumber yang didapatkan. Dengan perpustakaan sebagai media pembelajaran, para
siswa bisa mencari dan mendapatkan sumber (buku-buku) yang ada di
perpustakaan tentang teori belajar.
Contoh lain yaitu seorang siswa ingin mengetahui sejarah kemerdekaan
Indonesia, ia bisa menggunakan perpustakaan sebagai media belajarnya dengan
cara mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku tentang sejarah
kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu ia bisa membaca, mempelajari dan
memahami bagaimana sejarah kemerdekaan Indonesia.

D. Masalah-masalah yang temukan dalam penggunaan program


Berdasarkan manfaat, fungsi, dan tujuan didirikannya perpustakaan berarti
sudah jelas jika perpustakaan sangat membantu kita untuk belajar. Namun ada
banyak juga kendala yang muncul dari penggunaan perpustakaan sebagai media
pembelajaran setiap saat. Berikut beberapa kendala yang mungkin akan muncul.
1. Kelengkapan dari buku – buku dan sarana prasarana.
Kelengkapan dari buku – buku di suatu perpustakaan memiliki makna
tersendiri bagi terciptanya kualitas sumber daya manusia, baik yang
dilakukan oleh lembaga- lembaga pendidikan formal maupun non formal.
2. Motivasi yang diberikan oleh para guru.
Bagi siswa perpustakaan adalah sumber berbagai informasi untuk dapat
memperlancar menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
3. Minat siswa.
Inilah faktor yang sangat menentukan terhadap pemanfaatan perpustakaan
sekolah, karena dengan kesadaran dari masing – masing siswa tersbutlah
minat membaca akan timbul. Hubungan perpustakaan dan prestasi belajar
siswa adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan
pusat kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong
kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional, siswa dapat mencari
informasi-informasi yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara
pustakawan dan siswa yang akan berbuah prestasi bagi siswa juga kinerja
yang baik bagi pustakawan sehingga perpustakaan sangat berperan dalam

10
peningkatan prestasi belajar siswa sebab dapat mencerdaskan penggunanya,
khususnya dalam mencetak siswa yang berprestasi.16

E. Kesimpulan
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak,dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka.
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi
secara baik dan sistematis, secara langsung ataupun tidak langsung dapat
memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar. Perpustakaan berperan
penting dalam dunia pendidikan, salah satunya yaitu dapat berfungsi sebagai
media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Peserta didik sebaiknya diajak untuk memanfaatkan perpustakaan dan semua
alat indranya. Dosen/guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus)
yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang
digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan
demikian, peserta didik diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan
mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan (Sukiman, 2012: 31).
Setelah kita mengetahui jika ternyata perpustakaan bisa digunakan sebagai
media pembelajaran untuk para siswa. Kita seharusnya harus bisa memanfaatkan
perpustakaan dengan bijak, yakni sebagai media pembelajaran, karena
diperpustakaan kita bisa menemukan berbagai macam buku yang kita inginkan,
yang ingin kita ketahui dan yang ingin kita pelajari.

16
http://radarsemarang.com/2018/03/11/perpustakaan-sebagai-media-pembelajaran-yang-
efektif/ (19 Februari 2019, pukul 1:38)

11
F. Referensi

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera
Hermawan S, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan.
Jakarta: CV Sagung Seto
Munadi,Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada Press
Rifai, Agus. 2013. Perpustakaan Islam: Konsep, Sejarah, dan Kontribusinya
dalam Membangun Peradaban Islam Masa Klasik. Cet I. Jakarta: PT Rajawali Pers
Suwarno,Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: CV Sagung Seto
Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group
Yasmin, Martinis. 2009. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan#cite_note-1
http://radarsemarang.com/2018/03/11/perpustakaan-sebagai-media-
pembelajaran-yang-efektif/

12

Anda mungkin juga menyukai