Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

“Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan serta Standar Akuntansi
Keuangan dan Perkembangannya”

Oleh :

KELOMPOK I

Dina Handayani (1710536028)


Putri Monalisa (1710536044)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI INTAKE D3


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang diketahui dalam proses akuntansi yang dimulai dari
mengidentifikasi kejadian dan transaksi hingga bisa menyajikan laporan keuangan
membutuhkan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Di
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 [1] menyebutkan bahwa
kerangka dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan dari kerangka dasar ini adalah untuk
digunakan sebagai acuan bagi :
1. Komite penyusunan standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya
2. Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
4. Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan
Ketika timbul masalah baru yang belum ada solusi atau pemecahan masalahnya,
maka kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini diharapkan bisa
menjadi acuan dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang timbul,
dengan begitu dapat membantu akuntan dalam menangani masalah tersebut. Selain itu,
kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan bisa dijadikan landasan atau
pedoman bagi para penyusun standar akuntansi, penyusunan laporan keuangan, pengguna
laporan keuangan dan pihak-pihak yang terlibat di dalam proses penyusunan laporan
keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan?
2. Bagaimana perkembangan standar akuntansi keuangan pada saat ini dan dampak yang
ditimbulkan?

2
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
2. Untul mengetahui perkembangan standar akuntansi keuangan pada saat ini dan dampak
yang ditimbulkan

3
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 [1] menyebutkan bahwa


kerangka dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bagi para pemakai eksternal.
Dalam hal ini, kerangka dasar bukan merupakan standar akuntansi keuangan, dengan
demikian kerangka dasar ini diartikan sebagai standar untuk permasalahan pengukuran atau
pengungkapan tertentu. Kerangka dasar ini tidak mengungguli PSAK tertentu. Dan jika terdapat
perbedaan antara PSAK dengan kerangka dasar, maka persyaratan yang ada di dalam PSAK
mengungguli persyaratan yang ada dalam kerangka dasar.
Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan pengalaman
komite penyusunan standar akuntansi keuangan dalam penggunaan kerangka dasar tersebut.
Selanjutnya di dalam kerangka dasar ini akan membahas :
1. Tujuan laporan keuangan
2. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan
3. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan
4. Konsep modal serta pemeliharaan modal
Kerangka dasar ini membahas mengenai laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements, yang selanjutnya hanya disebut “laporan keuangan”), termasuk
laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa dari pemakai ini
memerlukan informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun
demikian, banyak pemakai yang sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama
informasi keuangan. Oleh sebab itu, maka penyusunan laporan keuangan harus disusun dan
disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan
khusus, seperti prospectus dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak
termasuk dalam kerangka dasar ini.
Para pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok
dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga dan masyarakat.

4
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a. Investor. Para penanam modal membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui
informasi yang membantu mereka untuk menentukan apakah harus membeli, menahan atau
menjual investasi mereka. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen..
b. Karyawan. Karyawan membutuhkan informasi dalam laporan keuangan mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Selain itu para karyawan juga membutuhkan
informasi dalam laporan keuangan mengenai kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman. Para pemberi pinjaman menggunakan laporan keuangan untuk
mengetahui informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
perusahaan dapat membayar pinjaman dan bunganya pada saat jatuh tempo
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Para pemasok dan kreditur usaha lainnya
menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada
saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama
mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan
e. Pelanggan. Para pelanggan menggunakan laporan keuangan sebagai informasi untuk
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan perusahaan
f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan juga untuk mengetahui bagaimana
aktivitas perusahaan, mengatur aktivitas tersebut, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statitik lainnya
g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara,
misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal
domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi

5
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.

Tujuan Pelaporan Keuangan


Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun
dengan tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk mnyediakan informasi non keuangan.

Asumsi Dasar
1. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi
serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan
keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak
hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga
kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas
yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis
informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang palin berguna bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha
perusahaan dan aan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, perusahaan
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara
material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan
mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus
diungkapkan.

6
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karaktristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu :
1. Dapat dipahami
Apabila pemakai laporan keuangan dapat mengerti atas semua informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dan mampu menginterpretasikannya maka informasi tersebut dapat
dikatakan “dapat dipahami”. Maka dari itu hal ini terlihat dari manfaat informasi yang telah
disajikan dalam pengambilan keputusan
2. Relevan
Informasi yang disajikan harus relevan karena mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu para pemakai mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
meramalkan masa depan serta mengkoreksi atas hasil evaluasi dimasa lalu.
Berikut ini merupakan syarat-syarat apabila informasi laporan keuangan dikatakan
relevan, antara lain
a. Informasi memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi yang disajikan kemungkinan akan dapat membuat pemakai untuk
mengkoreksi rencana serta harapan atau ekspektasi di masa lalu
b. Informasi memiliki manfaat yang prediktif (predictive value)
Informasi yang disajikan dapat membantu pemakai dalam memperkirakan keadaan di
masa mendatang dengan perbandingan masa lalu dan masa kini
c. Tepat waktu
Apabila informasi yang disajikan tepat waktu maka akan berguna serta mempengaruhi
proses pengambilan keputusan
d. Lengkap
Apabila informasi yang disajikan secara lengkap dan jelas serta mencakup semua
informasi yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan
hambatan yang akan terjadi
3. Keandalan
Informasi yang disajikan harus andal (reliable). Dikatakan andal, jika bebas dan tak
terikat dengan pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan semua
fakta yang ada secara jelas dan jujur serta informasi yang disajikan telah terverifikasi.

7
Walaupun informasi yang disajikan telah relevan, namun apabila dalam penyajiannya tidak
dapat diandalkan maka manfaat informasi tersebut secara potensial dapat dikatakan
menyesatkan atau salah
Berikut ini merupakan syarat-syarat informasi dikatakan andal, antara lain :
a. Disajikan secara jujur
Umumnya setiap informasi laporan keuangan yang disajikan akan menggambarkan
kejujuran dalam bertransaksi dan kejadian lainnya
b. Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi laporan keuangan yang disajikan akan dapat diuji dan jika pihak lain ingin
melakukan pengujian, maka hasil yang di dapat akan menunjukkan kesimpulan yang
tidak beda jauh atau hampir sama
c. Netralitas
Informasi laporan keuangan akan mengarah pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
kepada pihak tertentu
4. Dapat dibandingkan
Informasi laporan keuangan dapat lebih bermanfaat apabila dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas
lain. Dalam melakukan perbandingan ini dilakukan secara internal dan eksternal.
Dalam melakukan perbandingan secara internal, jika suatu entitas
mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang sama setiap tahunnya. Dan dalam
melakukan perbandingan eksternal, apabila suatu entitas yang akan dibandingkan
mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang sama.

Unsur Laporan Keuangan


Menurut PSAK No 1, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan
keuangan dan laporan posisi keuangan pada awal periode. Laporan keuangan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan dan untuk menjamin para pemakai laporan keuangan, bahwasanya laporan
keuangan yang disajikan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan

8
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan atau neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi
keuangan yaitu komposisi dan jumlah dari aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu entitas
tertentu.
a. Aktiva, adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang akan diperoleh
perusahaan
b. Kewajiban, adalah hutang perusahaan masa kini yang timbu dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi
c. Ekuitas, adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
PSAK No 1 menyebutkan bahwa laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang
memberikan informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada
jumlah ekuitas entitas yang bukan berasal dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran modal atau pembagian dividen. Dengan
adanya laporan ini, para pemakai dapat mengetahui kinerja suatu entitas, sehingga dapat
digunakan untuk penilaian dan melakukan prediksi jumlah dan waktu atas ketidakpastian
arus kas perusahaan di masa depan.
Unsur dalam laporan keuangan ini adalah penghasilan dan laba, unsur tersebut memiliki
definisi sebagai berikut :
a. Penghasilan, adalah adanya kenaikan manfaat ekonomi dalam periode waktu tertentu
yang ditandai dengan kenaikan asset neto (ekuitas) dalam bentuk penambahan asset
dan penurunan hutang yang dihasilkan dari bisnis perusahaan bukan dari pemilik modal
b. Beban, adalah adanya penurunan manfaat ekonomi dalam waktu peeriode tertentu yang
menyebabkan asset neto (ekuitas) menjadi berkurang dan beban utang semakin
bertambah.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang
perubahan ekuitas pada suatu entitas akibat dari segala kegiatan operasi entitas pada suatu
periode tertentu. Laporan ini erat kaitannya dengan laporan laba rugi komprehensif, karema

9
jika suatu entitas mendapat laba, maka laba bersih tersebut akan menambah akun modal
begitu sebaliknya.
Unsur-unsur yang ada di dalam laporan perubahan ekuitas adalah :
a. Laba tidak dibagi awal periode (per awal tahun)
b. Laba netto periode akuntansi
c. Dividen yang diumumkan
d. Laba tidak dibagi per akhir periode
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat informasi tentang
aliran kas masuk dan kas keluar dalam suatu entitas pada periode tertentu.
Unsur-unsur laporan arus kas adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas Operasi, adalah berbagai aktivitas perusahaan mengenai aliran kas (masuk
maupun keluar) yang berhubungan dengan aktivitas operasional perusahaan dalam satu
periode tertentu. Misalnya transaksi penjualan, laba dari transaksi penjualan, tagihan
piutang dagang, bunga pendapatan, pembayaran gaji karyawan, pembayaran bahan
baku dari supplier, pembayaran bunga kredit, pembayaran perbaikan peralatan yang
rusak dan sebagainya
b. Aktivitas Investasi, adalah berbagai aktivitas perusahaan mengenai aliran kas (masuk
maupun keluar) yang berhubungan dengan aktivitas investasi perusahaan pada
berbagai jenis investasi. Misalnya penjualan aktiva perusahaan, penjualan instrument
sekuritas pada perusahaan lain, penerimaan pembayaran dari pihak-pihak yang
menyewa aktiva tetap, pembelian aktiva tetap, pencairan laba atas saham dan lain
sebagainya
c. Aktivitas Pembiayaan, adalah berbagai aktivitas perusahaan mengenai aliran kas
(masuk maupun keluar) yang berhubungan dengan pembiayaan untuk keperluan
operasional perusahaan. Misalnya penerbitan surat utang, penjualan/pelelangan saham
perusahaan, pembayaran surat-surat hutang setelah jatuh tempo, pengeluaran lain-lain
yang berhubungan dengan operasional perusahaan, pembayaran dividen kepada
pemegang saham dan sebagainya

10
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan
informasi tambahan atas pos-pos dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Dan merupakan referensi
silang atas masing-masing pos dalam empat laporan keuangan tersebut. Misalnya, antara
laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.
Informasi yang disajikan untuk masing-masing pos harus diungkapkan seluruhnya, kecuali
pengungkapan tersebut tidak relevan atau tidak dapat diterapkan oleh perusahaan. Maka
perusahaan menyesuaikan dengan karakteristik
Unsur-unsur dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
- Gambaran umum perusahaan
- Dasar penyusunan laporan keuangan dan ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang
diterapkan
- Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas,
sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos.
- Pengungkapan lainnya yang antara lain meliputi:
o Informasi yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
tidak disajikan manapun dalam laporan keuangan.
o Informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan,
tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam pos yang memenuhi definisi
suatu unsur harus diakui jika :
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau dalam perusahaan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan handal

11
1. Pengakuan Asset
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan asset tersebut mempunyai nilai atau
biaya yang dapat iukur dengan handal. Sedangkan asset tidak diakui dalam laporan posisi
keuangan, jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan.
2. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan handal. Pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan asset atau beban yang
bersangkutan
3. Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan asset atau penurunan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan handal. Misalnya kenaikan bersih asset yang timbul dari
penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan
pinjaman yang masih harus dibayar
4. Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, jika penurunan manfaat ekonomi di
masa depan yang yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan handal. Misalnya penyusutan asset tetap

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
unsur laporan keuangan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Proses
ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tersebut. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Biaya historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh asset
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai

12
penukar dari kewajiban atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya
dibayar bila asset yang sama atau setara asset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin
akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value). Aset dinyatakan dalam jumlah
kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan
normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah
kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal
d. Nilai sekarang (present value). Aset dinyatakan sebesar sebesar arus kas masuk bersih di
masa depan yang di diskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus
kas keluar bersih di masa depan yang di diskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan
akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Menurut PSAK, dasar yang lazimnya digunakan oleh perusahaan dalam penyusunan
laporan keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang
lain. Misalnya, persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai dari
realisasi bersih (lower of cost or net realizable value), akuntansi dana pensiun menilai asset
tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).

Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal


Konsep Modal
Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar perusahaan dalam penyusunan laporan
keuangan. Menurut konsep modal keuangan seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan,
modal adalah sinonim dengan aktiva bersih atau ekuitas perusahaan. Menurut konsep modal fisik,
seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang
didasarkan pada, misalnya unit output perhari

13
Pemilihan konsep modal yang sesuai bagi perusahaan harus didasarkan pada kebutuhan
pemakai laporan keuangan. Jadi, konsep modal keuangan seharusnya dianut jika pemakai laporan
keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharan modal nominal atau daya beli dari modal
yang diinvestasikan.

Konsep Pemeliharaan Modal dan Penetapan Laba


Dalam konsep modal sebelumnya, menciptakan 2 konsep pemeliharaan modal yaitu :
1. Pemeliharaan modal keuangan. Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika jumlah
finansial (atau uang) dari aktiva bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau
uang) dari aktiva bersih pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi
kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi dari para pemili selama periode. Pemeliharaan
modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau dalam satuan daya
beli konstan
2. Pemeliharaan modal fisik. Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika kapasitas
produksi fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produksi
fisik pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan
mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama satu periode

Standar Akuntansi Keuangan dan Perkembangannya


Standar akuntansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang
merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu, biasanya berisi tentang definisi,
pengukuran/penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen laporan keuangan
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar pencatatan dan
pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standars Boards (IASB), yaitu sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan dan diterima
secara internasional. IFRS bertujuan untuk memberikan kumpulan standar penyusunan laporan
keuangan perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar
modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder).

14
Saat ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang
menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting Standards / IAS) di
susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi
Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih
dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi
akuntan yang ada di Indonesia. IAI yang didirikan pada tahun 1957 selain mewadahi para akuntan
juga memiliki peran yang lebih besar dalam dunia akuntansi di Indonesia yaitu sebagai
penyusunan standar akuntansi. Standar akuntansi yang di Indonesia dikenal dengan nama PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) tersebut merupakan seperangkat standar yang
mengatur tentang pelaksanaan akuntansi di dunia bisnis di Indonesia.
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) merupakan pedoman dalam melakukan
praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang
berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan
kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada
hubungannya dengan akuntansi.\

Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia

Perkembangan standar akuntansi Indonesia dapat dikatakan dimulai pada zaman


penjajahan belanda hingga merdeka pada tahun 1945 sampai dengan saat ini yang menuju
konvergensi dengan IFRS. Dalam perkembangan standar akuntansi tersebut, Indonesia banyak
melalui serangkaian perubahan dan beberapa pedoman penerapan mulai dari menggunakan standar
dari bangsa belanda hingga sekarang telah menggunakan standar akuntansi internasional. Dalam
tahap menuju kepada penerapan standar internasional, seperti telah dijelaskan di atas, Indonesia
banyak melalui dan menggunakan beberapa pedoman atau standar keuangan.

15
Berikut ini adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan saat
ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):

 Tahun 1955: Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang
standar keuangan
 Tahun 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang
disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
 Tahun 1984: PAI ditetapkan menjadi standar akuntansi Indonesia
 Akhir tahun 1984: PAI mengikuti standar yang bersumber dari IASC (International
Accounting Standart Committee)
 Sejak tahun 1994: PAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS
 Tahun 2008: SAK mengacu kepada IFRS
 Tahun 2012: IFRS mulai diresmikan dan diterapkan

Awal sejarah adanya standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah ketika menjelang
diadakannya pasar modal aktif di Indonesia tahun 1973. Pada tahun 1973 terbentuk Panitia
Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Pada tahun tersebut juga dibentuk
Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Ini
merupakan masa awal IAI menerapkan system standar akuntansi di Indonesia yang dituangkan di
dalam buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).” Komite PAI telah bertugas selama
empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang
selalu diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI
diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres
VIII, tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar
Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan
mengesahkan PSAK.

Pada 1984, komite PAI membuat sebuah revisi standar akuntansi dengan cara lebih mendasar jika
dibandingkan PAI 1973 dan mengkodifikasikan ke dalam sebuah buku berjudul “Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip tersebut memiliki tujuan untuk membuat suatu kesesuaian
terhadap ketentuan akuntansi yang dapat diterapkan di dalam dunia bisnis.

16
Pada 1994, IAI telah melakukan berbagai langkah harmonisasi menggunakan standar akuntansi
internasional di dalam proses pengembangan standar akuntansi dan melakukan revisi total pada
PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang diterbitken sejak 1 Oktober 1994. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
ditetapkan sebagai standar akuntansi yang baku di Indoneisa. Perkembangan standar akuntansi
ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka
mengikuti dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu
sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.

Di dalam proses berkembangnya standar akuntansi keuangan, terjadi beberapa revisi yang
dilakukan secara kontinyu, yaitu baik penyusunan ataupun penambahan dari standar
itu sendiri.sejak tahun 1994, telah dilakukan sekitar enam kali revisi hingga tahun 2007. Di dalam
revisi tersebut, ditambahkan sejumlah standar, yaitu KDPPLK Syariah, 5 PSAK revisi, dan 6
PSAK baru. Saat ini terdapat 2 KDPPLK, 7 ISAK dan 62 PSAK.

Sejak tahun 1994 hingga 2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan
Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia.

Konvergensi PSAK ke IFRS

Konvergensi PSAK ke IFRS Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International
Financial Reporting Standart) maka Indonesia memasuki tahap persiapan akhir pada 2011 setelah
sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010). Hanya setahun saja IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia) menargetkan tahap persiapan akhir ini, karena setelah itu resmi per 1 Januari 2012
Indonesia menerapkan IFRS. Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan
keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan
daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi
standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian. Manfaat dari
program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi,
meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan
laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan
yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit

17
rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Sasaran konvergensi IFRS
tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku
efektif tahun 2011/2012 dan konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Indonesia
telah mengadopsi IFRS secara penuh pada tahun 2012, strategi adopsi yang dilakukan untuk
konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy
mengadopsi penuh IFRS sekaligus tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan
oleh Negara-negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara
bertahap. Strategi ini digunakan oleh Negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Dampak Perkembangan dari Standar Akuntansi di Indonesia

Dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan standar akuntansi di Indonesia yaitu dari
standar Amerika (FASB/US GAAP) menjadi IFRS yaitu diantaranya dapat dilihat contoh kasus
berikut ini:
Contoh kasus, PT. Surya Pratama adalah perusahaan dibidang furniture yang berdiri sejak
tahun 1991, perusahaan ini sebelumnya hanya perusahaan bertaraf nasional yang semakin lama
semakin maju dan hingga sekarang memiliki pencapaian omset hingga milyaran rupiah, suatu
ketika perusahaan ini ingin mengembangkan jangkauan usahanya hingga tingkat internasional.
Sebelumnya perusahaan ini menggunakan PSAK sebagai standar dalam pembuatan laporan
keuangannya tetapi ketika perusahaan ini ingin Go Internasional maka mau tidak mau perusahaan
ini harus mengubah standar keuangannya dengan menggunakan IFRS karena IFRS standar laporan
keuangan yang berlaku diseluruh dunia.
Ketika masih menganut PSAK maka PT. Surya Pratama mencatat pembelian aktiva tetap
dalam hal ini contohnya Tanah sebesar harga perolehan saat membeli tahun 1991 sebesar Rp
5000/meter. Ketika perusahaan ini berniat untuk Go Internasional maka standar pembuatan
laporan keuangannya pun harus diubah menjadi IFRS, karena dalam IFRS tidak diakui adanya
hystorical cost maka nilai asset tanah PT. Surya Pratama dicatat sebesar nilai/harga tanah saat ini
yaitu Rp 5.000.000/meter.
Perubahan metode pencatatan ini akan sangat berpengaruh kepada pembayaran PBB (pajak
bumi dan bangunan). Dengan menggunakan IFRS maka otomatis pembayaran PBB akan
meningkat secara drastis.

18
Inilah konsekuensi yang harus dipikirkan matang-matang oleh PT. Surya Pratama ketika
menginginkan usahanya bertaraf Internasional. Dengan kemungkinan pencapaian usaha yang lebih
luas maka biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Surya Pratama pun menjadi meningkat.

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 [1] menyebutkan bahwa kerangka
dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para
pemakai eksternal. Adapun tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar pencatatan dan
pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Boards (IASB), yaitu sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima
secara internasional.
Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih
dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi
akuntan yang ada di Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai