Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi

komponen dari proses pembelajaran itu sendiri. Komponen-komponen tersebut

adalah di antaranya: guru, tujuan sarana dan strategi atau metode dan model

pembelajarannya itu sendiri. Semua komponen itu saling melengkapi dan saling

ketergantungan satu dengan yang lainnya. Seorang guru yang kaya akan

penguasaan materi umpamanya, tidak akan dapat berhasil mengajar dengan baik

kalau hanya mengandalkan kekayaan yang dimilikinya itu, tanpa memperhatikan

metode apa yang akan digunakan yang sesuai dengan kondisi siswa yang

dihadapinya.

Pendidikan dapat diberikan secara formal ataupun informal. Dalam

pendidikan formal, salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan

untuk membangun cara berfikir siswa adalah matematika. Matematika merupakan

salah satu bidang ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam

memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, pelajaran matematika di sekolah

tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

mengajarkan siswa untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah matematika

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Rachmady,2017: 2).

1
2

Selama ini masih banyak guru dalam proses pembelajaran menggunakan

model pembelajaran langsung karena minimnya penguasaan pembelajaran yang

inovatif sehingga kurang memperhatikan sifat-sifat materi, kurang kreatif dan

kurang variasi, serta kurang memberi kesempatan kepada siswa terlibat aktif

dalamnya. Kegiatan pembelajaran di kelas sering textbook oriented. Seringkali

kegiatan pembelajaran di kelas melalui metode ceramah dan diikuti dengan

latihan mengerjakan soal-soal atau pemberian tugas dirumah. Pembelajaran

terpusat pada guru kurang member kesempatan siswa untuk terlibat dalam proses

pembelajaran dan untuk mengembangkan kemandirian belajar. Hal ini dapat

membuat siswa menjadi bosan. Di lain pihak, kurikulum saat ini yaitu kurikulum

2013 mengisyaratkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif, kontekstual

dan bermakna, umtuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, keratifitas,

kemandirian, kerjasama dan kecakapan siswa. Dalam pendidikan, kemampuan

siswa diasah melalui masalah, sehingga siswa mampu meningkatkan berbagai

kompetensi yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Dahar (2011: 121) yang menyatakan bahwa kemampuan untuk memecahkan

masalah pada dasarnya merupakan tujuan utama proses pendidikan.

SMP Negeri 5 Kendari merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama

di Kota Kendari yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013

merupakan kurikulum yang pembelajarannya dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang

dianggap sesuai untuk kurikulum 2013 saat ini. Melalui pendekatan saintifik,

selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan
3

keterampilannya. Siswa dilatih untuk mampu berpikir logis dan sistematis, dengan

menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran

matematika kelas VII SMPN 5 Kendari oleh Ibu Yustin Alix, S.Pd diperoleh

informasi bahwa pada dasarnya kemampuan siswa akan soal-soal pemecahan

masalah matematika, masih tergolong rendah. Menurutnya, ketika siswa

dihadapkan pada soal-soal cerita, siswa kurang terbiasa dalam menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal, kurang mengetahui konsep apa

yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal, bagaimana cara menggunakan

konsep itu agar soal bisa diselesaikan, dan apakah jawaban yang diperoleh sudah

benar, ini diperkuat dengan adanya tes kemampuan pemecahan masalah

matematis yang dilakukan penulis terhadap siswa SMP Negeri 5 Kendari,

diperoleh nilai rata rata 26,2 % dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa di SMP Negeri 5 Kendari masih tergolong

rendah.

Kurangnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa diakibatkan oleh

kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar, siswa tidak dibiasakan untu

berpikir, berdiskusi, menulis apa yang menjadi masalah pada soal yang diberikan

oleh guru. Karena dalam pembelajaran maupun penyelesaian suatu masalah

matematis, siswa dapat memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah

matematis.
4

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Think Talk Write (TTW). Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk

Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. Pada dasarnya model

pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis.

Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat menumbuh kembangkan

kemampuan pemecahan masalah (Ansari dan Yamin, 2012: 84).

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write, siswa

dihadapkan pada masalah yang penuh dengan makna dan siswa diharapkan

mampu menggunakan dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya

dan berpikir tingkat tinggi termasuk diantaranya adalah kemampuan pemecahan

masalah matematis. Melalui kegiatan ini aspek-aspek yang menunjukan

kemampuan matematika siswa dapat dikembangkan dengan baik yaitu dengan

mempertimbangkan gagasan siswa dan melibatkan siswa secara aktif dalam

memecahkan masalah matematika.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk

Write (TTW) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas

VII SMP Negeri 5 Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :


5

1. Bagaimana deskripsi pembelajaran menggunakan model Pembelajaran

Kooperatif TTW pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari?

2. Bagaimana deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Kendari yang diajar dengan menggunakan model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW?

3. Bagaimana deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Kendari yang diajar dengan menggunakan pembelajaran

konvensional?

4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di Kelas VII SMP Negeri 5

Kendari?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TTW pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang diajar dengan menggunakan model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW.

3. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran langsung.
6

4. Untuk mengetahui ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TTW

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di Kelas VII SMP

Negeri 5 Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberi manfaat :

1. Bagi sekolah; dapat memberikan masukan yang berarti pada sekolah dalam

rangka perbaikan atau peningkatan pembelajaran.

2. Bagi guru matematika; sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan model

pembelajaran TTW.

3. Bagi siswa; dapat membuat siswa terbiasa menyelesaikan soal-soal

pemecahan masalah, siswa semakin termotivasi untuk aktif belajar karena

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran

semakin variatif dan tidak monoton.

4. Bagi peneliti; dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti

tentang model-model pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai