PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pcnilaian awal korban ccdcra kritis akibat ccdcra multipcl mcrupakan
tugas yang menantang, dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem
Pelayanan Tanggap Daal ditujukan untuk mencegah kematian dini (early)
karerna trauma yang bisa terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam
sejak cedera (kematian segera karena trauma, immediate, terjadi saat trauma.
Perawatan kritis, intensif, ditujukan untuk menghambat resiko kecacatan dan
bahkan kematian. Hal ini bisa saja terjadi karena trauma yang terjadi dalam
beberapa hari hingga beberapa minggu setelah trauma tidak mendapatkan
penanganan yang optimal. Berdasarkan kasus diatas, penilaian awal
merupakan salah satu item kegawatdaruratan yang sangat mutlak harus
dilakukan untuk mengurangi resiko kecacatan, bahkan kematian.
Pada penelitian Canadian selama 5 tahun yang diakui oleh unit trauma.
96.3% mendukung terjadinya trauma tumpul, sisanya 3,7% cedera dengan
mekanisme penetrasi Penyehah trauma tumpul berhubungan dengan
kecelakaan lalu lintas (70%) bunuh diri ( 10%), jatuh (8%), pembunuhan
(7%), dan lain-lain (5%). Banyak kejadian tersebut yang akhirnya menuju
kedalam kegawatdaruratan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang kami
kemukakan dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan initial assesment?
2. Bagaimana pendiagnosaan pada pasien kegawatdaruratan?
PEMBAHASAN
1. Pengenalan syok
Ada dua pemeriksaan dalam hitungan detik dapat memberikan informasi
mengenai keadaan hemodinamik, yaknı keadaan kult akral dan nadi
- Keadaan kulit akral;
Warna kulit dapat membantu diagnosis hipovelemia. Penderita trauma
yang kulitnya kemerahan, terutama pada wajah dan ekstremitas, jarang
yang dalam keadaan hipovelemia. Sebaliknya wajah pucat keabuan dan
kulit ekstremitas yang pucat sertta dingin, merupakan tanda syok.
- Nadi
Nadi yang besar seperti arteri femoralis atau arteri carotis harus diperiksa
bilateral, untuk kekuatan andi, kecepatan dan irama. Pada syok nadi akan
kecil dan cepat. Bila nadi kecil dan cepat, kulit pucat, dan akral dingin
syok. Catatan e awal jangan terlalu percaya kepada tekanan darah dalam
menentukan syok karena;
- tekanan darah sebelumnya tidak diketahui
- diperlukan kehilangan volume darah >30% untuk dapat terjadi
penurunan tekanan darah yang signifikan.
2. Control perdarahan
Perdarahan dapat secara eksternal (terluhat) dan internal (tidak terlihat)
Perdarahan internal berasal dari
- Rongga thorak
- Rongga abdomen
- Fraktur pelvis
- Fraktur tulang panjang
- Jaringan : perdarahan retro-peritoneal karena robekan vena kaval aorta
atau perdarahan massif dari ginjal
- Syok hemorragik pada orang dewasa tidak disebabkan perdarahan
intracranial Perdarahan yang berat harus dikelola pada survai primer.
- Perdarahan eksternal
Perdarahan eksternal dikendalikan dengan penekanan langsung pada
luka. Jarang diperlukan penjahitan untuk mengendalikan perdarahan luar
Torniket jangan dipakai, karena apabila dipasang secara benar (diatas
tekanan sistolik) justru akan merusak jaringan karena menyebabkan
iskemia distal dari torniket. Pemakaian hemostat (di klem) memerlukan
waktu dan dapat merusak jaringan sekitar seperti saraf dan pembuluh
darah.
- Perdarahan internal:
Spalk/bidai dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan dari
suatu fraktur pada ekstremitas. Pneumatic anti shock garment adalah
suatu alat untuk menekan pada keadaan fraktur pelvis, namun alat ini
mahal dan sul;it didapat. Sebagai gantinya dapat dipakai gurit
Perdarahan intra abdominal atau intratorakal yang massif, dan tidak
dapat diatasi derngan pemberian cairan intravena yang adekuat, a
sekitar pelvis.perasisegera untuk menghentikan perdarahan( resusative
laparo/thoracotomy)
3. Perbaikan Volume
Kehilangan darah sebaiknya diganti dengan darah, namun penyediaan
darah memerlukan waktu, karena itu pada awalnya akan diberikan cairar
kristaloid 1-2 liter untuk mengatasi svok hemoragik melalui 2 jalur dengan
jarum intravena yang besar.
Cairan kristalod ini sebaiknya ringer laktat walaupun NaCl fisiologis
juga dapat dipakai. Cara ini diberikan dengan tetesan cepat melalui suatu
kateter intravena yang besar (minimal ukuran 16). Cairan ini juga harus
dihangatkan untuk menghindari terjadinya hipotermia. Pemasangan kateter
urin dapat dipertimbangkan disini, guna pemantauan urin.
F. Alur Pikir Pada Penderita trauma yang mengalami syok
Saat ini dikenali syok (penderita trauma), harus dianggap sebagi syok
hemoragik. Sambil dipasang infuse, dilakuka penekanan pada perdarahan luar
(bila ada). Bila tidak ada perdarahan luar dilakukan pencarian akan adanya
perdarahan internal (lima tempat: thorax, abdomen, pelvis, tulang panjang,
retroperitoneal) SAmbil mencari sumber perdarahan dilakukan evaluasi
respon penderita terhadap pemberian cairan kemungkinan adalah:
b. Dada
- Apakah dadanya bentuk simetris? Adakah perbedaan pergerakan?
Adakah trauma tumpul atau trauma tusuk?
c. Abdomen
- Adakah luka nyata pada abdomen?
- Palpasi adanya distensi, lembek, keras pada abdomen?
- Apakah ada nyeri tekan?
d. Pelvis
- Apakah ada luka atau perubahan bentuk?
- Adakah tanda-tanda fraktur TIC?
e. Ekstremitas atas
- Apakah ada luka, bengkak, atau perubahan bentuk?
- Apakah adanya tanda-tanda fraktur?
f. Pengamatan ekstremitas atas dan bawah
- Adakah luka, bengkak, atau perubahan bentuk
- Apakah ada tanda-tanda fraktur?
- Dapatkan pasien merasakan atau menggerakkan jari-jari kaki dan tangan?
g. Pengkajian bagian belakang lakukan selama memindahkan pasien ke
backbroad)
- Apakah ada perubahan bentuk, memar, lecet, robek, luka tusuk, luka
bakar, nyeri tekan, luka goresan, bengkak pada pasien dibagian
belakang?
h. Keputusan
- Apakah situasinya dalam keadaan kritis?
- Adakah intervensi yang dilakukan segera?
i. Riwayat
- Apakah ada riwayat penyakit terdahulu?
- Apakah ada riwayat alergi?
- Ada riwayat pengobatan terdahulu ?
- Intake terakhir?
- Proses mekanisme injury ?
j. Vital sign
- Apakah vital sign abnormal ?
k. Disability
- Dilakukan segera jika terjadi perubahan status mental ?
- Apakah pupilnya seimbang dan peka terhadap rangsang?
- Bagaimana dengan tingkat kesadaran (GCS) ?
- Apakah ada tanda-tanda herniasiasi cerebral (tidak sadar, keterlambatan
reflex pupil, hipertensi, bradikardi, posturing)?
(John Emory Campbell, 2004: 41)
2. Ongoing Exam
Dibawah ini informasi yang perlu dilakukan pada masing-masing langkah
1. Subjektif Changes
Apakah anda merasakan nyaman atau tidak nyaman sekarang?
2. Status Mental
- Berapa Level kesadaran pasien?
- Berapakah ukuran pupil pasien? Apakah keduanya seimbang? Apakałh
berespons pada cahaya?
- Jika ada perubahan status mental brapa nilai GCS nya sekarang?
3. Kaji kembali ABC
- Apakah jalan napas pasien terbuka dan bersih?
- Jika ada luka bakar pada daerah muka pasien, apakah ada cedera
inhalasi?
4. Pernapasan dan sikulasi
- berapa frekuensi dan kualitas pernapasan?
- Berapakah frekuensi dan kualitas denyut nadi?
- Berapakah tekanan darah pasien?
- Bagaimana warna kulit pasien, kondisi dan suhunya?
5. Leher
- Adakah penyimpangan bentuk pada trakea pasien?
- Apakah Vena jugularis pasien normal, datar atau distensi?
- Adakah pembekakan pada leher pasien?
6. Dada
- suara napas pasien abnormal?
- Jika suara napas pasien tidak seimbang, apakah hipersonor atau
dallness?
- Apakah bunyi jantung pasien normal atau adanya murmur?
7. Abdomen (jika ada kemungkinan cedera pada abdomen)
- Adakah nyeri tekan pada abdomen?
- Apakah abdomen pasien lembek, keras atau distensi?
8. Pengkajian dalam cedera
- Sudahkah ada perubahan kondisi dari cedera yang telah ditemukan?
9. Periksa Intervensi
- Tanyakan hal-hal dibawah ini pada pasien anda secara tepat:
- Apakah konsentrasi pemberian oksigen sudah tapat?
- Apakah Tabung oksigen terhubung dengan benar?
- Apakah luka terbuka pada dada pasien sudah tertutup dengan benar?
- Apakah pembalutan dari perdarahan masih basah?
- Apakah pembidaian sudah pada posisi yang tepat?
- Apakah pasien yang hamil posisinya sudah miring ke kiri?
- Apakah Monitor jantung sudah terpasang dan bekerja dengan baik?
- Apakah pulse oximeter sudah terpasang dan bekerja dengan baik?
(John Emory Campbell, 2004:44)
3. Detail Examm
Riwayat SAMPLE (Symptoms, Allergies, Medicines, Past medical
history, Last meal, Event preceding the injury) harus dikaji penuh.
a. Apakah riwayat pasien?
b. Vital sign
- Berapa nilai Vital sign pasien?
- Pengkajian Neurologi
- Apakah level kesadaran pasien?
- Apakah pupil normal? Apakah reflek pupil pasien normal?
- Berapakah kadar glukosa darah pasien? (jika adanya perubahan status
mental pasien) Bisakah pasien menggerakan iari tangan dan kakinya?
- Bisakah pasien merasakan sentuhan perawat pada jari tangan dan kaki
pasien?
- Berapakah nilai GCS pasien?
c. Kepala
- Apakah ada DCAP-BTLS (Deformities, Contusio, Abrasions,
Penetrations-
- Burn, Tenderness, Lacerations, Swelling) pada muka dan kepala
pasien?
- Apakah pada mata pasien terdapat battle's sign atau raccoon?
- Adakah darah cairan yang keluar dari telinga atau hidung?
- Adakah muka pucat, sianosis atau keringat dingan (diahoresis)?
d. Jalan napas
- Apakah jalan napas terbuka dan bersih?
- Jika ada luka pada muka pada muka pasien, adakah tanda-tanda yang
menunjukan adanya luka bakar pada mulut dan hidung?
- Pemapasan
- Bagaimana frekuensi dan kualitas pernapasan pasien?
c. Leher
-Apakah ada tanda-tanda DCAP-BTLS (Deformities, Contusio,
Abrasions, Penetrations-Burn, Tenderness, Lacerations, Swelling)
pada leher?
- Apakah vena dileher normal, datar atau distensi?
- Adakah penyimpangan pada trakea pasien?
f. Sirkulasi
- Bagaimana frekuensi dan kualitas dari denyut nadi?
- Bagaimana keadaan, warna, dan suhu kulit pasien? (kaji kapilary refill
pada pasien anak)
-Apakah sumua perdarahan yang terjadi pada pasien sudah terkontrol?
g. Dada
- Apakah ada tanda DCAP-BTLS (Deformities, Contusio, Abrasions,
Penetrations-Burn, Tenderness, Lacerations, Swelling) pada dada?
- Apakah ada luka terbuka pada dada dan adanya pergerakan yang
berlawanan arah?
- Apakah suara napas pasien terdengar dan seimbang? Jika suara napas
tidak seimbang adakah hipersonor dan dullness?
h. Abdomen
- Apakah ada tanda DCAP-BTLS (Deformities, Contusio, Abrasions,
Penetrations-Burn, Tenderness, Lacerations, Swelling) pada abdomen?
- Apakah abdomen pasien lembek, keras, atau kembung?
i. Pelvik
- Jika sudah dilakaukan pengkajian pelvic pada intial assessment maka
tidak perlu melakukan pengkajian lebih lanjut
j. Ekstremitas bawah
-Adakah tanda DCAP-BTLS (Deformities, Contusio, Abrasions,
Penetrations-Burn, Tenderness Lacerations, Swelling) pada kaki?
-Apakah PMS (Pulse, Motorik, Sensori) normal?
-Apakah rentang gerak pasien (ROM) normal?
k. Ektremitas Atas
-Adakah tanda DCAP-BTLS (Deformities, Contusio, Abrasions,
Penetrations-Bun, Tenderness, Lacerations, Swelling) pada tangan?
-Apakah PMS (Pulse, Motorik, Sensori) normal?
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Initial Assesment adalah proses penilaian yang cepat dan pengelolaan
yang tepat guna menghindari kematian pada pasien gawat darurat. Initial
assessment secara luas adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita
gawat darurat yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi. Penilaian dan
resusitasi dilakukan berdasarkan prioritas kegawatan pada penderita
berdasarkan adanya gangguan pada jalan napas (Airway), pernapasan
(Breathing) dan sirkulasi (circulation). Proses penilaian awal, pada dasarnya
meliputi
1. Primary survey
Primary survey adalah penanganan yang dilakukan pertama, yang telah di
bakukan menurut ATLS yang mencakup konteks bahasan ABCDE.
ABCDE adalah Airway Breathing, Circulation, Disability, exposure.
2. Secondary Survey
Meliputi penanganan pemeriksaan fisik head to toe, bila menemukan
pasien yang saat secondary survey mengalami progress yang buruk, maka
kembali lakukan primary survei.
3. Penanganan Definitif (menetap)
Adalah penanganan yang diberikan kepada klien yang telah melewati masa
yang akut, setelah primary survey dan secondary survey
B. SARAN
Penanganan awal (initial assesment) adalah hal mutlak yang harus
dipahami oleh tenaga kesehatan kegawatdaruratan. Oleh sebab itu, para
tenaga kesehatan, dimanapun berada, harus memahami konsep
kegawatdaruratan ini. Karena, apabila kita telah mengerti mengenai konsep
initial assesment, maka kita tidak akan bingung apabila mendapatkan kasus
kegawatdaruratan yang seperti kita tahu bahwa kasus kegawatdaruratan
memerlukan tidak hanya tindakan yang cepat namun juga tindakan tepat guna
mendapatkan hasil yang maksimal, yaitu menurunkan resiko kecacatan atau
bahkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Darura (PPGD ) dan Basic Life Support Plus (BLSJ.Y ogyakarta Tim
(http://aliemharahap.blogspot.com/2010/08/penilaian-awal-initial-assesment html)
(http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/First.html) diakses pada 11.23 tgl 15
September 2011.