Mata Kuliah
Sistem Informasi Geografis
T. A. Ganjil 2018/2019
Dosen R.A.E. Virgana, S.Kom., M.T.
Studi Kasus
Sistem Informasi Coffee Shop di Kota Bandung
Oleh :
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Sejarah Coffee Shop ......................................................................................... 4
1.3 Sejarah Kopi di Kota Bandung........................................................................ 7
BAB II METODOLOGI................................................................................................. 10
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ................................................................ 12
3.1 Deskripsi Analisa dan Perancangan .............................................................. 12
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 20
ii
PENGANTAR LAPORAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
tersebut dapat tumbuh di Indonesia. Lalu pada tahun 1711, biji-biji kopi mulai
dikirim ke Eropa. Kurang dari 10 tahun, pengiriman kopi meningkat hingga 60 ton
per tahun. Indonesia pun terkenal sebagai daerah penghasil kopi, selain Arab dan
Ethiopia.
1. Warung Tinggi Tek Sun Ho – Tahun 1878
Warung Tinggi terletak di Hayam Wuruk, Jakarta. Kedai kopi ini sebelumnya
bernama Tek Sun Ho yang didirikan oleh Liaw Tek Soen pada tahun 1878. Kedai
kopi yang berusia 138 tahun ini sudah bertahan melintasi lima generasi
keturunannya. Menu kopi yang terkenal di sana adalah Kopi Jantan dan Kopi
Betina. Kopi Jantan memiliki rasa yang sangat keras dan berkhasiat meningkatkan
vitalitas, sedangkan Kopi Betinda banyak disukai oleh anak muda. Saat ini, Warung
Tinggi menembus pasar supermarket, hotel, dan perkantoran. Mereka juga
mengekspor kopi ke Jepang dan Amerika Serikat. Namanya pun berubah atau
ditambah menjadi Koffie Warung Tinggi yang berlokasi di Jl. Sekolah Tangki No.
26, Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Jika anda ingin mencicipi Kopi Jantan dan Kopi
Betina khas Warung Tinggi, kedai kopi ini buka setiap hari pukul 09.00–15.00
WIB.
2. Warung Kopi Ake – Tahun 1921
Tradisi minum kopi di daerah Belitung sudah terjadi lebih dari 100 tahun. Diantara
kedai kopi legendaris yang ada, Warung Kopi Ake adalah yang tertua di Belitung.
Warung kopi ini berdiri pada tahun 1921, berada di Jalan KV Senang 57, Tanjung
Pandan, Belitung. Warung Kopi Ake pun tetap mempertahankan resep turun
temurunnya dan yang paling unik adalah peralatan jaman dulu yang digunakan
kakek buyutnya, ada gentong air, alat penyulingan air, ketel dan dua teko air. Pada
awalnya, Warung Kopi Ake menjual kopinya menggunakan gerobak. Sekarang
Warung Kopi Ake sudah dikelola oleh generasi ke-4. Menu andalannya adalah kopi
susu dan teh susu. Warung Kopi Ake dapat menampung hingga 50 orang dan buka
setiap hari pukul 08.00–22.30 WIB.
5
3. Kedai Massa Kok Tong – Tahun 1925
Kedai kopi Massa Kok Tong dirintis oleh perantau asal negeri Tiongkok, Lim Tee
Kee. Saat itu dia berusia 17 tahun dan merintis kedai kopi pada tanggal 29 Juni
1925. Kedai kopi Massa yang pertama didirikan di Jalan Cipto No. 109/115,
Pematangsiantar, Sumatra Utara dengan nama Heng Seng. Lim Tee Kee
mengutamakan kualitas kopinya, sehingga memilih biji kopi sendiri, meracik dan
mengosengnya sendiri hingga tahap menyeduh. Kopi yang bercitarasa klasik itu
terkenal hingga sekarang dan telah membuka cabang baru, salah satunya di kota
Siantar. Kedai Massa Kok Tong juga memiliki pabrik pengolahan kopi sendiri
untuk mempertahankan kualitasnya.
4. Kedai Es Kopi Tak Kie – Tahun 1927
Kedai Es Kopi Tak Kie ini berada di kawasan Glodok, Jalan Pintu Besar Selatan III
Nomor 4-6, Jakarta Barat. Buka pertama kali pada tahun 1927, mulai dirintis oleh
perantau dari negara Tiongkok, bernama Liong Kwie Tjong yang dilanjutkan oleh
Liong Tjen, kemudian oleh generasi ketiganya yaitu Latif Yulus atau sering
dipanggil Ayauw dan Liong Kwang Joe. Kedai Es Kopi Tak Kie memiliki kopi
andalan yang merupakan perpaduan kopi dari jenis kopi Robusta maupun Arabika
dari Lampung, Toraja sampai Sidikalang. Rasa kopi khas Kedai Es Kopi Tak Kie
ini memiliki kadar kafein yang tinggi. Ketika anda mengunjungi Kedai Kopi Es Tak
Kie, anda akan merasakan suasana pecinaan yang kental seperti dalam film-film
kungfu. Bahkan lokasinya seringkali dijadikan lokasi shooting film yang bersetting
tempo dulu. Anda dapat mengunjunginya setiap hari dari pukul 06.30–14.00 WIB.
5. Warung Kopi Purnama – Tahun 1930
Kedai Warung Kopi Purnama berada di ruas Jalan Alkateri, Bandung. Berdiri sejak
1930 oleh Yong A Thong, yang merupakan perantauan dari Medan. Awalnya
bernama Chang Chong Se yang artinya ‘Silakan Mencoba’. Namun berganti nama
menjadi Warung Kopi Purnama karena kebijakan pemerintah Indonesia yang
mewajibkan penggunaan pemakaian nama Indonesia pada tahun 1966. Walaupun
Coffee Shop sedang marak di Bandung, tapi warung kopi legendaris ini selalu
dicari. Hingga hari ini, Warung Kopi Purnama mempertahankan resep yang sama
6
sejak jaman 1930, yaitu kopi susu dan roti bakar selai sarikaya. Istimewanya,
mereka menggunakan biji kopi khusus dari Medan. Jika ingin mencoba kopi
susunya, datang setiap hari pukul 06.30–17.00 WIB.
6. Warung Kopi Phoenam – Tahun 1946
Warung Kopi Phoenam didirikan oleh Liong Thay Hiong pada tahun 1946
beralamat di Jalan Nusantara, Makassar di daerah pelabuhan. Nama Phoenam
berarti tempat singgah di selatan. Warung Kopi Phoenam menggunakan kopi Toraja
dalam menu kopi favoritnya yaitu kopi susu. Secangkir kopi susu yang disajikan
bisa dinikmati bersamaan dengan roti bakar dan pisang panggang. Warung Kopi
Phoenam juga membuat menu unik kopi, madu, dan telor. Saat ini, Warung Kopi
Phoenam ini sudah melakukan ekspansi dan dapat ditemukan di Jakarta.
7. Warung Kopi Solong – Tahun 1974
Warung Kopi Solong terletak di Jl. T. Iskandar No. 13-14 (Ulee Kareng), Banda
Aceh. Berdiri sejak 1974, kata Solong adalah nama panggilan ayahnya ketika masih
bekerja pada orang Tionghoa di Peunayong atau suatu kawasan pemukiman etnis
Tionghoa di Banda Aceh. Warung Kopi Solong menjadi salah satu wisata kuliner
yang wajib dikunjungi saat berada di Banda Aceh. Warung Kopi Solong ini
menggunakan kopi Ulee Kareng yang dikenal karena rasa khas dari kopi acehnya.
Warung Kopi Solong mengolahnya menggunakan kopi robusta, jagung, biji jagung,
gula, dan mentega. Campuran ini membuat kopi memiliki rasa yang unik dan tiada
duanya. Bisanya kopi disajikan dengan makanan tradisional Aceh.
7
Haryoto yang dijuluki 'Kuncen Bandung' mencatat, pada abad ke-18, Bandung
masih berupa hutan belantara yang disebut tera incognita. Belanda yang
berkedudukan di Batavia, mencurigai Bandung sebagai sarang pemberontak. Maka
sekitar 1712, Belanda mengutus Abraham van Riebeek untuk mengintai Bandung
yang di kalangan pribumi dikenal dengan nama Tatar Ukur. Nama Tatar Ukur
mengacu pada Dipati Ukur, penguasa Bandung abad ke-17. Di tahun tersebut,
Abraham van Riebeek mendarat di Pelabuhan Ratu yang masih dinamai
Wijnkoopsbaai. Cucu pendiri Cape Koloni di Afrika Selatan ini kemudian
melakukan perjalanan ke Bandung. Di sela pengintaiannya, Abraham van Riebeek
membawa benih tanaman kopi. "Dialah orangnya yang pertama kali membawa
benih tanaman kopi ke Pulau Jawa," tulis Haryoto. "Kelak usaha penanaman kopi
yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda, bakal mendatangkan
kesengsaraan bagi rakyat priangan." Selain menanam kopi, Van Riebeek mendaki
Gunung Papandayan dan Tangkuban Parahu untuk mencari belerang sebagai
amunisi untuk senjata api dan meriam. "Ia tercatat sebagai orang asing pertama
yang mendaki Gunung Tangkuban Parahu, Lembang, dan Papandayan, Garut," tulis
Haryoto. Akibat pendakian itu, lanjut Haryoto, ia tewas pada 1713. Selama
mengemban tugas dari pemerintah kolonial Belanda, van Riebeek melaporkan
situasi dan kondisi Bandung. Laporan tersebut membuat Belanda makin sadar akan
potensi Bandung sebagai lokasi strategis bagi pemberontak. Namun baru 30 tahun
kemudian Belanda menempatkan soldadunya di Tatar Bandung, yaitu kopral Arie
Top, soldadu berpangkat kopral dengan jabatan setara dengan Babinsa namun
wilayah tanggung jawabnya meliputi Bandung-Cimahi. Kopi Tangkuban Parahu
tembus ke Eropa Perkebunan kopi di Tatar Priangan dibuka pada masa penjajahan
Belanda. Perkebunan pertama di Tanah Priangan dibuka pada abad ke-18. Kopi
hasil perkebunan ini dinamai Javakoffie yang terkenal hingga Eropa. Sejarah
perkebunan kopi tercatat dalam buku Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe yang ditulis
'kuncen Bandung' Haryoto Kunto. Menurut Haryoto, upaya penanaman kopi di
bumi Priangan sudah dilakukan oleh dua orang Belanda, Johan van Hoorn dan
Hendrik Zwaardecroon, sekitar 1700-an. Namun karena iklim dan bibit kopi yang
8
kurang baik, usaha penanaman komoditi yang langka di Eropa itu kurang
memuaskan. "Baru setelah Pieter Engelhard membuka perkebunan kopi di daerah
selatan lereng Gunung Tangkubanparahu, penanaman kopi berhasil baik," tulis
Haryoto. Menurut dia, Engelhard mulai menanam kopi di perkebunannya pada
1789. Ia mengerahkan ratusan penduduk pribumi untuk membuka hutan dan
menanam bibit kopi. Hasilnya sangat memuaskan pada 1807. Bibit kopi tanaman
Engelhard, kata Haryoto, kemudian menyebar luas ke perkebunan kopi lainnya di
lereng Gunung Patuha, Gunung Mandalawangi, Gunung Galunggung dan Gunung
Malabar. "Sejak saat itulah penduduk pribumi Priangan banyak yang beralih kerja
dari sawah ke usaha perkebunan kopi," katanya. Kopi hasil tanaman Pieter
Engelhard dikenal sebagai Javakoffie. "Javakoffie cepat mendapat pasaran di
Eropa. Sekaligus dapat mengganti kopi pait—buruk dan tidak enak yang sementara
itu dihidangkan oleh le mauvais Café de Batavia (kafe buruk dari Batavia) di awal
abad ke-18." Pada 1789, jalan setapak yang bisa dilewati kuda mulai
menghubungkan Batavia-Bogor-Ciajur-Bandung. Jalur jalan itu penting sekali bagi
kepentingan ekonomi Kompeni Belanda. Pembukaan jalur darat tersebut makin
memuluskan angkutan hasil bumi dari Wilayah Priangan, khususnya Tatar
Bandung menuju Batavia. Angkutan barang tidak lagi dilakukan lewat sungai
Citarum. Untuk diketahui, kata Haryoto, abad ke-18 Bandung masih berupa hutan
belantara. Sebelum dibukanya jalur darat, transportasi dari Batavia ke Bandung
masih memakai jalur Sungai Citarum.
9
BAB II
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini bagaimana data dikoleksi, baik
data non spasial (titik BTS-Base Transceiver Station), dan data spasial data peta
kewilayahan desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Kemudian data diproses,
ada proses-proses pemilahan/penggabungan/intersection data, kemudian data di
overview atau di visualisasikan di tools GIS [6][7], seperti tampak di gambar
berikut :
Gambar 2.1 Metodologi Proses Umum Analisa ICT Blank Spot Area Jawa
Barat
Input data dapat berupa tabel, laporan, peta, foto satelit, pengideraan jarak jauh,
hasil pengukuran lapangan dsb. Proses ini adalah untuk mengumpulkan,
mempersiapkan dan menyimpan data spasial, sekaligus mengkonversikan ke
format yang dapat digunakan oleh perangkat SIG. Kemudian Pengelolaan data,
dalam proses ini adalah mengorganisasikan data spasial dan tabel-tabel atribut
terkait ke dalam sebuah sistem basis data sehingga mudah dipanggil kembali atau
di-retrieve, di-update dan di-edit. Kemudian manipulasi dan analisa data, proses ini
untuk menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu,
juga melakukan manipulasi dan pemodelan untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan. Akhinya keluaran/hasil analisa, berbentuk hasil tampilan peta termasuk
mengekspornya ke format yang dikehendaki seperti dalam bentuk tabel, grafik,
10
laporan, peta dan sebagainya. Langkah-langkah tersebut seperti tampak pada
gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2 Metodologi Proses Khusus Analisa ICT Blank Spot Area Jawa
Barat
Tools perangkat lunak yang digunakan oleh peneliti adalah Quantum GIS,
merupakan tools perangkat lunak GIS open source yang mempunyai tools
geoprocessing yang lengkap [10]. Data sebaran lokasi BTS (Base Transceiver
Station) yang digunakan peneliti merupakan data milik SDPPI (Direktorat Jenderal
Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komuniksai dan
Informatika RI). Data spasial desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi yang
digunakan oleh peneliti adalah data milik BIG (Badan Informasi Geospasial RI).
11
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
Tampilan Utama Website Coffee To Go, yang terdapat judul utama, dan logo typografi
di sebelah kiri atas website, dan submenu yaitu about coffee to go, Bandung, dan Coffee Shop..
12
Gambar 3.2 Tampilan About Coffee To Go
Tampilan Coffee To Go, menjelaskan tentang web, lengkap dengan tujuan dari website
tersebut, yaitu Coffee to go adalah web yang dibuat untuk tujuan memberikan informasi kepada
masyarakat atau publik tentang informasi coffee shop yang rekomendasi dari kami yang berada
di kawasan kota Bandung, tak hanya coffee shop tetapi kafe yang dilengkapi wifi access, cozy
place dan tentu harga yang bersahabat .
13
Gambar 3.2 Tampilan Bandung
Tampilan Bandung, disini terdapat foto yang terletak di kota Bandung, tepatnya di Jalan Braga,
dan terdapat alamat website yang tertuju langsung ke infobdg.com, yang dimana website ini
menjelaskan tentang kota Bandung.
14
Gambar 3.3 Tampilan Coffee Shop
Di tampilan coffee shop berisi peta coffee shop yang berada di kota Bandung, dan juga
menampilkan daftar coffee shop di kota Bandung.
15
Gambar 3.5 Tampilan Detail Coffee Shop
Jika memilih salah satu coffee shop, maka akan muncul informasi detail tentang Coffee
Shop tersebut, yang berisi nama Coffee Shop, alamat, no telepon, dan situs web yang disini
menggunakan sosial media Instagram, serta terdapat foto lokasi coffee shop tersebut, lalu
letak yang terdapat di map yang berada di bawah.
16
Gambar 3.6 Tampilan Login
Di tampilan login terdapat form login ada kolom user id dan password dan button login
serta back to home (kembali ke awal website)
17
Gambar 3.7 Tampilan Setelah Login
18
Gambar 3.9 Tampilan Setelah Login
Pada gambar diatas, tampilan setelah login, terdapat menu tambah data coffee shop, serta
terdapat juga map daftar coffee shop di kota Bandung.
19
BAB IV
PENUTUP
Demikian Laporan Learning Outcome Sistem Informasi Georgrafis ini membahas tentang
website Coffee Shop di Bandung yang bernama coffee to go mengenai informasi coffee
shop yang terdapat di Kota Bandung, yang bisa dilihat langsung melalui map yang terdapat
di website, dan di form setelah login terdapat menu yang untuk menambah data coffee shop
di Bandung.
20