Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HIDROLIKA

“ KONSEP TERJADINYA ALIRAN SERAGAM ”

DOSEN:

INARMIWATI, ST,MT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

1. MUH. RIZKI MAULANA AR 10581239315


2. MUH. FIQRI IDRIS 10581238315
3. MARWAN
4. IFAN ERDI FAUZI

JURUSAN TEKNIK SIPIL PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah KONSEP TERJADINYA ALIRAN SERAGAM dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik
materi maupun pikirannya, sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana
mestinya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Penulis


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................
DAFTAR ISI ...............................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................


A. Latar Belakang ...............................................................
B. Ruang Lingkup ...............................................................
C. Rumusan Masalah ...............................................................
D. Tujuan Penulisan ...............................................................

BAB II ISI ...............................................................


A. Terbentuknya aliran seragam ...............................................................
B. Persamaan Chezy Dan Manning.............................................................
C. Estimasi Koefisien Kekasaran ...............................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................


A. Kesimpulan ...............................................................
B. Saran ...............................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat.
Konsep aliran seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam
peninjauan aliran berubah dengan cepat atau berubah lambat laun.
Perhitungan kedalaman kritis dan kedalaman normal sangat penting untuk
menentukan perubahan permukaan aliran akibat gangguan pada aliran.
Gangguan tersebut dapat merupakan bangunan-bangunan air yang
memotong aliran sungai. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai
konsep terjadinya aliran seragam. Agar mahasiswa/mahasiswi dapat
memahami persamaan-persamaan aliran seragam secara mendetail.

B. Ruang Lingkup
Makalah ini mencakup sebagian kecil dari Hidrolika, yakni tentang aliran
seragam dan persamaan-persamaan dasar yang biasa dijadikan salah satu
referensi.

C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari aliran seragam?
2. Bagaimana pembentukan aliran seragam?
3. Bagaimana persamaan chezy dan manning?
4. Bagaimna penentuan koefisien kekerasan?

D. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami terbentuknya aliran seragam dan
persaman-persamaannya yang dapat digunakan.
2. Mahasiswa mampu menerapkan persamaan-persamaan aliran seragam
dalam menghitung kedalaman aliran untuk suatu debit tertentu.

BAB II

ISI

A. Terbentuknya Aliran Seragam

1. Defenisi Aliran Seragam


Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut
tempat atau aliran yang terjadi apabila kedalaman aliran sama pada
setiap penampang saluran, suatu aliran seragan dapat bersifat tunak
atau tidak tunak, tergantung apakah kedalamannya berubah sesuai
dengan perubahan waktu.
Aliran seragam yang mantap (steady uniform flow) adalah jenis
pokok aliran yang digunakan dalam analisis hidrolika saluran terbuka.
Kedalaman aliran tidak berubah selama suatu waktu tertentu yang telah
diperhitungkan. Penetapan bahwa suatu aliran bersifat seragam yang
tidak mantap (unsteady uniform flow) harus dengan syarat bahwa
permukaan air berfluktuasi sepanjang waktu dan tetap sejajar dasar
saluran.
Aliran berubah (varied flow) adalah aliran yang terjadi bila
kedalaman aliran berubah disepanjang saluran.

2. Kualifikasi Aliran Seragam


Aliran seragam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kedalaman, luas basah, kecepatan dan debit pada setiap penampang
pada bagian saluran yang lurus adalah konstan;
b. Garis energi muka air dan dasar saluran saling sejajar berarti
kemiringannya sama.
Aliran memiliki kecepatan konstan pada setiap titik di penampang
saluran di dalam bagian saluran yang lurus. Dengan kata lain distribusi
kecepatan dipenampang saluran tidak berubah dibagian sungai yang
lurus.. suatu pola distribusi kecepatan yang stabil dapat dicapai bila
telah dikembangkan secara penuh atau disebiut dengan lapisan batas.
Aliran seragam dianggap sebagai suatu aliran tunak (steady flow)
karena aliran seragam taktunak dalam praktek tidak pernah ada. Pada
sungai alam, aliran seragam tunak bahkan jarang terjadi, sebab karena
sungai dan alur air dalam keadaan asli jarang terdapat dalam keadaan
aliran seragam secara mutlak, untu perhitungan aliran disungai sering
dipakai anggapan bahwa aliran dalam keadaan seragam.
Aliran seragam tidak dapat terjadi dalam keadaan kecepatan yang
sangat tinggi yang biasanya disebut ultra cepat (ultrarapid). Sebab itu
bila aliran seragam mencapai kecepatan tinggi tertentu akan menjadi
sangat taktunak. Kecepatan aliran yang lebih tinggi kadang-kadang
menyerap udara dan menjadi taktunak.
Seperti telah diuraikan bahwa aliran seragam adalah aliran yang
tidak berubah menurut tempat. Terdapat dua kriteria utama untuk aliran
seragam yaitu :
a. Kedalaman aliran
Luas penampang, penampang basah, dan debit aliran pada
setiap penampang dari suatu panjang aliran adalah tetap.
b. Garis energi
Garis permukaan aliran, dan sasar saluran sejajar, dan ini
berarti bahwa kemiringan
garis energi (if), garis permukaan air (iw) dan dasar saluran (ib)
adalah sama atau :
if= iw = ib
Ditinjau dari perubahan terhadap waktu maka aliran dapat
berupa aliran tetap dimana :

atau aliran tidak tetap dimana :

Tetapi di dalam kenyataannya aliran seragam tidak tetap tidak


pernah terjadi, maka yang dimaksud disini aliran seragam
adalah aliran seragam tetap.

3. Pembentukan Aliran Seragam


Bila air mengalir dalam saluran terbuka, air akan mengalami
hambatan saat mengalir ke hilir atau apabila aliran terjadi di dalam
suatu saluran, hambatan akan menghadang aliran air dari hulu ke hilir.
Hambatan tersebut berlawanan dengan komponen gaya gravitasi di
arah aliran. Hambatan ini biasanya dilawan oleh komponen gaya berat
yang bekerja dalam air dalam arah geraknya. Aliran seragam akan
terjadi bila hambatan ini seimbang dengan gaya berat atau gravitasi.
Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1. Sket keseimbangan gaya – gaya di
dalam aliran seragam

Keseimbangan gaya–gaya yang bekerja pada bagian


kecil aliran sepanjang Δx dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Σ Fx = 0
P1 – P2 + G sin θ - τz Δx Δy = 0 ................................... (3.1)

Karena kedalaman air (y – z) tetap maka besarnya gaya–gaya


hidrostatik P1 – P2 = ½ γ (y – z)2 hanyaberlawanan arah maka gaya–
gaya tersebut saling menghapus satu sama lain, sehingga persamaan
(3.3) menjadi :
G sin θ - τz Δx Δy = 0 ................................................. (3.2)

karena G = ρ g Δx Δy (y – z)
maka persamaan (2) menjadi :
ρ g Δx Δy (y – z) sin θ - τz Δx Δy = 0 ............................ (3.3)

Apabila dibagi Δx Δy persamaan (3) menjadi :


τz = ρ g (y – z) sin θ
atau :
τz = ρ g ib (y – z) ............................................................. (3.4)

dimana :
sin θ = ib
τz = tegangan geser pada elevasi (y-z) dari permukaan air
Apabila pada elevasi (y-z) besarnya tegangan geser
τz = ρ g ib (y – z), maka tegangan geser pada dasar
saluran dapat dicari dengan menggunakan
persamaan tersebut untuk harga z = 0, sehingga :
τb = ρ g ib h atau τb = ρ g h ib .......................................... (3.5)

Dimana :
τb = tegangan geser pada dasar saluran (kg/m.det2)
h = kedalaman air (m)
ib = kemiringan dasar saluran (m/m)
ρ = berapa tan air (kg/cm3)
g = gaya gravitasi (m/det2)

Untuk aliran di dalam saluran lebar sekali (wide channel) dimana


R = h, maka tegangan geser pada dasar saluran dapat dinyatakan
sebagai berikut :

τb = ρ g R ib .................................................................... (3.6)

Untuk aliran seragam dimana ib = if persamaan (3.6)


dapat diubah menjadi :

τb = ρ g R if .................................................................... (3.7)

atau :

dimana :
U* = kecepatan geser aliran
U*2 = g R if
τb = ρ U*2 ...................................................................... (3.8)

Dari persamaan (3.7) dan (3.8) tampak bahwa besarnya hambatan


(tegangan geser) tergantungpada kecepatan aliran. Untuk melihat lebih
jelas terjadinya aliran seragam dapat diambil contoh suatu aliran dari
suatu tandon (reservoir) yang memasuki suatu saluran panjang dengan
kemiringan tertentu seperti tampak pada Gb. 3.2.
Gambar 3.2. Terjadinya aliran seragam di dalam saluran
dengan kondisi kemiringan yang berbeda – beda

Pada waktu air memasuki saluran secara perlahan–lahan, kecepatan


aliran berkurang dan oleh karenanya besarnya tahanan juga berkurang.
Pada saat tahanan menjadi lebih kecil daripada komponen gaya berat
maka akan terjadi percepatan di saat memasuki saluran atau di bagian
hulu saluran. Sesudah itu secara lambat laun kecepatan dan tahanan
bertambah besar sampai terjadi keseimbangan antara tahanan dan gaya
berat. Pada keadaan ini aliran seragam terjadi. Pada bagian hulu
dimana terjadi percepatan disebut zona transisi (Gb. 3.2.)

4. Menyatakan Kecepatan Aliran Seragam


Kecepatan rata-rata aliran seragam turbulen dalam saluran terbuka
biasanya dinyatakn dalam perkiraan yang dikenal dengan rumus aliran
seragam (Iuniform flow formula). Untuk keperluan praktis, aliran
dalam saluran akan dapat dianggap seragam dalam keadaan normal,
yaitu bila tidak terjadi banjir atau aliran berubah yang jelas tampak
akibat ketidakteraturan saluran. Dalam penerapan rumus aliran
seragam untuk saluran alam, dapat dipahami bahwa hasilnya sangat
kasar karena keadaan aliran lebih banyak ntergantung pada faktro-
faktor yang tak diketahui secara tepat daripada yang akan terdapat
dalam saluran buatan umumnya.
Suatu pendekatan lain untuk menentukan kecepatan disaluran alam
telah dicoba ole toebes. Dalam pemdekatan ini ditetapkan analisa
hubungn berganda terhadap faktor-faktor yang jelas mempengaruhi.
[kecepatan dalam suatu saluran aluvial: luas basah, kecepatan
maksimum dipermukaan, keliling bsah, kedalaman maksimum,
kemiringan muka air, koefisien kekasaran dan temperatur airr. Cara ini
memungkinkan untuk mengevaluasi pengaruh masing-masing variabel
terhadap besarnya kecepatan. Bila dilakukan evaluasi semacam ini,
kecepatan pada kondisi tertentu bagi variabel-variabel sama dengan
jumlah aljabar dari tingkat pengaruh setiap variabel tersebut terhadap
kecepatannya. Namun hal ini hanya berlaku bagi aliran didalam daerah
geografis dimana anlisa ini dibuat, jadi pemakainnya tidak bersifat
umum.

Untuk perhitungan hidrolik kecepatan rata–rata dari aliran turbulen


di dalam saluran terbuka biasanya dinyatakan oleh suatu rumus aliran
seragam. Persamaan yang paling praktis dapat dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut:
V = C Rx iy
dimana :
V = kecepatan rata–rata
C = faktor hambatan aliran
R = jari–jari hidrolik
if = kemiringan garis energi

Untuk aliran seragam if = iw = i0


iw = kimiringan permukaan air
i0 = kemiringan dasar saluran
Persamaan tersebut menyatakan bahwa kecepatan aliran tergantung
pada jenis hambatan (C), geometri saluran (R) dan kemiringan aliran

dimana ΔH adalah perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir.

Persamaan tersebut dikembangkan melalui penelitian di lapangan.

B. Persamaan Chezy Dan Manning


1. Rumus Chezy
Pada awal tahun 1769 seorang insinyur Perancis bernama Antonius
Chezy mengembangkan mungkin untuk pertama kali perumusan
kecepatan aliran yang kemudian dikenal dengan rumus Chezy.
Seperti yang telah diketahui, bahwa perhitungan untuk aliran
melalui saluran terbuka hanya dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus-rumus empiris, karena adanya banyak variabel yang berubah.
Untuk itu berikut ini disampaikan rumus-rumus empiris yang banyak
digunakan untuk merencanakan suatu saluran terbuka.
Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui
saluran terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada
dinding saluran, dan akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang
bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam aliran seragam,
komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang dengan
tahanan geser, dimana tahanan geser ini tergantung pada kecepatan
aliran. Setelah melalui beberapa penurunan rumus, akan didapatkan
persamaan umum :

Dimana :
V = kecepatan rata–rata (m/det)
R = jari – jari hidrolik (m)
if = kemiringan garis energi (m/m)
C = suatu faktor tahanan aliran yang disebut koefisien Chezy (m2/det)

Harga C tergantung pada kekasaran dasar saluran dan kedalaman


aliran atau jari–jari hidrolik.
Berbagai rumus dikembangkan untuk memperoleh
harga C antara lain :

Ganguitlef aunt Kutter (1869)

dimana :
n = koefisien kekasaran dasar dan dinding saluran
R = jari–jari hidrolik
S = kemiringan dasar saluran

Bazin pada tahun 1897 melalui penelitiannya menetapkan harga C


sebagai berikut :

Dimana :
m = koefisien Bazin
R = jari-jari hidrolik

Masih banyak rumus-rumus yang lain untuk menetapkan harga


koefisien C melalui penelitianpenelitian di lapangan dimana semua
menyatakan bahwa besarnya hambatan ditentukan oleh bentuk
kekasaran dinding dan dasar saluran, faktor geometri dan kecepatan
aliran.

2. Rumus manning (1889)

Rumus Manning yang banyak digunakan pada pengaliran di


saluran terbuka, juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut
mempunyai bentuk:

Atau

Dimana :

V = kecepatan aliran (m/det)

n = angka kekasaran Manning

R = Jari – jari hidrolik (m)

if = kemiringan garis energi (m/m)

Dengan n adalah koefisien Manning dan R adalah jari-jari Hydraulik,


yaitu perbandingan antara luas tampang aliran A dan keliling basah P
Apabila dihubungkan Persamaan Chezy dan Persamaan Manning akan
diperoleh hubungan antara koefisien Chezy (C) dan koefisien Manning
(n) sebagai berikut :

C. Estimasi Koefisien Kekasaran


1. Penentuan Koefisien Kekasaran Manning
Untuk sekedar tuntutan bagi penentuan yang wajar mengenai koefisien
kekasaran akan dibahas 4 pendekatan umum:
a) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai n dan hal
ini memerlukan suatu penegetahuan dasar menegenai
persoalannya dan kadar perkiraannya;
b) Mencocokkan tabel dari nilai-nilai n untuk berbagai tipe
saluran;
c) Memeriksa dan dan memahami sifat beberapa saluran yang
koefisien kekasarannya telah diketahui;
d) Menentukan nilai n dengan cara analitis berdasarkan distribusi
kecepatan teoritis pada penampang saluran dan data
pengukuran kecepatanmaupun pengukuran kekasaran.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekasaran Manning


a) Kekasaran Permukaan
Secara umum butiran halus pada permukaan memiliki nilai n
(koefisien keksasaran) yang rendah, sedangkan butiran kasar
memilki nilai n (koefisien keksasaran) yang tinggi.
b) Tetumbuhan
Tetumbuhan dapat digolongkan kedalam jenis kekasaran
permukaan, tetapi juga dapat memeperkecil kapasitas saluran
dan mengahambat aliran. Efeknya terutama tergantung tinggi,
kerapatan, distribusi dan jenis tetumbuhan, dan hal ini sangat
penting dalam perancangan saluran pembuangan yang kecil.
c) Ketidakteraturan Saluran
Ketidakteraturan saluran baik itu slauran alami maupun saluran
buatan menandakan kekasaran sebagai tambahan dari yang
ditimbulkan oleh kekasaran permukaan dan faktor-faktor
lainnya.
d) Trase Saluran
Kelengkungan yang landai dengan garis tengah yang besar
engakibatkan nilai kekasaran permukaan yang relatif rendah,
sedangkan kelengkungan yang tajam dengan belokan-belokan
yang patah akan memperbesar nilai koefisien kekasaran.
e) Pengendapan dan Penggerusan
Pengendapan dapat mengubah saluran yang tidak beraturan
menjadi beraturan dan memperkecil nilai n (kekasaran
permukaaan), sedangkan penggerusan dapat berakibat
sebaliknyadan mememperbesar n. namun sifat utama dari
penegendapan dapat dilihat dari sifat alamiahnya.
f) Hambatan
Adanya balok sekat pilar jembatan dan sejenisnya akan
cenderung memperbesar n. besarnya kenaikan ini tergantung
pada sifat alamiah hambatn, ukuran, bentuknya dan banyaknya
penyebabnya.
g) Ukuran dan Bentuk Saluran
Belum ada bukti nyata bahwa ukuran dan bentuk saluran
menjadi faktor penting yang mempengaruhi nilai n. Perbesaran
jari-jari hidrolik dapat memperbesar maupun memperkecil n,
tergantung pada keadaan saluran.
h) Taraf Air Dan Debit
Nilai n pada saluran umumnya berkurang jika taraf air dan
debitnya bertambah. Bila air rendah, ketidakteraturan dasar
saluran akan menonjol dan efeknya kelihatan. Namun nilai n
dapat pula diperbesar pada taraf air tinggi bila dinding saluran
kasar berumput.
i) Perubahan Musiman
Akibat pertumbuhan musiman dari tanaman-tanaman air,
rumput, willow dan semak-semak di saluran atau tebing, nilai n
dapat bertambah pada musim semi dan berkurang pada musim
dingin.perubahan musiman ini dapat menimbulkan perubahan
faktor-faktor lainnya.
j) Endapan Melayang dan Endapan Kasar
Bahan-bahan yang melayang dari endapan kasar, baik yang
bergerak maupun tidak bergerakakan menyerap energi,
menyebabkan keholangan tinggi energi atau memperbesar
kekasaran saluran

3. Tabel Nilai Koefisien Kekasaran Manning

Tabel nilai Koefisien Kekasaran Manning (Triatmodjo,1993)

Tabel dibawah ini merupakan daftar nilai n untuk saluran berbagai


jenis, yaitu:

Sumber: Hidrolika Saluran Terbuka, 1997

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aliran seragam mempunyai kedalaman air dan kecepatan aliran yang
sama disepanjang aliran. Kedalaman aliran disebut kedalaman normal.
2. Aliran seragam terbentuk apabila besarnya hambatan diimbangi oleh
gaya gravitasi.
3. Perhitungan kedalaman pada aliran seragam dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan manning atau persamaan chezy.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih
mengembangkan pemahaman tentang Aliran seragam melalui diskusi dan
pembahasan sesama mahasiswa serta dosen hidrolika.

DAFTAR PUSTAKA

http://teknikmesinunisma.blogspot.co.id/2015/06/makalah-komputasi-
aliran-seragam.html

https://www.academia.edu/14976607/Memahami_Perhitungan_pada_Alira
n_Seragam_Saluran_Terbuka

http://dokumen.tips/documents/kuliah-hidraulika-aliran-seragam.html

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwiX7qHfq8bPAhVMvY8KHZi2BoAQFggaMAA&url=http%3A
%2F%2Fweb.ipb.ac.id%2F~erizal%2Fhidrolika%2F5%2520aliran
%2520seragam.pdf&usg=AFQjCNGQ7u65vVu3ScnZuP5W-
2GQVqYa4g&sig2=Fw9PEvs5YIOI2XMkOawrdQ

https://www.academia.edu/7129396/Modul_aliran_seragam

Anda mungkin juga menyukai