Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEMANFAATAN AREN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF


MASA DEPAN INDONESIA

( Di susun sebagai tugas dari mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan


Penghasil Gula dan Obat )

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Irham Zadani 150110070004

Wilman Latief 150110070029

Fitra Al Ansyari 150110070056

Edi Irawan 150110070110

Dini Faridh F 150110070126

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
Pendahuluan

Tanaman aren (Arenga pinata) ialah tanaman perkebunan yang sudah lama di


kenal hampir oleh masyarakat Indonesia. Tanaman yang dapat tumbuh di dataran,
lereng bukit, dan gunung hingga ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut ini
tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Minahasa (Sulawesi Utara),
Rejanglebong (Bengkulu), serta di Jawa Timur dan memiliki penyebaran secara
alamiah.

Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). Batangnya tidak


berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon
dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa.
Perbedaannya,, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua
mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut
oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari
batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak
tanaman jenis paku-pakuan. Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5
meter, helaian daun panjangnya dapat mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan
bagian bawah daun ada lapisan lilin.

Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU – 11ºLS


yaitu meliputi : India, Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia,
Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam dan berbagai pulau disekitar pasifik.
(Burkil, 1935); Miller, 1964; Pratiwi (1989). Di Indonesia tanaman aren banyak
terdapat dan tersebar hamper diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah
perbukitan dan lembah. Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi
tanah yang khusus (Hatta-Sunanto, 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-
tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar
asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 –
1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya
pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih
dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan
Ferguson.
Tanaman aren termasuk salah satu plasma nutfah Indonesia. Luas areal
perkebunan aren di seluruh Indonesia menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi
Perkebunan, Departemen Pertanian tahun 2006 tercatat sebesar 59.495 Ha.
Tanaman ini di kenal memiliki banyak manfaat dari bagian tanamannya,
seperti yang dijelaskan Wim Tangkilisan dalam tulisannya berjudul “Global
warming dan Revolusi Aren” mengungkapkan manfaat aren sebagai bahan
pangan masyarakat, dan bahan baku industri.

Pembahasan

Kebutuhan bahan bakar premium terus meningkat sejalan dengan


kemajuan di bidang ekonomi dan impor meningkat tajam dari sekitar 0.5 juta pada
tahun 1998 menjadi sekitar 6 juta KL pada tahun 2004 ketika kebutuhan
bahanbakar jenis ini telah mencapai 17 juta KL/tahun. Jika digunakan campuran
alkohol sebesar 10 % berarti kebutuhan alkohol akan mencapai 1.7 juta Kl/tahun
atau sekitar 4.6 juta liter/hari. Masalahnya adalah hampir sama sumber bahan
baku biofuel bersaing dengan kebutuhan pangan di samping persaingan
pemanfaatan lahan untuk menghasilkan bioenergi. Dalam konteks ini, aren dapat
berperan sebagai salah satu sumber bioenergi yang penting mengingat
produktivitasnya yang sangat tinggi sehingga hemat pemakaian lahan. Disamping
itu, dapat ditanam di antara tanaman yang sudah ada atau sebagai komponen
tanaman untuk reboisasi atau penghijauan sehingga tidak bersaing dengan
komoditas pangan.
Belakangan ini pamor aren semakin mencuat seiring dengan “Revolusi
Aren” yang digencarkan pemerintah terkait ditemukannya pemanfaatan nira aren
sebagai sumber energy terbarukan.Berkaitan dengan sumber energi terbarukan
yang sudah lama disuarakan tetapi tidak ditanggapi secara cepat oleh kita, krisis
energi di akhir 2005 yang dibarengi dengan fenomena kekacauan iklim telah
berhasil memicu kesadaran semua pihak untuk mengembangkan energi terbarukan
dan lebih ramah lingkungan. 

Aren sebagai sumber energi


Meski fakta membuktikan bahwa negara maju memberikan kontribusi
paling besar terhadap pemanasan global, upaya mengurangi emisi karbondioksida
harus dimulai dengan serius dan sistematis mulai saat ini. Pemerintah harus
memberikan perhatian lebih pada isu lingkungan dengan memimpin rakyat untuk
hemat energi, tidak membuang sampah di sembarang tempat, menanam pohon,
tidak membabat hutan, menghemat pemakaian air, mendorong produksi BBN, dan
menggalakkan konsumsi BBN ataubiofuel.

Salah satu bahan baku BBN paling hebat yang selama ini kurang disadari
manfaatnya adalah pohon aren atau enau (arenga pinnata). Pohon aren adalah
jenis pohon kelompok palma yang mampu memberikan multimanfaat kepada
manusia.Dari pohon dengan sekitar 25 meter dan berdiameter 63 centimeter,
manusia bisa mengambil ijuk, daun untuk atap rumah, batang dan pelepah untuk
bahan bangunan, buah muda untuk kolang-kaling yang membuat nikmat kolak,
dan cairan manis (nira) segar yang langsung bisa diteguk. Dari cairan manis
berwarna putih ini, penduduk juga membuat minuman keras lewat proses
penyulingan. Penduduk di sejumlah wilayah Indonesia timur menyebut minuman
yang sudah disuling ini dengan sebutan tuak. Di Manado, minuman keras dari nira
ini populer dengan nama cap tikus.

Kini, hasil penelitian terbaru menunjukkan dahsyatnya manfaat pohon


aren atau sugar palm dalam bahasa Inggris. Ternyata, nira mampu menghasilkan
biofuel dengan tingkat produktivitas empat kali crude palm oil (CPO) atau minyak
sawit.

Beda dengan pohon kelapa sawit yang 'egoistik' dalam arti tidak bisa hidup
berdampingan dengan pohon lain, aren bisa bertumbuh subur di tengah
pepohonan lain dan semak-semak. Jika untuk menanam sawit, pemilik lahan harus
membabat semua pohoh lain, lahan untuk aren tidak perlu didahului dengan
membabat hutan. Aren adalah jenis pohon yang ramah lingkungan.

Dengan akarnya sedalam enam-delapan meter, pohon aren sangat efektif


menarik dan menahan air. Aren bisa tumbuh di dataran, lereng bukit, dan gunung
hingga ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut. Hutan di mana ada aren
biasanya subur. Di kawasan aren di Sulawesi Utara yang dibudidayakan
pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo, sejumlah hewan yang lima tahun
silam yang sempat hilang, kini kembali ada. Hutan aren menjadi habitat babi
hutan dan rusa. "Jika sebelumnya tanah tandus, tidak ada air, kini di sejumlah
tempat muncul mata air," kata Hashim.

Tidak seperti singkong dan tebu yang dipanen tiga-empat bulan sekali, aren dapat
dipanen sepanjang tahun. Satu pohon aren bisa menghasilkan 20 liter per hari dan
10% di antaranya bisa diproses menjadi etanol.

Usia panen aren enam-delapan tahun. Tapi, sangat produktif. Setiap satu
hektare, kata Kepala Bagian Jasa Iptek Puslit kimia LIPI Dr Hery Haeruddin, bisa
ditanami 75-100 pohon. Dengan demikian, setiap hektare bisa menghasilkan
1.000 liter nira dan 100 liter etanol per hari.

Sebutlah Indonesia memiliki lahan tandus sekitar 25 juta hektare, yang


tersebar di berbagai wilayah. Jika satu hektare menyerap empat orang, maka
untuk menggarap total lahan aren dibutuhkan 100 juta tenaga kerja. Jika
perkebunan aren dikembangkan, tak akan ada lagi penganggur di Indonesia!

Lebih dari itu, tanaman aren akan menciptakan mata air baru. Indonesia
yang kini krisis air akan kelimpahan air bersih. Dengan hutan yang lebat, emisi
karbondioksida akan menurun drastis. Dengan penggunaan biofuel atau BBN
berbahan baku aren, kita menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Tanaman penghasil nira ini pun mulai dilirik oleh para peneliti karena tanaman ini
mampu menghasilkan biofuel dengan tingkat produktivitas empat kali crude palm
oil (CPO) atau minyak sawit.

Pengolahan Nira Menjadi Etanol

Proses pengolahan nira menjadi etanol sama dengan pengolahan pati atau
selulosa menjadi etanol. Pengolahan bahan berpati (starchy biomass) atau
berselulosa (cellulosic biomass) dapat menggunakan cara enzimatis, tetapi untuk
nira digunakan cara fermentasi. Diagram alir fermentasi nira menjadi etanol
99,5% disajikan pada Gambar 1 (Dedi Soleh Efendi).
Kesimpulan

Banyak keuntungan yang didapatkan bila pemerintah bersama masyarakat


secara bersama membangun industry bioefuel diantaranya sebagai berikut :
1. Tanaman aren di kenal sebagai tanaman yang ramah lingkungan karna
bila menginginkan menanam aren tidak perlu didahului dengan
membabat tanaman sekitar.
2. Tanaman ini tumbuh subur di tengah hutan dan mampu menyimpan
cadangan air.
3. Tanaman aren memiliki daya adaptasi terhadap berbagai kondisi lahan
dan agroklimat, memiliki toleransi yang tinggi dalam pertanaman
campuran termasuk dengan tanaman kayu, tumbuh relatif cepat serta
memiliki perakaran dan tajuk yang lebat.
4. Tanaman aren dapat di panen sepanjang tahun.
5. Hampir semua bagian tanamannya bernilai ekonomi.
6. Tidak membutuhkan pemeliharaan intensif.
7. Tanaman ini juga menghasilkan biomas di atas tanah yang sangat besar
satu hingga 2 ton/pohon, sehingga dapat berperan penting dalam CO2
sequestration.
8. Jumlah bio-etanol yang dihasilkannya pun lebih banyak bila
dibandingkan dengan biomassa lainnya yang ada.
9. Potensi menjadikan aren sebagai sumber energy alternative Indonesia
dapat terwujud bila pemerintah benar mengelola mengingat total luas
perkebunan aren di Indonesia sebesar 59.495 Ha (Direktorat Jenderal
Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Rozy. 2010. Tanaman aren semakin ngetren.


http://www.rozy.web.id/services/tanaman-aren-semakin-ngetren/ di akses 1
Oktober 2010 pukul 18.10 WIB
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian 2006
http://paguyubanpulukadang.forumotion.net/nasional-f6/global-warming-dan-
revolusi-aren-t558.htm
http://arenindonesia.wordpress.com/budidaya-aren/

Anda mungkin juga menyukai