FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Pendahuluan
Pembahasan
Salah satu bahan baku BBN paling hebat yang selama ini kurang disadari
manfaatnya adalah pohon aren atau enau (arenga pinnata). Pohon aren adalah
jenis pohon kelompok palma yang mampu memberikan multimanfaat kepada
manusia.Dari pohon dengan sekitar 25 meter dan berdiameter 63 centimeter,
manusia bisa mengambil ijuk, daun untuk atap rumah, batang dan pelepah untuk
bahan bangunan, buah muda untuk kolang-kaling yang membuat nikmat kolak,
dan cairan manis (nira) segar yang langsung bisa diteguk. Dari cairan manis
berwarna putih ini, penduduk juga membuat minuman keras lewat proses
penyulingan. Penduduk di sejumlah wilayah Indonesia timur menyebut minuman
yang sudah disuling ini dengan sebutan tuak. Di Manado, minuman keras dari nira
ini populer dengan nama cap tikus.
Beda dengan pohon kelapa sawit yang 'egoistik' dalam arti tidak bisa hidup
berdampingan dengan pohon lain, aren bisa bertumbuh subur di tengah
pepohonan lain dan semak-semak. Jika untuk menanam sawit, pemilik lahan harus
membabat semua pohoh lain, lahan untuk aren tidak perlu didahului dengan
membabat hutan. Aren adalah jenis pohon yang ramah lingkungan.
Tidak seperti singkong dan tebu yang dipanen tiga-empat bulan sekali, aren dapat
dipanen sepanjang tahun. Satu pohon aren bisa menghasilkan 20 liter per hari dan
10% di antaranya bisa diproses menjadi etanol.
Usia panen aren enam-delapan tahun. Tapi, sangat produktif. Setiap satu
hektare, kata Kepala Bagian Jasa Iptek Puslit kimia LIPI Dr Hery Haeruddin, bisa
ditanami 75-100 pohon. Dengan demikian, setiap hektare bisa menghasilkan
1.000 liter nira dan 100 liter etanol per hari.
Lebih dari itu, tanaman aren akan menciptakan mata air baru. Indonesia
yang kini krisis air akan kelimpahan air bersih. Dengan hutan yang lebat, emisi
karbondioksida akan menurun drastis. Dengan penggunaan biofuel atau BBN
berbahan baku aren, kita menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Tanaman penghasil nira ini pun mulai dilirik oleh para peneliti karena tanaman ini
mampu menghasilkan biofuel dengan tingkat produktivitas empat kali crude palm
oil (CPO) atau minyak sawit.
Proses pengolahan nira menjadi etanol sama dengan pengolahan pati atau
selulosa menjadi etanol. Pengolahan bahan berpati (starchy biomass) atau
berselulosa (cellulosic biomass) dapat menggunakan cara enzimatis, tetapi untuk
nira digunakan cara fermentasi. Diagram alir fermentasi nira menjadi etanol
99,5% disajikan pada Gambar 1 (Dedi Soleh Efendi).
Kesimpulan