Anda di halaman 1dari 14

Pendidikan Fisika Pada Era Revolusi Industri 4.

0 Di Indonesia

Ketang Wiyono*, Sri Zakiyah


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Sumatera Selatan, Indonesia, 30662
* ketangw.fkipunsri@gmail.com

Abstrak
Revolusi industri 4.0 menjadi tantangan berat tersendiri bagi bidang-bidang ilmu
pendidikan untuk dapat menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan saat di dunia kerja. Istilah revolusi industri 4.0 mendorong adanya sebutan
revolusi pendidikan 4.0 yang mengaplikasikan kemajuan teknologi pada kegiatan
pembelajaran. Sebagai hasil dari perkembangan yang terjadi secara simultan dan
merupakan hasil kolaborasi berbagai cabang ilmu pengetahuan, tentunya sistem
pembelajaran fisika ditingkat pendidikan perlu diintegrasikan dengan bidang ilmu lain.
Hal ini bertujuan untuk mengembangkan lulusan yang memiliki kemampuan
pengetahuan bersifat transdiscipliner yang mampu menggunakan pengetahuannya
serta menerapkannya pada kehidupan nyata.
Kata Kunci: pendidikan fisika, revolusi industri 4.0

PENDAHULUAN ada dan penemuan terbarukan. Hal ini


Revolusi industri merupakan mengakibatkan adanya perubahan yang
sejarah perkembangan terpenting dalam sangat signifikan seperti; perubahan
kehidupan manusia selama tiga abad sosial, tata laksana organisasi industri,
terakhir yang bersifat berkelanjutan ekonomi makro, dan teknologi yang
dalam membangun kehidupan dunia digunakan (JONES, 1984; Deane, 2003;
modern (Stearns, 2013). Istilah revolusi Halili, 2019).
industri telah lama digunakan untuk Laju perkembangan teknologi
menjelaskan perubahan aspek general di yang terjadi pada era revolusi industri
bidang industri yang saling berkaitan mempengaruhi pola gaya hidup
seperti teknologi dasar yang digunakan di masyarakat global. Perbedaan kondisi
pabrik, mesin-mesin yang dibangun dari sosial ekonomi di masing-masing era
teknologi tersebut, serta rutinitas buruh mendesak adanya ketersediaan sumber
yang bekerja (Cowan, 2012)(Frader, daya manusia yang spesifik dan terampil
2006). Revolusi industri dibagi ke dalam (Puncreobutr, 2016). Adapun tugas untuk
beberapa generasi yaitu; industri 1.0 mengembangkan keterampilan yang
pertama kali dimulai sekitar abad ke-18 diperlukan bergantung pada individu itu
dengan adanya penemuan mesin uap dan sendiri; kemampuan manajemen
turbin air; generasi kedua dikembangkan pembelajaran untuk menggabungkan
setelah ditemukannya energi listrik yang pengetahuan, keterampilan, dan
menyebabkan mesin pabrik berbasis kemampuan sesuai dengan kebutuhan
mesin bertenaga listrik; revolusi industri masyarakat (Puncreobutr, 2016).
ketiga mengintegrasi teknologi informasi Pendidikan 4.0 merupakan cara
pada manajemen sistem; dan revolusi untuk melengkapi fenomena integrasi
industri generasi ke empat yang sedang digital dalam kehidupan sehari-hari di
berlangsung saat ini (Agrawal, Schaefer, mana manusia dan mesin berinteraksi
& Funke, 2018). Era industri ke-4 atau untuk memecahkan masalah dan
yang lebih dikenal sebagai industri 4.0 menemukan teori inovasi baru. Dalam
merupakan hasil kombinasi yang telah pendidikan 4.0, akses informasi tidak

1
terbatas ruang dan waktu serta proses ciri khusus yaitu menggabungkan
belajar mengajar telah menjadi dinamis. pertanian dan kegiatan industri dengan
Masa depan pendidikan 4.0 dapat memperkerjakan dan melatih satu atau
mengubah pemanfaatan informasi beberapa orang pekerja. Lahirnya
dengan cara yang praktis dan berbasis penemuan mesin uap dan alat tenun
digital. Untuk mengatasi kebutuhan listrik menjadi titik awal industri 1.0
revolusi industri 4.0 dalam pendidikan, yang merupakan zaman mesin industri
lembaga pendidikan harus terus pertama (Hartwell, 2017)(Peters, 2017).
mengintegrasikan metode inovatif untuk Industri 2.0 merupakan hasil
meningkatkan proses belajar mengajar upgrade dari industri 1.0 dimana sistem
(Halili, 2019). produksi pabrik telah menerapkan
elektromagnetik dan memproduksi
Sejarah Revolusi Industri (1.0, 2.0, secara massal menggunakan sistem
3.0) assembly lines (Zhou, Zhou, & Liu,
Industri revolusi generasi pertama 2015). Revolusi industri kedua ini
kali terjadi di Britania Raya pada akhir distimulasi oleh teori Faraday dan
abad ke-17 yang terjadi secara spontan Maxwell yang mengkombinasikan gaya
tanpa adanya dorongan dari pemerintah magnet dan gaya listrik. Kedua teori
dan merupakan generasi yang paling tersebut kemudian melahirkan
signifikan perubahannya dalam pembangkit listrik dan motor listrik yang
rangkaian generasi revolusi industri; dari berperan penting dalam lini perakitan
konvensional menjadi berbasis teknologi (assembly line) untuk produksi massal
(Deane, 2003)(Savić, 2018). Sebelumnya (Xing & Marwala, 2006) (Ravasoo,
di tahun 1760 sistem industri masih 2014).
berbentuk industri rumah tangga dengan

Tingkat
kompleksitas
Perkembangan dari industri 1.0 ke industri 4.0

Revolusi industri
keempat: berbasis
Cyber Physical
Revolusi industri Systems (CPS)
Revolusi industri ketiga: berbasis
kedua: berbasis sistem informasi
Revolusi industri
pertama: berbasis energi tenaga listrik
energi tenaga uap

Sistem lini produksi Kontrol logika Pada tahun 2013, konsep


pertama di rumah terprogram industri 4.0 secara resmi
pemotongan hewan pertama diperkenalkan
Mesin tenun (programmable
bertenaga uap di Cincinnati, Ohio
(1870) logic controller/
pertama (1784) PLC) pada
tahun 1969

1800 1900 2000 2013 Periode

Gambar 1 Sejarah Perkembangan Revolusi Industri


Sumber: (Wahlster, 2016)(Zhou et al., 2015)

2
Meskipun terdapat perbedaan yang (cloud computing), big data dan
signifikan antara karakteristik industri kemajuan teknik analisis (Zhou dkk.,
1.0 dan industri 2.0, terdapat kesamaan 2015).
antara kedua era revolusi industri ini Aspek CPS (cyber-physical
yaitu penemuan teknologi baru yang systems) merupakan dasar dari adanya
mengubah tata cara sistem produksi di Internet of Things (IoT). Sistem ini yang
banyak pabrik. Demikian di era industri membangun teknologi-teknologi inovasi
3.0 dimana internet merupakan inovasi yang terdiri dari banyak fungsi kerja dan
yang dikembangkan dengan kemajuan memudarkan batas antara definisi maya
teknologi yang memudahkan perusahaan dan nyata (Ungurean, Gaitan, & Gaitan,
untuk saling berkomunikasi melalui 2014). Internet of Things (IoT) sendiri
perangkat keras, jaringan perangkat merupakan inovasi yang
lunak komputer, dan sistem menggabungkan komponen fisik dan
telekomunikasi (Smith, 2000). digital untuk menciptakan produk-
Industri 4.0, yang sedang produk baru (Wortmann & Flüchter,
berlangsung saat ini, mengacu pada 2015). Istilah things pada Internet of
kemajuan teknologi modern di mana Things merujuk pada berbagai elemen
internet dan teknologi pendukung fisik seperti perangkat portabel (seperti:
(seperti embbeded system/ sistem smartphone, tablet, dan kamera digital)
tertanam) berperan sebagai pusat dan elemen lingkungan (seperti: rumah,
pengoperasian integrasi sistem produksi. mobil, dan kantor) yang setiap perangkat
Konsep-konsep seperti Internet of Things (things) dilengkapi dengan alat
(IoT), internet industri, komputasi awan identifikasi frekuensi radio sehingga
(Cloud-based Manufactoring), dan Smart saling terhubung (Ungurean dkk., 2014)
Manufacturing merupakan aspek penting (Zhou dkk., 2015).
dari konsep visioner revolusi industri Kemajuan di era industri 4.0
keempat (Schumacher, Erol, & Sihn, memberikan banyak manfaat dan
2016). Gambar 1 mengilustrasikan kemudahan terutama di sektor produksi
perkembangan keempat generasi revolusi dan bisnis (Berawi, 2018) melalui
industri. peningkatkan fleksibilitas dan kecepatan
produksi (Pai Zheng dkk., 2017), bersifat
Era Revolusi Industri 4.0 Dan 5.0 otomatisasi (Lasi, Peter, Hans-Georg,
Industri 4.0 dan IoT (Internet of Things) Thomas, & Michael, 2014), virtualiasi
Istilah industri 4.0 pertama kali (menghasilkan salinan virtual melalui
dikenalkan pada tahun 2011 pada acara data sensor) (Stock, Obenaus, Kunz, &
Hannover Fair di Jerman (Chung & Kim, Kohl, 2018), pemrosesan data dan
2016). Bahkan gagasan industri 5.0 komunikasi secara real time (Wan,
sudah mulai muncul di beberapa 2015). Kemajuan teknologi ini tidak
publikasi yang menekankan pada hanya mengubah sistem produksi pabrik
implikasi material-material biologis namun juga kebutuhan dan gaya hidup
sebagai sumber daya berkelanjutan masyarakat global. Seperti penggunaan
(Sachsenmeier, 2016). Konsep industri media sosial telah digunakan oleh hampir
4.0 didasarkan pada teknologi kompleks 30% dari populasi dunia untuk saling
yang meliputi cyber-physical systems, terhubung, belajar, dan mencari sumber
Internet of Things (IoT), komputasi awan informasi (Prisecar, 2016).

3
Gambar 2 Jumlah device yang terhubung IoT dalam skala global

Gambar 3 Persentase populasi dunia yang mengakses internet

4
Gambar 4 Perbandingan jumlah pengguna internet di Indonesia dan negara lain

Berdasarkan data survei IHS (IHS, juga mengalami peningkatan untuk


2016), jumlah perangkat elektronik yang jumlah pengguna internet hingga sebesar
terhubung dengan internet selalu 32,3% pada tahun 2017 dari persentase
meningkat setiap tahunnya (Gambar 2). dibawah 1% di tahun 1995 (Group,
Pada tahun 2018, sebanyak 23,14 milyar 2017a). Menariknya, beberapa negara
orang yang menggunakan alat elektronik berkembang lainnya seperti Filipina dan
berbasis internet dan diperkirakan akan Vietnam, memiliki persentase lebih
selalu meningkat hingga berkisar sekitar rendah dibandingkan Indonesia pada
75 milyar orang (kenaikan sebesar 200%) tahun 1995, akan tetapi jumlah pengguna
pada tahun 2025. Sejalan dengan data mengalami kenaikan yang lebih
hasil survey menurut World Bank signifikan dengan jumlah persentase
(Group, 2017a), pada tahun 1993 dimana pengguna di tahun 2000 sebesar 55,5%
telah memasuki era industri 3.0 yang dan 46,5% masing-masing untuk negara
telah menggunakan sistem informasi Filipina dan Vietnam, sedangkan
berbasis internet, jumlah pengguna terus Indonesia hanya sebesar 25,5% pada
meningkat secara bertahap dari periode tahun yang sama (Group, 2017b).
persentase terkecil sebesar 0,252% Sedangkan pada negara maju seperi
hingga 45,794% pada tahun 2017 yang Amerika Serikat dan Jerman, persentase
hampir mencapai setengah dari pengguna internet terus bertambah secara
keseluruhan persentase populasi dunia signifikan, sejalan dengan jumlah
(Gambar 3). Negara Indonesia sendiri kepemilikan smartphone di negara maju

5
yang terus meningkat di setiap tahunnya; juga membawa tantangan sebagai
sejumlah 68% pada tahun 2015 konsekuensi dari industri 4.0 terutama
(Poushter, 2016). Secara umum untuk para tenaga kerja diantaranya:
berdasarkan data pada Gambar 2, 3, dan kompleksitas sistem pada perangkat yang
4 menunjukkan bahwa adanya mobile digunakan; sistem berperan sebagai
device yang terintegrasi dengan internet, intelligent assistance; peningkatan
mengubah gaya hidup masyarakat global; kebutuhan tenaga kerja terampil; dampak
revolusi industri juga menyebabkan pada organisasi kerja dan keseimbangan
revolusi kehidupan sosial dengan adanya kehidupan kerja; dan cybersecurity (Ras,
keberadaan IoT yang menyediakan Wild, Stahl, & Baudet, 2017; Arnold,
kemudahan layanan bersifat instan dan 2016).
smart-based (Guo, Daqing, & Zhu, Berikut ini kompetensi inti yang
2011). dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
Adanya kemajuan teknologi di era dari industri 4.0 (Hecklau, Galeitzke,
revolusi industri saat ini tidak dipungkiri Flachs, & Kohl, 2016).

Tabel 1. Kategori kompetensi era industri 4.0


Kategori Kompetensi yang dibutuhkan
Kompetensi teknikal Pengetahuan terbarukan
Kemampuan teknikal
Kemampuan pemahaman yang cepat
Kemampuan menggunakan media
Kemampuan coding dan pemrograman
Memahami sistem keamanan IT
Kompetensi Kreativitas
metodologis Berjiwa entrepreneur
Problem solving
Conflict solving
Kemampuan memilih keputusan
Kemampuan analitis
Research skills
Berorientasi efisien
Kompetensi sosial Kemampuan adaptasi antar budaya
Kemampuan berbahasa
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan membangun jaringan
Kemampuan bekerja sama dalam tim
Kemampuan mentransfer pengetahuan
Kemampuan memimpin
Kompetensi personal Fleksibilitas
Kemampuan bertoleransi/adaptasi
Motivasi untuk belajar
Mampu bekerja di bawah tekanan
Memiliki inisiatif
Mudah menyesuaikan dengan kemajuan teknologi

6
Pendidikan Fisika Pada Era Revolusi ilmiah (Neeman, 1988) (Eijkelhof &
Industri 4.0 Kortland, 1988).
Adanya revolusi industri 4.0 Peserta didik diharapkan berhasil
mempengaruhi landasan terciptanya dalam menghadapi lingkungan kerja
inovasi-inovasi di bidang pendidikan. yang semakin mengglobal,
Cepatnya laju revolusi pada era ini yang terotomatisasi, tervirtualisasi, berjejaring
berfokus pada kecerdasan artifisial, dan fleksibel menyebabkan keterampilan
perlahan menyebabkan adanya model- yang dibutuhkan bukan hanya sekedar
model pembelajaran baru yang sesuai di pengetahuan kognitif belaka, melainkan
masa depan—istilah untuk education 4.0 kemampuan berpikir secara non-linear,
(pendidikan 4.0) (D’Souza & keterampilan sosial dan antar budaya,
Kamaruddin, 2016). Banyak pendidikan manajemen diri, dan kompetensi diri
tinggi yang tidak hanya mengajarkan (Wallner & Wagner, 2016). Beberapa
sebatas teori terkait bidang kajian ilmu fakta nyata yang muncul di lingkungan
tertentu, namun juga melatih kemampuan akademik dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik untuk dapat beradaptasi dan menimbulkan adanya kompleksitas yang
bersaing secara global dalam mempengaruhi kegiatan pembelajaran
menghadapi industri 4.0 (Singh, Al- seperti: tingkat keberagaman siswa
Mutawaly, & Wanyama, 2017). Salah semakin meningkat, kehadiran perangkat
satunya adalah melalui pendekatan seluler dan sosial media yang mudah
pembelajaran aktif berbasis industrial ditemui, perkembangan program-
project sesuai dengan kurikulum pada program pembelajaran; beragam
program studi (Baena, Guarin, Mora, pengaturan, format, dan teknologi yang
Sauza, & Retat, 2017). tersedia (seperti e-learning, blended
Pendidikan fisika di era learning, kelas yang di rolling, peer
pembelajaran konvensial masih bersifat teaching, dan sebagainya), tuntutan
teacher-oriented learning; sesi tanya kemampuan belajar siswa yang terus
jawab singkat di akhir pembelajaran meningkat, kemajuan pesat di beragam
dengan pemberian pekerjaan rumah; bidang disiplin ilmu yang terus menerus
serta menghadapi ujian akhir dengan pola menghasilkan pengetahuan baru, dan
masalah yang sama di setiap semesternya mudahnya akses setiap informasi secara
(Wieman & Perkins, 2005). Sistem real time (Wallner & Wagner, 2016).
pembelajaran seperti ini yang kemudian Beragamnya tantangan global
menyebabkan hampir seluruh peserta yang diakibatkan oleh arus industri 4.0
didik di bidang fisika memiliki pola pikir menyebabkan peningkatan kebutuhan
dan karakteristik yang sama (Wieman & sumber daya manusia yang mampu
Perkins, 2005) (McDermott & C., 1990). mengintegrasi pengetahuan saintifik
Sehingga para pendidik di bidang sains beserta aplikasinya (Kelley & Knowles,
diharapkan untuk dapat megembangkan 2016). Hal ini yang kemudian
pendidikan fisika menjadi lebih efektif menggarisbawahi pentingnya
dan relevan sesuai dengan tuntutan kemampuan di bidang sains dan
kebutuhan global (Wieman & Perkins, terapannya bagi masyarakat global di
2005). Dengan adanya kemajuan di abad ke-21 untuk meningkatkan
bidang teknologi, media-media kompetensi di bidang STEM (Science,
pembelajaran dan sumber belajar terus Technology, Engineering, and
mengalami inovasi, sehingga mendorong Mathematics) (English, 2016;
siswa untuk dapat belajar secara mandiri Marginson, Simon; Tyler, Russell;
dan mampu menyelesaikan masalah yang Freeman, Brigid; Roberts, 2013;
bersifat abstrak dengan pendekatan Zakiyah, Akhsan, & Wiyono, 2019).

7
Konsep pendidikan STEM di sub-bidang fisika semakin meningkat
dunia modern merupakan integrasi yang terus menghasilkan teknologi-
bermakna dari beragam cabang ilmu teknologi terbarukan (Pan, Sinha, Kaski,
yang digunakan untuk menyelesaikan & Saramäki, 2012). Hal ini
permasalahan di dunia nyata (Labov, mengakibatkan meningkatnya
Singer, George, Schweingruber, & permintaan sumber daya manusia yang
Hilton, 2009; Sanders, 2009). Beberapa terkualifikasi untuk mampu bersaing di
aspek yang dapat dikembangkan melalui dunia global. Sehingga untuk
integrasi pembelajaran sains dan menciptakan lulusan yang terampil
terapannya merupakan kapabilitas terutama di era industri 4.0 saat ini perlu
lulusan pendidikan STEM yang meliputi: memperhatikan beberapa hal sebagai
skills (riset, belajar dan menyelidiki; berikut (Wallner & Wagner, 2016):
problem solving, technical skills dan
observasi, melakukan eksperimen, dan Memberikan gambaran struktural ilmu
menyajikan presentasi); ways of thinking fisika kepada peserta didik
(analitis, logis, berfikir kritis, sistematis, Tantangan yang ada di masa depan
terstruktur; kemampuan bertanya, menitikberatkan pada kemampuan
mengevaluasi, mandiri; memberikan interdisipliner dan transdisipliner. Seperti
alasan, objectif, berbasis fakta, rasional; mesin-mesin robotik yang digunakan di
open-minded; inovatif, kreatif, dan bidang kedokteran, perangkat radio dan
berfikir lateral/berbagai sudut pandang); smart assistance yang terdapat pada
dan knowledge (metode saintifik, sains mobil dan perangkat seluler. Sehingga
sebagai proses; pembelajaran terintegrasi pembelajaran yang hanya berfokus pada
STEM; pengetahuan dan kosakata satu bidang ilmu tanpa ada relasi dengan
berbasis pengetahuan STEM) (West, cabang ilmu yang lain menjadi semakin
2012). Aspek kemampuan tersebut linear kuno. Apa yang dibutuhkan oleh siswa
terhadap kualifikasi kebutuhan tenaga untuk kehidupan di masa depan adalah
kerja di era industri 4.0 sesuai dengan gambaran struktural pada tiap-tiap
Tabel 1. Oleh karena itu, sangat penting bidang ilmu pengetahuannya untuk dapat
untuk mengembangkan pembelajaran diintegrasikan dengan pengetahuan lain
tidak hanya terorientasi hanya untuk satu yang telah diperoleh.
cabang ilmu tertentu (disciplinary),
melainkan bersifat transdisiplin sehingga Memberikan kesempatan siswa menggali
pengetahuan dan keahlian yang diperoleh ilmu dari beragam sumber
dari berbagai sumber ilmu mampu Informasi-informasi yang
diaplikasikan pada real-world problems dibutuhkan oleh siswa berjumlah tak
dan meningkatkan pengalaman belajar terbatas dan tersedia di berbagai sumber
peserta didik (English, 2016). (buku, artikel, search engine, blog, dan
lain sebagainya). Guru bukanlah sebagai
Peran Pendidikan Fisika Untuk ahli di bidang ilmu yang diampu, saat
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 pembelajaran berlangsung setiap siswa
Semakin berkembangnya generasi, memiliki pendapat ilmiahnya masing-
sumber daya manusia harus mampu masing.
beradaptasi, berkolaborasi, dan
berinovasi menggunakan teknologi- Pembelajaran STEM terintegrasi
teknologi terbarukan, mengidentifikasi Banyak penelitian yang
dan mengaktualisasikan beberapa cabang menunjukkan dengan mengaplikasikan
disiplin ilmu (Atlass, Patricia; Wiebe, kurikulum berbasis interdisipliner
2017). Seiring waktu, trend penelitian (kurikulum terintegrasi) menciptakan
kolaborasi riset interdisiplineritas dengan kesempatan bagi siswa untuk

8
pengalaman yang lebih relevan, peserta didik menjadi pemecah masalah
pembelajaran yang minim terfragmentasi yang lebih baik, inovator, penemu,
(setiap materi saling terhubung), dan mandiri, logis, serta melek teknologi
memberikan stimulus bagi peserta didik (Morrison, 2006). Tabel 2 meringkas
(Furner & Kumar, 2007). Adapun beberapa fokus yang perlu diperhatikan
manfaat lain yang secara spesifik dalam mengintegrasi pembelajaran fisika
ditemukan melalui pendidikan STEM melalui pembelajaran STEM terintegrasi
terintegrasi adalah mengembangkan (Stohlmann, Moore, & Roehrig, 2012).

Tabel 2. Model S.T.E.M. dalam pembelajaran STEM terintegrasi


Support (Pendukung)
• Adanya kerjasama dengan universitas atau sekolah lain
• Menghadirkan profesional bidang pengembangan
• Adanya kolaborasi guru bidang studi
• Pelatihan dan pengembangan kurikulum
Teaching (Sistem pembelajaran)
Lesson Planning (rencana pembelajaran) Classroom practices (kegiatan kelas)
• Berfokus pada keterkaitan antar • Mengajukan pertanyaan dan membuat
bidang ilmu hipotesis
• Terjemahan dari representasi • Pemikiran berbasis ilmiah
• Memahami miskonsepsi siswa • Kemampuan menulis ilmiah
• Memahami kapabilitas siswa • Fokus pada pola pemahaman
• Berbasis problem solving • Menggunakan penilaian (assessment)
• Student centered sebagai bagian dari instruksi
• Membangun pengetahuan sebelumnya pembelajaran
• Berfokus pada ide dan konsep • Pembelajaran cooperative
• Mengintegrasi teknologi • Media pembelajaran yang efektiv
• Relevansi pada dunia nyata dan • Inkuiri
budaya
Efficacy (Tingkat keberhasilan)
• Content knowledge dan pedagogical knowledge berkontribusi untuk membangun
self-efficacy yang positif
• Komitmen yang tinggi
• Perencanaan dan pengorganisasian sangat penting
Materials (Fasilitas pendukung)
• Sumber-sumber teknologi
• Wawasan teknologi
• Materials kits untuk aktivitas belajar (contoh pada kegiatan laboratorium)
• Ruang penyimpanan kit pembelajaran
• Meja-meja untuk kegiatan belajar berkelompok

E-learning to we-learning kunjungan ilmiah untuk melakukan


e-learning saat ini dianggap diskusi maupun observasi ilmiah. Hal ini
sebagai model pembelajaran yang kurang diperlukan berkaitan dengan kemampuan
mendukung. Pembelajaran fisika juga individu saat bekerja di dunia nyata dan
perlu diarahkan untuk mengembangkan melihat secara langsung fenomena real.
kemampuan sosial peserta didik. Contoh Selain itu, pengembangan pengalaman
umum yang dapat dilakukan adalah belajar siswa juga dapat dilakukan
dengan cara mengundang siswa luar atau dengan melalui implikasi teknologi

9
seperti pengembangan multimedia Atlass, Patricia; Wiebe, S. (2017). Re-
interaktif. Media pembelajaran ini sangat imagining Education Policy and
baik dalam mengembangkan Practice in the Digital Era. Journal
kemampuan skills, identifikasi masalah, of the Canadian Association for
organisasi, analisis, evaluasi, dan Curriculum Studies (JCACS),
kemampuan penyampaian informasi 15(2), 48–63.
(Wiyono, Setiawan, Paulus, & Liliasari, Baena, F., Guarin, A., Mora, J., Sauza, J.,
2012). Multimedia interaktif dalam & Retat, S. (2017). Learning
pembelajaran fisika juga dapat Factory: The Path to Industry 4.0.
memudahkan pendidik dalam Procedia Manufacturing, 9, 73–
menyampaikan materi dengan konsep- 80.
konsep abstrak yang sukar dipahami https://doi.org/10.1016/j.promfg.2
siswa—seperti teori relativitas (Wiyono 017.04.022
et al., 2019); dan menyediakan kegiatan Berawi, M. A. (2018). Utilizing Big Data
praktikum melalui laboratorium virtual in Industry 4.0: Managing
bagi peserta didik sehingga efektivitas Competitive Advantages and
pembelajaran dapat ditingkatkan dan Business Ethics. International
memberikan siswa pengalaman belajar Journal of Technology, 9(3), 430.
yang bermakna (Wiyono, Setiawan, & https://doi.org/10.14716/ijtech.v9i
Suhadi, 2009). 3.1948
Chung, M., & Kim, J. (2016). The
internet information and
SIMPULAN technology research directions
Industri 4.0 membawa tantangan based on the fourth industrial
yang nyata terutama bagi para pendidik revolution. KSII Transactions on
untuk menciptakan generasi yang mampu Internet and Information Systems,
berdaya saing pada tingkat global. 10(3), 1311–1320.
Dengan adanya kemajuan teknologi yang https://doi.org/10.3837/tiis.2016.0
muncul akibat dampak dari industri 4.0, 3.020
dapat dimanfaatkan oleh para pendidik Cowan, R. S. (2012). The “Industrial
dan pemerhati pendidikan untuk Revolution” in the Home:
mengembangkan dan mengintegrasi ilmu Household Technology and Social
dalam suatu pembelajaran sehingga tidak Change in the 20th Century.
hanya mengembangkan kemampuan Domestic Ideology and Domestic
kognitif peserta didik. Work, 17(1), 375–397.
https://doi.org/10.1515/97831109
68842.375
DAFTAR PUSTAKA D’Souza, U., & Kamaruddin, M. (2016).
Agrawal, A., Schaefer, S., & Funke, T. Industrial Revolution 4 . 0 : Role
(2018). Incorporating Industry 4.0 of Universities, 8(9), 2–3.
in Corporate Strategy, (October), https://doi.org/10.6007/IJARBSS/
161–176. v8-i9/4593
https://doi.org/10.4018/978-1- Deane, P. (2003). The First Industrial
5225-3468-6.ch009 Revolution (2nd ed.). United
Arnold, G. (2016). Viewpoint: Intelligent Kingdom: Cambridge University
Systems: A New Industrial Press.
Revolution. IEEE Electrification Eijkelhof, H. M. C., & Kortland, K.
Magazine, 4(1), 63–64. (1988). Broadening the aims of
https://doi.org/10.1109/MELE.20 physics education. Development
15.2509904 and Dilemmas in Science

10
Education, (December 1970), Approach for Human Resource
282–305. Management in Industry 4.0.
English, L. D. (2016). STEM education Procedia CIRP, 54, 1–6.
K-12: perspectives on integration. https://doi.org/10.1016/j.procir.20
International Journal of STEM 16.05.102
Education, 3(1), 1–8. IHS. (2016). IHS: IoT Platforms -
https://doi.org/10.1186/s40594- Enabling the Internet of Things.
016-0036-1 Retrieved March 3, 2019, from
Frader, L. L. (2006). The Industrial https://www.ihs.com/Info/0416/in
Revolution. New York: Oxford ternet-of-things.html
Unive. JONES, F. S. (1984). The New Economic
Furner, J., & Kumar, D. (2007). The History and the Industrial
mathematics and science Revolution. South African Journal
integration argument: a stand for of Economics, 52(2), 77–88.
teacher educatio. Eurasia Journal https://doi.org/10.1111/j.1813-
of Mathematics, Science and 6982.1984.tb00825.x
Technology, 3(3), 185–189. Kelley, T. R., & Knowles, J. G. (2016). A
Group, W. B. (2017a). Individuals using conceptual framework for
the Internet (% of population). integrated STEM education.
Retrieved from International Journal of STEM
https://data.worldbank.org/indicat Education, 3(1).
or/IT.NET.USER.ZS?end=2017& https://doi.org/10.1186/s40594-
start=1960&view=chart 016-0046-z
Group, W. B. (2017b). Indonesia Labov, J., Singer, S., George, M.,
compared to other developed Schweingruber, H., & Hilton, M.
countries and developing countris. (2009). Effective Practices in
Retrieved from Undergraduate STEM Education
https://databank.worldbank.org/da Part 1: Examining the Evidence.
ta/Indonesia-compared-to-other- CBE Life Sciences Education, 8,
developed-countries-and- 157–161.
developing-countries-in-term-of- https://doi.org/10.1187/cbe.09
internet-users/id/6aec1e80 Lasi, H., Peter, F., Hans-Georg, K.,
Guo, B., Daqing, Z., & Zhu, W. (2011). Thomas, F., & Michael, H. (2014).
Living with internet of things: The Industry 4.0. Business &
emergence of embedded Information Systems Engineering,
intelligence. Proceedings - 2011 6(4), 239–242.
IEEE International Conferences Marginson, Simon; Tyler, Russell;
on Internet of Things and Cyber, Freeman, Brigid; Roberts, K.
Physical and Social Computing, (2013). STEM : Country
IThings/CPSCom 2011, 297–304. Comparisons. Australian Council
https://doi.org/10.1109/iThings/C of Learned Academies (ACOLA).
PSCom.2011.11 https://doi.org/ISBN 978 0
Halili, S. H. (2019). Technological 9875798 0 5
Advancements In Education 4 . 0, McDermott, & C., L. (1990). A
7(1), 63–69. perspective on teacher preparation
Hartwell, R. M. (2017). The Causes of in physics and other sciences: The
The Industrial Revolution in need for special science courses
England. Routledge. for teachers. American Journal of
Hecklau, F., Galeitzke, M., Flachs, S., & Physics, 58(8), 734--742.
Kohl, H. (2016). Holistic Morrison, J. (2006). TIES STEM

11
education monograph series, Economic Sciences, 2(2), 92–97.
Attributes of STEM education. Retrieved from
Baltimore: MD: TIES. http://scopuseu.com/scopus/index.
Neeman, Y. (1988). Computers in php/hum-se-sc/article/view/188
physics. Physics Today, 41(3), Ras, E., Wild, F., Stahl, C., & Baudet, A.
130–132. (2017). Bridging the Skills Gap of
https://doi.org/10.1063/1.2811370 Workers in Industry 4.0 by Human
Pai Zheng, Honghui Wang, Zhiqian Performance Augmentation Tools,
Sang, Ray Y. Zhong, Yongkui Liu, 428–432.
Chao Liu, … Xun Xu. (2017). https://doi.org/10.1145/3056540.3
Smart manufacturing systems for 076192
Industry 4.0: a conceptual Ravasoo, A. (2014). Interaction of bursts
framework, scenarios and future in exponentially graded materials
perspectives. Frontiers of characterized by parametric plots.
Mechanical Engineering, 1–16. Wave Motion, 51(5), 758–767.
https://doi.org/10.1007/s11465- https://doi.org/10.1016/j.wavemot
000-0000-0 i.2014.01.006
Pan, R. K., Sinha, S., Kaski, K., & Sachsenmeier, P. (2016). Industry 5.0—
Saramäki, J. (2012). The evolution The Relevance and Implications of
of interdisciplinarity in physics Bionics and Synthetic Biology.
research. Scientific Reports, 2, 1– Engineering.
8. https://doi.org/10.1016/J.ENG.20
https://doi.org/10.1038/srep00551 16.02.015
Peters, M. A. (2017). Technological Sanders, M. (2009). STEM, STEM
unemployment: Educating for the education, STEMmania. The
fourth industrial revolution. Technology Teacher, 68(4), 20–
Educational Philosophy and 26.
Theory, 49(1), 1–6. Savić, D. (2018). Rethinking the role of
https://doi.org/10.1080/00131857. grey literature in the fourth
2016.1177412 industrial revolution. Grey
Poushter, J. (2016). Smartphone Journal, 14(Special Winter Issue),
Ownership and Internet Usage 7–14.
Continues to Climb in Emerging https://doi.org/10.1111/ijmr.1210
Economies: But advanced 2/full
economies still have higher rates Schumacher, A., Erol, S., & Sihn, W.
of technology use. Pew Research (2016). A Maturity Model for
Center, 1–5. Retrieved from Assessing Industry 4.0 Readiness
http://www.pewglobal.org/2016/0 and Maturity of Manufacturing
2/22/smartphone-ownership-and- Enterprises. Procedia CIRP, 52,
internet-usage-continues-to- 161–166.
climb-in-emerging-economies/ https://doi.org/10.1016/j.procir.20
Prisecar, P. (2016). Challenges of the 16.07.040
Fourth Industrial Revolution. Singh, I., Al-Mutawaly, N., & Wanyama,
Knowledge Horizons - Economics, T. (2017). Teaching Network
8(1), 57–62. Technologies That Support
https://doi.org/10.1016/B978-0- Industry 4.0. Proceedings of the
7506-7247-4.50007-0 Canadian Engineering Education
Puncreobutr, V. (2016). Education 4.0: Association, 1–5.
New Challenge of Learning. https://doi.org/10.24908/pceea.v0i
Humanitarian and Socio- 0.5712

12
Smith, B. R. L. S. (2000). The third their teaching , instructors can
industrial revolution: move students from mindless
Policymaking for the internet memorization to understanding
bradford, 229(1985). and appreciation . Physics Today,
Stearns, P. N. (2013). The Industrial (November 2005), 36–41.
Revolution in World History (4th Wiyono, K., Ismet, I., Noprianti, N.,
ed.). USA: Westview Press. Permawati, H., Saparini, S., &
Stock, T., Obenaus, M., Kunz, S., & Zakiyah, S. (2019). Interactive
Kohl, H. (2018). Industry 4.0 as multimedia using multiple-
enabler for a sustainable intelligences-based in the lesson of
development: A qualitative thermodynamics for high school.
assessment of its ecological and Journal of Physics: Conference
social potential. Process Safety Series, 1166, 012014.
and Environmental Protection, https://doi.org/10.1088/1742-
118, 254–267. 6596/1166/1/012014
Stohlmann, M., Moore, T., & Roehrig, G. Wiyono, K., Setiawan, A., Paulus, C., &
(2012). Considerations for Liliasari, L. (2012). Model
Teaching Integrated STEM Multimedia Interaktif Berbasis
Education. Journal of Pre-College Gaya Belajar Untuk Meningkatkan
Engineering Education Research, Penguasaan Konsep Pendahuluan
2(1), 28–34. Fisika Zat Padat. Jurnal
https://doi.org/10.5703/12882843 Pendidikan Fisika Indonesia, 8,
14653 74–82.
Ungurean, I., Gaitan, N. C., & Gaitan, V. Wiyono, K., Setiawan, A., & Suhadi, A.
G. (2014). An IoT architecture for (2009). Model pembelajaran
things from industrial multimedia interaktif relativitas
environment. IEEE International khusus untuk meningkatkan
Conference on Communications, Keterampilan generik sains siswa
(May). SMA. Jurnal Penelitian
https://doi.org/10.1109/ICComm. Pendidikan IPA, 3(1), 21–30.
2014.6866713 Wortmann, F., & Flüchter, K. (2015).
Wahlster, W. (2016). Industrie 4.0: Internet of Things: Technology
Cyber-Physical Production and Value Added. Business and
Systems for Mass Customization. Information Systems Engineering,
The Internet of Things to Smart 57(3), 221–224.
Factories,P6, 49(681). Retrieved https://doi.org/10.1007/s12599-
from 015-0383-3
http://www.dfki.de/~wahlster Xing, B., & Marwala, T. (2006).
Wallner, T., & Wagner, G. (2016). Implications of the Fourth
Academic Education 4.0. In Industrial Age on Higher
International Conference on Education Bo Xing and Tshilidzi
Education and New Development. Marwala. ArXiv Preprint ArXiv.
Wan, J. (2015). Industrie 4 . 0 : Enabling Zakiyah, S., Akhsan, H., & Wiyono, K.
Technologies. (2019). Developing introduction to
West, M. (2012). CHIEF SCIENTIST quantum physics textbook in the
SteM educatiOn and the syllabus of spin particles based on
wOrkPlace, (4), 1–4. science, technology, engineering,
Wieman, C., & Perkins, K. (2005). and mathematics (STEM). Journal
Transforming Physics Education of Physics: Conference Series,
By using the tools of physics in 1166, 012015.

13
https://doi.org/10.1088/1742- 17 August, Zhangjiajie, China.
6596/1166/1/012015 12th International Conference on
Zhou, keliang, Zhou, L., & Liu, T. Fuzzy Systems and Knowledge
(2015). Industry 4.0: Towards Discovery, 0–5.
Future Industrial Opportunities https://doi.org/10.1109/FSKD.201
and Challenges: FSKD 2015 : 15- 5.7382284

14

Anda mungkin juga menyukai