ASIA TENGGARA
NEGARA KAMBOJA
Disusun Oleh
ពះរាជាណាចកកមជា
Preăh Réachéanachâk Kâmpŭchéa (Khmer)
A. PENDAHULUAN
B. GAMBARAN UMUM
Kamboja dibagi menjadi 20 provinsi (khett) and 4 kota praja (krong). Daerah
Kamboja kemudian dibagi menjadi distrik(srok), komunion (khum), distrik besar (khett),
dan kepulauan(koh).
1. Kota Praja (Krong):
Phnom Penh , Sihanoukville (Kampong Som), Pailin, Kep
2. Provinsi (Khett):
Banteay Meanchey, Battambang, Kampong Cham, Kampong Chhnang,
Kampong Speu, Kampong Thom, Kampot, Kandal, Koh Kong, Kratié,
Mondulkiri, Oddar Meancheay, Pursat, Preah Vihear, Prey Veng, Ratanakiri,
Siem Reap, Stung Treng, Svay Rieng and Takéo
3. Kepulauan (Koh):
Koh Sess, Koh Polaway, Koh Rong, Koh Thass, Koh Treas, Koh Traolach,
Koh Tral, Koh Tang
Lambang :
Lambang Kerajaan Kamboja adalah simbol bagi kekuasaan Kerajaan Kamboja. Lambang
ini telah dipakai sejak lama dari tahun 1950. Dijadikan Lambang Kamboja sebagai
simbol resmi Kerajaan Kamboja pada tahun 2004 oleh Norodom Sihamoni.
Sejarah :
Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4
dan 5 Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun daerah Kamboja.
Negara-negara ini mempunyai hubungan dekat dengan Sejarah China dan India.
Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika Kerajaan Khmer dibangun dan berkuasa pada
abad ke-9 sampai abad ke-13. Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15.
Ibukota Kerajaan Khmer terletak di Angkor, sebuah daerah yang dibangun pada masa
kejayaan Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga pada bandar pelabuhan. Pertahanan
Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan Vietnam, dan juga berakibat pada
hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1594. Selama 3
abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan Vietnam secara bergilir.
Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada
Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak
Perancis yang isinya memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap yang
menjadi bagian Thai. Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja pada tahun
1906 pada perjanjian perbatasan oleh Perancis dan Thai. Kamboja dijadikan daerah
Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953, sebagai daerah dari
Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih
kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kamboja menjadi sebuah
kerajaan konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk. Pada saat
Perang Vietnam tahun 1960- an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak
dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang
merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya.
Dari Beijing, Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan
Khmer Merah, yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon
Nol. Hal inilah yang memicu perang saudara timbul di Kamboja. Khmer Merah akhirnya
menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan menjadi sebuah
Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan segera
memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di
pertanian kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama
dengan yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat
rakyat Kamboja kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja. Pada November
1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-besaran yang
terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara
kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan
senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol. Sekarang, Kamboja mulai
berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang, walaupun kestabilan
negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal terjadi pada tahun 1997
Budaya :
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya
dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain,
seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap
November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola.
Agama :
Agama Buddha Theravada adalah agama resmi di kamboja, dengan jumlah pemeluk
sekitar 95% dari total penduduk. Agama terbesar kedua yaitu islam yang merupakan
etnis chams dan melayu mereka kebayakanbertempat tinggal di chams.
Iklim :
Kamboja memiliki sejumlah besar curah hujan sepanjang tahun. Hal ini berlaku untuk
bulan terkering, dikamboja, suhu rata-rata tahunan adalah 27ºC
C. KARAKTERISTIK HIDANGAN
Masakan Khmer (bahasa Khmer: សិលៈ ខាងេង ម
ើ បែខរ) atau masakan Kamboja
adalah masakan bangsa Khmer di Kamboja. Walaupun umumnya tidak terlalu pedas,
makanan Khmer mirip dengan makanan Thailand dan masakan Vietnam. Beberapa hidangan
khas Khmer juga dapat ditemui di Vietnam karena Kamboja dan Vietnam dulunya samasama
pernah menjadi jajahan Perancis di Asia Tenggara. Masakan Khmer juga dipengaruhi
masakan Cina dan masakan Perancis karena hubungan sejarah kedua negara tersebut dengan
Kamboja. Orang Khmer juga memiliki berbagai hidangan kari (ការ) yang merupakan
peninggalan pengaruh budaya India. Pengaruh masakan Cina yang dibawa Cina perantauan
misalnya dalam berbagai hidangan dari kwetiau (bahasa Khmer: kuyteav, គុយទាវ). Banh
chiao adalah versi orang Khmer untuk Bánh xèo dalam masakan Vietnam. Baguette adalah
peninggalan kuliner Perancis. Di Kamboja, baguette dimakan untuk sarapan dengan olesan
pâté, sardencis dalam kaleng, atau goreng telur. Minuman sewaktu sarapan adalah kopi
kental ditambah susu kental manis.
b) Sumber protein hewani: Ikan adalah sumber protein hewani utama dalam
masakan Khmer. Ikan asin di Kamboja disebut trei ngeat (តីង ងេៀត) dan
dimakan sebagai lauk bubur nasi. Hidangan khas Khmer yang disebut amok
dibuat dari ikan lele yang dikukus bersama kari bersantan. Daging babi dibuat
sosis manis ala Khmer yang disebut twah ko (តាងរងោ). Daging sapi dan
daging ayam dibuat masakan rebus, dipanggang, atau ditumis. Makanan laut
yang dimakan orang Khmer adalah kerang, udang karang, udang, dan
cumicumi. Lobster berharga mahal dan tidak umum dimakan, kecuali
dimakan oleh kalangan menengah dan kalangan atas di Sihanoukville.
Panggang bebek ala char siu khas Cina merupakan hidangan untuk pesta dan
perayaan. Sumber protein hewani lainnya bagi orang Khmer adalah kodok,
penyu, dan laba-laba goreng.
c) Sumber protein nabati dan mineral: Sayuran yang umum untuk masakan tumis
(bahasa Khmer: chha ឆា) adalah jamur, jahe, kubis, jagung muda, rebung,
kailan, kapri, dan sawi. Sayuran seperti kacang panjang, luffa, peria, dan
beligo dibuat sup atau makanan rebus. Jantung pisang diiris-iris dan dicampur
ke dalam masakan mi seperti untuk nom banh chok.
Di Kamboja, durian dianggap sebagai raja buah, diikuti manggis sebagai ratu
buah, sawo sebagai pangeran buah, dan sawo duren (phlai teuk doh ko)
sebagai putri buah. Di antara buah-buahan lain yang populer adalah nenas,
jambu, kelapa, siwalan, nangka, pepaya, semangka, pisang, mangga, dan
rambutan. Walaupun biasanya buah-buahan dimakan sebagai hidangan
penutup, beberapa jenis buah ketika sudah matang dimakan sebagai lauk
sewaktu makan nasi putih bersama ikan asin. Buah-buahan seperti durian,
mangga, dan pisang juga dibuat jus yang disebut tuk kolok (ទឹក កលក់).
2. BUMBU
Cabai tidak dikenal di Asia hingga diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16.
Namun masih perlu waktu lebih lama lagi hingga cabai dikenal orang Kamboja. Tidak
seperti h disebut pak lov. Bumbu yang umum dalam masakan Khmer dan semua kari
Khmer adalah kunyit, lengkuas, jahe, serai, dan daun jeruk purut. Nelayan Khmer
menangkap ikan air tawar di Sungai Mekong, Sungai Bassac, dan Danau Tonle Sap. Ikan
air tawar segar lebih disukai orang Khmer dibandingkan daging hewan ternak. Daging
yang populer di Kamboja adalah daging babi dan daging ayam. Masakan Kamboja belum
lengkap tanpa adanya hidangan dari ikan. Penyedap kebanggaan orang Khmer adalah
pasta ikan hasil fermentasi yang disebut prahok(ែហុក). Prahok dipakai di sebagian besar
hidangan dan dimakan sebagai saus cocol. Penambahan prahok dalam takaran yang cukup
banyak menambah rasa asin-asin masam pada makanan. Rasa asin-asin masam dari
prahok adalah rasa khas masakan Khmer yang membedakannya dari masakan negara-
negara tetangga. Bila tidak memakai prahok, masakan Khmer meamakai terasi (kapǐ,
កាពិ) dari hasil fermentasi udang. Sebagian hidangan Khmer memakai jeruk sitrun yang
dikeringkan. Pemakaian sitrun kering sama sekali tidak dikenal dalam masakan negara-
negara yang bertetangga dengan Kamboja. Masakan Kamboja memakai kecap ikan untuk
berbagai jenis sup, makanan tumis, dan sebagai saus cocol. Santan dipakai untuk berbagai
jenis kari dan hidangan penutup.
Kroeung Dari India, lewat orang Jawa, orang Khmer belajar mengulek bumbu dari
kapulaga, bunga lawang, cengkeh, kayu manis, pala, jahe, dan kunyit. RempahKroeung
berwarna hijau dari campuran serai, kayu manis, lengkuas, dan kunyit yang dihaluskan.
rempah yang tumbuh di Kamboja seperti serai, lengkuas, kencur, bawang putih, bawang
merah, ketumbar, dan jeruk purut ikut ditambahkan ke dalam bumbu dasar masakan
Kamboja yang disebut kroeung
3. PERALATAN MEMASAK
F. TEKNIK PENGOLAHAN
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja
http://id.wikipedia.org/wiki/HidanganKamboja
http://id.wikipedia.org/wiki/BenderaKamboja
http://id.wikipedia.org/wiki/LambangKamboja