Anda di halaman 1dari 9

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Gangguan Siklus


Menstruasi Siswi Kelas XI SMK PGRI
Karangmalang Kabupaten Sragen

(Description of Level Of Knowledge of Adolescent Disorders Menstrual


Cycle Grader XI SMK PGRI District Karangmalang Sragen)

Aprilica Manggalaning Murti


Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
aprilica.murti@yahoo.co.id

Abstract:

Keywords:

Abstrak:

Kata Kunci:

54 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

I. PENDAHULUAN kecuali rambut wajah mula-mula


Masa remaja adalah masa transisi yang lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih
dan psikis (Widyastuti, dkk, 2009). gelap dan agak keriting.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah b. Pinggul : Pinggul pun menjadi
12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah berkembang, membesar dan membulat.
antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Hal ini sebagai akibat membesarnya
Dan menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tulang pinggul dan berkembangnya
tahun (Widyastuti, dkk, 2009). lemak dibawah kulit.
c. Payudara : Seiring pinggul membesar,
Masa remaja (usia 10-19 tahun) adalah
maka payudara juga membesar dan
masa yang khusus dan penting, karena
putting susu menonjol. Hal ini terjadi
merupakan periode pematangan organ
secara harmonis sesuai pula dengan
reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga
berkembang dan makin besarnya
masa pubertas, merupakan masa transisi yang
kelenjar susu sehingga payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat.
emosi dan psikis (Pinem, 2009).
d. Kulit : Seperti halnya laki-laki juga
Memasuki masa remaja, anak-anak
menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-
perempuan biasanya mulai mendapat haid
pori membesar. Tetapi kulit pada wanita
yang membuktikan seorang remaja telah
tetap lebih lembut.
berubah menjadi wanita dewasa (Sibagariang,
e. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat :
dkk, 2010a).
menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar
Pada masa remaja terjadi suatu lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat dan baunya menusuk
banyak perubahan, termasuk didalamnya sebelum dan selama masa haid.
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ
f. Otot : Menjelang masa puber, otot
seksual) sehingga tercapai kematangan yang
semakin membesar dan kuat. Akibatnya
ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan
akan membentuk bahu, lengan dan
fungsi reproduksi (Widyastuti, dkk, 2009).
tungkai kaki.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan g. Suara : Suara berubah semakin merdu.
tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai Suara serak jarang terjadi pada wanita.
berikut:
(Widyastuti, dkk, 2009).
1) Tanda-tanda seks primer Menstruasi merupakan siklus bulanan
Semua organ reproduksi wanita yang normal pada wanita. Siklus menstruasi
tumbuh selama masa puber. Sebagai biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15
tanda kematangan organ reproduksi tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai
pada perempuan adalah datangnya umur 40-50 tahun (menopouse) tergantung
haid (Widyastuti, dkk, 2009). Haid atau pada berbagai faktor (Saryono & Sejati, 2009).
menstruasi merupakan peluruhan dinding
Interval antar periode menstruasi bervariasi
rahim yang terdiri dari darah dan jaringan
tubuh (Sibagariang, dkk, 2010a).
Siklus menstruasi normal umumnya tetap
2) Tanda-tanda seks sekunder: setiap 28 hari, tetapi interval 24-32 hari masih
a. Rambut : tumbuhnya rambut kemaluan dianggap normal kecuali siklusnya sangat tidak
itu terjadi setelah haid. Semua rambut teratur (Benson, 2008).

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 55


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

Terjadinya menstruasi sangat bervarisi. tingkat pengetahuan 4 siswi dalam kategori


Setelah tahun pertama dan seterusnya siklus cukup dan 6 siswi dalam kategori kurang.
haid akan menjadi teratur. Dengan datangnya
Kebanyakan remaja tidak memiliki
haid, berarti system reproduksi sudah berfungsi
pengetahuan yang akurat tentang kesehatan
mengadakan reproduksi atau sudah mampu
reproduksi dan seksualitas. Selain itu mereka
menghasilkan keturunan (Pinem 2009).
juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan
Gangguan siklus menstruasi diantaranya dan informasi kesehatan reproduksi. Informasi
polimenorea yaitu siklus menstruasi lebih pendek biasanya hanya dari teman dan atau media,
dari biasa (kurang dari 21 hari), oligomenorea yang biasanya sering tidak akurat (Widyastuti,
yaitu siklus menstruasi lebih panjang (lebih dari dkk, 2009).
35 hari) dan amenorea yaitu keadaan tidak
Dengan pengetahuan yang dimiliki tentang
adanya menstruasi untuk sedikitnya tiga bulan
gangguan siklus menstruasi maka gangguan
berturut-turut (Wiknojosastro, dkk, 2007a).
siklus tersebut dapat dihindari dengan
Pengamatan perjalanan siklus menstruasi menghilangkan penyebabnya dan apabila
setiap wanita adalah penting, agar dapat masih terjadi gangguan siklus menstruasi
diusahakan pengaturan siklus apabila terjadi remaja tahu bagaimana cara penanganannya.
gangguan proses menstruasinya (Saryono &
Jumlah remaja di Kabupaten Sragen adalah
Sejati, 2009).
170.780 jiwa yang terdiri dari remaja laki-laki
Salah satunya yaitu oligomenorea 86.637 jiwa (50,73%) dan remaja perempuan
menyerang 16,7% remaja dan terjadi biasanya 84.143 jiwa (49,27%). Jumlah remaja di
pada tahun pertama sesudah menarke. Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen
Berdasarkan data kunjungan poliklinik adalah 19.196 jiwa yang meliputi remaja laki-
ginekologi remaja di beberapa rumah sakit tahun laki 9.711 jiwa (50,59%) dan remaja perempuan
2004 menunjukkan adanya gangguan siklus 9.485 jiwa (49,41%) (Dinas Kesehatan
menstruasi yang cukup besar. Di RS Dr. Karyadi Kabupaten Sragen, 2010).
Semarang tercatat gangguan siklus menstruasi
sebesar 22,52%, sedangkan di RS Sanglah
II. METODE PENELITIAN
Bali tercatat gangguan siklus menstruasi
Penelitian ini merupakan penelitian
sebesar 20,14%. Gangguan tersebut meliputi
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu
irregularitas haid dan amenorea (Said, 2006).
metode penelitian yang dilakukan dengan
Berdasarkan studi pendahuluan yang tujuan utama untuk membuat gambaran
dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
dari hasil wawancara terhadap 10 siswi SMK obyektif (Dantes, 2012).
PGRI Karangmalang Sragen, terdapat 7 siswi
Pendekatan yang digunakan dalam
pernah mengalami gangguan siklus menstruasi
penelitian ini adalah dengan menggunakan
dan 3 siswi belum pernah mengalami gangguan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian
siklus menstruasi. Tingkat pengetahuan
pada beberapa populasi yang diamati pada
beberapa siswi tersebut diantaranya 4 siswi
waktu yang sama (Hidayat, 2011).
dalam kategori cukup dan 6 siswi kategori
kurang. Peneliti juga melakukan wawancara Dalam penelitian ini populasinya adalah
terhadap 10 siswi SMK Negeri I Sragen, semua siswi kelas XI SMK PGRI Karangmalang
terdapat 5 siswi pernah mengalami gangguan Kabupaten Sragen yang berjumlah 210 siswi.
siklus menstruasi dan 5 siswi belum pernah Dalam penelitian ini menggunakan teknik
mengalami gangguan siklus menstruasi dengan simple random sampling, ialah pengambilan

56 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit untuk menggambarkan karakteristik responden
dasar (individu) mempunyai kesempatan yang yang diteliti atau variabel yang diteliti dengan
sama untuk diambil sebagian sampel. menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi
(Sibagariang, dkk, 2010).
Besarnya sampel apabila subyeknya
Variabel yang di analisis secara
kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Dan
univariate dalam penelitian ini adalah variabel
apabila subyeknya besar dapat diambil 10-15%
pengetahuan yaitu untuk mengetahui tingkat
atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini
pengetahuan remaja tentang gangguan siklus
diambil sampel 20% dari populasi yang ada
menstruasi. Hasil disajikan dalam bentuk tabel
berdasarkan kemampuan peneliti dalam segi
distribusi frekuensi untuk melihat karakteristik
sarana, waktu dan dana, luas sempitnya wilayah
responden dan tingkat pengetahuan responden
pengamatan penelitian dan besar kecilnya
dengan kiteria baik, cukup, kurang.
resiko yang ditanggung peneliti jumlah sampel
yang digunakan adalah 42 siswi/responden.
III. HASIL PENELITIAN
Instrument yang digunakan yaitu angket atau
Gambaran umum tempat penelitian :
kuesioner. Uji validitas yang dipakai adalah
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI
teknik korelasi product moment. Sedangkan uji
Karangmalang Kabupaten Sragen yang
reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha.
didirikan pada tanggal 10 November 1938
Skala ordinal yang digunakan peneliti untuk dan beralamat di jalan Candi Baru, desa
pengukuran variabel, yaitu himpunan yang Plumbungan, kecamatan Karangmalang,
beranggotakan menurut ranking, urutan (order), kabupaten Sragen. SMK ini berada diatas
pangkat atau jabatan. Dengan menggunakan tanah seluas 3.490 m2 dengan batas sebelah
skala tersebut memungkinkan peneliti untuk utara desa Teguh Jajar, sebelah selatan desa
mengurutkan responden dari tingkat “paling Sungkul, sebelah barat desa Teguhan dan
rendah” ke tingkat “paling tinggi” menurut sebelah timur desa Ndedekan.
atribut tertentu dengan kategori baik, cukup,
Sebagai sarana penunjang keberhasilan
kurang (Saryono, 2008).
pendidikan tersedia ruang kelas, laboratorium
Penilaian dilakukan dengan cara pemberian bahasa, laboratorium computer, laboratorium
skor, yaitu setiap jawaban benar mendapat skor multimedia, perpustakaan, ruang praktek
1 (satu), sedangkan jawaban yang salah diberi Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan tata boga,
skor 0 (nol) (Suyanto dan Salamah, 2009). ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU,
Bentuk pernyataan dalam kuesioner ada ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), ruang
dua tipe yaitu pernyataan positif dan negatif. BP/BK, ruang OSIS dan Pramuka, koperasi,
Pernyataan positif jika jawabannya benar maka ruang ibadah, aula, kantin, toilet, gudang, ruang
nilainya adalah 1 (satu), dan apabila jawabannya penjaga sekolah dan unit produksi.
salah maka nilainya 0 (nol). Pernyataan negatif SMK PGRI Karangmalang Kabupaten
jika jawabannya salah maka nilainya 1 (satu), Sragen yang memiliki beberapa program
dan apabila jawabannya benar maka nilainya 0 keahlian yaitu Keuangan, Administrasi,
(nol) (Suyanto dan Salamah, 2009). Perkantoran, Tata Boga dan TKJ. SMK ini terdiri
Hasil jawaban responden yang telah dari siswa sebanyak 38 jiwa dan siswi sebanyak
diberi pembobotan dijumlahkan dan kemudian 660 jiwa berdasarkan data tahun 2011. Dengan
dipersentasikan. tenaga pendidik terdiri dari 48 orang guru dan
14 orang tenaga kependidikan.
Dalam penelitian ini analisis yang
dilakukan adalah analisis univariate, yaitu

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 57


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa
pada siswi kelas XI SMK PGRI Karangmalang tingkat pengetahuan remaja putri tentang
Kabupaten Sragen, maka didapatkan hasil gangguan siklus menstruasi siswi kelas XI
yang akan peneliti sajikan dalam bentuk narasi SMK PGRI Karangmalang Kabupaten Sragen
dan Gambar. Hasil penelitian ini didasarkan berdasarkan macam-macam gangguan siklus
pada data yang telah diperoleh dari data primer menstruasi dari 42 responden mayoritas
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari memiliki pengetahuan dalam kategori cukup
responden melalui pembagian dan pengisian yaitu sejumlah 22 responden (52,38%).
kuesioner. Kemudian hasil pengumpulan
4,76%
data melalui kuesioner mengenai tingkat
pengetahuan remaja putri tentang gangguan 50,00%
45,24%
siklus menstruasi siswi kelas XI SMK PGRI
Karangmalang Kabupaten Sragen dengan
subjek penelitian sebanyak 42 responden,
diperoleh hasil sebagai berikut: Baik Cukup Kurang

14,29% 0,00%
Gambar 3. Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan remaja putri tentang gangguan
85,71%
siklus menstruasi berdasarkan tanda-tanda
gangguan siklus menstruasi.
Baik Cukup Kurang

Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa


Gambar 1. Distribusi frekuensi tingkat
tingkat pengetahuan remaja putri tentang
pengetahuan remaja putri tentang gangguan
gangguan siklus menstruasi siswi kelas XI
siklus menstruasi.
SMK PGRI Karangmalang Kabupaten Sragen
berdasarkan tanda-tanda gangguan siklus
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui menstruasi dari 42 responden paling banyak
bahwa tingkat pengetahuan remaja putri memiliki pengetahuan dalam kategori kurang
tentang gangguan siklus menstruasi siswi yaitu sejumlah 21 responden (50%).
kelas XI SMK PGRI Karangmalang Kabupaten
Sragen dari 42 responden mayoritas memiliki 2,38%

pengetahuan dalam kategori cukup yaitu 45,24%


sejumlah 36 responden (85,71%). 52,38%

Baik Cukup Kurang

Gambar 4. Distribusi frekuensi tingkat


pengetahuan remaja putri tentang gangguan
siklus menstruasi berdasarkan penyebab
Gambar 2. Distribusi frekuensi tingkat
gangguan siklus menstruasi.
pengetahuan remaja putri tentang gangguan
siklus menstruasi berdasarkan macam
gangguan siklus menstruasi. Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa
tingkat pengetahuan remaja putri tentang

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

gangguan siklus menstruasi siswi kelas XI yaitu sejumlah 36 responden (85,71%).


SMK PGRI Karangmalang Kabupaten Sragen
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
berdasarkan penyebab gangguan siklus
dan ini terjadi setelah orang melakukan
menstruasi dari 42 responden mayoritas
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
memiliki pengetahuan dalam kategori cukup
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
yaitu sejumlah 22 responden (52,38%).
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Umumnya siklus haid terjadi sekitar 28
23,81% hari, meski tidak selalu. Terkadang siklus terjadi
52,38%
23,81%
setiap 21 hari hingga 35 hari. Namun sebagian
perempuan memiliki siklus haid yang tidak
normal (Ahira, 2010).

Baik Cukup Kurang Siklus yang normal mempunyai interval


waktu 21-25 hari dan berlangsung 2-7 hari.
Gambar 5. Distribusi frekuensi tingkat Rata-rata tampon berisi darah sebanyak 5 ml,
pengetahuan remaja putri tentang gangguan dan rata-rata duk berisi 5 sampai 15 ml darah
siklus menstruasi berdasarkan penanganan sebelum perlu diganti. Perubahan interval
gangguan siklus menstruasi. atau lamanya haid penting. Polimenorea
(metroragia) adalah perdarahan yang irregular
Dari Gambar 5 dapat diketahui bahwa atau terlalu sering (Rayburn, 2001).
tingkat pengetahuan remaja putri tentang Secara umum pengetahuan responden
gangguan siklus menstruasi siswi kelas XI tentang gangguan siklus menstruasi sudah
SMK PGRI Karangmalang Kabupaten Sragen cukup baik. Responden memperoleh
berdasarkan penanganan gangguan siklus pengetahuan tentang gangguan siklus
menstruasi dari 42 responden mayoritas menstruasi dari pendidikan di sekolah dan
memiliki pengetahuan dalam kategori kurang buku-buku membahas tentang gangguan siklus
yaitu sejumlah 22 responden (52,38%). menstruasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
IV. PEMBAHASAN yaitu, faktor pendukung yang mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pengetahuan seseorang diantaranya
dilakukan maka berikut ini akan disajikan pendidikan yang berarti bimbingan yang
pembahasan hasil penelitian mengenai tingkat diberikan seseorang pada orang lain terhadap
pengetahuan remaja putri tentang gangguan sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
siklus menstruasi siswi kelas XI SMK PGRI Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
Karangmalang Kabupaten Sragen, sesuai pendidikan seseorang semakin tinggi pula
dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan mereka menerima informasi, dan pada
yaitu berdasarkan macam-macam, tanda- akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
tanda, penyebab dan penanganan gangguan dimilikinya (Mubarak, 2011).
siklus menstruasi. Berdasarkan Gambar 2 jawaban responden
Berdasarkan Gambar 1 tingkat untuk sebelas pertanyaan tentang macam-
pengetahuan remaja putri tentang gangguan macam gangguan siklus menstruasi dapat
siklus menstruasi khususnya siswi kelas XI diketahui bahwa sebagian besar mempunyai
SMK PGRI Karangmalang Kabupaten Sragen pengetahuan cukup yaitu sejumlah 22
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (52,38%).
responden memiliki tingkat pengetahuan cukup

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 59


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

Biasanya perempuan mendapatkan namun meloncati satu periode atau mengalami


menstruasi setiap empat minggu sekali. Bila menstruasi lebih lama akibat stres. Faktanya,
diluar siklus tersebut dapat dikatakan ada ketika sedang dalam perjalanan atau terjadi
ketidaknormalan pada tubuh perempuan itu. perubahan jadwal dalam aktivitas sehari-hari
Faktanya, banyak perempuan yang memilki siklus menstruasi akan telat (Ahira, 2010).
siklus menstruasi tidak teratur (Ahira, 2010).
Hasil penelitian menunjukkan responden
Hasil penelitian menunjukkan responden masih belum memiliki pengetahuan yang
telah dapat menjawab sebagian besar cukup tentang tanda-tanda gangguan siklus
pertanyaan-pertanyaan tentang macam- menstruasi. Hal ini bisa disebabkan karena
macam gangguan siklus menstruasi. Hal ini responden tidak menyadari ketika mengalami
menunjukkan bahwa diantara responden gangguan siklus menstruasi dan tanda-tanda
sudah banyak yang mengetahui keadaan yang yang menyertainya. Kemungkinan mereka tidak
disebut sebagai gangguan siklus menstruasi. memperhatikan siklus menstruasinya karena
Ini bisa didukung karena semua siswi pasti menganggap hal ini tidaklah penting. Namun
sudah pernah mengalami menstruasi dan akan terjadi sebaliknya jika mereka memiliki
kemungkinan besar juga sebagian pernah rasa ingin tahu akan hal-hal tersebut.
mengalami salah satu gangguan siklus
Berdasarkan Gambar 4.4 jawaban
menstruasi tersebut.
responden untuk delapan pertanyaan mengenai
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu, penyebab gangguan siklus menstruasi dapat
pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman diketahui bahwa sebagian besar mempunyai
langsung maupun dari pengalaman orang pengetahuan dalam kategori cukup yaitu
lain. Pengalaman adalah guru yang paling sejumlah 22 responden (52,38%).
baik, merupakan sumber pengetahuan atau
Gangguan siklus menstruasi disebabkan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran
oleh faktor-faktor tertentu, hal ini sesuai dengan
pengetahuan yang diperoleh dalam
beberapa teori yang akan diuraikan berikut ini:
memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010). Teori yang pertama menjelaskan tentang
penyebab oligomenorea sebagai salah satu
Berdasarkan Gambar 3 jawaban
gangguan siklus menstruasi. Faktor-faktor
responden untuk sepuluh pertanyaan mengenai
penyebab tersebut antara lain adalah gangguan
tanda-tanda gangguan siklus menstruasi dapat
hormonal, psikologik dan efek penyakit tertentu
diketahui bahwa sebagian besar mempunyai
(Ahira, 2010).
pengetahuan dalam kategori kurang yaitu
sejumlah 21 responden (50%). Teori yang kedua menjelaskan tentang
penyebab amenorea primer yaitu kelainan
Tanda-tanda gangguan siklus menstruasi
kongenital dan kelainan genetik dan penyebab
adalah kejang pada punggung dan otot terasa
amenorea sekunder gangguan gizi, gangguan
kencang, payudara yang lebih berat, sakit
metabolisme, keganasan dan penyakit infeksi
kepala, jerawat bermunculan, waktu tidur yang
(Saryono dan Sejati, 2009).
tidak normal, gangguan pada mood, bengkak-
bengkak pada tubuh dan perdarahan lebih sakit Teori yang ketiga menjelaskan tentang
dari biasanya oligomenore (Ahira, 2010). penyebab polimenorea yaitu gangguan
hormonal yang mengakibatkan gangguan
Beberapa gadis remaja memiliki siklus
ovulasi atau menjadi pendeknya masa luteal,
menstruasi seperti kerja jam. Lainnya memiliki
adanya kongesti ovarium karena peradangan,
siklus berbeda tipis setiap bulannya. Beberapa
dan endometriosis (Saryono dan Sejati, 2009).
remaja mendapatkan siklus yang teratur,

60 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

Panjang daur menstruasi dapat bervariasi Sejati, 2009).


pada satu wanita selama saat-saat yang f) Perdarahan yang sedikit selama dua
berbeda selama hidupnya, dan bahkan dari periode waktu merupakan bagian dari
bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, perkembangan yang normal, jarang
memerlukan intervensi, kecuali dalam
wanita tersebut (Saryono & Sejati, 2009). bentuk pemberian pendidikan kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk wanita tentang kenormalan
responden telah memiliki pengetahuan yang perdarahan yang sedang terjadi (Varney,
cukup mengenai penyebab gangguan siklus 2006).
menstruasi. Dari keadaan menstruasi yang g) Untuk kelainan-kelainan struktural
lalu maka responden bisa mengingat kembali seringkali memerlukan intervensi bedah
tanda-tanda yang dialami ketika mengalami untuk menghilangkan gejala (Norwitz &
gangguan siklus menstruasi, sehingga Schorge, 2007).
responden mendapat pengetahuan melalui
pengalamannya mendapatkan menstruasi.
Hasil penelitian menunjukkan responden
Berdasarkan Gambar 5 jawaban masih belum memiliki pengetahuan yang
responden untuk enam pertanyaan mengenai cukup tentang penanganan gangguan siklus
penanganan gangguan siklus menstruasi dapat menstruasi. Ini didukung oleh kurangnya
diketahui bahwa sebagian besar mempunyai informasi tentang gangguan siklus menstruasi
pengetahuan dalam kategori kurang sejumlah sehingga menjadikan tidak adanya penanganan
22 responden (52,38%). yang sesuai, karena kurangnya penyuluhan
kesehatan dan pembelajaran tentang
Berikut adalah penanganan yang dapat
kesehatan reproduksi remaja. Materi kesehatan
diberikan untuk penderita gangguan siklus
reproduksi yang seharusnya diperoleh
menstruasi menurut beberapa teori yang telah
responden di sekolah seyogyanya menjadi
digunakan, yaitu:
pertimbangan penting. Hal ini sebagai faktor
a) Kontrasepsi oral secara efektif dapat pendukung meningkatnya ilmu pengetahuan
mengoreksi banyak sekali kasus tentang gangguan siklus menstruasi.
ketidakteraturan menstruasi (Rayburn,
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu,
2001).
dengan memberikan informasi atau pesan-
pesan kesehatan diharapkan masyarakat,
mefenamat) dapat mengurangi kehilangan
kelompok, atau individu dapat memperoleh
darah pada saat menstruasi (Norwitz &
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih
Schorge, 2007).
baik (Notoatmodjo, 2010).
c) Mengubah gaya hidup agar siklus
menstruasi bisa teratur (Ahira, 2010).
d) Dalam praktek biostimulasi dengan sinar V. SIMPULAN
laser dapat dibantu ketepatan waktu agar Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menstruasi wanita teratur setiap bulannya, responden telah memiliki pengetahuan yang
setelah mempelajari terlebih dahulu pola cukup mengenai penyebab gangguan siklus
siklus menstruasinya (Saryono & Sejati, menstruasi, tetapi responden masih belum
2009). memiliki pengetahuan yang cukup tentang
penanganan gangguan siklus menstruasi.
e) Rangsangan titik akupuntur terpilih dapat
menolong beberapa jenis gangguan
menstruasi amenore sekunder (Saryono &

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 61


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016

DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A. 2010. Gangguan Siklus Menstruasi.
http://www.anneahira.com.
Dinas Kesehatan Kota Sragen. 2010. Laporan
ASI Eksklusif Kabupaten Sragen 2013.
DKK Sragen : Sragen.
Hidayat, A. A. 2011. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika

Norwitz, E.R and Schorge, J.O. 2007. At a


Glance Obstetri dan Ginekologi. Erlangga,
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Rayburn, W.F and Carey, J.C. 2001. Obstetri
dan Ginekologi. Widya Medika, Jakarta.

Said, U. 2006. Masa Depan Ginekologi Remaja


dalam Peningkatan Mutu Sumber Daya
Manusia. Majalah Obstetri dan Ginekologi
Indonesia
Saryono dan Sejati, W. 2009. Sindrom
Premenstruasi. Nuha Medika, Yogyakarta.
Sibagariang, E.E, Pusmaika, R, Rismalinda.
2010. Kesehatan Reproduksi Wanita.
Trans Info Media, Jakarta.
Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Volume 1. ECC, Jakarta.
Widyastuti, Y, Rahmawati, A, Purnamaningrum,
Y.E. 2009. Kesehatan Reproduksi.
Fitramaya, Yogyakarta.
Wiknojosastro, H, Saifuddin, A.B, Rachimhadhi,
T. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
___________________________________
____________. 2007. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.

62 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

Anda mungkin juga menyukai