DISUSUN OLEH:
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.2.1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
1.2.2. Untuk mengetahui pengertian Kepemimpinan Dalam Tim
1.2.3. Untuk mengetahui Pengertian Tim dan Kerja Sama Tim
1.2.4. Untuk mengetahui Tahapan yang Membangun Kepemimpinan Tim
1.2.5. Untuk mengetahui macam-macam kepemimpinan
1.2.6. Untuk mengetahui aspek-aspek yang membangun Tim Berkinerja Tinggi
1.2.7. Untuk mengetahui Tipe dan Gaya Kepemimpinan
1.2.8. untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan
1.2.9. untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan yang efektif
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh B, C, D dan E, akan
menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kolektif yang memiliki
nilai berlipat kali ganda yang bisa dimanfaatkan baik oleh masing-masing individu
untuk saling memperkaya diri, juga oleh perusahaan untuk mencari alternatif dan
solusi yang paling tepat untuk sukses di arena persaingan bisnis. Semua ini bisa
terjadi jika A, B, C, D, dan E mau saling berbagi dan bekerja sama untuk
mengharmonisasikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman masing-masing
agar bisa saling menambah nilai menjadi energi yang luar biasa untuk memecahkan
masalah dan menciptakan perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi kemajuan
bersama. Tanpa semangat kerja sama yang tinggi, maka nilai pengetahuan dan
pengalaman tidak bisa dilipatgandakan.
“Anda tidak dapat melakukannya sendirian,” adalah mantra dari
pemimpin teladan dan pernyataan ini amat beralasan. Anda tidak dapat
menyelesaikan hal-hal yang luar biasa hanya oleh diri Anda sendiri. Kerja sama
adalah keahlian tingkat tingg yang memungkinkan tim, rekanan dan aliansi lain
berfungsi secara efektif. Kerja sama dapat dipertahankan hanya ketika para
pemimpin mempromosikan rasa saling bergantung— perasaan bahwa kita
menghadapi masalah secara bersama-sama. Tujuan dan peran yang saling terkait
berkontribusi pada rasa saling bergantung insentif yang paling baik bagi orang lain
untuk membantu Anda dalam meraih tujuan adalah dengan mengetahui bahwa
Anda akan menyambutnya secara timbal balik, dan membantu mereka kembali
sebagai balasannya ( Kouzes Posner, 2004).
Sebuah prestasi gemilang hanya didapat dari sebuah kelompok kerja (team work).
Tidak ada orang yang dapat melakukannya sendirian. Dalam organisasi apapun
termasuk pendidikan, kemajuannya sangat ditentukan oleh kinerja tim yang solid.
Mengajar adalah pekerjaan komprehensif, yang memerlukan tangan dan pikiran
lebih dari satu orang, demikian pula pada aspek kehidupan yang lain, misalnya
pekerjaan dokter menyembuhkan pasien, permainan olah raga mulai dari bulu
tangkis sampai dengan sepak bola. Semuanya, jika disimak adalah pekerjaan tim,
dimana terdapat orang-orang yang ikut menyukseskan munculnya seorang sarjana
tak luput dari peran para pengajar, petugas administrasi, kurikulum pendukung dll,
sembuhnya penyakit seorang pasien tak lepas dari kinerja para dokter, paramedis,
dll, begitu pula munculnya seorang bintang olah raga merupakan hasil dari
kontribusi para individu yang memiliki peran yang berbeda-beda.
Kinerja Tim bergantung pada prestasi kerjasama dan juga prestasi individu,
anggota Tim bekerja bersama untuk mengumpulkan sumber daya mereka (biasanya
dalam hal ini kecakapan) untuk mencapai sasaran-sasarannya. Para anggota tim
saling bertanggungjawab dan diberi penghargaan sebagai tim. Saling
tanggungjawab adalah salah satu isu kunci dalam tim. Tanggungjawab ini
berkenaan dengan setiap anggota yang menyumbangkan upaya terbaik untuk
membuat kelompok berhasil. Oleh karena itu saling bertanggungjawab ini
memerlukan komitmen masing-masing anggota pada setiap anggota yang lain
untuk melakukan segala hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi tujuan lain. Tim
itu sendiri bertanggungjawab atas keseluruhan penyelesaian tugas. Para anggota tim
bertanggungjawab untuk memikul bebannya. Di samping itu, setiap anggota tim
bertanggungjawab atas tujuan-tujuan tim ini. Saling bertanggung jawab ini juga
3
membantu anggota tim terikat satu sama lain dan mengembangkan kepercayaan
yang penting bagi keberhasilan berkesinambungan mereka. Tujuan spesifik adalah
dasar bagi tanggung jawab ini, oleh karena itu para anggota tim ini harus spesifik
dalam menyatakan tujuansehingga tim dapat mengukur kemajuannya. Para anggota
mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan baik pula dengan
dukungan bersama dan oleh karena itu mempunyai sense saling ketergantungan,
rasa saling memiliki tim dengan tugas pekerjaannya. Para anggota menyumbang
keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim,
dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat mengekspresikan gagasan, opini dan
ketidaksepakatan, peranan dan pertanyaannya disambut dengan baik. Para anggota
berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk mengembangkan
ketrampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan dari
tim. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang
biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif
(bersifat memperbaiki). Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi
mengerti bahwa pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim
tidak berhasil membuat suatu keputusan.
Tujuan bersama menjadi pusat bagi tim yang memberikan fokus untuk
semua keputusan dan aktivitas. Tujuan yang sebenarnya dikembangkan dari tujuan
yang dibentuk dengan seksama ini. Belajar adalah komponen kunci dari tim. Proses
dapat menjadi lebih efektif dengan mengumpulkan informasi dan menggunakannya
untuk memperbaiki tim mereka. Belajar adalah proses yang panjang- biasanya
seumur hidup. Tim memberi organisasi suatu fleksibilitas yang diperlukan sekarang
ini agar lebih responsif terhadap perubahan tim. Sekarang ini pada umumnya tim
terlihat dalam struktur yang lebih organik. Tim memiliki sejumlah kelebihan.
Tim biasanya bisa bekerja dengan baik ketika keahlian dari berbagai fungsi
dilibatkan. Tim didefinisikan sebagai kelompok yang mempunyai komitmen
dengan tugas yang didefinisikan secara spesifik. Anggota tim mempunyai peran-
peran spesifik yang dipahami dengan baik oleh masing-masing anggota. Tingkat
saling ketergantungan dalam tim sangat tinggi. Masing-masing dan setiap anggota
tim harus memberikan kontribusi kepada tim agar sukses, karena saling
ketergantungannya yang sangat tinggi (Patricia Buhler, 2004). Tim bisa menarik
orang-orang yang tepat, bergerak cepat, dan menyatukan fungsi-fungsi yang
beragam, menciptakan atmosfer yang tepat, dan memecahkan masalah (Tom
Gorman, 2004).
4
seorang pemimpin yang telah ditentukan. Pemimpin tersebut dapat berasal dari
dalam tim itu sendiri maupun dari luar.
Peran kepemimpinan didalam tim dapat saja dirotasi sehingga mungkin saja
diisi oleh para anggota lain antarwaktu. Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa
disebar di antara sejumlah anggota tim tanpa harus ditentukan seorang pemimpin
secara formal. Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum ditemukan dalam
kepemimpinan tim. Posisi kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu
pemimpin formal selaku pemegang tanggung jawab utama melainkan jatuh ke
tangan beberapa orang yang berpengalaman di dalam tim
Kepemimpinan didalam tim umumnya digariskan ke daftar serangkaian
keputusan utama yaitu sejumlah kondisi yang menentukan kapan dan bagaimana
seorang pemimpin baru ikut campur guna meningkatkan fungsi tim.
Pertimbangan pertama apakah lebih baik meneruskan pengamatan dan
memonitoring tim ataukah mengintervensi kegiatan tim dengan mengambil
tindakan. Pertimbangan kedua, apakah intervesi yang dilakukan lebih kepada tugas
yang tengah dilaksanakan ataukah dalam konteks hubungan yang dengan anggota
tim lain. Pertimbangan ketiga apakah intervensi sebaiknya dilakukan pada tingkat
internal (di dalam tim itu sendiri) atau eksternal (di lingkungan sekeliling tim).
Tindakan kepemimpinan eksternal adalah tindakan yang dibutuhkan untuk
menjaga tim agar terlindung dari dampak lingkungan eksternal, tetapi di saat sama,
mempertahankan hubungan tim dengan lingkungan eksternal. Termasuk kedalam
tindakan ini adalah Tindakan yang juga umum diambil dalam kepemimpinan tim
terbagi menjadi dua Internal dan eksternal.
Tindakan internal artinya adalah tindakan yang dilakukan di dalam tim itu
sendiri, yang terdiri atas tugas dan hubungan.
Tindakan eksternal artinya tindakan dilakukan pada lingkungan sekeliling
tim.
5
Tindakan hubungan dalam konteks internal dibutuhkan untuk
meningkatkan skill interpersonal anggota tim sekaligus hubungan yang terjalin di
dalam tim. Tindakan dalam konteks ini terdiri atas:
1. Pelatihan untuk meningkatkan skill interpersonal
2. Penguatan kerjasama di antara anggota tim
3. Pengelolaan konflik agar konflik tetap ada di tataran intelektual, bukan
pribadi.
4. Penguatan komitmen tim.
5. Pemuasan kepercayaan dan dukungan yang dibutuhkan oleh anggota tim
6. Bertindakan fair dan konsisten dalam perilaku-perilaku yang bersifat
prinsipil.
7. Memperoleh akses atas informasi demi membangun aliansi eksternal
8. Membantu tim yang telah terkena pengaruh lingkungan.
9. Bernegosiasi dengan manajemen senior seputar pengakuan, dukungan, dan
sumberdaya yang perlu bagi kelangsungan tim.
10. Perlindungan anggota tim dari penetrasi lingkungan internal organisasi
maupun eksternal organisasi.
11. Melakukan pengujian atas indikator efektivitas yang berasal dari
lingkungan eksternal, misalnya survey kepuasan pelanggan.
12. Menyediakan informasi dari luar yang dibutuhkan oleh anggota tim.
13. Efektivitas tim terdiri atas dua dimensi yaitu :
kinerja tim
pengembangan tim.
Kinerja tim mengaju pada seberapa baik kualitas tugas yang mampu
dicapaioleh tim. Pengembangan tim mengacu pada seberapa baik tim tetap
terpelihara sehubungan dengan pencapaian tugas-tugas tim. Sejumlah peneliti
menganjurkan kriteria penilaian efektivitas tim, misalnya yang seperti ditawarkan
Carl E. Frank M. J. LaFasto tahun 1989, yaitu:
Apakah tim punya tujuan yang spesifik, masuk akal, dan disampaikan
secara jelas
Apakah tim memiliki struktur pencapaian hasil
Apakah para anggota tim memenuhi syarat
Adakah kesatuan dalam tim yang didasarkan pada komitmen atas tujuan tim
Adakah iklim kerjasama diantara anggota tim
Adakah standar prima yang membimbing tim?
Adakah dukungan eksternal serta pengakuan bagi tim?
Adakah kepemimpinan tim yang efektif?
6
Katzenbach dan Smith mendefinisikan tim sebagai “sekelompok kecil orang
dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud
bersama (common purpose), menghasilkan tujuan-tujuan dan pendekatan bersama
dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaan tanggung jawab (mutally
accountable) (Gowa, 2007).
Kata kata bergaris miring yaitu selkelompok kecil orang, keterampilan yang
saling melengkapi maksud bersama, menghasilkan tujuan tujuan bersama, dan
tanggung jawab bersama, adalah kata kata kunci dalam pengertian Tim.
Kelompok Kecil
Kelompok kecil adalah dengan jumlah anggota antara 2-25 orang. Namun jumlah
angota 5-9 orang dianggap sebagai jumlah optimal yang dapat diperoleh secara efektif
dalam sebuah tim. Jumlah anggota di atas 9 orang mengurangi kesempatan saling berbicara
dan berinteraksi pada anggota tim. Komunikasi kurang dapat terjalin dengan baik.
Maksud Bersama
Maksud bersama tiom merupakan motor penggerak sebuah tim. Maksud harus
memberikan makna bagi anggota tim . baik secara individu maupun secara bersama., dan
menjadi motiasi bagi para anggota tim, untuk mencapainya dengan kekuatan tim.
Pendekatan Bersama
7
Kebersamaan tanggung jawab
Tanggung jawab bersama harus dikembangkan dalam kerja sama tim, yakni
berbagai tanggung jawab dan rasa kepemilikan terhadap hasil yang dicapai.
Sinergi
Dalam sebuah tim kepanitiaan acara konser amal misalnya, ketua panitia
sebagai pemimpin akan mengidentifikasi pekerjaan apasaja yang harus dilakukan
agar tujuan penyelengara konser bisa berlangsung dan memberikan hasil yang
berlimpah untuk disumbangkan sebagai amal. Tahap selanjutnaya akan dibentuk
tim kerja sesuai jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan. Misalnya akan ada
wakil ketua, bendahara, seksi dana dan sponsorship, seksi acara, seksi publikasi dan
dokumentasi, seksi perkengkapan, seksi keamanan, dan sebagainya. Setelah itu
akan ditunjukkan orang-orang yang tepat dan kompeten pada bidang-bidang kerja
tersebut yang dapat saling berkerja sama dalam konser amal tersebut, untuk
bendahara pasti akan yang ditunjuk orang yang jujur teliti dan ahli dalam
penghitungan keuangan. Sedangkan untuk seksi dana dan sponsorship akan sangat
tepat dipengang oleh orang-orang yang pandai bergaul, ulet, tidak pemalu, ekrovert
serta memiliki network yang luas untuk mencasi sponsor dan pembiayaan.
Dalam upaya membangun tim kerja adalah kesamaan Visi, misi dan tujuan
yang ingin dicapai dengan terus melakukan brainstorming agar kesepakatan
bersama dapat tercapai. Salah satu aspek yang dibangun adalah pembagian tugas
yang jelas sehingga masing-masing anggota mengerti kewajibannya. Selanjutnya
akan dapat menumbuhkembangkan rasa tanggungjawab dan komitmen dalam diri
anggota tim. Di dalam sebuah tim tetap dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu
menjadi motivator dan membangun suasana kerja yang kondusif dari seorang
pemimpin yang dapat berpikir jernih dan bertanggung jawab.
Terdapat banyak aspek utama yang dibawa oleh individu ke dalam sebuah
tim, yaitu: Kompetensi (Competency), keahlian anggota tim pada suatu bidan
tertentu yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tim,
Kemampuan belajar (Learning), kemampuan belajar anggota tim yang berpengaruh
8
langsung terhadap kemampuan belajar tim. Kesungguhan (Commitment),
kesungguhan yang dapat diberikan anggota tim dalam melaksanakan tugas yang
diberikan.. Kerjasama (Team work), kemampuan bekerjasama setiap individu
sebagai anggota tim. Kolaborasi (Collaboration), kemampuan berkolaborasi di
dalam tim dan di antara tim. Komunikasi (Communication), tingkat kemampuan
komunikasi setiap anggota tim. Kepercayaan (Trust), tingkat kepercayaan terhadap
sesama anggota tim. Motivasi (Motivation), motivasi yang dimiliki setiap anggota
tim.
Tantangan utama yang berhubungan dengan aspek kepemimpinan Tim
adalah membangun budaya yang kondusif serta menciptakan atmosfer yang
mendukung kerja tim (Dubrin, 2005). Tim kerja merupakan kompetensi penting
untuk menuju kesuksesan. Tantangan ini mirip dengan tantangan membangun
kultur yang tepat untuk memotivasi orang. Strategi yang dianjurkan untuk
pemimpin tim adalah mempromosikan pandangan yang mengakui bahwa bekerja
sama secara efektif merupakan standar perilaku yang diharapkan. Membangun
kultur atau norma teamwork akan sulit ketika ada kultur individualisme yang kuat
di dalam sebuah organisasi. Pemimpin tim yang percaya kepada teamwork biasanya
memiliki posisi yang lebih baik untuk membangun kultur teamwork. Tim dengan
kinerja tinggi pada umumnya heterogen. Artinya, tim yang mencapai tingkat kinerja
yang tinggi tidak terdiri dari orang-orang yang benar-benar sama. Melainkan, tim
ini terdiri dari para anggota yang mempunyai kecakapan-kecakapan yang saling
melengkapi. Mereka memerlukan kecakapan pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan. Para anggota harus mampu mengenali masalah dan peluang, kemudian
memilih solusi. Kecakapan hubungan antarpribadi diperlukan untuk
berkomunikasi, memecahkan konflik dan berinteraksi secara efektif dengan para
anggota tim. Ketika tim berkembang kita harus memastikan bahwa para anggota
mempunyai lebih dari masing-masing kecakapan ini. Keanggotaan tim dengan
kecakapan yang saling melengkapi penting dalam mencapai kreativitas (Patricia
Buhler, 2004).
9
Tidak ada individu yang sukses tanpa disiplin, sama halnya tidak ada tim
yang sukses tanpa disiplin. Kedisiplinan dapat dibangun dengan menetapkan
prioritas-prioritas, menempatkan prioritas dalam kalender, menyediakan sedikit
waktu untuk hal-hal yang tidak terguga, mengerjakan masalah satu persatu,
mengembangkan sistem yang berlaku, memiliki rencana untuk setiap kegiatan serta
berfokus pada hasil, bukan pada kegiatan. Tim membutuhkan anggota-anggota
yang berdisiplin. Untuk menjadi tim yang berdisiplin harus memiliki pikiran yang
disiplin. Pikiran pemimpin harus aktif, secara teratur menghadapi tantangan-
tantangan mental, dan terus memikirkan hal-hal yang tepat (Maxwell, 2003).
10
2.5. Macam-macam Kepemimpinan
1) Model Kepemimpinan Transaksional
3) Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan ini menekankan perilaku pemimpin yang simbolis. Pesan
pesan mengenai l, daya tarik terhadap nilai nilai ideologis, stimulasi intelektual
terhadap para pengikut oleh pemimpin, penampilan, melampaui panggilan tugas
4) Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan ini adalah kemampuan untuk mengkreasikan dan
mengartikulasikan suatu yang berhubungan dengan organisasi atau unit organisasi
agar dapat terus tumbuh dan terus meningkat
5) Kepemimpinan Tim
Menjadi pemimpin efektif harus memelajari keterampilan seperti kesabaran
untuk membagi informasi, percaya kepada orang lain, menghentikan otoritas dan
memahami kapan harus melakukan intervensi.
Sebuah tim mampu berkinerja tinggi jika memiliki tujuan atau sasaran yang
jelas dan dipahami oleh seluruh anggota tim. Selain secara kognitif dipahami,
sasaran tim harus dapat diterjemahkan dalam tindak tanduk atau perilaku sehari-
hari. Tingkat pemahaman yang baik pun belum tentu akan tercermin dalam
perilaku sehari-hari anggota tim. Maka, seorang pemimpin harus memastikan
bahwa pemahaman dan tindakan setiap anggota tim harus selaras dengan sasaran
tim.
11
2) Leadership
3) Cooperative Relationship
Kerja sama berbeda dengan sama-sama kerja. Dalam kerja sama ada
nilai sinergisme, yang dapat dibangun dengan menghadirkan nilai
kejujuran, saling percaya, saling mendukung dan upaya mementingkan
tim/organisasi di atas kepentingan pribadi dalam budaya kerja. Hubungan
kerja sama yang solid juga muncul jika setiap anggota memahami dan
mampu menjalankan peran dan tanggung jawabnya. Setiap anggota
diberikan keleluasaan untuk mengoptimalkan kekuatannya dalam
menunaikan tanggung jawabnya.
4) Managing Conflict
5) Communication
12
6) Decision Making
7) Diversity
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga
mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan
pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap
mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.
2. Tipe Paternalistik
3. Tipe Otoriter
13
2.8. Syarat-syarat Kepemimpinan
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga
pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum
mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa
jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan
senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan
atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual
(pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki
power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap
dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah
dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.
3.2. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16