Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Kepemimpinan Tim (Team Leadership)


Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Individu pada mata kuliah
“Kecakapan Antar Personalskill”

Nama Dosen : Lies Sunarmintyastuti, Dra., M.M.

DISUSUN OLEH:

Agus Priyanto | 201643500327

FAKULTAS PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa


Ta'ala Yang Maha Kuasa, karena berkat Qudrah dan Iradahnya saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah Kepemimpinan Tim (Team Leadership)
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Kecakapan
Antar Personalskill.
Di dalam menyusun makalah ini, saya telah berusaha dengan segenap
tenaga dan pikiran, namun tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami khususnya dan para pembaca umumnya.

Waalaikumsalam warahmarullahi wabarakatuh

Jakarta, 05 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

1.3. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

2.1. Definisi Kepemimpinan .......................................................................... 2

2.2. Definisi Kepemimpinan Tim ................................................................... 4

2.3. Definisi Tim dan Kerjasama Tim ............................................................ 6

2.4. Tahapan Membangun Kepemimpinan Tim ............................................. 8

2.5. Macam-macam Kepemimpinan............................................................. 11

2.6. Aspek-aspek membangun tim berkinerja tinggi .................................... 11

2.7. Tipe dan Gaya Kepemimpinan .............................................................. 13

2.8. Syarat-syarat Kepemimpinan ................................................................ 14

2.9. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang efektif ................................................... 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

3.1. Simpulan ................................................................................................ 15

3.2. Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal
dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang
mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau
perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat
dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon
pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,
kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan
manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau
kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya
menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari
kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur
kepemimpinan.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan
tujuan dapat membantu mengatasi masalah tentang kepemimpinan dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sosial di masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa Definisi Kepemimpinan?
1.2.2. Apa Definisi Kepemimpinan dalam Tim?
1.2.3. Apa Definisi Tim dan Kerja Sama Tim?
1.2.4. Apa saja Tahapan Membangun Kepemimpinan Tim?
1.2.5. Apa saja Macam-Macam Kepemimpinan?
1.2.6. Apa saja Aspek-aspek membangun tim berkinerja tinggi?
1.2.7. Bagaimana Tipe dan Gaya Kepemimpinan?
1.2.8. Apa saja Syarat-Syarat Kepemimpinan?
1.2.9. Bagaimana Ciri-Ciri Kepemimpinan yang Efektif?

1.3. Tujuan
1.2.1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
1.2.2. Untuk mengetahui pengertian Kepemimpinan Dalam Tim
1.2.3. Untuk mengetahui Pengertian Tim dan Kerja Sama Tim
1.2.4. Untuk mengetahui Tahapan yang Membangun Kepemimpinan Tim
1.2.5. Untuk mengetahui macam-macam kepemimpinan
1.2.6. Untuk mengetahui aspek-aspek yang membangun Tim Berkinerja Tinggi
1.2.7. Untuk mengetahui Tipe dan Gaya Kepemimpinan
1.2.8. untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan
1.2.9. untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan yang efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi
kelompok untuk mencapai sebuah tujuan. Tim yang hebat adalah memiliki tujuan
yang sama, terdapat kerjasama, komunikasi yang baik serta memiliki komitmen
(Maxwell, 1997). Kepemimpinan memberi nilai pada kehidupan kerja orang lain
(Paul Birch, 2001). Seorang pemimpin sejati harus memperhatikan karakter dan
integritas, serta memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, serta
menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin (Wahyu, 2005).
Dalam bukunya yang amat terkenal, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam
Diri Anda, John C. Maxwell berkata, "Mengubah pemimpin berarti mengubah
organisasi. Menumbuhkan pemimpin, menumbuhkan organisasi." Artinya,
perusahaan atau organisasi tidak akan berubah dan tidak akan berjalan ke arah yang
dicita-citakan, apabila para pemimpinnya sendiri, di bagian apapun, tidak berubah
dan tidak tumbuh. Sebuah organisasi tidak bisa tumbuh di luar sampai para
pemimpinnya sendiri tumbuh di dalam. Jika seluruh unit kepemimpinan berubah
secara positif, maka pertumbuhan organisasi atau perusahaan akan terjadi secara
otomatis. Pemimpin yang lemah sama dengan organisasi yang lemah. Pemimpin
yang kuat sama dengan organisasi yang kuat.
Kepemimpinan pada dasarnya tidak bisa berjalan sendirian. Kepemimpinan
muncul karena kerja sama dengan orang lain. Tanpa orang lain, tidak ada
pemimpin. Dengan demikian, kepemimpinan bukanlah upaya satu orang saja,
melainkan melibatkan kerja sama tim. Pergerakan kegiatan kepemimpinan tidak
selalu dari atas ke bawah, tetapi juga kepemimpinan menyamping, yaitu
membangun kerja sama Tim. Anne Cummings, profesor di bidang manajemen dari
universitas Wharton setuju dengan pendapat Useem bahwa semua pegawai bisa
menjadi pemimpin. Menurut Cummings, semua karyawan perlu menerapkan
“kepemimpinan horizontal.” Pendapat ini juga ditunjang oleh Jack Welch,
pemimpin legendary di GE, perusahaan raksasa dunia. Welch mengatakan bahwa
untuk menjalankan bisnis yang besar dan sukses diperlukan satu tim yang handal
yang bisa bekerja sama, saling percaya, dan saling menghargai. Tanpa ketiga
kualitas ini, akan sulit bagi sebuah perusahaan untuk mendongkrak prestasinya agar
bisa tampil prima di kancah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Kerja sama. Sebuah kegiatan usaha tidak bisa dijalankan oleh bagian
penjualan saja, bagian produksi saja, bagian keuangan saja, bagian SDM saja,
ataupun bagian layanan masyarakat saja. Semua bagian ini harus bisa bekerja sama
untuk menghasilkan produk dan jasa yang bisa memuaskan pasar, yang pada
akhirnya bisa memberi nilai bagi seluruh kegiatan usaha, dan tentunya bagi para
pemegang saham. Semua ini bisa berjalan jika ada kerja sama tim. Dengan
demikian perusahaan perlu memupuk kepemimpinan menyamping, yakni
kemampuan untuk memberikan kontribusi positif bagi sesama anggota tim.
Pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh A, ditambah

2
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh B, C, D dan E, akan
menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kolektif yang memiliki
nilai berlipat kali ganda yang bisa dimanfaatkan baik oleh masing-masing individu
untuk saling memperkaya diri, juga oleh perusahaan untuk mencari alternatif dan
solusi yang paling tepat untuk sukses di arena persaingan bisnis. Semua ini bisa
terjadi jika A, B, C, D, dan E mau saling berbagi dan bekerja sama untuk
mengharmonisasikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman masing-masing
agar bisa saling menambah nilai menjadi energi yang luar biasa untuk memecahkan
masalah dan menciptakan perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi kemajuan
bersama. Tanpa semangat kerja sama yang tinggi, maka nilai pengetahuan dan
pengalaman tidak bisa dilipatgandakan.
“Anda tidak dapat melakukannya sendirian,” adalah mantra dari
pemimpin teladan dan pernyataan ini amat beralasan. Anda tidak dapat
menyelesaikan hal-hal yang luar biasa hanya oleh diri Anda sendiri. Kerja sama
adalah keahlian tingkat tingg yang memungkinkan tim, rekanan dan aliansi lain
berfungsi secara efektif. Kerja sama dapat dipertahankan hanya ketika para
pemimpin mempromosikan rasa saling bergantung— perasaan bahwa kita
menghadapi masalah secara bersama-sama. Tujuan dan peran yang saling terkait
berkontribusi pada rasa saling bergantung insentif yang paling baik bagi orang lain
untuk membantu Anda dalam meraih tujuan adalah dengan mengetahui bahwa
Anda akan menyambutnya secara timbal balik, dan membantu mereka kembali
sebagai balasannya ( Kouzes Posner, 2004).
Sebuah prestasi gemilang hanya didapat dari sebuah kelompok kerja (team work).
Tidak ada orang yang dapat melakukannya sendirian. Dalam organisasi apapun
termasuk pendidikan, kemajuannya sangat ditentukan oleh kinerja tim yang solid.
Mengajar adalah pekerjaan komprehensif, yang memerlukan tangan dan pikiran
lebih dari satu orang, demikian pula pada aspek kehidupan yang lain, misalnya
pekerjaan dokter menyembuhkan pasien, permainan olah raga mulai dari bulu
tangkis sampai dengan sepak bola. Semuanya, jika disimak adalah pekerjaan tim,
dimana terdapat orang-orang yang ikut menyukseskan munculnya seorang sarjana
tak luput dari peran para pengajar, petugas administrasi, kurikulum pendukung dll,
sembuhnya penyakit seorang pasien tak lepas dari kinerja para dokter, paramedis,
dll, begitu pula munculnya seorang bintang olah raga merupakan hasil dari
kontribusi para individu yang memiliki peran yang berbeda-beda.
Kinerja Tim bergantung pada prestasi kerjasama dan juga prestasi individu,
anggota Tim bekerja bersama untuk mengumpulkan sumber daya mereka (biasanya
dalam hal ini kecakapan) untuk mencapai sasaran-sasarannya. Para anggota tim
saling bertanggungjawab dan diberi penghargaan sebagai tim. Saling
tanggungjawab adalah salah satu isu kunci dalam tim. Tanggungjawab ini
berkenaan dengan setiap anggota yang menyumbangkan upaya terbaik untuk
membuat kelompok berhasil. Oleh karena itu saling bertanggungjawab ini
memerlukan komitmen masing-masing anggota pada setiap anggota yang lain
untuk melakukan segala hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi tujuan lain. Tim
itu sendiri bertanggungjawab atas keseluruhan penyelesaian tugas. Para anggota tim
bertanggungjawab untuk memikul bebannya. Di samping itu, setiap anggota tim
bertanggungjawab atas tujuan-tujuan tim ini. Saling bertanggung jawab ini juga

3
membantu anggota tim terikat satu sama lain dan mengembangkan kepercayaan
yang penting bagi keberhasilan berkesinambungan mereka. Tujuan spesifik adalah
dasar bagi tanggung jawab ini, oleh karena itu para anggota tim ini harus spesifik
dalam menyatakan tujuansehingga tim dapat mengukur kemajuannya. Para anggota
mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan baik pula dengan
dukungan bersama dan oleh karena itu mempunyai sense saling ketergantungan,
rasa saling memiliki tim dengan tugas pekerjaannya. Para anggota menyumbang
keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim,
dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat mengekspresikan gagasan, opini dan
ketidaksepakatan, peranan dan pertanyaannya disambut dengan baik. Para anggota
berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk mengembangkan
ketrampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan dari
tim. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang
biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif
(bersifat memperbaiki). Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi
mengerti bahwa pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim
tidak berhasil membuat suatu keputusan.
Tujuan bersama menjadi pusat bagi tim yang memberikan fokus untuk
semua keputusan dan aktivitas. Tujuan yang sebenarnya dikembangkan dari tujuan
yang dibentuk dengan seksama ini. Belajar adalah komponen kunci dari tim. Proses
dapat menjadi lebih efektif dengan mengumpulkan informasi dan menggunakannya
untuk memperbaiki tim mereka. Belajar adalah proses yang panjang- biasanya
seumur hidup. Tim memberi organisasi suatu fleksibilitas yang diperlukan sekarang
ini agar lebih responsif terhadap perubahan tim. Sekarang ini pada umumnya tim
terlihat dalam struktur yang lebih organik. Tim memiliki sejumlah kelebihan.
Tim biasanya bisa bekerja dengan baik ketika keahlian dari berbagai fungsi
dilibatkan. Tim didefinisikan sebagai kelompok yang mempunyai komitmen
dengan tugas yang didefinisikan secara spesifik. Anggota tim mempunyai peran-
peran spesifik yang dipahami dengan baik oleh masing-masing anggota. Tingkat
saling ketergantungan dalam tim sangat tinggi. Masing-masing dan setiap anggota
tim harus memberikan kontribusi kepada tim agar sukses, karena saling
ketergantungannya yang sangat tinggi (Patricia Buhler, 2004). Tim bisa menarik
orang-orang yang tepat, bergerak cepat, dan menyatukan fungsi-fungsi yang
beragam, menciptakan atmosfer yang tepat, dan memecahkan masalah (Tom
Gorman, 2004).

2.2. Definisi Kepemimpinan Tim


Tim adalah kelompok didalam organisasi yang anggota-anggotanya saling
bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan oleh adanya
satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi tersebut
dilakukan demi mencapai tujuan bersama. Contoh dari sebuah tim adalah tim
manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim pengembang organisasi.
Di dalam tim, fungsi utama kepemimpinan adalah berupaya mencapai
tujuan organisasi (tim) secara kolektif, bukan individual. Tim umumnya memiliki

4
seorang pemimpin yang telah ditentukan. Pemimpin tersebut dapat berasal dari
dalam tim itu sendiri maupun dari luar.
Peran kepemimpinan didalam tim dapat saja dirotasi sehingga mungkin saja
diisi oleh para anggota lain antarwaktu. Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa
disebar di antara sejumlah anggota tim tanpa harus ditentukan seorang pemimpin
secara formal. Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum ditemukan dalam
kepemimpinan tim. Posisi kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu
pemimpin formal selaku pemegang tanggung jawab utama melainkan jatuh ke
tangan beberapa orang yang berpengalaman di dalam tim
Kepemimpinan didalam tim umumnya digariskan ke daftar serangkaian
keputusan utama yaitu sejumlah kondisi yang menentukan kapan dan bagaimana
seorang pemimpin baru ikut campur guna meningkatkan fungsi tim.
Pertimbangan pertama apakah lebih baik meneruskan pengamatan dan
memonitoring tim ataukah mengintervensi kegiatan tim dengan mengambil
tindakan. Pertimbangan kedua, apakah intervesi yang dilakukan lebih kepada tugas
yang tengah dilaksanakan ataukah dalam konteks hubungan yang dengan anggota
tim lain. Pertimbangan ketiga apakah intervensi sebaiknya dilakukan pada tingkat
internal (di dalam tim itu sendiri) atau eksternal (di lingkungan sekeliling tim).
Tindakan kepemimpinan eksternal adalah tindakan yang dibutuhkan untuk
menjaga tim agar terlindung dari dampak lingkungan eksternal, tetapi di saat sama,
mempertahankan hubungan tim dengan lingkungan eksternal. Termasuk kedalam
tindakan ini adalah Tindakan yang juga umum diambil dalam kepemimpinan tim
terbagi menjadi dua Internal dan eksternal.

 Tindakan internal artinya adalah tindakan yang dilakukan di dalam tim itu
sendiri, yang terdiri atas tugas dan hubungan.
 Tindakan eksternal artinya tindakan dilakukan pada lingkungan sekeliling
tim.

Tindakan kepemimpinan dalam tugas internal terdiri atas model yang


merinci serangkaian skill atau tindakan yang dilakukan pemimpin untuk
meningkatkan kinerjanya, yaitu :
1. Fokus pada tujuan (menjelaskan, memperoleh persetujuan)
2. Merinci hasil (perencanaan, pemvisian, pengorganisasian, penjelasan peran,
dan pendelegasian wewenang)
3. Pemfasilitasian proses pembuatan keputusan (penginformasian,
pengendalian, pengkoordinasian, pemediasian, pensintesisan, dan
pemfokusan pada masalah)
4. Pelatihan anggota tim sehubungan keahlian yang dibutuhkan dalam
pekerjaannya (pendidikan, pengembangan)
5. Pemeliharaan standar prima (penilaian tim dan kinerja individual,
pembahasan kinerja yang tidak sesuai)

5
Tindakan hubungan dalam konteks internal dibutuhkan untuk
meningkatkan skill interpersonal anggota tim sekaligus hubungan yang terjalin di
dalam tim. Tindakan dalam konteks ini terdiri atas:
1. Pelatihan untuk meningkatkan skill interpersonal
2. Penguatan kerjasama di antara anggota tim
3. Pengelolaan konflik agar konflik tetap ada di tataran intelektual, bukan
pribadi.
4. Penguatan komitmen tim.
5. Pemuasan kepercayaan dan dukungan yang dibutuhkan oleh anggota tim
6. Bertindakan fair dan konsisten dalam perilaku-perilaku yang bersifat
prinsipil.
7. Memperoleh akses atas informasi demi membangun aliansi eksternal
8. Membantu tim yang telah terkena pengaruh lingkungan.
9. Bernegosiasi dengan manajemen senior seputar pengakuan, dukungan, dan
sumberdaya yang perlu bagi kelangsungan tim.
10. Perlindungan anggota tim dari penetrasi lingkungan internal organisasi
maupun eksternal organisasi.
11. Melakukan pengujian atas indikator efektivitas yang berasal dari
lingkungan eksternal, misalnya survey kepuasan pelanggan.
12. Menyediakan informasi dari luar yang dibutuhkan oleh anggota tim.
13. Efektivitas tim terdiri atas dua dimensi yaitu :
 kinerja tim
 pengembangan tim.

Kinerja tim mengaju pada seberapa baik kualitas tugas yang mampu
dicapaioleh tim. Pengembangan tim mengacu pada seberapa baik tim tetap
terpelihara sehubungan dengan pencapaian tugas-tugas tim. Sejumlah peneliti
menganjurkan kriteria penilaian efektivitas tim, misalnya yang seperti ditawarkan
Carl E. Frank M. J. LaFasto tahun 1989, yaitu:
 Apakah tim punya tujuan yang spesifik, masuk akal, dan disampaikan
secara jelas
 Apakah tim memiliki struktur pencapaian hasil
 Apakah para anggota tim memenuhi syarat
 Adakah kesatuan dalam tim yang didasarkan pada komitmen atas tujuan tim
 Adakah iklim kerjasama diantara anggota tim
 Adakah standar prima yang membimbing tim?
 Adakah dukungan eksternal serta pengakuan bagi tim?
 Adakah kepemimpinan tim yang efektif?

2.3. Definisi Tim dan Kerjasama Tim


Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan koordianasi kerja mereka untuk tujuan tertentu (Widiastuti Dyah,
2011).

6
Katzenbach dan Smith mendefinisikan tim sebagai “sekelompok kecil orang
dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud
bersama (common purpose), menghasilkan tujuan-tujuan dan pendekatan bersama
dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaan tanggung jawab (mutally
accountable) (Gowa, 2007).
Kata kata bergaris miring yaitu selkelompok kecil orang, keterampilan yang
saling melengkapi maksud bersama, menghasilkan tujuan tujuan bersama, dan
tanggung jawab bersama, adalah kata kata kunci dalam pengertian Tim.

 Kelompok Kecil

Kelompok kecil adalah dengan jumlah anggota antara 2-25 orang. Namun jumlah
angota 5-9 orang dianggap sebagai jumlah optimal yang dapat diperoleh secara efektif
dalam sebuah tim. Jumlah anggota di atas 9 orang mengurangi kesempatan saling berbicara
dan berinteraksi pada anggota tim. Komunikasi kurang dapat terjalin dengan baik.

 Keterampilan yang saling melengkapi

Keterampilan yang saling melengkapi membuka peluang tim untuk


mengkombinasikan beragam ide dan keterampilan yang tersedia dan memberikan hasil
baru yang hebat.

 Maksud Bersama

Maksud bersama tiom merupakan motor penggerak sebuah tim. Maksud harus
memberikan makna bagi anggota tim . baik secara individu maupun secara bersama., dan
menjadi motiasi bagi para anggota tim, untuk mencapainya dengan kekuatan tim.

 Cara menghasilkan tujuan-tujuan

Tujuan adalah kekuatan yang mendorong dan mengerakkan tim. Tujuan-tujuan


harus ditetapkan secara spesifik, dilaksanakan, dan dievaluasi selama proses
pencapaiannya. Hasil- hasil yang dicapai merupakan sukses sukses kecil yang patut
dihargai dan dirayakan bersama untuk membangkitkan semangat.

 Pendekatan Bersama

Pendekatan bersama adalah cara para anggota melakukan kesepakatan bagaimana


mereka akan bekerja dalam satu kesatuan. Dalam kesepakatan ini bisa ditetapkan aturan-
aturan kain dalam tim agar setiap anggota tim dapat bergerak dalam irama yang sama.

7
 Kebersamaan tanggung jawab

Tanggung jawab bersama harus dikembangkan dalam kerja sama tim, yakni
berbagai tanggung jawab dan rasa kepemilikan terhadap hasil yang dicapai.

 Sinergi

Sinergi adalah penggabungan berbagai kekuatan atau potensi menjadi satu


kekuatan baru yang hebat. Sinergi akan tercapai apabila dua orang atau lebih bekerja sama
untuk menciptakan solusi yang lebih baik dibandingkan bila bekerja sendiri; bukan caramu
atau cara saya tetapi cara atau jalan kita yang lebih baik (Srijanti dkk, 2006). Dalam
bukunya yang berjudul Habit of Highly Effective Teens, Sean copey menyebutkan ciri-ciri
sinergi dan sinergi;

Dalam sebuah tim kepanitiaan acara konser amal misalnya, ketua panitia
sebagai pemimpin akan mengidentifikasi pekerjaan apasaja yang harus dilakukan
agar tujuan penyelengara konser bisa berlangsung dan memberikan hasil yang
berlimpah untuk disumbangkan sebagai amal. Tahap selanjutnaya akan dibentuk
tim kerja sesuai jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan. Misalnya akan ada
wakil ketua, bendahara, seksi dana dan sponsorship, seksi acara, seksi publikasi dan
dokumentasi, seksi perkengkapan, seksi keamanan, dan sebagainya. Setelah itu
akan ditunjukkan orang-orang yang tepat dan kompeten pada bidang-bidang kerja
tersebut yang dapat saling berkerja sama dalam konser amal tersebut, untuk
bendahara pasti akan yang ditunjuk orang yang jujur teliti dan ahli dalam
penghitungan keuangan. Sedangkan untuk seksi dana dan sponsorship akan sangat
tepat dipengang oleh orang-orang yang pandai bergaul, ulet, tidak pemalu, ekrovert
serta memiliki network yang luas untuk mencasi sponsor dan pembiayaan.

2.4. Tahapan Membangun Kepemimpinan Tim


 Membangun Tim Kerja

Dalam upaya membangun tim kerja adalah kesamaan Visi, misi dan tujuan
yang ingin dicapai dengan terus melakukan brainstorming agar kesepakatan
bersama dapat tercapai. Salah satu aspek yang dibangun adalah pembagian tugas
yang jelas sehingga masing-masing anggota mengerti kewajibannya. Selanjutnya
akan dapat menumbuhkembangkan rasa tanggungjawab dan komitmen dalam diri
anggota tim. Di dalam sebuah tim tetap dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu
menjadi motivator dan membangun suasana kerja yang kondusif dari seorang
pemimpin yang dapat berpikir jernih dan bertanggung jawab.
Terdapat banyak aspek utama yang dibawa oleh individu ke dalam sebuah
tim, yaitu: Kompetensi (Competency), keahlian anggota tim pada suatu bidan
tertentu yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tim,
Kemampuan belajar (Learning), kemampuan belajar anggota tim yang berpengaruh

8
langsung terhadap kemampuan belajar tim. Kesungguhan (Commitment),
kesungguhan yang dapat diberikan anggota tim dalam melaksanakan tugas yang
diberikan.. Kerjasama (Team work), kemampuan bekerjasama setiap individu
sebagai anggota tim. Kolaborasi (Collaboration), kemampuan berkolaborasi di
dalam tim dan di antara tim. Komunikasi (Communication), tingkat kemampuan
komunikasi setiap anggota tim. Kepercayaan (Trust), tingkat kepercayaan terhadap
sesama anggota tim. Motivasi (Motivation), motivasi yang dimiliki setiap anggota
tim.
Tantangan utama yang berhubungan dengan aspek kepemimpinan Tim
adalah membangun budaya yang kondusif serta menciptakan atmosfer yang
mendukung kerja tim (Dubrin, 2005). Tim kerja merupakan kompetensi penting
untuk menuju kesuksesan. Tantangan ini mirip dengan tantangan membangun
kultur yang tepat untuk memotivasi orang. Strategi yang dianjurkan untuk
pemimpin tim adalah mempromosikan pandangan yang mengakui bahwa bekerja
sama secara efektif merupakan standar perilaku yang diharapkan. Membangun
kultur atau norma teamwork akan sulit ketika ada kultur individualisme yang kuat
di dalam sebuah organisasi. Pemimpin tim yang percaya kepada teamwork biasanya
memiliki posisi yang lebih baik untuk membangun kultur teamwork. Tim dengan
kinerja tinggi pada umumnya heterogen. Artinya, tim yang mencapai tingkat kinerja
yang tinggi tidak terdiri dari orang-orang yang benar-benar sama. Melainkan, tim
ini terdiri dari para anggota yang mempunyai kecakapan-kecakapan yang saling
melengkapi. Mereka memerlukan kecakapan pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan. Para anggota harus mampu mengenali masalah dan peluang, kemudian
memilih solusi. Kecakapan hubungan antarpribadi diperlukan untuk
berkomunikasi, memecahkan konflik dan berinteraksi secara efektif dengan para
anggota tim. Ketika tim berkembang kita harus memastikan bahwa para anggota
mempunyai lebih dari masing-masing kecakapan ini. Keanggotaan tim dengan
kecakapan yang saling melengkapi penting dalam mencapai kreativitas (Patricia
Buhler, 2004).

 Membangun Disiplin Tim

Pemimpin harus membuat perubahan pribadi pada dirinya sendiri, sebelum


meminta orang lain berubah. Para pemimpin sukses bukan hanya mengatakan apa
yang harus dilakukan, mereka memperlihatkannya! Orang meniru apa yang mereka
lihat dari sang pemimpin. Apa yang dihargainya akan dihargai pula oleh
anggotanya. Tujuan pemimpin menjadi tujuan mereka. Lee Iacocca berkata,
"Kecepatan bos adalah kecepatan tim." Disiplin diri, kemauan, penguasaan diri,
artinya mengendalikan kehidupan. Disiplin juga diartikan membayar harga dalam
hal-hal kecil agar dapat membeli hal yang besar. Disiplin adalah awal dari sebuah
budaya, jikalau displin sudah terbentuk maka ada istilahnya menjadi budaya
disiplin. Disiplin adalah upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan
perilaku yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau pemimpin. Jika sudah
distrategikan dalam bentuk perilaku, nilai, dan penerapannya dalam bentuk norma,
maka harus dijaga agar orang itu taat.

9
Tidak ada individu yang sukses tanpa disiplin, sama halnya tidak ada tim
yang sukses tanpa disiplin. Kedisiplinan dapat dibangun dengan menetapkan
prioritas-prioritas, menempatkan prioritas dalam kalender, menyediakan sedikit
waktu untuk hal-hal yang tidak terguga, mengerjakan masalah satu persatu,
mengembangkan sistem yang berlaku, memiliki rencana untuk setiap kegiatan serta
berfokus pada hasil, bukan pada kegiatan. Tim membutuhkan anggota-anggota
yang berdisiplin. Untuk menjadi tim yang berdisiplin harus memiliki pikiran yang
disiplin. Pikiran pemimpin harus aktif, secara teratur menghadapi tantangan-
tantangan mental, dan terus memikirkan hal-hal yang tepat (Maxwell, 2003).

 Membangun Komitmen Tim

Komitmen (commitment) yang berarti janji untuk mengerjakan sesuatu


adalah sebuah karakter dalam mencapai tujuan. Arti lainnya adalah kesanggupan
untuk bertanggung jawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada seseorang.
Komitmen tidak ada hubungannya sama sekali dengan bakat, kepintaran atau
talenta. Dengan komitmen yang kuat akan memungkinkan seseorang bisa
mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan spiritual tambahan yang bisa
diperoleh. Sebaliknya, tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit
terlaksana.
Menurut John C. Maxwell dalam bukunya 21 Kualitas Kepemimpinan,
Interaksara, Batam, 2001, komitmen bagi pemimpin artinya berbuat lebih karena
banyak orang tergantung kepadanya.
Selain harus dimiliki para pemimpin, komitmen juga harus dimiliki oleh segenap
anggota tim. Dengan menjadi orang yang berkomitmen terhadap pekerjaan, bukan
sebagai beban dan kewajiban, tetapi sarana berkarya dalam mengembangkan diri,
bahwa biasanya orang-orang yang berkomitmen akan mencapai kepuasan kerja
(job satisfaction).
Anggota tim yang berkomitmen memiliki bentuk keterlibatan yang tinggi
dalam perusahaan. Tim tersebut bekerja bukan karena diperintah, tetapi termotivasi
bukan oleh faktor eksternal melainkan faktor internal yang sumber motivasinya
berasal dari dalam dirinya sendiri. Dalam satu tim, idealnya terdapat tujuan dan ada
kemauan serta komitmen. antara pemimpin tim dan anggota tim harus ada landasan
kemauan untuk bersama-sama membentuk suatu tim dan harus memiliki komitmen.
Tanpa kemauan dan komitmen baik di pihak pemimpin tim maupun di pihak
anggota tim, akan sia-sialah segala usaha untuk berkembangnya satu tim. Kemauan
dan komitmen tidak bisa dipaksanak oleh kekuasaan yang lebih tinggi
(Soemarsono, 2003).

10
2.5. Macam-macam Kepemimpinan
1) Model Kepemimpinan Transaksional

transaksi antarpribadi, antara pemimpin atau pihak manajerial dan


karyawan. Dua karakteristik dalam model

2) kepemimpinan transaksional adalah:


 Para pemimpin menggunakan penghargaan kontigensi untuk
memberikan motivasi pada karyawan.
 Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika para
bawahan gagal mencapai tujuan kinerja.

3) Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan ini menekankan perilaku pemimpin yang simbolis. Pesan
pesan mengenai l, daya tarik terhadap nilai nilai ideologis, stimulasi intelektual
terhadap para pengikut oleh pemimpin, penampilan, melampaui panggilan tugas

4) Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan ini adalah kemampuan untuk mengkreasikan dan
mengartikulasikan suatu yang berhubungan dengan organisasi atau unit organisasi
agar dapat terus tumbuh dan terus meningkat

5) Kepemimpinan Tim
Menjadi pemimpin efektif harus memelajari keterampilan seperti kesabaran
untuk membagi informasi, percaya kepada orang lain, menghentikan otoritas dan
memahami kapan harus melakukan intervensi.

 Empat peran pemimpin tim dalam model kepemimpinan ini adalah:


 Para pemimpin merupakan penghubung bagi para konstituen
eksternal
 Pemimpim tim adalah pemecah masalah
 Pemimpim tim adalah manajer konflik

2.6. Aspek-aspek membangun tim berkinerja tinggi


1) Goal Setting

Sebuah tim mampu berkinerja tinggi jika memiliki tujuan atau sasaran yang
jelas dan dipahami oleh seluruh anggota tim. Selain secara kognitif dipahami,
sasaran tim harus dapat diterjemahkan dalam tindak tanduk atau perilaku sehari-
hari. Tingkat pemahaman yang baik pun belum tentu akan tercermin dalam
perilaku sehari-hari anggota tim. Maka, seorang pemimpin harus memastikan
bahwa pemahaman dan tindakan setiap anggota tim harus selaras dengan sasaran
tim.

11
2) Leadership

Tim berkinerja tinggi akan dapat dicapai jika ada faktor


kepemimpinan. Kepemimpinan akan memberikan pengaruh kepada tim
untuk dapat bergerak ke arah yang positif menuju efektifitas organisasi.
Kepemimpinan akan muncul jika seorang pemimpin dapat menjadi panutan
( role mode) serta memahami secara lebih nyata kondisi (kontekstual)
timnya: konteks organisasi, masalah yang dihadapi, tingkat kematangan
anggota tim, harapan stakeholder dan aspek lainnya. Dengan begitu, akan
lahir kepemimpinan otentik yang mampu mengembangkan dan
memberdayakan seluruh anggota tim.

3) Cooperative Relationship

Kerja sama berbeda dengan sama-sama kerja. Dalam kerja sama ada
nilai sinergisme, yang dapat dibangun dengan menghadirkan nilai
kejujuran, saling percaya, saling mendukung dan upaya mementingkan
tim/organisasi di atas kepentingan pribadi dalam budaya kerja. Hubungan
kerja sama yang solid juga muncul jika setiap anggota memahami dan
mampu menjalankan peran dan tanggung jawabnya. Setiap anggota
diberikan keleluasaan untuk mengoptimalkan kekuatannya dalam
menunaikan tanggung jawabnya.

4) Managing Conflict

Perbedaan pandangan dan kepentingan merupakan konflik yang


selalu ada dalam sebuah tim. Apakah konflik akan berujung pada situasi
yang constructive atau distruptive, tentu bagaimana pengelolaannya.
Namun konflik harus diarahkan pada hasil yang constructive. Dalam
banyak hal konflik memiliki banyak manfaat. Dengan konflik akan ada ide
baru, perbaikan proses, penyempurnaan kualitas dan pencapaian sasaran
yang lebih efektif dan efisien. Kelihaian mengelola konflik dalam tim sangat
penting dalam membawa tim mencapai kinerja terbaik.

5) Communication

Sebuah tim harus memiliki pola komunikasi yang efektif. Beberapa


hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif adalah:
pemilihan sarana/saluran komunikasi, metode komunikasi dan proses
umpan balik. Setiap anggota diupayakan berkomunikasi dengan terbuka.
Baik itu berupa penyampaian instruksi, ide, evaluasi, dan saran. Dalam
kondisi tertentu dimana anggota tim membutuhkan proses komunikasi yang
lebih intens dan bersifat rahasia, beberapa pendekatan komunikasi
seperti coaching, counseling dan mentoring dapat digunakan.

12
6) Decision Making

Tim akan selalu berhadapan dengan proses pengambilan


keputusan dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan. Mulai
dari planning, organizing, actuating dan controlling mengandung unsur
pengambilan keputusan. Sebisa mungkin proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan objektif. Semakin lengkap data yang dimiliki dan tepat
melibatkan anggota tim, mempermudah proses pengambilan keputusan
yang objektif. Lalu keputusan yang sudah ditetapkan harus diamini dan
dikawal bersama sampai terealisasi.

7) Diversity

Dalam sebuah tim pasti akan ditemukan keragaman, baik yang


sifatnya nature ataupun nurture . Keragaman harus dipandang sebagai
anugerah yang perlu dipelihara. Anggota tim harus dapat memahami dan
menerima keragaman tim. Keragaman memberikan peluang bagi sebuah
tim untuk saling melengkapi satu sama lain. Dengan memperhatikan tujuh
aspek di atas, seorang pemimpin dapat membangun tim berkinerja tinggi.
Jika ada aspek yang sudah baik maka pertahankan, bahkan jika perlu
ditingkatkan. Namun, jika masih ada aspek yang ternyata masih rendah atau
kurang baik, perbaikilah dengan membuat detail rencana kerja (action plan).

2.7. Tipe dan Gaya Kepemimpinan


1. Tipe Kharismatik

Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga
mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan
pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap
mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.

2. Tipe Paternalistik

 Menganggap bawahannya belum dewasa


 bersikap terlalu melindungi
 Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
 Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter

 Pemimipin organisasi sebagai miliknnya


 Pemimpin bertindak sebagai dictator
 Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

13
2.8. Syarat-syarat Kepemimpinan
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga
pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.

2.9. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang efektif


1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang
timbul dalam masyarakat sehari-hari.

2. Kecakapan Berfikir Abstrak


Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,
intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan
mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat
dalam tujuan organisasi.

3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum
mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa
jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan
senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan
atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual
(pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki
power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap
dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah
dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.

3.2. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).


(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-
para-ahli, diakses 11 November 2011).

2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online).


(Http://duniabaca.com/hakekat -dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 11
November 2011).

Aynul. 2009. "Leadership: Definisi Pemimpin". (Online). (Http://referensi-


kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 11
November 2011).

Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.

Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar


[LKID]. Yogyakarta: UII Press.

16

Anda mungkin juga menyukai