“MESIN ROVING”
Dalam rangka untuk memperoleh hasil benang yang baik ,maka sliver drawing
perlu diperkecil tahap demi tahap dengan menggunakan mesin roving/flyer.
Akibat pengecilan, sliver tersebut akan menjadi lemah dan untuk memperkuatnya
perlu diberikan sedikit twist (antihan) sebelum digulung pada bobbin. Berikut
adalah gambar skema mesin roving .
Sliver hasil passage terakhir mesin drawing ditempatkan satu persatu
dibelakang mesin roving, dan satu persatu ujung slivernya dimasukkan ke rol
peregang yang biasanya menggunakan 3-4 pasangan rol peregang. Setelah
mengalami peregangan, kemudian keluar dari rol depan terus dimasukkan
dibagian atas flyer terus kelengan flyer lalu dibelitkan pada pengantar roving,
kemudian digulung pada bobbin. Hasil dari proses ini disebut roving.
Karena perputaran flyer, maka terjadi twist pada roving, dan karena perbedaan
kecepatan putaran spindle dengan bobbin, maka terjadi penggulungan roving
pada bobbin. Mesin ini menggerakan bobbin sedemikian rupa sehingga pada
waktu lapisan gulungan roving sampai diatas, maka untuk lapisan gulungan yang
berikutnya diturunkan sebesar kuarng lebih satu diameter roving, dan pada
waktu lapisan berikutnya dinaikkan sebesar kurang lebih satu diameter roving.
Demikian seterusnya hingga gulungan roving penuh, maka mesin dihentikan
/berhenti secara otomatia yang kemudian regu doffer melakukan doffing dengan
jalan mengangkat flyernya satu persatu dan bobbin yang penuh diganti dengan
bobbin yang kosong hingga selesai seluruhnya.
Ujung roving yang membelit pada pengantar roving satu persatu dibelitkan
pada bobbin kosong, cone belt disetel kembali pada kedudukan semula kemudian
mesin dapat dijalankan.
Telah diketahui bahwa hasil dari mesin drawing berupa sliver yang lebih rata
dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama lainnya. Walaupun dari bentuk
sliver dapat juga langsung dibuat menjadi benang, namun untuk memperoleh
hasil benang yang baik, maka sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap
dengan menggunakan mesin Flyer. Akibat pengecilan, sliver tersebut akan
menjadi lemah dan untuk memperkuatnya perlu diberikan sedikit twist (antihan)
sebelum digulung di bobin. Pada proses yang pertama dimesin Flyer yang
biasanya disebut mesin subbling, sliver hasil mesin passage terakhir ditempatkan
satu persatu dibagian belakang mesin subbling untuk setiap spindelnya, dan satu
persatu ujung slivernya dimasukkan ke rol peregang yang biasanya menggunakan
3 sampai dengan 4 pasang rol peregang. Setelah mengalami regangan, kemudian
keluar dari rol depan kemudian dimasukkan dibagian atas dari Flyer terus
kelengan Flyer lalu dibelitkan pada pengantar roving, kemudian digulung pada
bobin. Hasil dari proses ini disebut roving.
Pada mesin spinning yang memproses benang yang sangat halus maka hasil
roving bobin tersebut harus dikerjakan lebih lanjut pada mesin fine roving atau
jack frame. Proses yang terjadi pada mesin slubbing, intermediate, roving, dan fine
roving adal;ah sama yaitu meliputi peregangan (drafting), antihan (twisting) dan
penggulunag (winding). Karena roving beberapa kali mengalami proses pada
mesin flyer, maka besarnya draft dapat diatur sedikit demi sedikit, sedangkan
mengenai konstruksi semuanya sama hanya berbeda dalam beberapa ukuran.
Skema Mesin
1. Peregangan (drafting)
Proses peregangan ini terjadi pada 3 – 4 pasang rol peregang (draft rollers) dimana
kecepatan keliling dari rol depan (front roller) lebih besar daripada rol tengah
(midle roller) dan kecepatan keliling rol tengah lebih besar daripada rol belakang
(back roller). Akibat dari peregangan tersebut maka silver bentuknya berubah
menjadi roving yang belum mendapat antihan.
2. Antihan (twisting)
Setelah roving keluar dari rol depan terus mauk secara axial pada bagian atas dari
flyer, dan keluar secara radial melalui lobang terus membelit lengan Flyer. Karena
perputaran Flyer yang cepat sekali, maka sejak kapas keluar dari rol depan sudah
mulai mendapat twist sehingga pada waktu kapas meninggalakn lenga Flyer sudah
merupakan roving yang telah mempunyai cukup kekuatan untukdigulung pada
bobbin.
3. Penggulung pembuatan roving (winding)
Setelah kapas mengalami proses peregangan dan twisting, kemudiandigulungpada
bobbin. Proses penggulungan terjadi karena adanya perbedaan banyaknya putaran
spindle permenit.
TRICK BOX
Output Gear
51T
Tension
Change Gear
Rachet Gear
Gerakan dari batang bersayap juga menarik rantai dan rantai menarik batang y.
tarikan dari rantai membantu melepaskan batang pemukul sehingga saat tuil lepas,
batang pemukul akan bergerak otomatis dan poros pun ikt bergerak dan poros yang
dihubungkan dengan roda gigi payung bergerak dan melepaskan batang pemukul,
sehingga kereta akan turun.
Putaran roda gigi ratchet ditahan oleh pal penahan dan akan bergerak jika plat
bergerak semakin kebawah sehingga pal penahan kan terlepas dari rachet. Plat akan
bergerak saat tuil lepas dari lekukan batang pemukul. Pal penahan menahan roda ggi
ratchet dan saat pal lepas maka kesempatan ini digunakan oleh gaya putar poros untuk
berputar berlawanan arah yang selanjtnya memutarkan roda ggi payug bawah dan roda
gigi payung bawah menggerakkan poros sehingga roda gigi berputar searah dengan
putaran poros. Sehingga batang bergerak naik, akibatnya jarak naik turun kereta akan
berkurang sehingga gulungan pada bobbin pun berkurang 1 diameter atas dan 1
diameter bawah.
Sama seperti pada proses naik turunnya kereta bobin pada saat sepatu lepas dari
landasan baik atas maupun bawah akan menyebabkan poros eksentrik akan berputar.
Berputarnya poros eksentrik kemudian diteruskan oleh roda-roda gigi C,D,E,F sehingga
menggerakkan penggeser belt yang berupa roda gigi papan. Pergeseran roda gigi papan
ini menyebabkan roda gigi G juga berputar. Putaran roda gigi G kemudian diteruskan
oleh roda gigi H dan I sehingga poros ulir juga berputar. Karena pada poros ulir terdapat
ulir ganda yang mempunyai arah yang berlawanan. Akibatnya pada saat poros ini
berputar maka jarak antara landasan sepatu bagian atas dan bagian bawah akan merapat.
Sehingga pergeseran naik turunya kereta bobin akan semakin pendek.
A Tention
Gear E
B
Cone drum aktif
I
Penggeser belt H
C D F
(roda gigi papan)
Ulir ganda
Cone drum pasif
sepatu
landasan
Sama seperti pada proses naik turunnya kereta bobin pada saat sepatu lepas dari
landasan baik atas maupun bawah akan menyebabkan poros eksentrik akan berputar.
Berputarnya poros eksentrik kemudian diteruskan oleh roda-roda gigi C,D,E,F sehingga
menggerakkan penggeser belt yang berupa roda gigi papan. Pergeseran roda gigi papan
ini menyebabkan kedudukan belt akan bergeser kekanan. Pergeseran belt ini akan
mengubah perbandingan diameter antara cone drum aktif dan pasif sehingga semakin ke
kanan maka kecepatan putar cone drum pasif semakin lambat.
𝑆𝑆 𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑅𝑜𝑙𝑙
Main Draft = 𝑆𝑆 𝑀𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑅𝑜𝑙𝑙
𝑆𝑆 𝑀𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑅𝑜𝑙𝑙
Break Draft = 𝑆𝑆 𝐵𝑎𝑐𝑘 𝑅𝑜𝑙𝑙
Alat :
Mesin roving
Neraca Digital
Bobbin Roving
Bahan :
Sliver Drawing
Data : CW1 = 62
CW2 = 33
CW3 = 57
CW4 = 44
CW5 = 46
140 33 62 34
N front roll = 1058 x x 57 x 53 x 84 = 213,70 rpm
190
18
N tension roll = 213,70 x 19 = 202,45 rpm
18 44
N middle roll = 213,70 x x = 29,04 rpm
94 62
23 46
N back roll = 29,04 x x 22 = 23,276 rpm
60
Perhitungan Produksi
1. 23,6
2. 23,8
3. 23,8
4. 23,5
5. 23,4
∑ 118,1
̅
X 23,62
1. 2,8
2. 3,0
3. 2,8
4. 2,8
5. 2,8
∑ 14,2
̅
X 2,84
Panjang (yard) 453,6 gram
Ne1 keluar = x
Berat(gram) 840 yard
𝑘𝑔
213,70 𝑥 3,14 𝑥 28 𝑥 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥0,4536
𝑙𝑏𝑠
Produksi Teoritis = 𝑚 𝑚𝑚
1,14 𝑥 768 𝑥1000
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑚
= 146 gram/15 menit
Produksi Nyata
Efisiensi = Produksi Teori x 100%
131,8
= x 100%
146
= 90,3%
VI. DISKUSI
Pada praktikum mesin roving, kami mengamati mesin roving yang ada di lab
pemintalan. Prinsip kerja mesin ini, yaitu melakukan peregangan pada sliver
untuk mengecilkan diameter sliver serta memberi antihan pada hasil rovingnya,
dan menggulung roving pada bobbin. Sebelumnya, hasil dari mesin drawing
adalah berupa sliver yang rata dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama
lain. Untuk mendapatkan benang yang baik dalam proses pemintalan maka sliver
tersebut perlu diperkecil diameternya hal ini dilakukan adalah untuk
memberikan twist atau antihan pada benang.Akibat dari pengecilan tersebut,
benang akan menjadi lemah dan sulit digulung, maka dari itu perlu diberi antihan
(twist) sebelum digulung pada bobbin.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Produksi pada mesin roving ini didapat dari hasil perhitungan antara
seberapa cepat putaran flayer yang dibagi dengan jumlah TPI (Twist Per
Inchi) nya.
2. Antihan itu sendiri didapat dari hasil perbandingan antara kecepatan
putaran flayer dengan kecepatan permukaan front roll.
3. Setiap mesin pasti mempunyai efisiensi tertentu, dan tidak mungkin
melebihi 100%, dikarenakan tidak selalu mesin berjalan lancar, kadang
lambat beberapa detik, kadang berhanti beberapa detik, sehingga
mempunyai efisiensi tertentu.
4. Data Mesin Roving
Drafting I = 1,05
Drafting II = 7,8
Drafting III = 1,1
Total Draft = 9,009
TPM = 38 twist/meter
5. Data Produksi Mesin Drawing Hongda FA 302
Ne1 sliver drawing = 0,13
Ne1 sliver roving = 1,14
Produksi nyata = 131,8 𝑔/15𝑚𝑛𝑡
Produksi teoritis = 146 𝑔/15𝑚𝑛𝑡
Effesiensi = 90,3 %