Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Proses Terjadinya Masalah


1. Defenisi
Menurut Rasmun 2010, gangguan harga diri rendah adalah evaluasi
diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat
secara langsung atau tidak langsung diekspresikan selain itu gangguan harga
diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan,
yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Stuart and Sunden, 2007 gangguan harga diri rendah
digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
2. Etiologi
Proses terjadinya harga diri rendah pada pasien akan dijelaskan
dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart Sundeen, 2007 yang
meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya harga diri rendah,
meliputi:
1) Faktor Biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau
trauma kepala.

2) Faktor Psikologis
Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan
adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti
penolakan dan harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
berulang; kurang mempunyai tanggungjawab personal;
ketergantungan pada orang lain; penilaian negatif pasien terhadap

Page 1
gambaran diri, krisis identitas,peran yang terganggu, ideal diri yang
tidak realistis; pengaruh penilaian internal individu.

3) Faktor Sosial Budaya


Pengaruh social budaya meliputi penilaian negative dari lingkungan
terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian pasien,sosial ekonomi
rendah, riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang
anak, dan tingkat pendidikan rendah.

b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi harga diri rendah antara lain:
1) Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan.
b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit:sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran, bentuk,
penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis
dan keperawatan.
3. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian negatif tentang dirinya dan didukung dengan data
hasil wawancara dan observasi.
a. Data Subjektif:
Pasien mengungkapkan tentang:

Page 2
1) Hal negative diris endiriatau orang lain
2) Perasaan tidak mampu dan pandangan hidup yang positif
3) Penolakan terhadap kemampuan diri
b. Data Objektif:
1) Penurunan produktivitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara lemah (Rasmun, 2010)
4. Akibat Harga Diri Rendah
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain dan menghindari hubungan dengan orang lain. (Keliat Budi Ana, 2010)
5. Mekanisme Koping
Menurut Rasmun, 2010 mekanisme koping termasuk pertahanan koping
jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme. Pertahanan
ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri sendiri
yang menyakitkan. Pertahanan jangka pendek meliputi:
a. Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis
misalnya : menonton konser musik, menonton televise secara obsesif.
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara, Misalnya
ikut dalam klub sosial, agama, kelompok, gerakan.
c. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasan diri
yang tidak menentu, misalnya : olah raga yang kompetitif, prestasi
akademis, kontes untuk mendapatkan popularitas.
d. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat
identitas di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini, misal :
penyalahgunaan obat.
Pertahanan jangka panjang mencakup :
A. Penutupan identitas–adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh
orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan , aspirasi, atu petensi
diri individu.

Page 3
B. Identitas negativ-asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat
6. Terapi Medis
Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
anti depresan, Karena fungsi dari obat anti depresan ini adalah memblok
pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotinin,
meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang
diperkirakan menyebabakan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan
masalah neurotransmitter yang di hadapi oleh klien dengan harga diri rendah
yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, neropineprin.
(Keliat Budi Ana, 2010)
Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah
kali ini pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam jenis
Tricyclic Anti Depresan (TCA) : amitriptiline, imipramine, desipramine,
notriptilin, sesuai dengan fungsi obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake
seorotonin dan norepinefrin sehingga meningkatkan motivasi klien dan sesuai
dengan indikasinya yaitu pengobatan yang diberikan pada klien dengan
depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek
pengobatan yang saling meningkatkan. (Keliat Budi Ana, 2010)
7. Rentang Respon
Respon adaptif Respon mal adaptif

Konsep Diri Kekacauan Identitas

Harga Diri Rendah


Aktualisasi Diri Depersonalisasi
(Stuart and Sunden, 2007)

Penjelasan :

Page 4
a. Aktualisasi diri
Yaitu pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri
Yaitu apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.
c. Kekacauan identitas
Yaitu kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian
pada masa dewasa yang harmonis.
d. Depersonalisasi
Yaitu perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. (Stuart and Sunden, 2007)
B. Pohon Masalah
Efek : isolasi social : menarik diri

CP : gangguan konsep diri : harga diri rendah

'
Etiologi : koping tidak efektif

Page 5
C. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji:
1. Isolasi sosial: menarik diri
Data Obyektif :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam.
Data Subyektif :
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3. Gangguan citra tubuh
Data subyektif :
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena
keadaan tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain,
karena keadaan tubuhnya yang cacat.
Data obyektif :
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara
pelan dan tidak jelas, tampak menangis.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh

Page 6
E. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Intervensi:
1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-
tanda serta penyebab yang muncul
4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

Page 7
Intervensi:
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
3) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
4) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
5) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
6) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
7) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
8) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
9) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Intervensi:
1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
melalui tahap :
 Klien – Perawat
 Klien – Perawat – Perawat lain
 Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
 K – Keluarga atau kelompok masyarakat
3) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah
dicapai.
4) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

Page 8
5) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
6) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
Intervensi:
1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain.
3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
f. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Intervensi:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
 Salam, perkenalan diri
 Jelaskan tujuan
 Buat kontrak
 Eksplorasi perasaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
 Perilaku menarik diri
 Penyebab perilaku menarik diri
 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada
klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal satu kali seminggu

Page 9
 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai
oleh keluarga
2. Harga diri rendah.
Tujuan umum:
Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik:
 Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Intervensi:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
3) Utamakan memberi pujian yang realistik.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Intervensi:
1) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
d. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.

Page 10
Intervensi:
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
Intervensi:
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
2) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Intervensi:
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat
klien dengan harag diri rendah.
2) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
2. Gangguan citra tubuh.
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri

Page 11
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Intervensi:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis
3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Intervensi:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
d. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Intervensi:
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Intervensi:
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Intervensi:
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Page 12
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
2010
Townsend, MC. 2006. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.
Jakarta: EGC.
Rasmun. 2010. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga. Jakarta: Fajar Interpratama.

Stuart and Sunden. 2007. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC.

Page 13

Anda mungkin juga menyukai