Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dimana atas berkat-Nya dan
hidayah-Nya kami selaku penulis dan penyusun Makalah ini dapat bekerja dengan baik.
Makalah ini kami selesaikan atas dasar tugas yang diberikan kepada kami dimana dosen
pengampu kami adalah Bapak Imam suswandoyo Selaku dosen sistem pengendalian
manajemen kami. Dalam Makalah ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik itu dalam
hal pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, kami selaku penulis dan
penyusun Makalah ini meminta maaf dan kami membutuhkan saran dan kritik yang
membangun guna memperbaiki Makalah yang kurang sempurna ini. Kami selaku penulis
dan penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen, yaitu agar para pembaca mengetahui dan memahami
dasar serta ruang lingkup hakekat dalam Sistem Pengendalian Manajemen.
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan, yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan bahasan makalah
kami.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem
Sebuah sistem merupakan suatu cara tertentu dan biasanya berulang untuk
melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas. Sejumlah karakteristik sistem yakni:
lebih kurang membentuk ritme tertentu, terkoordinasi, dan mengulangi serangkaian
tahapan tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengendalian
Sebuah organisasi juga harus dikendalikan; yaitu, perangkat harus ada pada
tempatnya untuk memastikan bahwa tujuan strategisnya dapat tercapai. Akan tetapi,
pengendalian suatu organisasi lebih rumit daripada mengemudikan sebuah mobil.
Kita akan memulai dengan menjelaskan proses pengendalian dalam sistem yang
lebih sederhana. Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen:
4
Manajemen
5
2. Seperti halnya pengendalian mobil (tetapi tidak seperti regulasi pada suhu
tubuh atau ruangan), pengendalian manajemen tidaklah bersifat otomatis.
3. Tidak seperti dengan pengendalian sebuah mobil, di mana sebuah fungsi
dilakukan oleh seorang individu, pengendalian manajemen memerlukan
koordinasi antar-individu.
4. Hubungan dari diterimanya kebutuhan bagi tindakan untuk menetapkan
tindakan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan mungkin
tidak jelas.
5. Banyak pengendalian manajemen bersifat self control.
6
b. Kegagalan menterjemahkan perintah
Pengendalian telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat
terjadi yang disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah menterjemahkan perintah
dari pimpinan. Kesalahan dalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan
dari ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya
kegagalan dapat lebih diperparah apabila kegagalan menterjemahkan perintah
dilakukan oleh seorang pimpinan.
c. Pengabaian manajemen
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak
atau unsur dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawabnya. Meskipun suatu organisasi memiliki pengendalian manajemen yang
memadai sekalipun, pengendalian tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika
staf atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian
manajemen” ditujukan pada tindakan manajemen yang mengabaikan pengendalian
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi atau untuk meningkatkan penyajian kondisi
laporan kegiatan dan kinerja organisasi yang bersangkutan.
Observor, Detektor atau Sensor Observor, Detektor atau Sensor merupakan alat
pengamatan yang dapat mendeteksi, mengamati dan mengukur atau menguraikan
kegiatan kegiatan atau fenomena lainnya yang dikendalikan.
Evaluator, Asesor atau Selektor Komponen tersebut merupakan alat penilai yang
mengevaluasi unjuk kerja dari suatu kegiatan atau organisasi, berhubungan dengan
standar tertentu atau harapan mengenai yang seharusnya dan mengidentifikasi
kegiatan dan kondisi yang lepas kendali.
Direktor, Modifier atau Efektor Alat modifikasi perilaku untuk mengubah unjuk
kerja jika diperlakukan
Jaringan Komunikasi Alat untuk menyebarluaskan informasi ke alat-alat lain.
7
Komponen-komponen tersebut akan bekerja sebagai suatu system dan
merupakan sekumpulan proses yang saling terkait untuk mencapai tujuan bersama.
Setiap komponen dalam sistem mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen yang
lainnya.
Dalam rencana jangka panjang tersebut tercakup satu visi dengan berbagai
misi. Misi-misi tersebut diuraikan ke dalam berbagai program dan program
diuraikan ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan. Dengan demikian,rencana jangka
panjang yang dilakukan dalam berbagai tahapan (jangka menengah maupun jangka
pendek) menjadi semacam ’master plan’ di dalam mencapai tujuan organisasi.
Hal yang perlu dicermati bahwa ada perbedan hakikat antara visi dan misi.
Visi adalah sesuatu tujuan yang diharapkan terjadi di masa datang. Sedangkan misi
adalah suatu tindakan yang dimulai sekarang secara bertahap dalam mencapai visi
yang sudah ditetapkan.Sementara itu, program adalah berbagai uraian yang relevan
dengan masing-masing misi. Sedangkan kegiatan adalah berbagai kegiatan yang
konkrit yang dapat dilaksanakan.
8
adalah formulasi strategi pada dasarnya tidak tersistematis. Ancaman, kesempatan,
dan gagasan baru tidak terjadi pada jangka waktu yang tetap: sehingga keputusan
stratejik mungkin dibuat pada saat kapan pun. Lebih jauh lagi, analisis bagi usulan
strategi berbeda dengan sifat strategi. Analisis strategi meliputi penilaian, dan nilai
yang digunakan dalam proses biasanya estimasi secara kasar. Kebalikannya, proses
pengendalian manajemen meliputi serangkaian langkah yang terjadi dalam urutan
yang dapat diprediksikan menurut banyak sedikitnya waktu yang tersedia, dan
dengan estimasi yang dapat diandalkan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Daftar Pustaka
11