Anda di halaman 1dari 7

MATERI MODUL KEWIRAUSAHAAN

KELAS 12

A. Pengertian Break Even Point dalam Akuntansi

Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.
Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya
jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk
mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Kelemahan BEP/Kelemahan Titik Impas


 Membutuhkan banyak asumsi
 Bersifat statis
 Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir
 Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
 Kurang mempertimbangkan resiko-resiko dalam masa penjualan

Manfaat BEP.
 Alat perencanaan untuk hasilkan laba
 Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya
dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
 3 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
 4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 1


Fungsi Analisis BEP
Rumus BEP/analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk
menentukan hal-hal seperti:
 Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang
harus dibuat.
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan
atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba
tersebut.
 Menentukan jumlah penjualan yang harus harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu
 Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau
tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan
penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal
tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti
perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).

Jenis Break Event Point (BEP)

1. BEP Unit : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
2. BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan
tertentu.
3 Elemen Rumus BEP
Ada 3 elemen dari rumus BEP yang menyusun perhitungan BEP tersebut diantaranya :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun
kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali.
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan
contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya
kantong plastik, biaya nota penjualan, dll.
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli

Rumus BEP (Break Even Point)

Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even
Point :

1) Pendekatan Matematis

Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus diketahui
adalah jumlah total biaya tetap,
biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual per
unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Break even point dalam unit.

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 2


Keterangan :
• BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
• Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi.
• Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi
seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
• Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
• Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
• Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)

Break even point dalam rupiah.

Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point

Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:
1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan
produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga
kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari
tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel
cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.

Contoh :

Berikut Contoh Kasus :


Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data
sebagai berikut :
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 3


2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
Biaya disribusi :Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total FC : Rp.150.000.000,-

2. Variable Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
Total VC : Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi 100.000 unit
Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :

Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 4


Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,-
agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

2) Pendekatan Grafik

Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu


pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara volume penjualan dengan biaya ya
ng dikeluarkan oleh perusahaan serta laba. Selain itu juga untuk mengetahui biaya teta
p dan biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan. Asumsi
yang digunakan dalam analisis peulang pokok ini adalah bahwa harga jual, biaya variabel
per unit adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi
yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba
atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat
seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit
maupun rupiah yang diperoleh.

Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan


kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap,
biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis
penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 5


sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan
pada sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar
dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya
variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar
break even point tersebut.
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara
garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis
lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit.
dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak
besarnya break even point dalam rupiah.

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 6


SOAL LATIHAN

NAMA :
NO ABSEN :
KELAS :

1. Balagadona adalah seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis konveksi kaos
dengan memproduksi dengan nama Acukuring . Setiap bulan produksi konveksi
tersebut tersebut 5250 kaos. Sedangkan harga per buah Rp 149.000. Untuk biaya
variabel per kaos rata-rata Rp 53.500 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 6.000.000,
Hitunglah

a. BEP unit produk = FC / (P-VC)?


b. BEP unit rupiah = FC / (1 – (VC/P))?

2. Harry Kane dengan modal Rp 2.500.000 ingin membuka bisnis usaha Risoles isi
Mayo keju. Harga jual per buah ditentukan sebesar Rp 6.000. Lalu besar biaya
produksi martabak telor tersebut ialah Rp 2800. Berapa buah risoles yang harus
diproduksi dengan harga tersebut mencapai titik BEP?

3. Sebuah perusahaan yang diberi nama “CV ALIM RUGI” bergerak di bidang usaha
elektronik memiliki data-data biaya dan rencana produksi seperti berikut ini :
Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.245.000.000 yaitu terdiri dari :
biaya gaji pegawai + pemilik = Rp.100,000,000
biaya penyusutan mobil = Rp.19,500,000
biaya asuransi kesehatan = Rp.40,000,000
biaya sewa gedung kantor = Rp.58,500,000
biaya sewa pabrik dan gudang = Rp.27,000,000

Biaya variable per unit Rp. 85.000.000 yaitu terdiri dari :


biaya bahan baku = Rp.33.500.000
biaya tenaga kerja langsung = Rp.26.500.000
biaya lain = Rp.15.000.000

Harga Jual per Unit Rp.115,000.

a. BEP unit produk = FC / (P-VC)?


b. BEP unit rupiah = FC / (1 – (VC/P))?

4. Menurut anda apakah yang disebut dengan resiko keuangan dalam berwirausaha ?
5. Jelaskan yang Anda ketahui tentang risiko kerusakan harta?
6. Dalam berwirausaha diperlukan pengembangan suatu produk yang akan di jual,
Apakah tujuan pengembangan produk tersebut?

MODUL KEWIRAUSAHAAN BREAK EVEN POINT 7

Anda mungkin juga menyukai