1. Menggali terkait dengan pancasila sebagai ideology terbaik untuk Indonesia! (Bangsa Indonesia
beragam, perlu pengikat untuk memersatukan Indonesia)
Para pendiri Indonesia sudah menyadari bahwa bangsa ini terdari atas berbagai suku
bangsa, bahasa, dan agama. Diperlukan dasar negara yang kuat sebagai pemersatu
perbedaan itu, sehingga pancasila dibuat salah satunya untuk mempersatukan bangsa
Indonesia ini. Dalam sejarahnya pun hanya pancasila lah yang mampu bertahan dan
membuktikan bahwa ialah yang pantas menjadi ideology Indonesia. Salah satu buktinya
adalah pada masa orde baru ada gejala bahwa pancasila hendak ditinggalkan karena
rakyat lebih memilih dengan pandangan hidup liberalism dan individualism, akibat yang
ditimbulkan adalah kebebasan individu yang tanpa batas, dan dalam bidang ekonomi
pemerintah lebih mendukung pihak yang kaya dan kurang memerhatikan yang miskin.
Sudah jelas hal ini akan menyebabkan kesenjangan social di Indonesia dan bisa
menyebabkan perpecahan. Lain halnya dengan pancasila yang menjunjung
kesejahteraan rakyat dan menjunjung persatuan bangsa sehingga terbukti bahwa
pancasilalah yang terbaik untuk Indonesia.
2. Pancasila sebagai filsafat , ideology, dasar Negara, itu merupakan keputusan final. Makna final
pancasila sebagai ideology Negara?
Pancasila Sebagai Filsafat
Filsafat sebagai metode menunjukan cara berpikir dan cara mengadakan analisis yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan Ideologi pancasila. Sedangkan
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat
menjadi subtansi dan isi pembentukan ideologi pancasila.
Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Ideologi berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut
muka, perawakan, gagasan, buah pikiran. dan kata logika yang berarti ajaran. Pancasila
adalah ideologi bangsa indonesia yang digali atau bersumber dari tata nilai sosial budaya
bangsa yang merupakan nilai luhur kepribadian bangsa , yang inti sarinya nilai praktik
moralnya sudah dilaksanakan sejak dulu dalam kehidupan sehari hari.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara RI berarti pancasila itu dijadikan dasar dari
berdirinya NKRI dan mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Sebagai dasar
negara maka pancasila mempunyai sifat imperative, atau bersifat mengikat, artinya
sebagai norma- norma hukum yang tidak boleh dikesampingkan atau dilanggar,
sedangkan jika melanggar dapat berakibat hukum dikenakan suatu sangsi.
Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD 1945 di katakan Final karena :
a) Sudah tidak dapat di ubah – ubah lagi dan merupakan internalisasi pemersatuan
kerangka berfikir para tokoh pendiri bangsa ini.
b) Selain itu Pancasila lahir akibat proses kebudayaan bangsa Indonesia yang
merupakan ramuan yang mencakup semua ajaran agama yang ada di Indonesia ,
pancangan hidup yang di warisi dari nenek moyang serta pemikiran modern yang di
peroleh dari para sarjana indonesia didikan orang barat pada masa penjajahan Belanda.
c) Pancasila ini telah mampu mengambil prinsip – prinsip yang di anggap mewakili
semua golongan bangsa Indonesia yang memperjuangkan negara Indonesia termasuk di
dalamnya cita –cita umat Islam.
d) Terdapat di UUD 1945
e) Disahkan oleh PPKI ( satu kesatuan dengan Proklamasi Kemerdekaan )
f) Isi Pancasila merupakan dasar filsafat negara
g) Pancasila sebagai konsep Dasar Negara lahir pertama kali pada tanggal 1 Juni
tahun 1945 dan pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan atau diresmikan sebagai Dasar
Negara sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari UUD 1945 .
b. Aspek ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas
diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek Politis
Menurut Rahardjo bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan
harapan masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan
berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu
lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang
dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih
dan mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi
d. Aspek Organisasi
• Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun informal
mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya. Bila pemimpin tidak bisa
memberi keteladanan yang baik di hadapan bawahannya, misalnya berbuat
korupsi, maka kemungkinan besar bawahnya akan mengambil kesempatan
yang sama dengan atasannya.
• Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap
anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akan
menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupan
organisasi. Pada posisi demikian perbuatan negatif, seperti korupsi
memiliki peluang untuk terjadi.
• Kurang memadainya sistem akuntabilitas
Institusi pemerintahan umumnya pada satu sisi belum dirumuskan
dengan jelas visi dan misi yang diembannya, dan belum dirumuskan
tujuan dan sasaran yang harus dicapai dalam periode tertentu guna
mencapai hal tersebut. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit
dilakukan penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai sasaranya
atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada efisiensi
penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi
organisasi yang kondusif untuk praktik korupsi.
• Kelemahan sistim pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak
pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah
pengendalian manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka
perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya.
• Lemahnya pengawasan
Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu pengawasan
internal (pengawasan fungsional dan pengawasan langsung oleh
pimpinan) dan pengawasan bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif
dan masyarakat). Pengawasan ini kurang bisa efektif karena beberapa
faktor, diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan pada berbagai
instansi, kurangnya profesional pengawas serta kurangnya kepatuhan pada
etika hukum maupun pemerintahan oleh pengawas sendiri.
6. Cari materi ttg pemilu serentak (5 kertas suara) dan asas pemilu
Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan digelar serentak
pada 17 April 2019.
Masa kampanye dipersingkat hanya 6 bulan. Pemilu yang lalu masa kampanye selama 1
tahun. Masa kampanye direncanakan mulai tanggal 13 Oktober 2018 sampai dengan 13
April 2019
Terdapat 5 surat suara Kelimanya adalah surat suara DPR RI, DPRD provinsi,
DPRD kabupaten/kota, DPD RI, dan surat suara pilpres
Berikut ini tahapan lengkap pilkada serentak tahun depan:
1. Masa kampanye direncanakan mulai 13 Oktober 2018 sampai 13 April 2019
2. Verifikasi partai politik pada 1 Oktober 2017
3. Penetapan parpol peserta pemilu akan dilaksanakan pada 1 Maret 2018
4. Pengajuan bakal caleg DPR, DPD, dan DPRD pada Mei 2018
5. Pengajuan bakal calon presiden dan wapres pada Agustus 2018
6. Penetapan DCS DPR, DPD, dan DPRD pada Agustus 2018
7. Penetapan calon presiden dan wapres serta Daftar Calon Tetap (DCT) pada
September 2018
8. Pelantikan DPRD kab/kota dan provinsi pada Agustus sampai September 2019
9. Pelantikan DPR dan DPD pada 1 Oktober 2019
10. Pelantikan presiden dan wapres pada 20 Oktober 2019
Asas pemilu
Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilu yang telah ditetapkan menjadi Undang-
Undang dalam rapat Paripurna DPR pada 21 Juli lalu kini sudah resmi bisa diberlakukan.
Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2017 telah mengesahkan Undang-Undang
Nomor (UU) 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). UU ini terdiri atas 573
pasal, penjelasan, dan 4 lampiran.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 ini menjadi dasar hukum penyelenaggaraan
Pemilu DPR, DPD, DPRD dan Pilpres tahun 2019 yang diselenggarakan secara serentak.
Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dan dalam menyelenggarakan pemilu, penyelenggara pemilu harus melaksanakan
Pemilu berdasarkan pada -asas sebagaimana dimaksud, dan penyelenggaraannya harus
memenuhi prinsip mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka,
proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien.
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan
singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asas "Luber" sudah ada
sejak zaman Orde Baru
"Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan
tidak boleh diwakilkan.
"Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah
memiliki hak menggunakan suara.
"Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
"Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya
diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan
singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan
umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap
warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan
setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat
yang akan terpilih. Asas "adil" adalah perlakuan yang sama terhadap peserta
pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap
peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada
pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.