Makalah Kerajaan Islam Banten
Makalah Kerajaan Islam Banten
OLEH :
1. Ardelia abidah S
2. M rizqy ikhrom N
3. Himdani Ghazian
4. Ananda kusdyansyah K
5. Pramadhita wika S P.
6. Ahmad Firmansyah P
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN Yang Maha Esa, karena
kami telah berhasil menyusun resume tentang KERAJAAN BANTEN ini.
Yang bertujuan untuk memenuhi tugas dari pelajaran sejarah indonesia kami ,
dan sekaligus bertujuan untuk memperluas, serta mempermudah mengenali
sejarah kerajaan Islam di Indonesia
1. LATAR BELAKANG
Agama dan kebudayaan islam berpengaruh besar terhadap cara hidup,
pola pikir, dan budaya Bangsa Indonesia. Dengan adanya pengaruh agama
islam, kota-kota pantai tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan. Perkembangan
islam di indonesia ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan yang
bercorak islam seperti Samudera Pasai, Aceh, Demak, Banten, Mataram,
Gowa-Tallo (Makassar) Ternate, dan Tidore.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana asal usul dari kerajaan Banten
B. Bagaimana masuknya islam ke Banten
C. Raja-Raja yang Terkenal
D. Aspek Kehidupan Masyarakat Kesultanan Banten
1. Aspek Kehidupan Politik
2. Aspek Kehidupan Ekonomi
3. Aspek Kehidupan Sosial
4. Aspek Kehidupan Budaya
E. Puncak Kejayaan Kesultanan Banten
F. Masa Kemunduran Kesultanan Banten
G. Peninggalan Kesultanan Banten
Pada masa Pangeran Ratu anak dari Maulana Muhammad, ia menjadi raja
pertama di Pulau Jawa yang mengambil gelar "Sultan" pada tahun 1638 dengan
nama Arab Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten
telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain
yang ada pada waktu itu, salah satu diketahui surat Sultan Banten kepada Raja
Inggris, James I tahun 1605 dan tahun 1629 kepada Charles.
C. Raja-raja terkenal
Sunan Gunung Jati
Sultan Maulana Hasanudin (1552 – 1570)
Maulana Yusuf (1570 – 1580)
Maulana Muhammad (1585 – 1590)
Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir (1605 – 1640) (dianugerahi gelar
tersebut pada tahun 1048 H (1638) oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah saat itu.)
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (1640 – 1650)
Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1680)
Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) (1683 – 1687)
Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)
Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)
6. Mesjid Koja
7. Kerkhof
8. Benteng Spelwijk
9. Klenteng Cina
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan berberapa hal pokok sebagai
berikut:
1. Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas
pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati
bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan
mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber
Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda
selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan
Cimanuk.
2. Kerajaan Banten yang menjadi salah satu dari kerajaan Islam di Indonesia
terletak di Barat Pulau Jawa. Pada mulanya kerajaan Banten di kuasai oleh
kerajaan Pajajaran. Raja kerajaan Pajajaran bersekutu dengan bangsa Portigis
untuk membendung kerajaan Demak untuk memperluas wilayahnya
3. Setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, wilayah Banten menjadi bagian
dari kawasan kolonialisasi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1817
Banten dijadikan keresidenan, dan sejak tahun 1926 wilayah tersebut menjadi
bagian dari Provinsi Jawa Barat.
B.Saran
Saran penulis adalah agar masyarakat lebih mempelajari sejarah-sejarah yang ada di
indonesia, salah saatunya memahami tentang kerajaan yang ada di indonesia. Salah satu
contohnya adalah kerajaan yang ada