p51 PDF
p51 PDF
M. Yasin
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Abstrak
Pengamatan keberadaan OPT pada hamparan petani binaan penangkaran benih jagung
komposit di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat dilakukan dengan motode patroli pasa
plot pengamatan yang diubin secara acak dalam ulangan dengan luas ubinan 10 x 10 cm. Hasil
pencatatan menunjukkan bahwa terdapat serangan kutu daun dengan derajat serangan rendah yang
tersebar secara sporadic pada daun tanaman sedangkan jenis hama yang lain adalah penggerek
batang, penggerek tongkol, dan belalang tetapi mempunyaki tingkat serangan rendah. Pengaruh yang
terbesar dalam penangkaran benih di Kabupaten Lombok Timur adalah gangguan ayam. Beberapa
pertanaman di BBU mati dan tidak tumbuh akibat serangan ayam pada awal pertumbuhan, hal ini
disebabkan karena lokasi bagian pinggir sangat dekat dengan perumahan petani. Cekaman air pada
lahan petani terjadi karena selama dilapangan tanaman hanya mendapatkan air 4 kali (yang
semestinya 8 kali), akan tetapi di lokasi BBU sebaliknya terjadi kegenangan sehingga tanaman
menjadi kerdil. Di desa Kemong beberapa tanaman yang ternaungi mengalami hambatan
pertumbuhan.
389
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
bersari bebas dengan potensi hasil antara 7.0- Bahan dan Metode
9.0t/ha. Varietas-varietas tersebut antara lain Penelitian dilaksanakan di Desa Labu-
Lamuru dan Sukmaraga. Pada ekspose di be- an Pandan Kecamatan Sambelia Kabupaten
berapa lokasi seperti di Blora(Jawa Tengah), Lombok Timur Nusa Tenggara Barat dari bu-
Takalar (Sul-Sel) dan Gorontalo, penampilan lan Maret sampai dengan Agustus 2004. Benih
varietas-varietas tersebut ternyata sangat di- jagung ditanam pada lahan petani dengan luas
minati petani sebagai pengguna (Subandi, hamparan 3,32 ha yang dibagi atas 2 lokasi
2004). yakni 2 ha terletak di wilayah Kemong dan
Kegiatan penangkaran sendiri dilaku- 1,32 ha ditempatkan pada lahan Balai Benih
kan pada hamparan sawah irigasi sesudah Utama (BBU). Penelitian melibatkan 5 orang
padi dengan luas hamparan 3 ha. Pembekalan petani binaan yang dengan luas areal masing-
teknologi produksi benih diberikan melalui masing Amma Gafur (0,43 ha), Amma Isa
kursus pendek dengan pembekalan materi (lokasi I 0,25 lokasi II, 0,34 ha), Amma Esa
mulai dari aspek teknologi budidaya, peme- (0,37), Amma John (lokasi I 0,20, lokasi II
liharan tanaman, penanganan OPT di lapangan 0,25) Amma Herman (0,32).
sampai dengan teknologi penanganan hasil. Pengambilan data OPT dilakukan
Khusus untuk pengawalan keberadaan OPT di dengan metoda patroli pada hamparan petani
lapangan dilakukan dengan metoda patroli binaan. Sebanyak 10% dari luas areal yang
secara rutin yang dilakukan oleh petani atas dipatroli diamati gangguan OPTnya pada
bimbingan PLL setempat. Sarana produksi ubinan 10 x 10 cm secara random dengan 4
berupa benih, pupuk dan biaya pemeliharaan ulangan. Hama dan penyakit utama yang
(biaya tanam, penyiangan, pembumbunan dan nampak diamati dan secara kualitatif dicatat
pemanenan) diberikan sebagai bantuan tunai dan dilaporkan ke penanggungjawab lokasi.
dan natura secara cuma-cuma. Jenis varietas yang ditanam serta perlakuan
Dari evaluasi selama 6 bulan, kinerja budidaya lainnya seperti jenis pupuk, dosis
hasil penelitian menunjukan bahwa total pemupukan, waktu aplikasi pupuk, jenis pes-
produksi tongkol basah dari ubinan yang di- tisida/herbisida yang digunakan serta perfor-
timbang pada kadar air rata-rata 28.8% ada- mansi hasil yang dicapai ditingkat petani
lah 12.1 t/ha atau setara dengan 6.7 t/ha pipi- Benih yang digunakan dalam penang-
lan pada kadar air 14%. Dari jumlah tersebut karan benih pokok(SS) adalah jagung varietas
di atas, benih yang dapat dihasilkan adalah 6.0 unggul bersari bebas (VBB) varietas Lamuru.
t/ha pada kadar air 12% selebihnya adalah Benih dasar (FS) ditanam dalam petak teriso-
biji sortiran. Sedangkan untuk pengembangan lasi dengan isolasi jarak minimum 300 m atau
yang ada di Balai Benih Induk provinsi, pro- isolasi waktu 1 bulan. Jumlah benih yang
duksi tongkol basah (Lamuru) adalah 5.8 t/ha dibutuhkan adalah 25 kg/ha.
tongkol basah yang ditimbang pada kadar air Tanaman di pupuk dengan pupuk an-
30.1 % atau setara dengan 3.0 t/ha pada kadar organik dengan takaran 300 kg Urea, 150 kg
air 15%. Untuk Srikandi Kuning berat tongkol SP36, 100 kg KCL dan 50 kg ZA dan peng-
basah 5.5 t/ha pada kadar air 32% atau setara gunaan saprodi lain seperti metalaksil, carbo-
dengan 3.94 t/ha kadar air 15%. furan dan pestisida lain seperti herbisida tana-
390
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
391
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
babkan karena pada awal pertumbuhan ba- nantiasa ditemukan selama pertunbuhan ta-
nyak benih yang dimakan ayam (Tabel 1). naman pada lokasi binaan antara lain semut
Menurut Asikin et.al (2000), salah satu merah, lalat bibit, kutu daun, penggerek ba-
faktor pembatas dalam peningkatan produksi tang, penggerek tongkol, belalang, gangguan
usahatani jagung adalah serangan hama. Di ayam (ternak), gangguan anjing, sedang untuk
Tabel 1. Kondisi kualitatif cekaman biotik dan abiotik pada areal petani binaan
di Sambelia, Lotim, NTB
Indonesia telah diketahui 50 spesies serangga penyakit antara lain penyakit bulai, sapu setan
serangga yang menyerang tanaman jagung dan bercak daun.
meskipun hanya beberapa spesies saja di an- Keberadaan hama tanaman pada fase
taranya yang sering menimbulkan kerusakan pertumbuhan tanaman jagung dapat dibagi
yang berarti. Beberapa hama utama yang se- menjadi 5 fase yaitu:
392
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
393
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 2. Rekor kualitatif hama jagung selama fase pertumbuhan di lokasi binaan
(Kecamatan Sambelia dan Masbagik)
394
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
berkisar antara 26% - 29%. Dari jumlah Nonci, N dan D. Baco. 1991. Pertumbuhan
tersebut dihasilkan benih sebanyak 10.5 ton penggerek jagung Ostrinia furnacalis
pada kadar air 12%. pada berbagai tingkat umur tanaman
jagung (Zea mays L.). Agrikam 6(3):95
Daftar Pustaka -101.
Subandi. .2004. Program penelitian benih Nonci, N dan D. Baco. 1992. Kerusakan
serealia. Makalah disampaikan pada tanaman jagung oleh Ostrinia furna-
Pelatihan Peningkatan Kemampuan calis. Hasil Penelitian Jagung dan Ubi-
Petugas Produksi Benih Serealia. Ubian No.2 Balittan Maros hal. 65-67.
Maros 14-16 juli 2004. Nonci, N., J. Tandiabang, dan D. Baco, 1996.
Baco, D. dan J Tandiabang. 1998. Hama utama Kehilangan hasil oleh penggerek ba-
jagung dan pengendaliannya. Jagung. tang (Ostrinia furna-calis) pada ber-
Balai Penelitian dan Pe-ngembangan bagai stadia tanaman jagung. Hasil-
Pertanian. Departemen Pertanian. Hal. Hasil Penelitian Hama dan Penyakit
185-204. Tanaman Tahun 1995/1996. Balai Pe-
nelitian Tanaman Jagung dan Serealia
Jabbar, A., N. Nonci, dan D. Baco. 1992. Lain.
Skrining varietas/galur-galur jagung
terhadap Ostrinia furnacalis Guenee di Sudarmono 1999. Pengendalian Serangan
Makariki. Hasil Penelitian Jagung dan Hama Jagung. Penerbit Kanisius, 52
Ubi-Ubian No.2 Balittan Maros hal. 61- hal.
64.
395
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
Lampiran 1 . Ringkasan teknologi yang dianjurkan pada penelitian produksi benih pokok
(SS) di Kab.Lombok Timur, NTB
No
Jenis Teknologi Metoda/Pelaksanaan Keterangan
.
3. Pemupukan Urea 300 kg, SP36 150 kg, KCL 100 kg dan ZA 50 Diaplikasi pada jarak 7 cm dari
kg. Sepertiga Urea + seluruh P dan K diberikan tanaman dengan kedalaman 10
pada saat tanaman berumur 0-7 hst. cm
Sisa pupuk Urea + ZA diberikan pada umur 30-35 Diaplikasi pada jarak 15 cm dari
hst tanaman dengan kedalaman 10
cm
4. Pemeliharaan Disemprot dengan herbisida dan dibumbun pada Diaplikasi pada saat tanaman
saat pemupukan II. bermur 30-35 hst
Dijaga dari gangguan hama dan penyakit Dilakukan monitoring rutin pada
pertanaman terutama dari
infestasi bulai dan penggerek
batang/tongkol
5.
Roughing Warna batang, daun, tinggi tongkol, tinggi batang, Roughing tanaman dilakukan
umur berbunga, warna rambut, warna malai yang sebelum tanaman berbunga
menyimpang dibuang, tanaman yang terinfeksi
penyakit juga dibuang.
6.
Pemanenan Pada umur 100 hari tanaman dipangkas bagian Untuk menurunkan kadar air
atasnya dan dibiarkan dil apangan sekitar 5-10 tongkol saat panen
hari. Untuk memenuhi standar tongkol
layak pipil
7.
Prosesing Tongkol kering panen dijemur beberapa hari Dipisahkan dari butiran kotor dan
hingga kadar airnya berkisar antara 16-17%, mencegah adanya kontaminasi
kemudian tongkol dipipil dengan mesin pemipil. jamur aflatoksin
8. Benih pipilan di sortasi dan digrading sesuai Dikemas pada kadar air minimal
Pengemasan ukuran yang diinginkan dan dijemur hingga kadar 12%, dan disarankan pada
air 12 % untuk selanjutnya digudangkan k.a.10%
9. Penyimpanan Disimpan pada tempat yang kering dan tidak Untuk menghindari serangga
lembab, tidak langsung menyentuh lantai. hama gudang dapat ditreatment
dengan bahan nabati seperti abu,
atau arang
396
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
397