Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN GULMA PENTING

Oleh :
Golongan C/Kelompok 1
Anggi Arsy Purwandarini (171510701029)

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam praktik budidaya suatu komoditas pertanian, berbagai macam
serangan organisme penganggangu tanaman (OPT) tentu akan menjadi kendala pada
lahan budidaya, salah satunya yakni serangan gulma. Berbeda dengan tanaman pokok
yang sengaja di tanam dan dibudidayakan sebaik mungkin, keberadaan gulma sangat
tidak diharapkan oleh sebagian besar petani karena dapat menyebabkan kerugian,
baik secara kualitas maupun kuantitas, serta berbagai gangguan dan kerusakan
lainnya bagi tanaman budidaya akibat dari gulma. Karakteristik gulma yang dapat
tumbuh dengan cepat dan daya perkembangbiakan yang tinggi menjadi masalah di
dalam bidang pertanian. Selain itu, persaingan nutrisi antara gulma dengan tanaman
pokok tentu akan merugikan petani karena tanaman pokok tidak memperoleh nutrisi
secara maksimal. Beberapa jenis gulma di lapang juga menjadi inang alternatif hama
penyakit.
Beberapa gulma digolongkan ke dalam gulma berbahaya dikarenakan tingkat
penyebaran dan pertumbuhannya sangat cepat. Hal ini sesuai dengan sifat gulma yang
dapat mengalami perubahan komposisi sehingga mudah beradaptasi dengan berbagai
macam lingkungan, meski ekstrim sekalipun. Cara tanam yang tidak merata atau
tidak memperhatikan jarak antar tanaman akan menyisakan ruang bagi gulma untuk
tumbuh dan berkembang (Kastanja, 2015).
Ada berbagai macam jenis tumbuhan yang berpotensi menjadi gulma pada
lahan pertanian. Tak kurang dari 250 jenis gulma sering dijumpai dengan
karakteristik morfologi yang beragam, beberapa diantaranya yakni Cyperus rotundus,
Ageratum conyzoides, dan Echinochloa cuss-galli, masing-masing gulma tersebut
berasal dari golongan gulma teki, gulma berdaun lebar, serta gulma rumput.
Mengetahui jenis-jenis gulma yang termasuk ke dalam jenis gulma penting sangat

1
perlu dilakukan sebagai awal dari tahap identifikasi gulma sehingga dapat ditentukan
pula cara pengendaliannya.
Pengendalian gulma harus disesuaikan dengan karakteristik morfologi gulma.
Pengendalian yang tidak sesuai akan menimbulkan berbagai permasalahan baru.
Teknik pengendalian gulma dapat dilakukan secara langsung seperti mencabut secara
manual atau menggunakan pestisida. Pencabutan bisa dilakukan secara langsung pada
gulma yang tumbuh di lahan. Selain secara manual, pengendalian menggunakan
herbisida juga sering dilakukan petani untuk mengatasi masalah gulma di lapang.
Keefektivan herbisida sendiri ditentukan oleh karakteristik dan morfologi dari gulma
yang dituju. Tidak semua gulma dapat diberantas hanya dengan menggunakan satu
jenis herbisida. Perlunya penyesuaian dengan morfologi gulma akan memudahkan
dalam penentuan jenis herbisida dan formula apa yang cocok untuk gulma jenis
tertentu. Oleh karenanya, dalam upaya pengendalian gulma, sangat penting untuk
mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis gulma, terutama gulma-gulma penting yang
sering ditemukan di lapang.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenali dan membedakan jenis-jenis gulma
yang tergolong dalam kelompok gulma rumput, teki, dan daun lebar.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Dampak negative dari keberadaan gulma di lahan pertanian yang paling utama
adalah gulma dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya. Kerugian lainnya
akibat dari keberadaa gulma yakni sebagai kompetitor, menaikkan biaya produksi dan
juga mengurangi kualitas hasil tanaman budidaya. Gulma dikatakan sebagai
competitor tanaman utama karena sifatnya yang rakus unsur hara. Bila dibandingkan
dengan tanaman utama, kebutuhan gulma akan sinar matahari, air, nutrient, dan ruang
lebih besar sehingga ia berusaha menyerap sebanyak mungkin. Keberadaan gulma
pada suatu agroekosistem juga berpotensi mengubah proses yang ada di dalamnya
sehingga muncul kondisi-kondisi tertentu yang seharusnya bisa menguntungkan
tanaman budidaya, di lain sisi malah menguntungkan pula bagi gulma. Contohnya
yaitu siklus nitrogen yang melibatkan bintil-bintil akar Rhizobium pada tanaman
Legume. Rhizobium pada akar Legume bermanfaat sebagai pengikat nitogen bebas
selain menguntungkan untuk tanaman itu sendiri juga dapat meningkatkan invasi
gulma ke lahan tersebut. Hal ini disebabkan gulma menyerap banyak nitrogen
sehingga akan tumbuh subur di lahan tanaman Legume bila tidak dilakukan tindakan
preventif (Booth, Murphy, and Swanton, 2013).
Kompetisi yang terjadi antara tanaman pokok dengan gulma dapat terjadi
melalui dua cara, yaitu kompetisi yang bersifat memanfaatkan sumber daya tanaman
lain (exploitation competition), dan kompetisi yang bersifat gangguan (interference
competition) (Booth, Murphy, and Swanton, 2013). Kompetisi yang sifatnya
memanfaatkan contohnya seperti perebutan air, cahaya matahari, ruang, dan nutrient.
Perebutan ini terjadi salah satunya karena faktor biologis gulma itu sendiri yang
kurang menguntungkan dirinya. Ukuran gulma rata-rata lebih kecil dari tanaman
pokok, sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhannya gulma memiliki karakteristik-
karakteristik yang memungkinkan dirinya untuk dapat bersaing dengan tumbuhan
lainnya. Karakteristik gulma antara lain penyebarannya yang mudah dan luas, daya

3
berkembangbiak tinggi, tumbuh liar dan cepat, mampu beradaptasi dengan baik
diberbagai kondisi lingkungan, dan jumlah spesiesnya sangat banyak. Sedangkan
kompetisi yang menimbulkan gangguan, yakni zat alelopati yang mampu dikeluarkan
oleh beberapa jenis gulma menyebabkan tanaman disekitarnya terhambat bahkan
mengalami kematian sehingga sangat berbahaya, disebut noxious weeds (Khan et al.,
2017).
Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokkan menjadi 3 golongan, yakni
gulma golongan rumput (dari famili Poaceae), gulma golongan teki (dari famili
Cyperaceae), dan gulma berdaun lebar. Komposisi spesies gulma di lapang cukup
beragam. Spesies gulma rumput yang biasa ditemukan antara lain Eulisine indica,
Cynodone dactylon, Echinochloa colonum, dan Digitaria cilaris. Spesies gulma teki
yakni Cyperus rotundus. Spesies gulma daun lebar antara lain Amaranthus spinosus,
Ageratum coyzoides, Oxalis coniculata, dan Portulaca oleraceae.
Menurut Mahajan, et al. (2014), zat alelopati yang dikeluarkan oleh gulma
dapat menekan pertumbuhan tanaman padi secara signifikan. Selain itu, kehilangan
hasil panen padi akibat keberadaan gulma dapat terjadi melalui penurunan kualitas
biji padi dan kemungkinan tercampurnya biji padi dengan biji gulma. Sedangkan
Sangeetha and Baskar (2015), mengartikan alelopati sebagai interaksi biokimia yang
terjadi antara tanaman dan gulma, baik yang sifatnya menguntungkan maupun
merusak, yang mana komponen biokimia di dalam alelopati tersebut dihasilkan dan
kemudian akan dikeluarkan ke lingkungan yang selanjutnya akan mempengaruhi
pertumbuhan dan keberlanjutan hidup dari tanaman lain di sekitarnya.

4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum acara 1 “ PENGENALAN GULMA PENTING “ dilaksanakan
pada hari Kamis, 28 September 2018 pukul 14.20 – selesai di Laboratorium Penyakit
Tumbuhan, Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
 Alat tulis
 Lembar Kerja
 Alat penunjang praktikum lainnya

3.2.2 Bahan
 Berbagai jenis spesimen gulma sebagai objek pengamatan

1.1 Pelaksanaan Praktikum


1. Praktikum merupakan tugas mandiri.
2. Praktikan menggambar spesimen pada kertas berukuran A4 sebagi laporan
sementara yang terdiri dari 4 spesies golongan rumput, 4 spesies golongan
teki, dan 4 spesies golongan berdaun lebar.
3. Pembimbing praktikum memeriksa dan menandatangani laporan sementara.
4. Melampirkan laporan sementara ke dalam laporan lengkap..
5. Melengkapi laporan dengan cara menyalin gambar dalam laporan sementara
dan melengkapi data-data nama ilmiah, nama daerah/lokal, famili, ciri utama
(akar, batang, daun, bunga, biji), dan habitat (lingkungan tumbuh).

5
3.4 Variabel Pengamatan
Variable pengamatan pada praktikum ini adalah
1. Golongan gulma
2. Habitat
3. Cara perkembangbiakan
4. Ciri utama (bentuk batang, akar, bunga, tulang daun, biji)

3.5 Analisis Data


Analisis data yang diperoleh yaitu dengan cara deskriptif.

6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Gambar 1. Cyperus elatus
Gambar Keterangan

Golongan : Teki
Familia : Cyperaceae
Habitat : Darat
Perkembangbiakan : Generatif (biji)
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : Serabut
Bentuk tulang daun : Sejajar
Bentuk batang : Segitiga
Bunga : Malai

Gambar 2. Cyperus cyperoides


Gambar Keterangan

Golongan : Teki
Familia : Cyperaceae
Habitat : Darat
Perkembangbiakan : Generatif (biji)
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : Serabut
Bentuk tulang daun : Sejajar
Bentuk batang : Segitiga
Bunga : Malai

7
Gambar 3. Cyperus kyllingia
Gambar Keterangan

Golongan : Teki
Familia : Cyperaceae
Habitat : Darat
Perkembangbiakan : Generatif
(biji), vegetative (tunas)
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : Serabut
Bentuk tulang daun : Sejajar
Bentuk batang : Segitiga
Bunga : Malai

Gambar 4. Cyperus rotundus


Gambar Keterangan

Golongan : Teki
Familia : Cyperaceae
Habitat : Darat
Perkembangbiakan : Generatif (biji)
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : Serabut
Bentuk tulang daun : Sejajar
Bentuk batang : Segitiga
Bunga : Malai

8
Gambar 5. Limnocharis flava
Gambar Keterangan

Golongan : Daun lebar


Familia : Limnocharitaceae
Habitat : Aquatic
Perkembangbiakan : Generatif
(bunga)
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : Serabut
Bentuk tulang daun : Melengkung
Bentuk batang : Globossus
Bunga : Berongga, majemuk

Gambar 6. Eichornia crassipes


Gambar Keterangan

Golongan : Daun lebar


Familia : Pontederiaceae
Habitat : Aquatic
Perkembangbiakan : biji
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : serabut
Bentuk tulang daun : melengkung
Bentuk batang : silindris
Bunga : majemuk

9
Gambar 7. Ageratum conyzoides L.
Gambar Keterangan

Golongan : daun lebar


Familia : Asteraceae
Habitat : Darat
Perkembangbiakan : biji
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : tunggang
Bentuk tulang daun : menyirip
Bentuk batang : bulat, tagak,
bercabang, dan berbulu
Bunga : bergerombol, majemuk

Gambar 8. Amaranthus spinosus


Gambar Keterangan

Golongan : daun lebar


Familia : Amaranthaceae
Habitat : darat
Perkembangbiakan : biji
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : tunggang
Bentuk tulang daun : menyirip
Bentuk batang : kecil, bulat,
berair
Bunga :berkoloni, bulat/bulir

10
Gambar 9. Echinochloa cruss-galli
Gambar Keterangan

Golongan : rumput
Familia : Poaceae
Habitat : darat
Perkembangbiakan : biji
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
Bentuk batang : silindris
Bunga : malai

Gambar 10. Echinochloa colonum


Gambar Keterangan

Golongan : rumput
Familia : Poaceae
Habitat : darat
Perkembangbiakan : biji
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
Bentuk batang : silindris
Bunga : malai

11
Gambar 11. Cynodon dactylon
Gambar Keterangan

Golongan : rumput
Familia : Poaceae
Habitat : darat
Perkembangbiakan : rimpang,
buah
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : serabut
Bentuk tulang daun : sejajar
Bentuk batang : segitiga, lunak
Bunga : bulir

Gambar 12. Eleusine indica


Gambar Keterangan

Golongan : rumput
Familia : Poaceae
Habitat : darat
Perkembangbiakan : biji
Gulma : daun lebar/teki/rumput
Perakaran : serabut
Bentuk tulang daun : pita
memanjang, sejajar
Bentuk batang : panjang,
belulang, membentuk rumpun
Bunga : malai

12
4.2 Pembahasan
A. Gulma teki (Poaceae)
Gulma teki yang diidentifikasi yakni Cyperus elatus, Cyperus cyperoides,
Cyperus kyllingia, dan Cyperus rotundus.
 Klasifikasi Cyperus elatus
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus elatus
Nama lokal : Teki ladang
 Deskripsi gulma Cyperus elatus
Cyperus elatus atau yang sering disebut rumput teki ladang merupakan gulma
golongan teki dan berasal dari famili Cyperaceae. Memiliki akar serabut (akar yang
timbul dari pangkal batang, atau rimpang yang merayap), batang segitiga tidak
berongga, daun berbentuk pita dengan pertulangan daun sejajar, bunga kecil dan
berbentuk malai, berkembang biak secara generatif melalui biji berwarna coklat muda
berbentuk kerucut besar pada pangkalnya . Gulma ini termasuk gulma ganas karena
penyebarannya cukup luas dan dapat tumbuh liar di tempat terbuka serta hampir
selalu ada di sekitar tanaman budidaya. Cyperus elatus memiliki kemampuan
beradaptasi yang tinggi pada jenis tanah yang beragam. Persebaran benih dapat
terjadi melalui umbi maupun biji yang terbawa oleh angin atau hewan.
 Klasifikasi Cyperus cyperoides
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae

13
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus elatus
Nama lokal : Rumput pako/teki ijen
 Deskripsi gulma Cyperus cyperoides
Cyperus cyperoides atau rumput pako/teki ijen Masih satu famili dengan teki
ladang, yakni Cyperaceae. Secara garis besar teki ijen memiliki ciri-ciri yang hampir
sama dengan teki ladang, yakni berakar serabut, batang tegak berbentuk segitiga,
bentuk bunga malai, daun berbentuk pita dengan pertulangan daun sejajar,
berkembang biak secara generatif melalui biji coklat. Perbedaan yang mencolok
terdapat pada bentuk biji, yakni kerucut runcing pada kedua ujungnya yang tersusun
bertumpuk dan warna lebih gelap. Termasuk gulma ganas karena kemampuan
beradaptasi yang tinggi pada berbagai tempat seperti tanah lapang, area persawahan,
serta padang rumput. Persebaran benih dapat terjadi melalui umbi maupun biji yang
terbawa oleh angin atau hewan.
 Klasifikasi Cyperus kyllingia
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus kyllingia
Nama lokal : Rumput kenop/teki udel-udelan
 Deskripsi gulma Cyperus kyllingia
Cyperus kyllingia atau rumput kenop memiliki sistem perakaran serabut dengan
rimpang pendek yang beruas. Bentuk batang segitiga dan tidak bercabang, permukaan

14
batangnya licin dan tegak lurus. Daun berbentuk pita lancip dengan pertulangan daun
sejajar, bunga berwarna putih dan bulat bergerombol serta terdapat banyak bulir.
Persebaran secara generatif melalui biji yang terbawa angina atau hewan.
 Klasifikasi Cyperus rotundus
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus
Nama lokal : Teki
 Deskripsi gulma Cyperus rotundus
Cyperus rotundus atau rumput teki memiliki bentuk batang segitiga dengan perakaran
serabut. Daunnya berbentuk pita panjang dengan pertulangan sejajar dan bagian tepi
daun rata. Bunganya berbentuk malai berwarna kehitaman dan terdapat semacam
rambut-rambut halus apabila diperbesar dengan mikroskop. Rumput teki merupakan
gulma ganas, dapat tumbuh diberbagai lahan dan persebarannya cukup tinggi.
Berkembang biak secara generatif menggunakan umbi dan biji.
B. Gulma Daun Lebar
Gulma daun lebar yang diidentifikasi yakni Limnocharis flava, Eichornia
crassipes, Agaratum coyzoides, dan Amaranthus spinosus.
 Klasifikasi Limnocharis flava
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Alismatales
Famili : Limnocharitaceae

15
Genus : Limnocharis
Spesies : Limnocharis flava
Nama lokal : Genjer
 Deskripsi gulma Limnocharis flava
Limnocharis flava atau genjer merupakan gulma daun lebar yang habitatnya di
air/rawa-rawa (aquatic), biasanya tumbuh pada daerah perairan yang tenang seperti
danau atau area persawahan. Bentuk daun tipis, melebar, dan pertulangan daun
melengkung. Tanaman genjer memiliki sistem perakaran serabut, bentuk batang
bundar (globosus) berongga, berwarna hijau dan mengandung air. Batang genjer
tumbuh tegak lurus ke atas. Genjer memiliki bunga yang lengkap, termasuk bunga
majemuk, dan terletak di ketiak daun. Perkembangbiakan secara generatif
menggunakan biji yang berbentuk bulat, kecil, dan berwarna hitam.
 Klasifikasi Eichornia crassipes
Kingdom : Plantae
Devisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichornia Kunth
Spesies : Eichornia crassipes
Nama lokal : Enceng Gondok
 Deskripsi gulma Eichornia crassipes
Enceng gondok memiliki sistem perakaran serabut dan tidak bercabang, serta
memiliki tudung akar. Akarnya ditumbuhi bulu-bulu akar yang berfungsi menyerap
unsur hara dalam air. Habitatnya daerah perairan/rawa-rawa. Daun enceng gondok
berbentuk bulat dengan tulang daun melengkung dan terdapat tangkai bulat berongga.
Memiliki bunga majemuk, bentuknya seperti karangan bulir dengan putih tunggal.

16
Perkembangbiakan secara generatif melalui bunga dan biji dengan bantuan air
maupun serangga-serangga yang menempel ada benang sari.
 Klasifikasi Agerathum conyzoides
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asteridae
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides
Nama lokal : Babadotan
 Deskripsi gulma Agerathum conyzoides
Babadotan termasuk gulma berdaun lebar dengan bentuk batang bulat berbulu, bunga
berbentuk malai berukuran kecil dan berwarna putih keunguan. Daunnya bertangkai
dan tulang daun menyirip. Perkembangbiakan secara generatif melalui biji. Habitat
babadotan yakni di darat, dapat tumbuh subur di sawah-sawah, ladang, maupun
ditempat-tempat terbuka lainnya. Hal ini lah yang menyebabkan babadotan termasuk
ke dalam jenis gulma berbahaya. Berdasarkan hasil penelitian Isda, dkk (2013),
Agerathum conyzoides merupakan gulma yang berpotensi menjadi herbisida alami
karena pada tumbuhan ini terdapat senyawa alelopat yang mampu menghambat
kemampuan perkecambahan biji gulma lain seperti Paspalum conjungatum dan
Cyperus kyllingia. Semakin tinggi komposisi senyawa alelopat babadotan,
pertumbuhan anakan P. conjungatum akan semakin menurun.
 Klasifikasi Amaranthus spinosus
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales

17
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus
Nama lokal : Bayam duri
 Deskripsi gulma Amaranthus spinosus
Amaranthus spinosus atau bayam duri digolongkan ke dalam gulma berdaun lebar,
memiliki sistem perakaran tunggang, bentuk batang kecil, bulat, lunak, berair serta
tumbuh tegak dan memiliki cabang. Batang bayam duri berwarna kemerahan dan
terdapat duri disekitarnya. Tangkai daun berbentuk bulat dengan pertulangan
penninervis. Bunganya berbentuk bulir dan bergerombol terletak di ketiak daun. Biji
bayam duri berwarna hitam kecil dan dapat mengalami dormansi hingga puluhan
tahun. Perkembangan secara luas menggunakan biji dan termasuk gulma ganas.
Dormasi biji dipengaruhi oleh keadaan tanah. Pada lahan pertanian yang mana
dilakukan proses olah tanah, akan mempengaruhi perkecambahan biji gulma,
termasuk A. spinosus. Biji yang bayam duri yang dorman akan pecah ketika terjadi
pengolahan tanah. Peningkatan aerasi dan dampak lainnya akibat dari pengolahan
tanah akan merangsang aktivitas aerobic mikroba tanah sehingga mempercepat
pematahan dormansi bayam duri (Hakansson, 2003).
 Klasifikasi Echinochloa cruss-galli
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Echinochloa Beauv.
Spesies : Echinochloa cruss-galli (L.)
Nama lokal : Jajagoan/gagajahan (Sunda)/Jawan pari (Jawa)
 Deskripsi gulma Echinochloa cruss-galli

18
Echinochloa cruss-galli tergolong gulma rumput yang banyak ditemukan di lahan-
lahan terbuka. Daunnya yang masih muda mirip dengan padi, tumbuh tegak dengan
warna daun hijau sampai hijau keabuan. Helaian daun memiliki beberapa rambut
halus, bentuknya panjang/pertulangan sejajar dan melingkar serta runcing. Bentuk
batang silindris dan terdapat spons putih di dalamnya. Memiliki perakaran serabut
dengan bunga berbentuk malai. Perkembangbiakan secara generatif melalui biji yang
terbawa angina.
 Klasifikasi Echinochloa colonum
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Echinochloa
Spesies : Echinochloa colona
Nama lokal : Rumput bebek/tuton
 Deskripsi gulma Echinochloa colonum
Morfologi Echinochloa colonum atau rumput bebek hampir sama dengan jajagoan,
yakni memiliki batang silindris tegak, ramping, daun berbentuk pita bergaris dengan
pertulangan daun sejajar, memiliki sistem perakaran serabut, bunga berbentuk seperti
malai padi, dan banyak ditemukan diareal persawahan. Perbedaan antara jajagoan
dengan rumput bebek adalah pada bulir-bulirnya. Bulir rumput malai cenderung lebih
sedikit dan tidak bertumpuk-tumpuk layaknya bulir jajagoan
 Klasifikasi Cynodon dactylon
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales

19
Famili : Poaceae
Genus : Cynodon
Spesies : Cynodon dactylon
Nama lokal : Rumput grinting
 Deskripsi gulma Cynodon dactylon
Rumput grinting memiliki batang yang langsing, sedikit pipih, dan lunak. Helaian
daun berbentuk garis dengan tepi kasar dan pertulangan daun sejajar. Bunga
berbentuk bulir-bulir dan tersusun seperti tandan, bijinya berbentuk bulat telur.
Sistem perakaran serabut dan persebaran meluas menggunakan akar dan biji.
Tumbuhan ini termasuk ke dalam jenis gulma yang sangat ganas karena akan tetap
tumbuh selagi akarnya menyentuh tanah, dapat bertahan pada lahan tandus dan
minim air bahkan minim unsur hara.
 Klasifikasi Eulisine indica
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Eulisine
Spesies : Eulisine indica (L.)
Nama lokal : Rumput belulang, jampang, suket lulangan
 Deskripsi gulma Eulisine indica
Ciri khas dari Eulisne indica atau rumput belulang yakni rumpun yang sangat kuat
dibagian bawahnya. Perakaran pada rumput belulang yakni serabut, memiliki batang
pipih dan daun memanjang seperti pita dengan pertulangan sejajar. Bunga berbentuk
malai dengai bulir-bulir kecil berwarna putih kehijauan dan dapat menyebar dengan
mudah melalui angina maupun hewan. Perkembangbiakan secara generatif

20
menggunakan rimpang atau biji. Tumbuh subur dilahan-lahan terbuka dan areal
persawahan.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Pengenalan Gulma Penting yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya karena
menyebabkan berbagai kerugian.
2. Berdasarkan morfologi, gulma golongkan menjadi gulma teki (Cyperaceae),
gulma rumput (Poaceae), dan gulma daun lebar.
3. Masing-masing spesies gulma memiliki karakterisitk morfologi yang berbeda-
beda.
4. Perbedaan morfologi gulma akan mempengaruhi cara pengendalian.

5.2 Saran
Demi kebaikan dan kelancaran praktikum-praktikum selanjutnya, Saya
menyarankan kepada praktikan untuk tetap menjaga kondisi saat pelaksanaan
sehingga praktikum bisa berjalan tenang dan kondusif, serta mendengarkan dan
mengikuti arahan dari asisten dengan seksama.

21
DAFTAR PUSTAKA

Booth, B. D., Stephen D. M., and Clarence J.S. 2013. Weed Ecology in Natural and
Agricultural Systems. UK : CABI Publishing.
Hakansson, Sigurd. 2003. Weeds and Weed Management on Arable Land. UK :
CABI Publishing.
Isda, M.N., Siti F., dan Rahmi F. 2013. Potensu Ekstrak Daun Gulma Babadotan
(Ageratum conyzoides L.) Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan
Paspalum conjungatum Berg. Jurnal Biologi, 6(2) : 120-125.
Kastanja, A.Y. 2015. Analisis Komposisi Gulma pada Lahan Tanaman Sayuran.
Jurnal Agroforetri, X(2) : 107-114.
Khan, M.N., et al. 2017. Utilitarian Aspects of Weeds and Their Ecological
Characteristics in Ochawala Valley, Distric Charsadda, Pakistan. Journal of
Agricultural and Biological Science, 12(5) : 182-189.
Mahajan, G., Mugalodi S. R., and Bhagirath S.C. 2014. Response of Rice Genotypes
to Weed Competition in Dry Direct-Seeded Rice in India. The Scientific
World Journal, 2014 : 1-8.
Sangeetha, C., and P. Baskar. 2015. Allelopathy in Weed Management : A Critical
Review. African Journal of Agricultural Research, 10(9) : 1004-1015.

22

Anda mungkin juga menyukai