Disusun oleh :
Kelompok 2A
Cindy Ramdhani S. 11171020000002
Ade Nurhikmah 11171020000003
Ilmi Nurul Azkia 11171020000008
Audina Nurjannah 11171020000012
Putri Kurniasih 11171020000013
Feby Dita Aprilia 11171020000019
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha kuasa, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tentang Antikoagulan ini.
Laporan ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan dapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uji toksistas yang dilakukan pada hewan uji (in vivo) dapat meliputi
uji toksisitas akut oral, subkronik oral, kronik oral, teratogenisitas, sensisitasi
kulit, iritasi mata, iritasi dan lain-lain. Pemilihan uji disesuaikan dengan tujuan
penggunaan zat tersebut dan kemungkinan terjadinya resiko akibat pemaparan
pada manusia. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi valid atau tidaknya
hasil uji toksistas antara lain, faktor dari obat atau sediaan uji, penyiapan
sediaan uji, hewan uji, dosis, prosedur dan teknik pengujian, serta keperluan
SDM sehingga diperlukannya pemahaman terhadap faktor-faktor di atas agar
didapatkan hasil uji yang benar dan sesuai dengan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dosis suatu obat yang dapat menimbulkan kematian 50% dari
hewan percobaan?
2. Bagaimana tingkat klasifikasi dan tingkat keamanan suatu obat?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui dosis suatu obat yang dapat menimbulkan kematian
50% dari hewan percobaan
2. Untuk melihat tingkat klasifikasi dan tingkat keamanan suatu obat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uji Toksisitas Akut
a. Jika lakukan dengan baik, uji toksisitas akut tidak hanya mengukur LD50,
tetapi juga memeberikan informasi tentang waktu kematian, penyebab
kematian, gejala – gejala sebelum kematian, organ yang terkena efek, dan
kemampuan pemulihan dari efek nonlethal.
b. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk pertimbangan pemilihan design
penelitian subakut.
c. Tes LD50 tidak membutuhkan banyak waktu.
d. Hasil tes ini dapat langsung digunakan sebagai perkiraan risiko suatu
senyawa terhadap konsumen atau pasien.
Pada dasarnya, nilai tes LD50 yang harus dilaporkan selain jumlah
hewan yang mati, juga harus disebutkan durasi pengamatan. Bila pengamatan
dilakukan dalam 24 jam setelah perlakuan, maka hasilnya tertulis “LD50 24
jam”. Namun seiring perkembangan, hal ini sudah tidak diperhatikan lagi,
karena pada umumnya tes LD50 dilakukan dalam 24 jam pertama sehingga
penulisan hasil tes “LD50” saja sudah cukup untuk mewakili tes LD50 yang
diamati dalam 24 jam. Bila dibutuhkan, tes ini dapat dilakukan lebih dari 14
hari. Contohnya, pada senyawa tricresyl phosphat, akan memberikan
pengaruh secara neurogik pada hari 10 – 14, sehingga bila diamati pada 24
jam pertama tidak akan menemukan hasil yang berarti. Dan jika begitu tentu
saja penulisan hasil harus deisertai dengan durasi pengamatan. Ada beberapa
hal yang dapat mempengaruhi nilai LD50 antara lain spesies, strain, jenis
kelamin, umur, berat badan, gender, kesehatan nutrisi, dan isi perut hewan
percobaan.
B. Nilai LD50
Teknis pemberian juga mempengaruhi hasil, antara lain waktu
pemberian, suhu lingkungan, kelembaban, sirkulasi udara. Tidak luput
kesalahan manusia juga dapat mempengaruhi hasil ini. Sehingga sebelum
melakukanpenelitian, ada baiknya kita memeperhatikan faktor – faktor yang
mempengaruhihasil ini. Secara umum, semakin kecil nilai LD50, semakin
toksik senyawa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin besar nilai LD 50,
semakin rendah toksisitasnya. Hasil yang diperoleh (dalam mg/kgBB) dapat
digolongkan menurut potensi ketoksikan akut senyawa uji menjadi beberapa
kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut (Loomis (1978)) :
Rumus :
m = a – b (∑ Pi – 0,5 )
Keterangan :
m : log LD50
a : log dosis terendah yang menyebabkan kematian 100% tiap kelompok
b : beda log dosis yang berurutan
Pi : jumlah hewan yang mati yang menerima dosis sebanyak i dibagi
jumlah hewan seluruhnya yang menerima dosis i
Sediaan yang akan diuji dipersiapkan menurut cara yang sesuai dengan
karakteristik bahan kimia tersebut, dan tidak diperbolehkan adanya perubahan
selama waktu pemberian. Untuk pemberian per oral ditentukan standar
volume yang sesuai dengan hewan uji.
Dosis efektif 50% adalah dosis suatu obat yang dapat berpengaruh
terhadap 50% dari jumlah hewan yang diuji, sedangkan, dosis lethal 50%
adalah, dosis suatu obat atau bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian
sampai 50% dari jumlah hewan yang diuji.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan :
Obat Aminofilin 24 mg/ml
Mencit 12 ekor
B. Prosedur Kerja
1. Disiapkan beberapa ekor mencit yang sudah dipuasakan dan obat dengan
beberapa tingkat dosis yang berbeda
2. Mencit dipegang pada tengkuknya
3. Jarum oral teah dipasang pada alt suntik berisi obat, lalu diselipkan ke
samping mulut mencit
4. Lanjutkan kebagian tengah mulut, dan jika dirasa sudah ada saluran
kosomg maka diluncurkan masuk ke esofagus
5. Larutan obat didesak keluar dari alat suntik, obat dapat diberi maksimal
1ml/100 g bobot tubuhnya
6. Lakukan terhadap semua mencit sesuai dengan beberapa tingkatan dosis
7. Lakukan pengamatan selama 1 hari, dibiarkan selama 1 hari
8. Tentukan LD50, yaitu dosis dari populasi mencit mengalami kematian.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Kelompok 1A
Dosis pada mencit Aminophylline =50mg/kgBB
Konsentrasi sediaan Aminophylline= 24mg/ml
No. VAO Tanda Toksik Waktu
1. 0,05 ml Denyut jantung meningkat Sesaat setelah
diberikan
Mencit mengalami gelisah Menit ke 5:40
Mencit mengalami kejang-kejang Menit ke 8:00
Telinga mencit terlihat memucat Menit ke 11:59
Ekor mencit memutih Menit ke 14:30
2. 0,06 ml Denyut jantung meningkat Menit ke 2:00
Mencit mengalami gelisah Menit ke 3:25
Telinga mencit memucat Menit ke 9:30
Ekor mencit memutih Menit ke 11:50
3. 0,05 ml Denyut jantung meningkat Detik ke-57
Kejang Menit ke 1:30
Mencit mulai gelisah dan Menit ke 2:16
terengah-engah
Mencit mulai ketakutan Menit ke 12:29
Mata melemas (Autonomik Menit ke 9:13
niktitans)
Mencit memakan alas Menit ke 30:30
4. 0,052 ml Denyut jantung meningkat Menit ke 1:00
Mencit mengalami cegukan, Menit ke 3:00
pucat dan mengeluarkan air seni
Warna tangan mulai berubah Menit ke 4:00
menjadi biru dan tangan
membengkak (tukak depan)
Kejang makin terlihat
Mata mencit berubah menjadi Menit ke 6:37
coklat dan ekor memutih
Pembengkakan pada tangan Menit ke 7:00
mencit semakin terlihat
Detak jantung mencit makin cepat Menit ke 9:00
Mencit terengah-engah Mencit ke 10:00
Kelompok 2A
Dosis pada mencit Aminophylline = 150mg/kgBB
Konsentrasi sediaan Aminophylline = 24mg/ml
No. VAO Tanda Toksik Waktu
1. 0,2 ml Denyut jantung cepat dan gelisah Menit ke 1:00
Denyut jantung makin cepat Menit ke 4:44
Menjilat-jilat tangan Menit ke 9:35
Mencit agresif Menit ke 14:36
Mencit kejang ringan Menit ke 20:15
Mencit menggaruk badan Menit ke 45:14
2. 0,18 ml Denyut jantung cepat dan mencit Menit ke 1:00
gelisah
Denyut jantung semakin cepat Menit ke 4:44
Mencit menjilat-jilat tangan Menit ke 9:35
Mencit agresif Menit ke 14:36
Mencit mengalami kejang ringan Menit ke 20:15
Mencit menjilat-jilat tangan Menit ke 23:24
Mencit menggaruk-garuk tangan Menit ke 45:14
3. 0,16 ml Mencit mulai agresif dan denyut Sesaat setelah
jantung meningkat diberikan
Masih bergerak cepat saat diberi Detik ke 57:70
rangsangan
Mencit mulai terengah-engah Menit ke 4:27
Mencit mulai menjilat-jilat Menit ke 5:01
Mencit sering menjilat-jilat Menit ke 7:24
Mencit mulai BAB Menit ke 9:15
Mencit masih aktif dan peka Menit ke 14:39
terhadap nyeri
Detak jantung semakin cepat Menit ke 15:06
Mencit mengalami kebingungan Menit ke 15:35
Mencit mulai duduk dengan Menitke 19:09
kepala menghadap ke atas
Mencit mengeluarkan air seni Menit ke 35:35
4. 0,15 ml Denyut jantung melemah Menit ke 2:26
Mencit BAB dan BAK Menit ke 5:32
Menjilat-jilat tangan dan tubuh Menit ke 8:25
Mencit cegukan Menit ke 10:23
Mencit mengalami tremor Menit ke 18:58
Mencit mengalami kejang-kejang Menit ke 25:37
Mencit menjilat tangan Mencit ke 48:25
Kelompok 3
Dosis pada mencit Aminophylline = 250mg/kgBB
Konsentrasi sediaan Aminophylline= 24mg/ml
No. VAO Tanda Toksik Waktu
1. 0,32 ml Mencit mulai mengalami kejang- Menit ke 4:00
kejang
Mencit diam Menit ke 7:00
Mencit mulai aktif kembali Menit ke 8:00
Mencit mulai tidak aktif Menit ke 11:00
Mencit mulai kejang-kejang Menit ke 11:43
Denyut jantung melemah Menit ke 15:12
Mata mencit mulai meredup Menit ke 20:58
Mencit seperti ingin mual Menit ke 24:51
Mencit mulai BAB Menit ke 37:29
Mata makin redup dan gerakan Menit ke 39:20
mulai melambat
Mencit mengalami kejang Menit ke 45:06
2. 0,28 ml Mencit mengalami sedasi dan Menit ke 1:00
gelisah
Aktivititas mencit meningkat Menit ke 2:00
Mencit mulai agresif dan Menit ke 4:00
menggigit
Ekor mencit melengkung ke atas Menit ke 04:40
Mencit diam Menit ke 8:54
Denyut jantung meningkat Menit ke 10:16
Aktivitas menurun Menit ke 14:57
Mencit mulai kejang Menit ke 17:20
Mencit mulai redup dan semakin Menit ke 19:38
diam
Mata semakin redup dan sering Menit ke 21:07
menjilat-jilat tangan, sedasi dan
kehilangan keseimbangn
Tubuh mulai miring dan mencit Menit ke 23:54
diam di tempat
Mencit terngah-engah, bersin- Menit ke 28:56
bersin dan kejang
Mata sudah putih, kejang, mata Menit ke 33:08
menutup sebelah
Mata sudah meredup, tidak Menit ke 48:11
sanggup berdiri, ekor membiru
dan mulai mutar-mutar
Mencit mengalami kejang berat, Jam ke 01:11:40
dan badan mulai membalik
Mencit meninggal, ekor sudah Jam ke 01:19:06
putih dan badan kaku
3. 0,27 ml Nafas cepat, mulai BAB, detak Menit ke 01:00
jantung cepat, gelisah, bergetar
Menjilat tubuh Menit ke 8:48
Mencit semakin lemas, kelopak Menit ke 14:40
mata menurun
Mual Menit ke 34:30
Detak jantung semakin cepat Menit ke 43:10
BAB berlendir Jam ke 01:09:00
4. 0,38 ml BAK, penapasan semakin cepat, Menit ke 1:00
diam sejenak
Mencit gatal-gatal, sensitif, peka Menit ke 2:00
terhadap nyeri
Detak jantung semakin cepat Menit ke 3:00
menjilati tangan, gerakan semakin Menit ke 9:00
cepat
Mata mulai menutup Menit ke 14:42
Warna bulu kecoklatan Menit ke 28:00
Kejang Menit ke 52
Karena mencit yang mati pada dosis 50 dan 150 mg/kg BB adalah 0,
maka dimasukkan rumus sebagai berikut
4
%probit
2 Series1
Linear (Series1)
0
0 1 2 3
Log dosis
y = 1.8647x + 0.0676
5 = 1.8647x + 0.0676
x = 5 - 0.0676 / 1.8647
x = 4.9324 /1.8647
x = 2.6451
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Uji toksisitas akut adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi hewan uji
(menggunakan 2 spesies hewan uji).
2. Tujuan dari uji toksisitas akut yaitu memberikan informasi mengenai
derajat bahaya atau batas keamanan suatu sediaan atau obat tersebut bila
terjadi pemaparan pada manusia sehingga kemungkinan efek toksik yang
timbul dapat diminimalisir.
3. Berdasarkan hasil yang didapatkan, semakin tinggi dosis obat, semakin
banyak pula jumlah mencit yang mati, sehingga % kematian dan % probit
kematiannya juga akan semakin tinggi.
4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi LD50 menurut Balls et al (1991)
sebagai berikut : spesies, strain, keragaman individu, perbedaan jenis
kelamin, umur, berat badan, cara pemberian, keshatan hewan, dan faktor
lingkungan diet.
5. Beberapa kesalahan yang terjadi saat praktikum dapat disebabkan
beberapa hal, antara lain kurang telitinya praktikan, kesalahan praktikan
saat pemberian obat, serta dosis yang kurang tepat.
B. Saran
Dengan hasil praktikum yang telah didapatkan, diharapkan praktikan dapat
lebih teliti dalam mengaplikasikan teori farmakologi dan lebih memperhatikan
prosedur praktikum dengan baik untuk praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Connel DW dan Miller GJ. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti
K, Penerjemah.Penerbit University Indonesia. Jakarta. Terjemahan dari
Chemistry and Toxicology of Pollution.
EPA. 1998. Health effect Test Guidlines. OPPTS 870.1100. Acute Toxicity
Testing- Acute Oral Toxicity. EPA 712-C-98-190.
Guyton AC dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-9.
Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A, Penerjemah: Setiawan I, Editor.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari : Textbook of
Medical Physiology.
Hodgson, E., and Levy, P., 2000, A Textbook of Modern Toxicology, 199-215,
292-295, McGraw Hill, Singapore