Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERKEMBANGAN KOGNITIF MANUSIA MENURUT PIAGET


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu
oleh:
Siti Aminah, M.Pd

DISUSUN OLEH:

TRIWULAN L. 18105241015
AFRIZAL DENANTA K 18105241031
ANDI SETYAWAN 18105241039
IVA ANNISA R. 18105241040
JEVIERA VANESHA A 181052440
RESA RESKY AGENG W

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subḥānahu wa ta'alā yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah
mengenai Prinsip-Prinsip Menjadi Guru Favorit.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tim
penulis dalam penulisan makalah ini, diantarnya:
1. Bapak Dr. Drs. Prihadi, M. Hum., selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas ini sekaligus
memberikan bimbingan;
2. Teman-teman yang ikut terlibat dalam pembuatan makalah ini;
3. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan bantuan
kepada kelompok kami.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami dapat melakukan perbaikan makalah yang baik dan benar.
Akhir kata, kami meminta semoga makalah tentang Prinsip-Prinsip Menjadi Guru
Favorit ini dapat bermanfaat ataupun menginspirasi kepada pembaca.

Yogyakarta, 15 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teori perkembangan kognitif merupakan teori yang dikembangkan oleh Jean
Piaget.Teori yang memberikan konsep tentang psikologi perkembangan dan berpengaruh
terhadap konsep kecerdasan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, adapun perumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Apa definisi perkembangan kognitif menurut Jean Piaget?
2. Bagaimana tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget
3. Proses perkembangan kognitif menurut piaget
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, adapun tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah:

1.4 MANFAAT PENULISAN


Berdasarkan tujuan penulisan yang diuraikan di atas, adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:

1.5 METODE PENULISAN


Metode pengumpulan data dalam pembuatan makalah ini dilakukan dengan metode:
1.5.1 Studi Pustaka
Melalui metode ini tim penulis melakukan telaah buku dan akses internet sebagai
bahan referensi mengenai Keterampilan Belajar Mandiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perkembangan kognitif
Perkembangan Kognitif adalah tahap tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari
usia anak-anak sampai dewasa mulai dari proses proses berpikir konkret sampai dengan
proses berpikir abstrak dan logis.
Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan dalam
beberapa dekade. Piaget menyelidiki dan bagaimana kemampuan mental berubah lama
kelamaan. Bagi piaget, perkembangan bergantung sebagian besar pada manipulasi anak
terhadap dan interaksi aktif dengan lingkungan. Dalam pandangan piaget, pengetahuan
berasal dari tindakan (lihat Langer & Killen, 1998 ; Wadsworth). Teori perkembangan kognisi
piaget menyatakan bahwa kecerdasan dan kemampuan kognisi seorang anak mengalami
kemajuan melalui empat tahap yang jelas. Masing masing tahap dicirikan oleh kemunculan
kemampuan baru dan cara memperoleh informasi. Banyak diantara pokok pokok teori piaget
di tantang dalam riset kemudian hari. Khususnya banyak perubahan dalam fungsi kognisi
yang dia jelaskan kini diketahui berlangsung sebelumnya, dalam lingkungan tertentu. Namun
demikian, karya piaget menjadi dasar penting untuk memahami perkembangan anak.
2.2 Bagaimana perkembangan kognitif
Skema piaget percaya bahwa semua anaka dilahirkan dengan kecenderungan bawaan untuk
berinteraksi dengan lingkungan mereka dan memahaminya. Ia merujuk pada cara-cara dasar
mengorganisasikan dan mengolah informasi sebagai struktur kognisi. Anak-anak yang masih
muda memperlihatkan pola-pola perilaku dan pemikiran, yang disebut skema, yang juga
dugunakan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dalam berhadapan dengan objek-objek
di dunia ini. Kita menggunakan skema untuk mengetahui tentang dunia ini dan bertindak di
dalamnya, masing-masing skema memperlakukan semua objek dan peristiwa dengan cara
yang sama. Skema menurut piaget:
a. adaptasi : proses menyesuaikan skema sebagai tanggapan atas lingkungan dengan cara
asimilasi dan akomodasi
b. asimilasi : memahami pengalaman-pengalaman baru dari skema yang ada
c. akomodasi : membeuat skema yang ada agar sesuai dengan situasi baru
d. equilibrasi : proses memulihkan keseimbangan antara pemahaman sekarang dan
pengalaman-pengalaman baru
2.3 Tahap-tahap Perkembangan menurut piaget
a. Tahap Sensorimotor (pada saat lahir hingga usia 2 tahun)
Tahap paling awal disebut sensorimotor karena selama tahap ini, bayi dan anak kecil
menjajaki dunia mereka dengan mengggunakan indera mereka dan kemampuan motor
mereka. Piaget berpendapat bahwa anak-anak harus belajar bahwa objek adalah stabil secara
fisik dan tetep ada sekalipun objek tersebut tidak ada dalam kehadiran fisik anak itu.
Misalnya, kalau anda menutup botol bayi dengan handuk, anak itu mungkin tidak akan
menyingkirkannya, karena yakin bahwa botol itu sudah hilang. Pada usia 2 tahun, anak-anak
memahami bahwa objek ada sekalipun tidak dapat dilihat. Ketika anak-anak mengembangkan
gagasan tentang ketetapan objek ini, mereka meningkat selangkah ke arah pemikiran yang
lebih maju. Begitu mereka menyadari bahwa segala sesuatu ada di luar pandangan, mereka
dapat mulai menggunakan simbol untuk melambangkan benda-benda ini dalam pikiran
mereka sehingga mereka dapat memikirkannya (Cohen & Cashon, 2003).
Pencapaian utama dalam tahap sensorimotor yaitu pembentukan konsep “ketetapan objek”
dan kemajuan bertahap dari perilaku refleksif ke perilaku yang diarahkan tujuan.
b. Tahap Preoperasional
Beberapa aspek pemikiran praoperasional membantu untuk menjelaskan kesalahan pada tugas
konservasi. Salah satu karakteristiknya adalah keterpusatan (centration): memberikan
perhatian hanya pada satu aspek situasi. Karakteristik lain pemikiran anak praoperasional
ialah fokusnya pada keadaan. Akhirnya anak-anak praoperasional bersifat egosentris dalam
pemikiran mereka. Anak-anak pada tahap ini percaya bahwa setiap orang melihat dunia ini
tepat seperti yang mereka lihat. Misalnya, Piaget dan Inhelder (1956) mendudukkan anak-
anak pada satu sisi pajangan tiga gunung dan meminta mereka menggambarkan bagaimana
pemandangan itu terlihat bagi boneka yang duduk disisi lainnya. Anak-anak dibawah usia 6
sampai 7 tahun menggambarkan pandangan boneka tersebut tidak berbeda dengan pandangan
mereka , sekalipun tampak jelas bagi orang dewasa bahwa hal itu tidak mungkin demikian,
karena anak-anak praopersional tidak dapat mengambil sudut pandang orang-orang lain,
sering mereka menafsirkan peristiwa seluruhnya dengan merujuk diri sendiri.
c. Tahap Operasional Konkret
Tahap ketika anak-anak mengembangkan kemampuan bernalar logis dan memahami
konservasi tetapi hanya dapat menggunakan kedua kemampuan ini dalam menghadapi situasi
yang sudah dikenal. Perbedaan mendasar antara anak praoperasional dan ooperasional konkret
ialah bahwa anak-anak yang lebih kecil, yang berada pada tahap praoperrasional, menanggapi
penampakan yang dipahami, sedangkan anak operasional konkret yang lebih tua menanggapi
realitas yang disimpulkan. Flavell (1986) memperagakan konsep ini dengan memperlihatkan
kepada anak-anak suatu mobil merah dan kemudian, ketika mereka masih mengamatinya,
menutupnya dengan filter yang kemudian tampak hitam. Ketika ditanya apa warna mobil
tersebut, anak-anak yang berusia 3 tahun menjawab “hitam” dan anak-anak yang berusia 6
tahun menjawab ‘’merah”. Anak operasional konkret yang lebih tua sanggup menanggapi
realitas yang disimpulkan, dengan melihat segala sesuatu dalam konteks makna lain; anak-
anak prasekolah melihat apa yang mereka lihat, dengan sedikit kemampuan untuk
menyimpulkan makna dibalik apa yang mereka lihat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan untuk Mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan lebih memahami mengenai keterampilan Belajar Mandiri dan
menerapkannya pada diri pribadi serta kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiman, Haris. 2002. Belajar Mandiri. Solo: UNS Press

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai