MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Limnologi yang diampu oleh bapak
Dr. Hadi Suwono, M. Si dan ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S. Si, M. Si
Kelompok 4
PENDAHULUAN
Setiap subtract dasar sungai memiliki komponen biotic yang khas. Jenis
hewan yang menempati subtract batuan berbeda dengan jenis hewan yang
menempati subtract lumpur. Subtract lumpur banyak ditumbuhi makrovita
berakar dan dihuni invertebrate. Banyak jenis-jenis invertebrate ini tidak
memakan makrovita berakar, tetapi hanya sebagai tempat berlindung.
Makanan invertebrate justru tumbuhan seperti alga epifit yang hidup di antara
makrovita berakar. Oleh karena lingkungan perairan air tawar sering berubah
karena perubahan lingkungan maka perlu dikaji lebih lanjut mengenai
perubahan pada dinamika biota perairan termasuk fitoplankton, makrovita dan
perifiton.
1.2 Rumusan Masalah
ISI
A. Pengertian Fitoplankton
Fosfat merupakan unsur penting yang terdapat di dalam danau air tawar.
Fosfat merupakan nutrient utama bagi fitoplanton. Di dalam sebuah danau
eutrofik, dimana populasi ganggang berlimpah-limpah, ketika fosfor juga tersedia
berlimpah di dalam suatu danau, nitrogen menjadi terbatas. Pada danau yang
seperti ini, ganggang hijau biru jenis tertentu dapat mempunyai keuntungan dalam
berkompetisi dengan ganggang lain dan sering kali kelimpahannya mendominasi.
Di danau Eutrofik tingkat kematian fitoplanton sangat tinggi akibatnya materi
organic busuk dari fitoplanton menumpuk di daerah hipolimnion, hal ini
menyebabkan habisnya oksigen di daerah hipolimnion (Hadi,2010)
Selain kecepatan arus air yang berpengaruh antara lain kekeruhan air juga
sangat mempengaruhi keberadaan fitoplanton. Singh (1983) mencatat bahwa
kepadatan fitoplanton di sungai Gangga (India) pada tingkat kekeruhan 45-55
ppm mencapai 2500 individu/L dan pada saat musim penghujan tingkat kekeruhan
meningkat menjadi 600-900 ppm yang menyebabkan kepadatan fitoplanton
menurun sangat drastic hanya 100 individu/L (Temala,2002)
Pada tumbuhan air, daun- daun dan batang makrofita berisi rongga udara
yang besar yang berisi tumbuhan tersebut apabila kekurangan oksigen.
Keseluruhan tumbuhan yang ada pada permukaan air tidak bisa memperoleh
oksigen dari udara bebas dan harus mengambil udara dan air. Mereka mempnyai
daun-daun sangat tiptis dan sebagian besar oksigen hasil fotosintesis tidak semua
dikeluarkan, hal itu bertujuab untuk mengurangi kekurangan pada akar. Beberapa
jenis tumbuhan air yang tergolong makrofita diantaranya:
1. Tumbuhan teratai
Teratai merupakan nama umum untuk genus Nymphaea yang merupakan
tumbuhan air. Tanaman teratai memiliki ciri khas dengan daun yang mengambang
di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai pun menghasilkan bunga
mempesona yang memiliki warna beraneka ragam. Di beberapa daerah di
Indonesia teratai dikenal dengan beberapa nama yang hampir mirip seperti teratai,
dan terate. Dalam bahasa Inggris, bunga dari genus Nymphaea ini dikenal sebagai
water-lily atau waterlily.
Klasifikasi Ilmiah bunga teratai:
Kerajaan : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
GB: (Teratai putih/ Nymphaea alba)
Genus : Nymphaea
Tanaman teratai tumbuh di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai
juga memiliki daun yang tumbuh mengambang di permukaan air. Bunga teratai
terdapat di permukaan air, bunga dan daun teratai keluar dari tangkai yang berasal
dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa.
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan
pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Menurut Dr. Setiawan, kangkung
mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian
usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik),
antiradang, peluruh kencing (diuretik),menghentikan perdarahan (hemostatik),
sedatif (obat tidur). Selain vitamin A, B1, dan C, kangkung juga mengandung
protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.
Secara anatomi tanaman kangkung memiliki akar serabut yang tumbuh
disetiap ruas batang, sehingga memiliki daya hisap yang tinggi terhadap logam-
logam yang ada di sungai. Stuktur batang yang berongga berguna untuk
mempercepat proses kapilaritas dari batang. Akibatnya kemampuan untuk
mengangkut air limbah bisa terjadi dengan cepat. Struktur daun yang terdiri dari
3-5 lima helai dengan struktur daun yang tipis menyebabkan tumbuhan mudah
kehilangan air karena air yang ada di dalam menguap. Hilangnya air yang
menguap akan menyebabkan tekanan pada daun menjadi rendah sehingga menarik
air yang ada di pembuluh. Isapan daun ini akan membuat air yang terdapat di akar
naik ke atas. Dengan stuktur anatomi, morfologi dan fisiologi kangkung yang
seperti ini sehingga tanaman ini dapat menyerap berbagai jenis polutan yang ada
di sungai. (Anonim,Tanpa tahun)
4. Tumbuhan hydrila (Hydrilla verticillata)
5. Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm.) merupakan tanaman
gulma di wilayah perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau
mengembangkan perakaran di dalam lumpur pada air yang dangkal. Eceng
gondok berkembangbiak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun
generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali
dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Sumatera Utara di Danau Toba (2003) melaporkan bahwa satu batang eceng
gondok dalam waktu 52 hari mampu berkembang seluas 1 m2, atau dalam waktu
1 tahun mampu menutup area seluas 7 m2. Heyne (1987) menyatakan bahwa
dalam waktu 6 bulan pertumbuhan eceng gondok pada areal 1 ha dapat mencapai
bobot basah sebesar 125 ton.
Perkembangbiakannya yang demikian cepat menyebabkan tanaman eceng
gondok telah berubah menjadi tanaman gulma di beberapa wilayah perairan di
Indonesia. Di kawasan perairan danau, eceng gondok tumbuh pada bibir-bibir
pantai sampai sejauh 5-20 m. Perkembangbiakan ini juga dipicu oleh peningkatan
kesuburan di wilayah perairan danau (eutrofikasi), sebagai akibat dari erosi dan
sedimentasi lahan, berbagai aktivitas masyarakat (mandi, cuci, kakus/MCK),
budidaya perikanan (keramba jaring apung), limbah transportasi air, dan limbah
pertanian.(Pasaribu,Tanpa Tahun)
F. Peran Makrofita
Makrofita di perairan selain berdampak negatif juga mempunyai fungsi
positif bagi perikanan. Hasil penelitian Petr (2000), Pokorny & Kvet (2004),
Pipalova (2006), dan Krismono et al., (2007) menyatakan bahwa makrofita
merupakan komponen yang penting dalam ekosistem sebagai habitat pemijahan
ikan, asuhan ikan, menempelnya pakan alami dan penyerap konsentrasi nutrien
serta logam berat. Secara umum pengaruh makrofita pada ekosistem danau
merupakan bagian dari rantai stabilitas perairan.
Eceng gondok dapat berfungsi sebagai pembersih limbah rumah tangga.
Eceng gondok juga dapat membersihkan waduk dan danau dari polutan pestisida
dan logam berat. Hal ini telah dibuktikan secara histologis oleh Warrier & Seroja
(2008). Eceng gondok dapat tumbuh cepat 3% hari-1 khususnya di saluran-
saluran air Sungai Musi Sumatera selatan. Eceng gondok berkembang biak dalam
satu minggu dapat tumbuh dua kali lipat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fitoplankton merupakan sekelompok organisme yang memegang
peranan sangat penting dalam ekosistem air, fitoplankton selain
disusun oleh sekelompok bakteri terutama juga tersusun dari
kelompok ganggang (alga) mikroskopik.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepadatan fitoplankton
yaitu adanya unsur P, N dan juga kecepatan arus air
Fitoplankton terdiri dari berbagai jenis ganggang, yaitu
Cyanophyta (ganggang hijau biru), Cryptophyceae (kriptofita),
Dinophyceae (dinoflagelata), Chlorophyta (ganggang hijau),
Euglenophyta (kelompok euglena), Bacillariophyceae (diatom),
Chrysophyceae dan Haptophyceae (ganggang kuning keemasan)
Makrovita bersifat makroskopik diantaranya yaitu tanaman teratai,
tanaman krangkong, tanaman kangkung, Hydrlla, dan eceng
gondok
Faktor dasar yang mengontrol produktivitas fitoplankton dan
perifiton adalah suhu, cahaya, ketersediaan makro-mikronutrien
dan substrat.
DAFTAR RUJUKAN