BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu
(Kemenkes, 2010).
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi
individual dan merupakan indikator yang penting dalam menilai kualitas hidup
saling mempengaruhi antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Hambatan
pada salah satu aspek dapat menghambat aspek lainnya, oleh karena itu seluruh
prenatal yang dimulai sejak konsepsi, masa bayi baru lahir, masa bayi yang
dimulai akhir minggu kedua sampai 2 tahun, awal masa kanak-kanak (usia 2-6
tahun), akhir masa kanak-kanak (usia 2-6 tahun), masa pubertas atau awal
remaja (usia 10-12 tahun), masa remaja (usia 13-18 tahun), awal masa dewasa
1
2
(18-40 tahun), masa usia pertengahan (usia 40-60 tahun), dan masa tua atau
periode yang penting dalam perkembangan. Pada masa ini terdapat kemajuan
perkembangan motorik (gerak kasar dan halus) serta fungsi ekskresi. Setelah
cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang lebih kompleks.
Jumlah dan pengaturan hubungan antara sel-sel ini akan memengaruhi segala
kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar, berjalan, mengenal huruf dan
2
3
tahun 2016 menyatakan bahwa jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 21.789
2017 jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 21.922 orang, dan yang mengalami
penyimpangan sebanyak 78 orang. Pada tahun 2018 jumlah balita usia 1-5
81 orang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Bastem Utara pada
tahun 2016 menyatakan bahwa jumlah balita usia 24-36 bulan sebanyak 50
orang, balita yang berada dibawah garis merah (BGM) sebanyak 5 orang
orang (20,0%). Pada tahun 2017 menyatakan bahwa jumlah balita usia 24-36
bulan sebanyak 64 orang, balita yang berada dibawah garis merah (BGM)
menyatakan bahwa jumlah balita usia 24-36 bulan sebanyak 80 orang, balita
yang berada dibawah garis merah (BGM) sebanyak 5 orang (7,04%), dan yang
(16,9%).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah stimulasi dini
penyediaan alat mainan, sosialiasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga
3
4
merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar dapat tumbuh dan
adalah kemampuan gerak kasar, gerak halus, kemapuan bicara dan bahasa
cenderung memiliki perkembangan motorik anak yang baik dan cepat. Ibu
yang sering mangajak anak bicara sejak bayi hingga usia 2 tahun memiliki
pembenaran kata ± 300 kosakata dibandingan dengan ibu yang tidak mengajak
tentang hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia 1-3 tahun
menyatakan bahwa ada hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia
1-3 tahun di Wilayah kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta, dengan nilai ρ
value = ,000 yang berarti bahwa korelasi positif, maka hubungan antara
variabel bersifat searah. Hal ini berarti semakin baik gizi balita maka
terhadap peningkatan perkembangan bicara anak 1-3 tahun di daerah Gaki dan
4
5
anak usia 1-3 tahun menyatakan bahwa terdapat hubungan antara perilaku
pemberian stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak usia 1-3 tahun
ρ = ,000.
Berdasarkan uraian diatas, terjadi peningkatan gangguan perkembangan
anak dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak adalah stimulasi yang diberikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam
usia 24-36 bulan di Puskesmas Bastem Utara Kebupaten Luwu tahun 2019 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan stimulasi terhadap perkembangan anak
usia 24-36 bulan di Puskesmas Bastem Utara Kebupaten Luwu tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan stimulasi terhadap perkembangan anak
2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dibidang
bulan.
5
6
2. Manfaat praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
bulan.
3. Bagi institusi
a. Puskesmas Bastem Utara Kabupaten Luwu
Diharapkan penelitian ini memberikan informasi pada Puskesmas
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
(Muslihatun N, 2010).
2. Ciri-ciri perkembangan
Ciri-ciri perkembangan, sebagai berikut:
a. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
8
perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi, akan diikuti
7
8
berbeda.
e. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya
2009).
Ciri-ciri perkembangan Menurut Soetjiningsih & Ranuh G (2016), sebagai
berikut:
a. Perkembangan melibatkan perubahan (development involves changes).
Perubahan pertumbuhan fisik diantaranya adalah terdapat
8
9
anak, yaitu:
Tabel 2.1 Tahapan perkembangan motorik kasar pada anak
Umur
Rad Flog
Kemampuan Motorik Kasar Rata-Rata
(Bulan)
(Bulan)
Berguling dari telengkup keterlentang 3,6 6-8
Berguling dari terlentang ke telengkup 4,8
Duduk disokong 5,3
Duduk tanpa disokong 6,3 8-10
Merayap 6,7
Duduk dari Posisi Berbaring 7,5
Merangkak 7,8 12
Berdiri berpegangan dari posisi duduk 8,1 12
Berjalan pegangan meja 8,8
9
10
2016).
b. Gerak halus atau motorik halus
Gerak halus atau motorik halus merupakan aspek yang
2016).
Dalam keterampilan motorik halus, suatu keterampilan menulis
10
11
Umur
Rad Flog
Kemampuan Motorik Halus Rata-Rata
(Bulan)
(Bulan)
Tidak mengepal 2,7 4
Memainkan jari jemari kearah garis 3
pertengahan tubuhnya
Memindahkan benda melewati garis 4,1 6-8
pertengan tubuhnya
Menggenggam dengan seluruh tangan 4,7
Overhand raking grasp 5,7
Menjepit dengan 3 jari 7,8
Memilih-milih dengan jari 9,4
Menjepit dengan dua jari 9,9 12
Melepaskan objek sesuai dengan keinginan 11 15
Membuat titik-titik dengan krayon 11,5
Memasukkan 10 kubus dalam gelas 16
Mencoret-coret 17,5
Menumpuk 3 kubus keatas 21,3 24
Membangun rangkaian secara horizontal 22,3
Melempar secara horizontal dan vertila 25,1
Membangun rangkaian balok secara 29,6
vertical
Membangun jembatan dengan 3 kubus 31,1
Menggambar lingkaran 32,6
Menggambar orang dengan kepala 35,7
ditambah 1 bagian tubuh lainnya
Sumber : Soetjiningsih & Ranuh G, 2016
Milestone perkembangan motorik kasar anak berdasarkan
11
12
perkembangan komunikasi.
2) Tangisan dan suara yang dikeluarkan oleh bayi kemudian, untuk
yaitu:
12
13
masih dengan kata-kata yang terbatas. Selain itu, anak pada usia 2 tahun
2010).
Perkembangan sosial merupakan kemampuan anak untuk
13
14
± 24 bulan, yaitu:
Tabel 2.6 Tahapan perkembangan sosialisasi pada anak ± 24 bulan
atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil
14
15
dilakukan mulai saat anak berumur 3 bulan umur 2 tahun atau minimal 6
bulan umur 2-6 tahun. Tes ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan
berikut:
a. Pertama hitung umur anak (tanggal, bulan dan tahun), jika lebih dari 16
urutan.
Interpretasi KPSP sebagai berikut:
a. Bila jawaban “Ya” 9-10 maka perkembangan anak sesuai dengan
umurnya.
b. Bila jawaban anak 7-8 maka perkembangan anak meragukan.
c. Bila jawaban anak 0-6 maka kemungkinan ada penyimpangan
perkembangan.
15
16
Anak
Pada proses tumbuh kembang anak, perkembangan merupakan awal
tumbuh dan kembang anak. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah
dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingan dengan anak yang
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kurangnya stimulasi dapat
(Kemenkes, 2010).
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah.
16
17
akan semakin meningkat. Pemberian stimulasi dapat dengan cara latihan dan
bermain. Anak yang mendapt simulasi terarah akan lebih cepat berkembang
Rahardjo, 2012).
Ibu yang memberikan stimulasi gerakan-gerakan tertentu pada anak
cenderung memiliki perkembangan motorik anak yang baik dan cepat. Ibu
yang sering mangajak anak bicara sejak bayi hingga usia 2 tahun memiliki
bersamaan.
c. Ibu melatih keseimbangan tubuh anak dengan cara anak berdiri dengan
17
18
daerah Gaky dan Non Gaky menyatakan bahwa stimulasi berpengaruh terhadap
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan bagan atau skema yang menerangkan
Stimulasi Perkembangan
Anak usia 24-36
bulan
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel independen
: Variabel dependen
18
19
Definisi operasional dan kriteria objektif dalam penelitian ini, sebagai berikut:
19
20
bahasa,
sosialisasi/ke
mandiriaan
atau responden
menjawab
pertanyaan
dengan benar
hanya 1-16
nomor atau
dengan nilai
skor < 89.
Variabel dependen
2. Perkemban Serangkaian Kuesi Wawa 1. Sesuai: apabila Nomil
gan anak perubahan oner ncara perubahan an
usia 24-36 progresif yang progresif yang
bulan terjadi sebagai terjadi sesuai
akibat dari dengan usia
proses terhadap
kematangan tahapan
dan perkembangan
pengalaman/be yang meliputi
lajar yang gerak motorik
dialami oleh kasar, gerak
anak balita motorik halus,
balita usia 24- bicara dan
36 bulan saat bahasa,
dilakukan sosialisasi/ke
penelitian mandiriaan
atau menjawab
pertanyaan
pada kuesioner
dengan
jawaban yang
benar minimal
9-10 nomor
atau dengan
skor 90-100.
2. Tidak sesuai:
apabila
perubahan
progresif yang
terjadi
terlambat atau
tidak sesuai
dengan usia
terhadap
20
21
tahapan
perkembangan
yang meliputi
gerak motorik
kasar, gerak
motorik halus,
bicara dan
bahasa,
sosialisasi/ke
mandiriaan
atau menjawab
pertanyaan
pada kuesioner
dengan
jawaban yang
benar hanya 1-
8 nomor atau
dengan skor <
90.
E. Hipotesis Penelitian
berikut :
21
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang termasuk faktor risiko (variabel independen) yaitu status gizi, posisi
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
22
23
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti dan
dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 24-36 bulan di Puskesmas
Utara.
2) Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Usia anak diatas 36 bulan.
2) Anak sedang berpergian atau sedang tidak berada ditempat ketika
dilakukan penelitian.
3) Tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang
23
24
reabilitas sebelumnya.
setempat tentang jumlah balita, jumlah balita usia 24-36 bulan, jumlah
sebagai berikut :
berikut :
a. Editing
24
25
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
e. Tabulating
2. Penyajian Data
Penyadian data dalam penelitian disajikan dalam bentuk tabel.
25
26
angka yang disusun secara teratur dalam bentuk kolom dan baris
(Sulistyaningsih, 2011).
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi antar
H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
26
27
(Benifence)
Hasil penelitian wajib di terapkan dimana manfaat penelitian dapat
(Nonmalefinance)
Dalam hal ini peneliti mendapatkan persetujuan etik dalam meneliti
(Azis H, 2014).
27
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bastem Utara Kabupaten Luwu
tahun 2019. Penelitian dimulai pada bulan Mei-juli 2019 dengan jumlah
a. Letak Geografis
28
29
1) Desa Bonglo
2) Desa Tede
3) Desa Barana
4) Desa Dampan
6) Desa Uraso
7) Desa Karatuan
8) Desa Salubua
9) Desa Pantilang
b. Demografis
2. Analisis Univariat
a. Distribusi frekuensi
29
30
b. Distribusi frekuensi
(38,8%).
3. Analisis Bivariat
a. Hubungan stimulasi terhadap perkembangan anak umur 24-36 bulan
Tabel 4.3
Hubungan stimulasi terhadap perkembangan anak umur 24-36 bulan di
Puskesmas Bastem Utara Kebupaten Luwu tahun 2019 (N = 67)
Perkembangan Nilai
ρ
Tidak
Stimulasi Sesuai Total
sesuai value
n % n % n % 0,020
Kurang diberikan 33 49,3 14 20,9 47 70,1
30
31
orang (17,9%).
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai
2019.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Anak Usia 24 Bulan Di
= ,020 < nilai α = ,05., hal tersebut berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
31
32
yang tidak sesuai sebanyak 8 orang (11,9%) dan yang diberikan stimulasi
dengan usianya. Hal ini disebabkan karena orang tua, keluarga sering
usianya. Hal ini disebabkan karena beberapa ibu berada kondisi hamil
sehingga sang anak kurang mendapat perhatian. Selain itu, ibu disibukkan
pula dengan kesibukan diluar rumah yang bekerja sebagai petani. Mereka
faktor gizi dan ekonomi dari keluarga. Anak hanya diberikan makanan
protein seperti ikan, telur, atau tempe. Selain itu, adapula sebagaian anak
32
33
memiliki anak balita atau bahkan sesuainya, sehingga sang anak mudah
umur 0-6 tahun agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
33
34
lahitah dan bermain. Anak yang mendapt simulasi terarah akan lebih cepat
cenderung memiliki perkembangan motorik anak yang baik dan cepat. Ibu
yang sering mangajak anak bicara sejak bayi hingga usia 2 tahun memiliki
daerah Gaky dan Non Gaky menyatakan bahwa stimulasi berpengaruh terhadap
34
35
usianya.
35
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan dengan
sebagai berikut :
1. Ada hubungan stimulasi terhadap perkembangan anak usia 24-36 bulan di
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai
dengan usianya.
2. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat menjadikan hasil penelitian
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Azis H. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta.
Salemba Medika.
Hardinsyah, Supariasa. (2017). Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasinya. Jakarta. EGC.
37
38
Marmi, Rahardjo. (2012). Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Soetjiningsih, Ranuh G. (2016). Tumbuh Kembang Anak Edisi II. Jakarta. EGC.
38
39
39