Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

MD
DENGAN POST SECTIO CAESARIA DIRUANGAN NIFAS
RSUD TOTO KABILA

Ny.MD berusia 31 Thn pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMA. Inisial
suami Tn.MB, berusia 36 tahun pekerjaan tukang, pendidikan terakhir SMA.

Pada tahun 2014 Ny. MD melahirkan seorang bayi perempuan dengan BB 2,4 kg
dengan tipe persalinan SC keadaan bayi waktu lahir baik, tidak ada masalah kehamilan.
Pada tahun 2019 Ny. MD melahirkan seorang bayi laki – laki dengan BB 2,6 kg dengan
tipe persalinan SC keadaan bayi waktu lahir baik, tidak ada masalah kehamilan. Ny. MD
setiap bulan memeriksakan kehamilan dan tidak ada masalah dalam kehamilan

Ny. MD melakukan persalinan dengan jenis persalinan SC, dengan jenis kelamin laki
– laki BB 2,6 Kg dan panjang 50 Cm. klien mengatakan setelah persalinan darah keluar
sedikit, belum mengganti pembalut setelah dioperasi. Tidak ada masalah dalam
persalinan, Ny, MD tidak ada masalah ginekologi, klien memiliki riwayat KB suntikan

Keadaan umum klien lemah, kesadaran klien composmentis, BB 60 kg / 152 cm.


tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 20x/m, suhu 36,5’c.
Pada saat pemeriksaan kepala sampai dada tidak ada kelainan yang didapatkan. Pada
pemeriksaan payudara simetris, tidak ada nyeri tekan, putting susu menonjol, areola
berwarna cokelat kehitaman, klien mengatakan asi belum keluar. Pada pemeriksaan
abdomen terdapat luka operasi, fundus uteri 2 jari dibawah umbilicus, fungsi pencernaan
baik, klien mengeluh nyeri diperut bagian bawah bekas operasi, nyeri dirasakan saat
bergerak, nyeri dirasakan seperti disayat – sayat, lamanya nyeri 10 – 15 menit dan hilang
timbul, skala nyeri 4 (1-10). Pada pemeriksaan perineum dan genital didapatkan vagina
klien tidak terdapat edema, tidak ada memar hematom, perineum utuh, tidak ada
kemerahan, edema, ekimosis, dan dischargeserum approximate baik. Jumlah lokhia yang
keluar kurang lebih 25 – 50 cc, lokhia berbau amis, warna lokhia yang keluar merah
kehitaman, konsistensi cair, dan terdapat gumpalan – gumpalan sedikit. Pada
pemerikasaan ekstermitas klien tidak memiliki edema dan varises dibagian tangan, klien
juga tidak memiliki edema dan varises dibagian kaki.
Klien BAK 3 -4x/hari, saat ini klien BAK 1 – 2x/hari. Klien BAB 1x/hari pada saat
ini klien belum pernah BAB. Untuk istirahat dan kenyamanan, klien tidur malam pukul
22.00 – 05.00, klien tidak memiliki kebiasaan tidur siang. Pada saat ini klien tidur malam
pukul 21.00 – 05.00. klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi saat bergerak, klien
Nampak sedikit kesulian pada saat bergerak karena nyeri luka bekas operasi. Untuk
nutrisi klien sudah makan 2x setelah di operasi, napsu makan kurang. Klien minum air
kurang lebih 500 – 700 ml. Adaptasi psikologis klien terhadap bayi baik, klien sangat
mengharapkan kehadiran sang bayi. Klien belum mampu menyusui dengan baik karena
ASI belum keluar

Klien terpasang IVFD RL dengan 20 tpm, asam mefenamat 500 mg /8 jam, dan
ceftriaxone 500 mg / 8 jam. Pada pemeriksaan laboratorium hemoglobin didapatkan hasil
13,7 g/dl, leukosit 12.82 uL, trombosit 318 uL, hematokrit 40.1%

Dari hasil pemeriksaan fisik dan pengkajian didapatkan data subjektif klien
mengatakan nyeri dibagian perut bekas operasi, nyeri terasa pada saat bergerak, nyeri
dirasakan seperti disayat – sayat, skala nyeri 4, nyeri dirasakan selama 10 – 15 menit dan
hilang timbul, klien juga mengatakan ASI belum keluar. Data objektifnya yaitu bayi tidak
mampu melekat pada payudara ibu, bayi menangis saat disusui, klien Nampak sedikit
kesulitan dalam berhgerak, keadaan umum lemah, tekanan darah 110/70 mmhg, nadi
84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5’c.

Selanjutnya masuk analisa data, masalah yang muncul pertama yaitu nyeri akut
dengan etiologi dilakukan tindakan section caesaria terjadi insisi pada dinding abdomen,
setelah itu terputus inkonuitas jaringan, pembuluh darah dan saraf – saraf disekitar daerah
insisi, merangsang pengeluaran histamine dan prostaglandin dan terjadilah nyeri akut
dengan data subjektif klien mengatakan nyeri dibagian perut bekas operasi, klien
mengatakan nyeri pada saat bergerak, klien mengatakan nyeri seperti disayat – sayat,
skala nyeri 4, nyeri dirasakan selama 10 – 15 menit dan hilang timbul, data objektifnya
yaitu klien Nampak sedikit kesulitan daam bergerak karena nyeri pada luka bekas operasi,
skala nyeri 4, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu
36,5’c, keaadaan umu lemah. Masalah yang muncul kedua yaitu menyusui tidak efektif
dengan etiologi dilakukan tindakan section caesaria kemudian post sc masuk masa nifas
terjadi laktasi, selanjutnya terjadi penurunan pregesteron dan estrogen, kemudian
prolaktin meningkat, kemudian pertumbuhan kelenjar susu terangsang, oksitoksin
meningkat, menjadikan eseksi ASI tidak adekuat, ASI tidak keluar, terjadi infaktif laktasi,
kurang pengetahuan perawatan payudara terjadilah menyusui tidak efektif. Dengan data
subjektifnya yaitu klien mengatakan ASI belum keluar, data objektifnya yaitu bayi tidak
mampu melekat pada payudara ibu dan bayi menangis saat disusui.

Setelah didapatkan dua diagnose dari analisa data dibuatlah rencana keperawatan
dengan diagnose pertama yaitu nyeri akut, tujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x8 jam masalah nyeri akut dapat teratasi dengan criteria hasil yaitu
melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri dan klien
mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang. Dengan intervensi pertama yaitu
identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, yang kedua
yaitu identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri, ketiga ajarkan teknik
non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri, keempat beri pengetahuan tentang nyeri
dan kelima kolaborasi pemberian analgetik. Selanjutnya rencana keperawatan dari
diagnose yang kedua yaitu menyusui tidak efektif dengan tujuan setelah dilakukan
tindakan keperawatan delam 1x8 jam diharapkan menyusui efektif dengan criteria hasil
pelekatan bayi pada payudara ibu meningkat, tetesan atau pancaran ASI meningkat, dan
kemampuan ibu memposisikan bayi meningkat. Dengan intervensi pertama yaitu
identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, kedua dukung ibu
meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui, ketiga jelaskan manfaat menyusui,
keempat ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan dengan benar, kelima ajarkan
perawatan payudara post partum.

Terakhir dilakukan implementasi dan evaluasi keperawatan sesuai intervensi yang


telah dibuat, salah satu intervensi dari diagnosa pertama yaitu mengajarkan teknik non
farmakologi dengan hasil klien mampu mengikuti teknik relaksasi napas dalam, setelah
itu dilakukan evaluasi didapatkan data subjektif klien masih mengeluh nyeri, dan data
objektifnya yaitu klien masih nampak kesulitan pada saat bergerak karena nyeri tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,5’c, keadaan umum
lemah. Masalah nyeri akut belum teratasi, lanjutkan intervensi yang telah dibuat pada
rencana keperawatan. Selanjutnya implementasi untuk diagnosa yang kedua yaitu
mengajarkan perawatan payudara post partum dengan hasil klien mengerti dengan cara
melakukan perawatan payudara, setelah itu dilakukan evaluasi didapatkan data subjektif
klien mengatakan ASI belum keluar, data objektifnya bayi tidak mampu melekat pada
payudara ibu, sehingga masalah menyusui tidak efektif belum teratasi, dilanjutkan
intervensi yang telah dibuat pada rencana keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai