Kelas : TI 16 M - CDM
Mata Kuliah : Rekayasa Perangkat Lunak
Dosen : Fiqih Hana Saputri,S.Kom
Jawaban :
1. Jelaskan kelemahan – kelemahan penggunaan metode Waterfall dalam pengembangan
perangkat lunak!
Jawab:
o Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang
sebelum terjadinya suatu produk.
o Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan yang
berakibat pada tahapan selanjutnya.
o Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidak
pastian pada saat awal pengembangan.
o Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah
selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
o Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi
menyebabkan masalah baru.
2. Pada suatu project, klien menginginka agar permintaan (kebutuhan) user dapat berubah
selama proses pengembangan, namun user berkomitmen untuk terlibat selama proses
pengembangan perangkat lunak. Metode apa yang cocok? Jelaskan!
Jawab:
1. Model Sekuensial Linier atau Waterfall Development Model
Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan Air Terjun, merupakan paradigma
model pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling banyak dipakai. Model ini mengusulkan
sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada
tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain , kode, pengujian, dan
pemeliharaan.
2. Model Prototype
Metode Prototype merupakan suatu paradigma baru dalam metode pengembangan perangkat lunak
dimana metode ini tidak hanya sekedar evolusi dalam dunia pengembangan perangkat lunak, tetapi
juga merevolusi metode pengembangan perangkat lunak yang lama yaitu sistem sekuensial yang biasa
dikenal dengan nama SDLC atau waterfall development model.
Functional and Non Functional Requirement engineering merupakan salah satu tahap yang paling
penting dalam kegiatan proyek perangkat lunak. SR dibuat oleh klien yang memesan software.
Secara umum prosesnya adalah diawali dengan client menuliskan requirement sesuai
kebutuhannya, lalu tim pengembang menganalisa requirement tersebut, Kemudian setelah ada
persetujuan kedua pihak, pembangunan RPL pun dapat dimulai. Dengan kata lain : Requirement
adalah gambaran dari layanan (services) dan batasan bagi sistem yang akan dibangun. Atau
gambaran pelayanan yang disediakan oleh sistem, batasan-batasan dari sistem dan bisa juga
berupa definisi matematis fungsi-fungsi sistem. Proses menemukan, menganalisis,
mendokumentasikan dan pengujian layanan-layanan dan batasan tersebut disebut Requirement
Engineering.
Quality Management (SQM) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aspek
manajemen pengembangan perangkat lunak berkualitas.
1.Perencanaan Kualitas
Sebelum pengembangan perangkat lunak dimulai, perencanaan kualitas harus dilakukan. Perencanaan
kualitas melibatkan pembuatan tujuan dan sasaran untuk perangkat lunak Anda, serta pembuatan
rencana strategis yang akan membantu Anda untuk berhasil memenuhi tujuan yang Anda buat.
Perencanaan kualitas sering dianggap sebagai aspek paling penting dari SQM, karena ia
mengembangkan cetak biru yang kuat untuk mengikuti proses selanjutnya - mengarah ke produk akhir
sebaik mungkin.
2. .Kualitas asuransi
Fase jaminan kualitas SQM melibatkan pembangunan sebenarnya dari program perangkat lunak.
Dengan SQM yang baik, kinerja produk akan diperiksa sepanjang jalan untuk memastikan bahwa
semua standar dipatuhi. Audit dapat dilakukan dan data akan dikumpulkan sepanjang keseluruhan
proses.
3. Kontrol kualitas
Langkah SQM di mana pengujian akhirnya dilakukan, kontrol kualitas tersedia untuk menemukan
bug, mengevaluasi fungsionalitas dan banyak lagi. Bergantung pada hasil fase kontrol kualitas, Anda
mungkin perlu kembali ke pengembangan untuk memperbaiki kekusutan dan membuat beberapa
penyesuaian akhir yang kecil. Memiliki rencana manajemen kualitas perangkat lunak yang berlaku
dapat menjamin bahwa semua standar industri diikuti dan bahwa pengguna akhir Anda akan
menerima produk berkualitas tinggi yang dikembangkan dengan baik.
Untuk pengujian reliabilitas, data dikumpulkan dari berbagai tahap pengembangan, seperti tahap
desain dan operasi. Tes terbatas karena batasan seperti batasan biaya dan waktu. Sampel statistik
diperoleh dari produk perangkat lunak untuk menguji keandalan perangkat lunak.Setelah data atau
informasi yang cukup dikumpulkan, studi statistik dilakukan. Kendala waktu ditangani dengan
menerapkan tanggal atau tenggat waktu tetap untuk pengujian yang akan dilakukan. Setelah fase
ini, desain perangkat lunak dihentikan dan fase implementasi yang sebenarnya dimulai. Karena
ada batasan pada biaya dan waktu, data dikumpulkan dengan hati-hati sehingga setiap data
memiliki beberapa tujuan dan mendapatkan ketelitian yang diharapkan. [2] Untuk mencapai hasil
yang memuaskan dari pengujian reliabilitas, seseorang harus menjaga beberapa karakteristik
reliabilitas. Sebagai contoh, Mean Time to Failure (MTTF).
Kebutuhan sistem(system requirements)ini merupakan hal yang lebih rinci lagi daripada
kebutuhan pengguna dan juga dapat dimasukan ke dalam kontrak sistem. Kebutuhan sistem
dikembangkan setelah kebutuhan pengguna telah ditetapkan dimana semua fitur dan kemampuan
sistem dijelaskan.