I. PENDAHULUAN
Penentuan manajemen lalu lintas disekitar gerbang tol yang dioperasikan merupakan
biaya tambahan yang seringkali tidak diperhitungkan oleh operator jalan tol. Disisi lain
dampak lalulintas dari akses tol adalah hal yang kritis untuk pelayanan transportasi
secara umum. Oleh sebab itu pembangunan jalan tol dan dampak jalan aksesnya
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan traportasi yang
efektif dan efisien dapat tercapai, serta tidak mempertimbangkan keuntungan sepihak
semata.
Audit keselamatan lalulintas sebagai studi kasus akses tol diambil dua lokasi yaitu
pada Simpang Tol Sadang dan Tagog Apu, dengan pertimbangan bahwa kedua akses
tol tersebut dibuka dalam waktu bersamaan dan menimbulkan kemacetan yang serius
setelah pembukaannya.
Studi ini juga dimaksudkan untuk melihat upaya manajemen lalulintas yang diterapkan
pada lokasi studi sebagai hasil kerjasama antara PT. Jasa Marga dan Dinas
Perhubungan Kabupaten Purwakarta dibandingkan dengan standar ketentuan yang
berlaku yaitu Undang-undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan berikut Peraturan Pemerintahnya, Buku Tata CaraPerencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota No.038/T/BM/1997 serta Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Perkotaan dari Departemen Pekerjaan Umum. Selanjutnya apabila ditemukan
kekurangan atau kesalahan manajemen, diharapkan dapat diketahui jenis perbaikan
atau upaya manajemen yang sudah seharusnya menjadi kewajiban penyelenggara
jalan tol (PT. Jasa Marga) untuk melaksanakannya.
II. DASAR HUKUM
b. Hasil Survay
Hasil survay pada simpang tol Sadang dan Tagog Apu adalah sebagai berikut :
1) Simpang Tol Sadang
Simpang tol Sadang saat ini diatur dengan Alat Pengendali Isyarat Lalulintas
(APILL). Waktu siklus adalah 80 detik (4 tahap), dengan pengaturan lalulintas
terlindung (protected) untuk setiap kaki. Perbandingan kinerja Simpang Tol
Sadang sebelum dan sesudah adanya akses tol dapat dilihat pada tabel 1
berikut :
Parameter kinerja Sebelum ada jalan tol Sesudah ada jalan tol
Simpang tol Tagog Apu saat ini diatur dengan Alat Pengendali Isyarat
Lalulintas (APILL). Waktu siklus adalah 77 detik (3 tahap), dengan pengaturan
lalulintas terlindung (protected) untuk setiap kaki. Perbandingan kinerja
Simpang Tol Tagog Apu sebelum dan sesudah adanya akses tol dapat dilihat
pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Kondisi Simpang Tol Tagog Apu
Parameter kinerja Sebelum ada jalan tol Sesudah ada jalan tol
b. Pengaturan simpang
1) Jenis pengendalian simpang.
Kapasitas simpang adalah 1181 smp/jam sedangkan volume lalu lintas adalah
2705 smp/jam ditambah dengan volume yang keluar dari gerbang tol sebesar
3600 smp/jam menjadikan simpang ini menjadi simpang yang rawan
kemacetan dan kecelakaan lalulintas. Kondisi saat ini diatur dengan Alat
Pengendali Isyarat Lalulintas (APILL) dengan waktu siklus 80 detik
menyebabkan tingkat pelayanannya adalah E dan sudah selayaknya untuk
dipertimbangkan peningkatan jenis pengendaliannya.
c. Fasilitas pendukung.
Fasilitas berupa rambu, marka, penerangan jalan dan lampu lalulintas masih
berfungsi baik dan dapat terlihat dengan jelas. Hanya adanya rambu perintah
untuk bus AKAP memasuki terminal seringkali menibulkan permasalahan baru
yaitu radius perputaran yang kurang memadai dan menimbulkan hambatan
sebelum persimpangan.
Drainase yang terdapat di kanan-kiri jalan ditutup sehingga dapat berfungsi
sebagai trotoar dengan lebar 1,50 meter. Menurut Buku Standar Perencanaan
Geometrik untuk Jalan Perkotaan, lebar minium trotoar untuk jalan kelas II adalah
3,0 meter, sehingga lebar trotoar yang ada belum memenuhi standar yang
ditetapkan.
c. Pengaturan simpang
1) Jenis pengendalian simpang.
Kapasitas simpang adalah 1400 smp/jam sedangkan volume lalu lintas adalah
2170 smp/jam ditambah dengan volume yang keluar dari gerbang tol sebesar
3600 smp/jam menjadikan simpang ini menjadi simpang yang rawan
kemacetan dan kecelakaan lalulintas. Simpang tol Tagog Apu saat ini diatur
dengan Alat Pengendali Isyarat Lalulintas (APILL). Waktu siklus adalah 77
detik (3 tahap), dengan pengaturan lalulintas terlindung ( protected) untuk
setiap kaki dan lajur khusus belok kiri langsung (left turn on red).
e. Fasilitas pendukung.
Fasilitas berupa rambu, marka, penerangan jalan dan lampu lalulintas masih
berfungsi baik dan dapat terlihat dengan jelas.
Untuk melakukan penanganan masalah pada simpang Sadang dan Tagog Apu, dapat
dilakukan alternatif upaya sebagai berikut :
a. Simpang Sadang
1) Rekomendasi jangka pendek untuk memperbesar kapasitas dan melancarkan
arus lalulintas keluar simpang adalah dengan cara :
VII. PENUTUP
a. Terjadi penurunan kinerja lalulintas setelah adanya akses tol yang disebabkan
oleh bertambahkan arus kedatangan kendaraan, sementara kapasitas arus
keberangkatan berkurang.
b. Upaya penanganan masalah dampak lalulintas yang dilakukan penyelenggara
jalan tol belum sepenuhnya efektif dan terlihat hanya memperhatikan kelancaran
arus lalulintas sepanjang akses tol tetapi kurang memperhatikan dampak lalulintas
dari akses tol tersebut.
TUGAS
KESELAMATAN LALULINTAS
Dosen :
Dikerjakan oleh :
Karda D. Yayat
Nim. 12537/PS/MSTT/2003