Anda di halaman 1dari 5

Bab 1

Plantae

A. Ciri-ciri Umum dan Klasifikasi Plantae

Kingdom Plantae disebut juga dunia tumbuhan karena beranggotakan berbagai jenis
tumbuhan. Ciri-ciri umum kingdom plantae sebagai berikut.

1. Tersusun dari sel eukariotik.

2. Merupakan organisme multiseluler.

3. Mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa.

4. Mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis.

5. Menyimpan makanan cadangan dalam bentuk zat tepung (amilum).

6. Bersifat autotrof karena dapat membuat makanan sendiri.

Dalam mempelajari tumbuhan yang sangat beranekaragaman diperlukan Taksonomi.


Taksonomi merupakan ilmu tentang klasifikasi, identifikasi, dan tata nama makhluk hidup.
Ilmu tersebut bertujuan untuk mempermudahkan dalam memperlajari kehidupan makhluk
hidup seperti tumbuhan. Salah satu tokoh yang dikenal sebagai bapak Taksonomi adalah
Carolus Linnaeus. Oleh karena itu, pada akhir nama latin hewan atau tumbuhan ditemukan
nama Liin. Sistem klasifikasi yang dilahirkan dalam sejarah perkembangan Taksonomi yaitu
periode tertua yang belum memiliki sistem formal, sistem habitus, sistem numerik, sistem
filogenik, dan sistem kontemporer.

Dunia tumbuhan digolongkan menjadi tiga divisi utama yaitu tumbuhan lumut
( Bryophyta ), tumbuhan paku ( Pteridophyta ), dan tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ).
Berdasarkan keberadaan jaringan tubuhnya, kingdom Plantae dibedakan menjadi
Thallophyta ( berupa talus yang belum memiliki akar, batang, dan daun ) dan Cormophyta
( sudah memiliki akar, batang, dan daun ). Berdasarkan jaringan pembuluhnya, tumbuhan
dibagi menjadi tumbuhan tidak berpembuluh ( Atracheophyta ) dan tumbuhan berpembuluh
( Tracheophyta ). Tumbuhan tidak berpembuluh hidup di antara habitat air dan darat.
Adapun tumbuhan berpembuluh memiliki struktur yang telah teradaptasi sempurna dengan
habitat darat

Tumbuhan lumut ( Bryophyta ) termasuk dalam kelompok tumbuhan tidak


berpembuluh. Tumbuhan lumut dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu
Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
Tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) termasuk dalam
kelompok tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan paku (Pteridophyta) dibedakan menjadi
Psilophytinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda), dan
Filicinae (paku sejati). Adapun tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dibedakan menjadi
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae dikelompokkan menjadi Cycadinae, Ginkgoinae, Gnetinae, dan Coniferinae.
Angiospermae dikelompokkan menjadi Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Beberapa
familia ke dalam kelompok tertentu dari Monocotyledoneae yaitu Liliaceae, Gramineae
(Poaceae), Zingiberaceae, Musaceae, Orchidaceae, dan Arecaceae. Beberapa familia ke
dalam kelompok tertentu dari Dicotyledoneae yaitu Moraceae, Euphorbiaceae, Solanaceae,
Myrtaceae,Bombacaceae,dan Fabaceae

Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup yaitu
metode fenetik (numerik) dan metode filogenetik (kladistik).

1. Metode Fenetik (Numerik)

Metode fenetik adalah suatu metode yang menggunakan keseluruhan kesamaan di


antara organisme untuk menentukan hubungan kekerabatan di antara organisme dan
menyusun klasifikasi. Metode ini dikenal dengan taksonomi numerik (taksonometri) yang
berperan sebagai metode kuantitatif mengenai kesamaan atau kemiripan sifat
antargolongan organisme. Metode fenetik tidak membuat asumsi filogenetik. Metode ini
membandingkan sebanyak mungkin karakteristik morfologi atau anatomi dan tidak
membedakan adanya homologi serta analogi. Dalam kegiatan fenetik diawali dengan
pemilihan objek studi yang mewakili golongan makhluk hidup tertentu yang disebut OTU
( Operational Taxonomy Unit ). Kegiatan selanjutnya yaitu pemilihan karakter, pengukuran
kemiripan, analisis kluster, dan penarikan kesimpulan. Dari metode fenetik ini akan
dihasilkan suatu data yang disebut fenogram.

2. Metode Filogenetik

Metode filogenetik adalah metode yang membahas hubungan kekerabatan antara


berbagai makhluk hidup melalui analisis molekuler dan morfologi. Metode ini disusun
berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan takson lainnya.
Klasifikasi dengan metode ini disusun berdasarkan persamaan fenotipe yang mengacu pada
sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan.
Dalam metode ini digunakan metode pendekatan sistematika yang disebut kladistik. Spesies
makhluk hidup ditempatkan dalam kelompok-kelompok yang disebut klad. Data kladisitik
disajikan dalam bentuk kladogram.

B. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

1. Ciri-ciri

Ciri-ciri tumbuhan lumut sebagai berikut:

a. Berukuran kecil, tetapi dapat membentuk koloni yang menjangkau area luas.

b. Mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau.

c. Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).

d. Gametofit lebih dominan daripada sporofit.

e. Hidup di tempat basah atau lembap dan terlindung dari cahaya matahari.

f. ada permukaan luar tubuh terdapat lapisan berlilin untuk menahan masuknya air.

g. Peralihan dari Thallophyta (tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun).
Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit, yaitu generasi yang menghasilkan sel
kelamin (gamet). Gamet jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh anteridium dan gamet betina
(ovum) dihasilkan oleh arkegonium. Anteridium didukung oleh anteridiofor dan arkegonium
didukung oleh arkegoniofor. Sporofitnya merupakan badan pembentuk spora yang
berkembang dari zigot (peleburan ovum dan spermatozoid).

2. Struktur Tubuh

a. Akar

Tumbuhan lumut tidak memiliki akar sejati, tetapi hanya mempunyai akar semu
yang disebut rizoid. Rizoid terdiri atas sel yang bersambungan dan bersekat tidak
sempurna yang tumbuh dari sel epidermis akar. Rizoid berfungsi untuk melekat pada
tumbuh (substrat) serta menyerap air dan unsur hara.

b. Batang

Struktur batang tumbuhan lumut sebagai berikut.

1) Lumut hati dan lumut tanduk tidak berbatang dan tidak mempunyai pembuluh
angkut. Tubuhnya berbentuk lembaran yang disebut talus.

2) Lumut daun mempunyai batang sederhana dengan pembuluh angkut tunggal.

c. Daun

Lumut hati dan lumut tanduk tidak mempunyai struktur daun. Lumut daun
mempunyai daun sederhana dan berbentuk pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut di
dalam ibu tulang daun. Sel-sel daunnya sempit, kecil, dan panjang, serta mengandung
kloroplas yang tersusun seperti jala. Terdapat sel-sel mati berukuran besar dengan
penebalan dinding berbentuk spiral, yang berguna sebagai tempat persediaan air dan
makanan cadangan.

3. Klasifikasi

a. Hepaticopsida (Lumut Hati)

Memiliki ciri-ciri berikut:

1) Generasi gametofit berupa talus dan berbentuk lembaran-lembaran seperti hati.

2) Talus berwarna hijau dengan percabangan garpu. Pada sisi bawah terdapat selapis sel-sel
yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik ventral. Talus melekat
pada substrat dengan bantuan rizoid.

3) Sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina sehingga tidak dapat
terlihat secara langsung.

Contoh Hepaticopsida yaitu Marchantia polymorpha dan Riccia fluitans.


b. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Generasi gametofit berupa talus dengan tepi rata atau bertoreh.

2) Sporofit tertancap di dalam gametofit, tetapi kapsul sporofit berada di luar talus
berbentuk seperti tanduk (horn) sehingga disebut lumut tanduk.

3) Pangkal kapsul sporofit dilindungi oleh involukrum.

4) Sel-sel tubuhnya mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar.

Contoh Anthocerotopsida yaitu Notothylas valvata dan Anthoceros fusiformis.

c. Bryopsida (Lumut Daun)

Memiliki ciri-ciri berikut.

1) Generasi gametofit berupa talus yang bentuknya seperti tumbuhan kecil

2) Talusnya mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. Daun
berfungsi untuk fotosintesis. Pada bagian dasar batang semu terdapat rizoid yang berbentuk
seperti benang-benang halus dan berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat
perkembangbiakan generatif berupa anteridium dan arkegonium.

3) Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu sendiri dan bersifat
sebagai parasit bagi gametofit.

Conton Bryopsida yaitu Sphagnum sp dan Fissident sp.

4. Reproduksi

Pada reproduksi tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara
teratur antara generasi sporofit (2n) dengan generasi gametofit (n). Generasi sporofit
menghasilkan spora, sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Gametofit merupakan generasi yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut.

Reproduksi generatif dilakukan melalui perkawinan antara gamet jantan dan gamet
betina. Sementara reproduksi vegetatif dilakukan dengan dua cara berikut.

a. Membentuk spora haploid (n) yang bersifat homospora.

b. Membentuk pundi kuncup (gemma cup).

C. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

1. Ciri-Ciri
Ciri-ciri tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai berikut:

a. Daun muda menggulung.

b. Pada tempat-tempat tertentu, misal bagian bawah daun yang tua terdapat kumpulan
sporangium berbentuk bulatan-bulatan berwarna cokelat kehitam-hitaman yang disebut
sorus. Sorus yang masih muda dilindungi oleh indusium.

c. Umumnya hidup di daratan pada tempat-tempat yang basah atau lembap. Beberapa jenis
tumbuhan paku ada yang hidup di air.

d. Termasuk golongan Cormophyta berspora karena dapat membentuk spora.

e. Mempunyai empat struktur utama sebagai berikut.

1) Lapisan pelindung sel, terdapat di sekeliling organ reproduksi.

2) Embrio multiseluler, terdapat di dalam arkegonium.

3) Kutikula melapisi bagian permukaannya.

4) Sistem pembuluh angkut.

f. Sporofit lebih dominan daripada gametofit.

2. Struktur Tubuh

a. Akar

Akar ini merupakan akar sejati karena sel-selnya sudah terdiferensiasi menjadi epidermis,
korteks, dan silinder pusat yang di dalamnya terdapat pembuluh angkut yaitu xilem dan
floem.

b. Batang

Pada batang terdapat pembuluh angkut yaitu xilem dan floem.

c. Daun

1) Berdasarkan ukuran dan susunan anatominya, daun tumbuhan paku dibedakan sebagai
berikut

Anda mungkin juga menyukai