Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

RAWAT GABUNG
RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

TAHUN 2018

i
YUMERKRIS
(Yayasan Untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit-Rumah Sakit Kristen di
Sumba)
RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA
Jl.Prof DR. W. Z. Yohanis No. 6
Waingapu – 87113 – NTT
Telp : (0387) 61064, 61019 ; Fax : (0387) 61742
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR :2245/A.29/SK_DIR/XI/2018

TENTANG
PANDUAN RAWAT GABUNG

DIREKTUR RS KRISTEN LINDIMARA

MENIMBANG : a. Bahwa agar pelayanan rawat gabung di Rumah Sakit


Kristen lindimara dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya surat keputusan Direktur Rumah Sakit Kristen
lindimara sebagai landasan bagi penyelenggaraan
rawat gabung di Rumah Sakit Kristen lindimara
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam poin a, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Kristen lindimara

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit.

i
MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas Pengorganisasian
Dan Pelayanan di Rumah Sakit Kristen Lindimara.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT LINDIMARA
TENTANG PEDOMAN RAWAT GABUNG RUMAH SAKIT
LINDIMARA

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan rawat gabung Rumah Sakit


Kristen Lindimara dilaksanakan oleh kepala Direktur Rumah Sakit Kristen
lindimara

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Waingapu
Pada tanggal : November 2018
Direktur RSK lindimara

dr. Alhairani K.L.Manu Mesa


NIP : 19790709 201001 2 013

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat ini Indonesia masih memiliki Angka Kematian Bayi yang tinggi di antara
Negara-negara anggota ASEAN. Hal ini menunjukan masih rendahnya derajat kesehatan di
Indonesia.Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki keadaan
tersebut, baik melalui penyuluhan maupun perbaikan pelayanan kesehatan.

Penyebab terbesar tingginya Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah infeksi dan
diare. Pada saat ini terdapat kecenderungan menurunnya penggunaan ASI dibanyak tempat di
Indonesia terutama di kota besar. Banyak hal yang berpengaruh terhadap penurunan tersebut
antara lain promosi yang hebat dari pabrik susu formula atau bahkan kesalahan dalam
penatalaksanaan menyusui itu sendiri yang secara tidak disadari oleh petugas kesehatan di
rumah sakit atau klinik bersalin. Semua ini tentunya akan menghambat proses menyusui.
Salah satu upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi
adalah dengan memberikan ASI pada bayi baru lahir khususnya di rumah sakit. Karena imun
pada ASI dapat membantu bayi mencegah infeksi dan diare.

Agar menyusui dapat berhasil dengan baik, harus dimulai sejak dini yaitu segera
setelah bayi dilahirkan bila keadaan ibu dan bayi memungkinkan (bila dapat menyusui
dimulai segera setelah bayi dilahirkan inisiasi Menusu Dini / IMD). Untuk itu perlu disiapkan
sejak masa hamil yaitu dengan memperhatikan status gizi dan keadaan payudara ibu.
Selanjutnya ibu dan bayi harus berada dalam satu ruang dan tidak dipisahkan kecuali benar-
benar diperlukan. Untuk itu perawatan dengan rawat gabung perlu dilaksanakan.

Rawat gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu dan bayi yang baru
dilahirkan dimana ibu dan bayi ditempatkan dalam satu ruangan. Dengan rawat gabung, bayi
bisa mendapatkan ASI setiap saat ia menginginkan (on demand), sekaligus ibu bisa belajar
menyusui dan merawat bayi dengan benar. Pelaksanaan rawat gabung ini sangat membantu
dalam memulai dan menetapkan menyusui khususnya di lingkungan rumah sakit.

i
B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
3495).
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.

C. PENGERTIAN

Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan
bersama ibunya dalam suatu ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau oleh
ibunya selama 24 jam/hari sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai
dengan kebutuhannya.

D. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

1. Visi

Pada tahun 2015 tercapai Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium


Development Goals) yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua
pertiga dari AKB pada tahun 2012 menjadi 20 dari 32/1.000 kelahiran hidup.

2. MISI

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Kristen lindimara dengan


penyelenggaraan Rawat Gabung Ibu dan Bayi

i
3. TUJUAN

a. Adanya kebijakan Rumah Sakit Kristen lindimara dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan Rawat Gabung

b. Adanya koordinasi dan sinkronisasi penanggung jawab program sehingga rawat


gabung dapat dilakukan 24 jam

4. SASARAN

a. Pimpinan Rumah Sakit Kristen lindimara

b. Karyawan Rumah Sakit Kristen lindimara

c. Ibu bersalin dan bayinya

i
BAB 2

STANDAR RAWAT GABUNG

A. PENGERTIAN RAWAT GABUNG

Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan
bersama ibunya dalam suatu ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau oleh
ibunya selama 24 jam/hari sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai
dengan kebutuhannya.

B. TUJUAN RAWAT GABUNG

Tujuan dilakukan rawat gabung adalah :

1. Agar bayi segera mendapatkan kolostrum maupun ASI.


2. Agar bayi memperolah stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak.
3. Agar ibu mendapatkan pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui yang
benar.
4. Agar bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat ia menginginkan

C. MANFAAT RAWAT GABUNG


Rawat gabung merupakan cara yang bermanfaat bagi ibu, bayi, keluarga dan juga bagi
petugas kesehatan serta rumah sakit/ rumah bersalin.
1. Manfaat Terhadap Ibu
a. Manfaat ditinjau dari segi psikologis ibu
1) Meningkatkan keakraban ibu dan bayi, apabila sentuhan fisik antara ibu dan bayi
terjadi segera setelah kelahiran.
2) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi yang
dilahirkannya
3) Memberikan rasa percaya diri dan tanggng jawab kepada ibu untuk merawat
bayinya.
4) Memberi kesempatan kepada ibu untuk mengenal tangisan sakit, lapar dan manja.

i
b. Manfaat ditinjau dari segi fisik ibu
1) Involusi uterus akan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui bayi akan
terjadi kontraksi Rahim dengan baik akibatnya perdarahan postpartum dapat
dikurangi.
2) Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktivitas ibu merawat bayinya sendiri.
3) Mempercepat produksi ASI.
4) Menghindari pembengkakan payudara.

2. Manfaat Terhadap Bayi


a. Manfaat ditinjau dari segi psikologik bayi
Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan bayi segera terjadi.Hal ini
merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih saying.
b. Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi
1) Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolostrum mengandung
zat-zat antibodi.
2) Bayi akan mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial
4) Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan susu botol.
5) Mencegah timbulnya penyakit alergi terhadap susu formula.
6) Mengurangi maloklusi gigi (pertumbuhan/penutupan gigi yang jelek).
7) Mengajar bayi untuk menghisap putting dan aerola dengan benar.
8) Memperlancar pengeluaran mekonium.

3. Manfaat Terhadap Keluarga


a. Manfaat ditinjau dari segi psikologik keluarga
1) Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan dorongan
pada ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.
2) Memberikan kesempatan kepada ibu dan bayinya untuk mendapatkan pengalaman
cara merawat bayinya segera sesudah kelahiran.

i
b. Manfaat ditinjau dari segi ekonomi keluarga
1) Biaya perawatan lebih sedikit karena kesehatan ibu cepat pulih kembali.
2) Tidak perlu membeli susu formula dan kelengkapannya karena ibu menyusui
sendiri bayinya.
3) Anak jarang sakit sehingga biaya pengobatan anak menjadi kurang sekali.

4. Manfaat Terhadap Petugas Kesehatan


a. Manfaat ditinjau dari segi psikologik petugas kesehatan
1) Petugas diruang perawatan akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan
lain yang bermanfaat karena bayi jarang menangis.
2) Petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi dengan ibu
yang melahirkan
b. Manfaat ditinjau dari segi fisik petugas kesehatan
1) Pekerjaan petugas dalam merawat bayi dan ibu akan berkurang, oleh karena
sebagian tugasnya diambil alih oleh ibu. Petugas mempunyai cukup waktu untuk
melaksanakan pekerjaan lain, misalnya melaksanakan kegiatan komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE).
2) Tak perlu repot menyiapkan dan memberikan susu formula.

5. Manfaat Terhadap Rumah Sakit


1. Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan perlengkapannya serta obat-obatan :
a. Kebutuhan rumah sakit akan susu formula serta perlengkpannya menurun
b. Kebutuhan rumah sakit akan obat-obatan, cairan infus, dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja rumah sakit
2. Manfaat dari segi kebutuhan tenaga paramedis
Kebutuhan akan tenaga paramedis untuk perawatan ibu dan bayi berkurang,
sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selain itu tenaga
paramedis mempunyai kesempatan untuk menambah ketrampilan yang akan
bermanfaat pula bagi rumah sakit.

i
3. Manfaat dari segi pengurangan morbiditas
Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan serta
subsidi yang diberikan rumah sakit. Frekuensi pergantian pengguna tempat tidur lebih
tinggi sehingga daya tampung rumah sakit lebih banyak.
4. Manfaat dari segi kebutuhan ruangan
Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi, sehingga dapat menghemat
penggunaan ruangan atau juga dapat sebagai perluasan ruangan untuk keperluan
lainnya.

D. PERSYARATAN RAWAT GABUNG

Syarat utama dari rawat gabung adalah bayi yang kuat menghisap dan ibu yang tidak
sakit berat.Sedangkan pelaksanaannya tergantung pada kondisi dan situasi rumah sakit
setempat.

Persyaratan rawat gabung yang ideal adalah sebagai berikut :

1. Bayi
a. Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat tempat tidur ibu sehingga mudah
dijangkau dan dilihat oleh ibu. Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, bayi boleh
diletakan di tempat tidur ibu. Agar mengurangi bahaya bayi jatuh dari tempat tidur,
sebaiknya dua tempat tidur ibu di dekatkan.
b. Tersedianya pakaian bayi
2. Ibu
a. Tempat tidur ibu diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik turun
b. Tersedia perlengkapan nifas
3. Ruangan
a. Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m2
b. Ruang unit ibu/bayi yang masih memerlukan perawatan harus dekat dengan ruang
petugas
4. Perlengkapan
a. Lemari pakaian (Ibu dan Bayi)
b. Tempat mandi bayi dan perlengkapannya

i
c. Tempat cuci tangan ibu (air mengalir)
d. Setiap ruangan memiliki kamar mandi tersendiri bagi ibu
e. Sarana penghubung (bel/intercom)
f. Petunjuk-petunjuk/sarana perawatan payudara, perawatan bayi, makanan ibu
menyusui, dan nifas dengan bahasa yang sederhana (buku pintar)
g. Perlengkapan perawatan bayi
5. Petugas
a. Satu orang petugas untuk 6 pasang ibu dan bayi
b. Mempunyai kemampuan dan keterampilan pelaksanaan rawat gabung
6. Lain-lain
Perlengkapan lain-lain sesuai dengan kelas perawatan
7. Untuk RS Pendidikan
a. Tersedianya sarana audivisiual mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rawat
gabung.
b. Tersedianya buku-buku yang berkaitan dengan
 Perawatan ibu hamil, ibu melahirkan, nifas, menyusui dan perawatan bayi.
 Gizi ibu dan bayi
 KB
 Imunisasi
8. Adanya Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Catatan medis diperlukan untuk mencatat keadaan ibu dan bayi setiap hari.

i
BAB 3

RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT

A. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG

Rawat gabung dapat dilakukan sesuai dengan tujuannya, hal-hal yang dilakukan
berkenaan dengan pelaksanaan rawat gabung adalah sebagai berikut.

1. Di Unit Rawat Jalan Kebidanan


a. Melaksanakan KIE dengan pesan antara lain tentang manfaat ASI dan rawat gabung.
b. Melaksanakan KIE dengan pesan antara lain tentang perawatan payudara dan makan
ibu hamil.
c. Melaksanakan KIE tentang KB, imunisasi dan kebersihan.
d. Mengatasi masalah pada payudara ibu, kalau perlu dirujuk ke klinik laktasi.
e. Menyelenggarakan senam hamil.
2. Di Ruang Bersalin
a. Segera setelah bayi dilahirkan, bayi dibawa kepada ibunya agar mulut bayi
ditempelkan pada payudara ibu (walaupun mungkin saja ASI belum keluar) untuk
mulai menghisap payudara ibu agar merangsang pengeluaran ASI.
b. Untuk ibu yang mendapat narkose umum, bayi disusukan setelah ibunya sadar.
3. Di Ruang Rawat Gabung
a. Bayi diletakkan di dekat ibunya
b. Paramedis di ruang rawat gabung harus mengawasi agar bayi disusukan paling sedikit
8 kali dalam 24 jam tanpa perlu dilakukan penjadwalan (sesuai keinginan dan
kebutuhan bayi/ on demand feeding). Setiap kali menyusukan, bayi harus
mendapatkan susu dari kedua payudara ibu secara bergantian.
c. Pada hari pertama bayi tidak boleh diberikan “Prelactel feeding” (larutan, gula, madu,
air putih). Bayi harus segera mendapatkan ASI dari ibuya, bila pada hari berikutnya
ASI belum keluar dan bayi rewel, boleh diberikan minum tetapi diberikan dengan
menggunakan sendok. Bila bayi tidak rewel tetap diberikan ASI saja.

i
d. Memberikan KIE tentang perawatan payudara ibu dan tali pusat bayi, cara-cara
mempertahankan atau memperbanyak produksi ASI, cara memberikan ASI pada ibu
yang bekerja, makanan ibu menyusui, KB, cara memandikan bayi, imunisasi dan
penanggulangan diare.
e. Memotivasi ibu pada saat pulang dari rumah sakit tentang manfaat klinik laktasi.
4. Di Klinik Laktasi
Klinik laktasi adalah tempat konsultasi dimana dilakukan kegiatan-kegiatan :
a. Memantau kesehatan ibu nifas dan bayi
b. Memberikan KIE dengan pesan tentang gizi ibu, mengatasi kesulitan proses laktasi,
dan menjaga kelangsungan proses menyusui.
c. Melakukan demonstrasi perawatan bayi.

B. PERAN DOKTER DALAM RAWAT GABUNG

Peranan yang dapat dilakukan dokter dalam rawat gabung adalah :

1. Menggariskan kebijaksanaan dan tata tertib rawat gabung.


2. Melaksanakan perawatan ibu dan anak.
3. Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada ibu dan
keluarganya tentang laktasi dan gizi ibu.

C. PERAN PARAMEDIS DALAM RAWAT GABUNG


Peranan yang dapat dilakukan paramedis dalam rawat gabung adalah :
1. Mengajak atau memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, merawat
bayi, dan tali pusat serta memandikan bayi.
2. Mengatasi masalah laktasi.
3. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi keadaan yang tidak
biasa.

i
D. PERAN IBU DALAM RAWAT GABUNG

Pada rawat gabung ibu dapat berperan sebagai berikut

1. Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan misalnya tentang merawat


payudara, menyusui bayinya, merawat tali pusat dan lain-lain.
2. Mengamati hal-hal yang tidak biasa (kelainan) yang terjadi pada bayi atau dirinya dan
melaporkan kepada petugas.

i
BAB 4

PENUTUP

Menyususi adalah cara terbaik yang tidak ada bandingannya dalam memberikan makanan
yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Para ahli berpendapat bahwa sebaiknya
ibu menyadari bahwa menyusui bukanlah hanya sekedar memberikan makan tetapi ASI memiliki
pengaruh dalam perkembangan jiwa anak. Selain memiliki seluruh kebutuhan makanan yang
diperlukan bayi, ASI juga kaya akan zat anti infeksi yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakitinfeksi seperti diare dan juga kekebalan terhadap alergi.

Untuk mengoptimalkan pemberian ASI diperlukan pelaksanaan rawat gabung, yaitu


meletakkan bayi dalam jangkauan ibu diikuti dengan pemberian ASI tanpa jadwal (sesuai
kebutuhan bayi/ on demand feeding). Karena memisahkan ibu dengan bayinya memerlukan
aturan waktu untuk memberikan ASI kepada bayinya sesuai dengan jadwal. Hal ini dapat
membuat ibu merasa tidak aman dan kesulitan untuk menyusui. Untuk itu bantuan dan dukungan
dari petugas kesehatan sangat diperlukan. Ibu harus yakin bahwa petugas kesehatan mengerti
tentang pentingnya menyusui dan akan membantu ibu untuk dapat berhasil menyusui.

Meletakkan bayi dalam jangkauan ibu (rawat gabung) akan menguatkan ikatan ibu dan
bayi dan memberikan kesempatan kepada ibu untuk memberikan ASI sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan bayi. Petugas kesehatan harus membantu ibu agar dapat melaksanakan rawat
gabung, merasakan senang berada dalam satu ruangan dengan bayinya. Keberhasilan rawat
gabung akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam memulai dan memantapkan menyusui
bayinya, selanjutnya akan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Anda mungkin juga menyukai