Anda di halaman 1dari 21

TKS 4209

Dr. AZ
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
POPULASI DAN SAMPEL

 Populasi atau universe adalah


jumlah keseluruhan dari satuan-
satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti.
Populasi yang akan diteliti harus
didefinisikan dengan jelas
sebelum penelitian dilakukan.
 Sampel atau contoh adalah
semacam miniatur (micro-
cosmos) dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti.
POPULASI DAN SAMPEL (lanjut)
POPULASI DAN SAMPEL (lanjut)

Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi


populasi yang homogen dan heterogen.
a. Populasi homogen adalah sumber data yang unsur-unsur
atau elemennya memiliki sifat yang mendekati sama
sehingga tidak perlu ditetapkan jumlahnya secara
kuantitatif.
b. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsur-
unsurnya memiliki sifat yang berbeda (bervariasi)
sehingga perlu penetapan batas-batasnya secara
kuantitatif.
POPULASI DAN SAMPEL (lanjut)

Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu


merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa
kendala :
 Kendala biaya
 Kendala waktu
 Kendala tenaga
 Polulasi yang tidak terdefinisikan

Untuk mengatasi masalah dalam pemakaian data yang


mengalami kendala-kendala, maka dapat dipergunakan
SAMPEL.
POPULASI DAN SAMPEL (lanjut)

Prinsip Dasar :
 Untuk resiko perbedaan hasil antara populasi dengan sampel,
digunakan kemungkinan tingkat kesalahan atau tingkat signifikan
(significance level) yang diberi notasi α (misal : α = 1%, α = 5%, α
= 10%).
 Angka tingkat signifikan
tersebut pararel dengan tingkat
kepercayaan (confidence level)
yang bernilai antara 0 - 100%
(misal : 99% untuk α = 1%,
95% untuk α = 5%, 90% untuk
α = 10%).
UKURAN SAMPEL

• Macam-macam cara untuk menentukan ukuran sampel dari


suatu populasi.
• Beberapa ahli mengemukakan berbagai cara yang berbeda.
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Roscoe (1975), memberikan beberapa panduan untuk menentukan


ukuran sampel yaitu :
• Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian.
• Jika sampel dipecah ke dalam sub-sampel (pria/wanita,
junior/senior, dsb), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap
kategori adalah tepat.
• Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi
berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari
jumlah variabel dalam penelitian.
• Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol
eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 buah.
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Gay dan Diehl (1992), berpendapat bahwa sampel haruslah


sebesar-besarnya. Pendapat ini mengasumsikan bahwa semakin
banyak sampel yang diambil, maka akan semakin representatif dan
hasilnya dapat digeneralisir. Ukuran sampel yang diterima akan
sangat bergantung pada jenis penelitiannya :
• Penelitian deskriptif, minimum sampel 10% populasi.
• Penelitian korelasional, minimum sampel 30 subyek.
• Penelitian kausal perbandingan, minimum sampel 30 subyek per
group.
• Penelitian eksperimental, minimum sampel 15 subyek per group.
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Krejcie dan Morgan (1970),


membuat tabel yang bisa
digunakan dalam penentuan
jumlah sampel dengan
didasarkan atas kesalahan
5%, atau dengan tingkat
kepercayaan 95% terhadap
populasi. Untuk Tabel Krecjie-
Morgan seperti tabel di
samping :
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Isaac dan Michael (1981),


membuat tabel yang bisa
digunakan dalam penentuan
jumlah sampel dengan
didasarkan atas kesalahan
1%, 5%, dan 10%. Peneliti
dapat secara langsung
menentukan besaran sampel
berdasarkan jumlah populasi
dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki. Untuk Tabel
Issac-Michael seperti tabel di
samping :
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Yount (1999), apabila jumlah anggota populasi kurang dari 100,


lebih baik seluruhnya diambil sebagai sampel sehingga penelitian
merupakan penelitian populasi atau sensus. Penentuan besarnya
sampel menurut Tabel Yount seperti tabel di bawah :
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Harry King (1978),


menghitung sampel tidak
hanya didasarkan atas
kesalahan 5%, tetapi
bervariasi sampai 15%
dengan jumlah populasi
paling tinggi hanya 2000.
Untuk Nomogram Harry
King seperti nomogram di
samping :
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Slovin (1960), menentukan ukuran sampel suatu populasi yang


diasumsikan terdistribusi normal dengan persamaan sebagai
berikut :

dengan :
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Yamane (1967), menentukan ukuran sampel suatu populasi yang


telah diketahui jumlahnya dengan persamaan sebagai berikut :

dengan :
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Joseph F. Hair (1998), untuk menentukan ukuran sampel dari suatu


populasi yang tidak bisa dihitung adalah sebagai berikut :
 Dianjurkan di atas 30 sampel.
 Untuk survei bisnis, sampel sekitar 100 dianggap memadai.
 Atau berkisar 15 sampai 20 kali dari variabel bebas.
UKURAN SAMPEL (lanjut)

Selain dari pendapat para ahli, ada pertimbangan lain dalam


menentukan ukuran sampel, yaitu :
1. Seberapa besar keragaman populasi.
2. Berapa besar tingkat keyakinan yang diperlukan.
3. Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima.
4. Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan.
5. Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

 Istilah validitas (validity) dipakai berkaitan dengan hasil


pengukuran atau pengamatan, sedang istilah reliabilitas
(reliability) dipakai berkaitan dengan alat yang dipakai untuk
melakukan pengukuran (alat ukur atau instrumen pengumpulan
data) .
 Validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan
instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan
masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrumen,
pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.
 Validitas berarti juga bahwa instrumen penelitian merupakan
bukti kemampuannya dalam mengungkapkan sesuatu atau yang
diukur atau diamati oleh peneliti, sesuai dengan apa yang
sesungguhnya ada dalam kenyataan.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS (lanjut)

 Reliabilitas atau tingkat ketetapan (consistency atau keajegan)


adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel.
 Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung
menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau unsur-
unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok
sampel yang sama.
 Dalam hal ini kita menyadari bahwa alat ukur dan hasil
pengukuran berkaitan atau merupakan satu kesatuan, sehingga
kriteria validitas dan reliabilitas tidak dapat berdiri sendiri.
 Dan, kita selalu berusaha untuk membuat atau memakai alat
ukur yang terpecaya (reliable) dengan hasil pengukuran yang
valid
VALIDITAS DAN RELIABILITAS (lanjut)

• .
 Setiap pengukuran atau deretan pengukuran dapat termasuk
dalam klasifikasi :
1. Neither valid nor reliable (tidak valid dan tidak reliabel)
2. Valid but not reliable (valid tetapi tidak reliabel)
3. Reliable but not valid (reliabel tetapi tidak valid)
4. Valid and reliable (valid dan reliabel)
TERIMA KASIH
DAN
SEMOGA LANCAR STUDINYA!

Anda mungkin juga menyukai