Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur kepada-Nya atas segala
limpahan karunia-Nya kami diberi kekuatan untuk menyusun makalah yang berjudul “ Faktor
Nature dan Nuture Pada Perkembangan”.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas Psikologi
Perkembangan Remaja dan Peserta Didik yang diberikan oleh Ibu Wahyu Eka Prasetyaningtyas,
M.Pd yang merupakan dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan Remaja dan Peserta Didik ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu proses penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan dan juga
pengetahuan mengenai Faktor Nature dan Nuture Pada Perkembangan.
Di dalam menyusun dan merancang makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, berbagai bentuk kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi para pembaca.

Jakarta, 18 Maret 2019

Hormat Kami
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan peserta didik merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Perkembangan harus berjalan kearah yang lebih baik. Tetapi pada faktanya tidak semua
perkembangan dapat berjalan sesuai dengan optimal sesuai dengan yang diharapkan. Ada
beberapa hal yang sebenarnya harus ada pada masa perkembangan tetapi hal tersebut belum
tampak pada seorang anak yang mengalami perkembangan.
Pada saat ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi
kelancaran proses belajar dan mengajar.
Dengan kurangnya pemahaman pendidik dengan pola pertumbuhan maupun
perkembangan peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses belajar
dan mengajar seperti peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan pendidik.
Selain itu, kami membuat makalah ini dengan harapan kami dapat memahami lebih
mendalam lagi tentang perkembangan peserta didik guna mendukung metode belajar dan
mengajar.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan nature dan nuture?
b. Apa pengaruh faktor nature terhadap perkembangan?
c. Apa pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan?
d. Bagaimana determinasi faktor nature dan nurture dalam perkembangan aspek-aspek
psikofisik individu dan implikasinya dalam pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui pengertian dari nature dan nuture.
b. Untuk mengetahui pengaruh faktor nature terhadap perkembangan.
c. Untuk mengetahui pengaruh faktor nuture terhadap perkembangan.
d. Untuk mengetahui determinasi faktor nature dan nuture dalam perkembangan aspek-aspek
psikofisik individu dan implikasinya dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nature dan Nuture
a. Nature
Nature (alam, sifat dasar) dapat diartikan sebagai faktor-faktor alamiah, yang
berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis, hereditas
(pewarisan karakterisrik). Dengan mengambil istilah ini, maka perkembangan manusia
sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, karakteristik maupun kepribadian
yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya.
Sifat-sifat yang diturunkan bukan hanya bersifat fisiologis (berat badan, tinggi badan,
warna kulit, rambut, jenis penyakit; penyakit jantung, kanker), akan tetapi juga
karakteristik psikologis (tipe kepribadian, kecerdasan, bakat, kreatifitas). Contohnya
jika orang tua memiliki tinggi badan yang tinggi, maka anaknya pun memiliki tubuh
yang tinggi pula. Sebaliknya jika orang tua pendek, maka anaknya pada umumnya juga
pendek.

b. Nuture
Nurture (pemeliharaan, pengasuhan) merupakan faktor-faktor yang berhubungan
dengan lingkungan eksternal, seperti pola asuh, pendidikan, sosial-budaya, media masa,
status sosial-ekonomi, agama dan sebagainya. Seorang individu akan berkembang
menjadi orang dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggungjawab, apabila ia
berada dalam lingkungan hidup yang mendukung perkembangan tersebut.

B. Pengaruh Faktor Nature Terhadap Perkembangan


Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya.
Faktor ini merefleksikan sebuah aliaran yang disebut dengan aliran ‘Nativisme’. Nativisme
berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma
(terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan
bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor
alam yang kodrati. Tokoh aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof
Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan
individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan.
Faktor nature atau genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang
dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-
gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas
individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan
xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung
sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan sebagai periode yang kritis dalam perkembangan
kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian,
tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis
penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang
dipengaruhi gen secara langsung adalah:
• Kualitas sistem syaraf
• Keseimbangan biokimia tubuh
• Struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah:
• Sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen,
• Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat
kondusif), dan
• Mempengaruhi keunikan kepribadian
C. Pengaruh Faktor Nuture Terhadap Perkembangan
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu
sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan atau disebut juga dengan
aliran ‘Empirisme’ yang menjadikan faktor lingkungan atau pendidikan maha kuasa dalam
menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh alran ini adalah John Locke.
Nurture mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan.
tanaman membutuhkan sinar matahari, air, dan suhu yang tepat untuk tumbuh-dan dibantu
bantu seseorang untuk menarik rumput liar di sekitarnya dan menambahkan pupuk. Anak-
anak juga perlu dipupuk: mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua,
saudara, keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup
mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina mereka.
Lingkungan adalah keseluruhan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau
kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan
individu.
Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah,
teman sebaya, masyarakat dan media massa.
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Khususnya
lingkungan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak berpengaruh terhadap
perkembangan individu adalah lingkungan keluarga. Kedua orang tua adalah pemain
peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan
pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa
dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis
awal kehidupan bagi setiap manusia.
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap
perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan
anak adalah:
 Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak,
 Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan
kepada anak,
 Orang tua dan anggota keluarga lainnya“Significant People” bagi perkembangan
kepribadian anak,
 Keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi),
baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan
 Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu
para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-
motoriknya.
Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak, baik dalam secara berpikir, bersikap, maupun
berprilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi
orang tua.

c. Kelompok Teman Sebaya


Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran
yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat
memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan
bekerjasama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang
norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk
mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam
kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak
adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang
menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain,
akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-
konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan
norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin
mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak
lain lingkungan menuntut si anak untuk memperlihatkan pola yang lain, yang
bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.
Makin kecil kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat terjadi, makin besar
pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok yang besar
yang anggota-anggota kelompoknya tidak tetap.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif.
Berpengaruh positif apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilaku
positif atau berakhlak mulia. Sementara yang negatif apabila para anggota kelompoknya
berperilaku menyimpang, kurang memiliki tata krama, atau berakhlak buruk.

d. Masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak . Misalnya
lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana
cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya.
Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain.
Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi
yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih
tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal
satu sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik
juga pada anak, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak
memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat
terlihat.
Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik
bagi anak. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota.
Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias
dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja
bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis
serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-
anakpun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi, berempati, serta dapat
menjadi manusia yang berjiwa sosial. Kondisi masyarakat yang kumuh dan serba
kekurangan akan sangat mempengaruhi aktifitas dan semangat belajar siswa.
e. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi
prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya
bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat
mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat
merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat
berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin
canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita.
elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat,
khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya.
Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga
masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa
elektronik mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan
kepada para pemirsanya. Dilihat dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif
bagi warga masyarakat karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh
berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai
aspek kehidupan, hiburan yang berupa film maupun musik, pendidikan yang bersifat
umum maupun agama.

D. Determinasi Faktor Nature dan Nuture Dalam Perkembangan Aspek-aspek Individu dan
Implikasinya Dakam Pendidikan
Pendidikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama adalah modal utama bagi
perkembangan anak ke depannya. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua
yang formal berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak dan
mengembangkan potensi yang ada pada anak. Serta masyarakat sebagai lembaga
pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda
dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk
kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai
sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nurture adalah penentu
perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Aspek-aspek perkembangan individu
meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama. Perkembangan fisik
meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (
kecerdasan ) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil
dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu
berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan ( nature
vs nurture ). Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga
terhadap perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari
pendidikan anak, yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang
dilakukan
Menurut Santlock ada 3 cara nature dan nurture
1. Interaksi genotipe dengan lingkungan secara aktif. Seperti orang tua yang mempunyai
genetic rajin berpetualang maka anaknya juga sering diajak berpetualang ke tempat
wisata. Sehingga tidak dipungkiri anak tersebut akan ikut senang berpetualangan.
2. Interaksi genotipe dengan lingkungan secara evokatif. Seperti anak yang mempunyai
sikap ramah akan mendapatkan banyak teman, berbeda dengan anak pendiam akan
mendapatkan teman yang sedikit karena tidak mengalami interaksi yang banyak.
3. Interaksi genotipe dan lingkungan secara pasif. Seperti anak yang mempunyai kesukaan
berolahga maka anak tersebut akan berada pada lingkungan yang suka berolahraga.
Sehingga anak tersebut dapat menampilkan keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin H. (2009). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap Fenomena. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media Grup.
Dra. Desmita , M.Si. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung ; PT. Remaja
Rosdakarya
Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Santrock, John W. (2002). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Terjemahan : Achmad
Chusairi & Juda Damanik. Jakarta : Erlangga
http://www.tuanguru.com/2012/01/teori-nativisme-empirisme-konvergensi.html
http://www.artikelbagus.com
http://www.education.com
MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA DAN PESERTA DIDIK
“Faktor Nature dan Nuture Pada Perkembangan”

Disusun oleh :

1. Andi Afida Ainun Najmi (201801500472)


2. Pungi Rizki Kinkite (201801500474)
3. Aida Octa Willia (201801500545)
4. Afni Zahra (201801500567)

KELOMPOK 2
KELAS R2E
UNIVERSITAS INDRAPRASTA TAHUN 2019
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
PRODI BIMBINGAN KONSELING
Mata Kuliah : Psikologi Pekembangan Remaja dan Peserta Didik
Dosen : Wahyu Eka Prasetyaningtyas, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai