Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu adalah infeksi
pada masa nifas dimana infeksi tersebut berawal dari ruptur perineum. Ruptur Perineum dapat
terjadi karena adanya rupture spontan maupun episiotomi perineum yang dilakukan atas indikasi
antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan
menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan
atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan, maka menyebabkan peningkatan
kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat.1
Di seluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu
bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring dengan semakin
tingginya bidan yang tidak mengetahui asuhan kebidanan dengan baik. (Hilmy, 2010).Di Asia
rupture perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam masyarakat, 50 % dari
kejadian rupture perineum di dunia terjadi di Asia.2
Prevalensi ibu bersalin yang mengalami rupture perineum di Indonesia pada golongan
umur 25-30 tahun yaitu 24 % sedang pada ibu bersalin usia 32 –39 tahun sebesar 62 %.
Dampak dari terjadinya rupture perineum pada ibu antara lain terjadinya infeksi pada luka
jahitan dimana dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat
berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
Selain itu juga dapat terjadi perdarahan karena terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup
sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Penanganan komplikasi yang lambat dapat
menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum
masih lemah.
Beberapa faktor penyebab terjadinya rupture perineum terdiri atas faktor ibu seperti: usia,
paritas, partus presipitatus, ibu yang tidak mampu berhenti mengejan, partus yang diselesaikan
dengan buru-buru, edema dan kerapuhan perineum, varises vulva, arkus pubis yang sempit
sehingga kepala terdorong kebelakang dan episiotomi yang sempit, dan faktor janin antara lain:
bayi besar, kelainan presentasi, kelahiran bokong, distosia bahu3.

1
2

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang robekan jalan lahir pada perineum dan karakteristiknya serta
penanganannya.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi rupture perineum;
b. Untuk mengetahui anatomi perineum;
c. Untuk mengetahui epidemiologi rupture perineum;
d. Untuk mengetahui etiologi rupture perineum;
e. Untuk mengetahui klasifikasi rupture perineum;
f. Untuk mengetahui derajat rupture perineum;
g. Untuk mengetahui penanganan rupture perineum;
h. Untuk mengetahui komplikasi rupture perineum;
i. Untuk mengetahui prognosis rupture perineum;

Anda mungkin juga menyukai