OLEH :
Metaanalisis rises empiris terkini selama lebih 20 tahun menemukan bahwa teori penguatan
mampu meningkatkan kinerja sebesar 17%. Sebab itu, teori penguatan dapat dijadikan
prediktor (penentu) yang konsisten atas perilaku kerja. Dalam bagan di atas, perilaku adalah
fungsi dari akibat-akibatnya sendiri. Pekerja belajar apa perilaku yang harus mereka
tunjukkan, dan bukan yang mereka kehendaki sebagai hasil atau akibat atas pemberian
perilaku tertentu.
Jenis-jenis Penguatan
POSITIF – Suatu metode pemberdayaan perilaku secara terus-menerus adalah dengan
menawarkan akibat yang menarik (reward) bagi kinerja yang diinginkan. Contoh, seorang
pekerja datang ontime untuk rapat dan diberi reward oleh manajer berupa ucapan terima
kasih. Pujian digunakan guna melakukan penguatan. Penguatan lainnya adalah gaji, promosi,
cuti, dan peningkatan status. Penguatan positif merupakan hasil dari hasil positif, dan
merupakan motivator terbaik bagi peningkatan produktivitas. Pemberian pujian merupakan
bentuk penguatan positif.
PENGHINDARAN – Penghindaran juga disebut penguatan negatif. Sebagaimana dengan
penguatan positif, pekerja diberdayakan untuk meneruskan perilaku yang diinginkan. Pekerja
menghindari akibat-akibat negatif. Contoh, seorang pekerja tepat waktu untuk rapat guna
menghindarkan diri dari penguatan negatif, seperti teguran atau dijewer telinganya oleh
atasan. Aturan didesain agar pekerja menghindari perilaku tertentu. Kendati begitu, aturan
bukanlah penghukuman. Penghukuman diberikan hanya jika aturan dilanggar. Penghindaran
ada di dalam sisi pekerja, di mana mereka berusaha menghindar dari situasi yang tidak
mereka inginkan.
PEMUSNAHAN – Ketimbang memberdayakan perilaku yang diinginkan, pemusnahan
merupakan upaya mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dengan
menahan penguatan tatkala perilaku muncul. Contoh, seorang pekerja yang telat untuk rapat
tidak diberi reward dengan pujian. Atau manajer menahan reward nilai, seperti penaikan
upah, hingga saat pekerja menampilkan kinerja sesuai standar. Dari cara pandang lainnya,
manajer yang tidak mereward suatu kinerja baik yang ditunjukkan pekerja dapat berakibat
musnahnya perilaku tersebut. Dengan kata lain, jika anda mengabaikan kinerja pegawai yang
baik, kinerja baik tersebut akan terhenti akibat pekerja berpikir “mengapa saya harus
melakukan kinerja bagus jika reward tidak kudapatkan?”
PENGHUKUMAN – Penghukuman digunakan untuk menyediakan akibat-akibat tidak
diinginkan dari perilaku yang tidak diharapkan. Contoh, seorang pekerja telat untuk rapat
kemudian ditahan oleh pimpinan dan ‘dikeramas.’ Bahwa dengan penghindaran tidak ada
penghukuman aktual; maka dianggap tindakan penghukuman saja yang mampu
mengendalikan perilaku. Metode lain penghukuman adalah pencabutan hak istimewa,
skorsing, denda, demosi, dan pemecatan. Penggunaan penghukuman dapat mengurangi
perilaku yang tidak diinginkan; tetapi ia tetap tidak akan menghalangi perilaku tidak
diinginkan lainnya untuk muncul seperti moral kerja yang rendah, produktivitas yang rendah,
dan tindakan seperti pencurian dan sabotase. Penghukuman bersifat kontroversial dan
merupakan metode yang paling kurang efektif dalam memotivasi pekerja.
Edwin Locke
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni :
(a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
(b) tujuan-tujuan mengatur upaya;
(c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan
(d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal hal sebagai berikut :
• Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
• Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan
itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
• Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk
bertingkah laku.