Anda di halaman 1dari 10

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN

STASE GADAR DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Oleh:

Nama : ZAIM AFIFUDDIN FASYA


NIM : A11501222

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTERMI

A. PENGERTIAN
Peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus
- Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya
-Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,80C peroral
atau 38,80C perrektal karena factor eksternal (Carpenito, 2008)

B. ETIOLOGI
1. Dehidrasi
2. Penyakit atau trauma
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkering
4. Pakaian yang tidak layak
5. Kecepatan metabolisme meningkat
6. Pengobatan / anasthesia
7. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
8. Aktivitas yang berlebihan

C. MANIFESTASI KLINIK
Panas, kulit kering adalah tanda khas hipertermia. Kulit bisa menjadi merah dan panas
sebagai pembuluh darah melebarkan dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas,
kadang-kadang mengarah ke bibir bengkak. Sebuah ketidakmampuan untuk mendinginkan
tubuh melalui keringat menyebabkan kulit merasa kering.
Tanda-tanda lain dan gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang
terkait dengan stroke panas dapat menghasilkan mual , muntah, sakit kepala , dan tekanan
darah rendah . Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau pusing , terutama jika orang tersebut
berdiri tiba-tiba.

D. PATOFISIOLOGI
Banyak fungsi fisiologis lainnya fungsi tubuh mengenai batasan normal. Terdapat beberapa
pendapat. Umumnya berkisar antara 36,100 C atau lebih rendah sampai 37,400 C pada sore hari
atau 36,50 C ( benneth,et al, 1996). Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat
36,80 C.dengan titik terendah pada jam 6 pagi sampai dan titik tertinggi jam 16.00.
Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalh 37,20 0C dan suhu maksimum pada
jam 16.00 adalah 37,700 C. Dengan demikian suhu tubuh > 37,20 0 C pada pagi hari dan >
37,700C pada sore hari disebut demam ( Gelfand,et al, 1998 ). Sebaliknya bennet dan plum
(1996) mengatakan demam atau hipertermi bila suhu >37,200 C. Walaupun tidak ada batasan
yang tegas, namun dikatakan apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-1,50 C
adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal,oral atau aksila,dengan perbedaan
kurang lebih 0,5-0,600C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi ( Andreoli, et al,1993 ).
Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi bentuk hipertermi dan demam. Pada
hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal,sehingga produksi panas melebihi pengeluaran
panas.
F. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
Keluhan utama : Pasien mengatakan panas
2. Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang di rasakan sekarang?
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah kemungkinan pernah panas atau pengalaman panas di masa lalu
4. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang turum temurun atau tidak.

G. POLA PEMENUHAN KDM MENURUT GORDON

a. Pola oksigen : keluhan sesak nafas,bersihan jalan nafas


b. Pola nutrisi : Asupan gizi,pola makanan,kecukupan gizi, pantangan makanan.
c. Pola eliminasi : Pola BAB dan BAK konsistensi fases,warna urin
d. Pola aktivitas : Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien
e. Pola istirahat : Meliputi kebiasaan tidur/ istirahat pasien bisa tidur ataun tidak.
f. Pola berpakaian : Meliputi baju yang sesuai berpakaian dan melepas pakaian.
g. Pola mempertahankan temperatur tubuh : Meliputi suhu tubuh
h. Pola personal hygiene : Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan
yang baik serta melindungi kulit.
.
H. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TD
4. N
5. S
6. RR

I. Pemeriksaan fisik
1. Mata : bentuk simetris atau tidak,bagaimana konjungtivanya
2. Muka : Terlihat pucat,merah atau tidak
3. Hidung : Bentuk simetris/tidak
4. Mulut : mukosa bibir kering atau tidak,gigi agak kotor / bersih
5. Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid
6. Dada : Simetris atau tidak,
7. Ekstremitas Atas : akral hangat/ dingin, bisa bergerak dengan bebas atau tidak
Bawah : kedua kaki dapat bergerak dengan bebas atau tidak.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Hipertermi b.d proses infeksi
2. Nyeri akut b.d agen injuri biologis
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan, istirahat total
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang tidak
adekuat
5. Kerusakan mobilitas fisik b.d pengobatan, intoleransi aktifitas/kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN

NO DX KEP. TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


1. Hipertermi b.d penyakit Termoregulasi Fever Treatment
Kriteria : - Monitor temperatur dengan tepat
demam tipoid, peningkatan
1. Temperatur kulit - Monitor cairan yang hilang
metabolisme dan proses 2. Temperatur tubuh - Monitor temperatur dan warna kulit
3. Tidak sakit kepala - Monitor tekanan darah, nadi,
infeksi.
4. Tidak sakit otot pernapasan dengan tepat
5. Tidak ada perubahan warna - Monitor penurunan tingkat kesadaran
kulit - Monitor intake output
6. Nadi dbn - Monitor abnormalitas elektrolit
7. Pernapasan dbn - Catat pemberian antipiretik dengan
8. Melaporkan kenyamanan tepat
9. Hidrasi adekuat - Monitor WBC, Hb dan Hct
- Catat pemberian caitan melalui IV
Skala :
1. Never demonstrated
2. Earely demonstrated
3. Sometimes demonstrated
4. Often demonstrated
5. Consistently demonstrated

2. Nyeri akut berhubungan A. Kontrol nyeri 1. Manajemen Nyeri


dengan injuri biologis Kriteria : - Kaji secara komprehensif tentang
1. Mengenal faktor-faktor nyeri (lokasi, karakteristik dan
penyebab nyeri onset, durasi, frekwensi dan
2. Mengenal onset nyeri kualitas)
3. Melakukan tindakan - Observasi isyarat-isyarat non verbal
pengontrolan non analgetik klien terhadap ketidaknyamanan
4. Menggunakan analgetik - Berikan analgetik sesuai anjuran
5. Melaporkan gejala-gejala - Gunakan komunikasi terapeutik agar
kepada tim kesehatan pasien dapat mengeksperesikan
6. Mengontrol nyeri nyeri
- Tentukan dampak dari ekspresi
Skala : nyeri terhadap kualitas hidup : pola
1 : Tidak pernah dilakukan tidur, nafsu makan, mood,
2 : Jarang dilakukan pekerjaan, tanggung jawab,
3 : Kadang-kadang dilakukan relationship.
4 : Sering dilakukan - Kaji pengalaman individu terhadap
5 : Selalu dilakukan nyeri
- Evaluasi tentang keefektifan dari
B. Menunjukkan tingkat nyeri tindakan mengontrol nyeri yang
Kriteria : telah digunakan
1. Melaporkan nyeri - Berikan dukungan terhadap pasien
2. Melaporkan frekwensi dan keluarga
nyeri - Berikan informasi tentang nyeri,
3. Melaorkan lamanya seperti : penyebab, berapa lama
episode nyeri terjadi dan tindakan pencegahan
4. Mengekspresikan nyeri, - Kontrol faktor-faktor lingkungan
meringis yang dapat mempengaruhi respon
5. Menunjukkan posisi pasien terhadap ketidaknyamanan
melindungi tubuh - Ajarkanpenggunaan teknik non
6. Kegelisahan farmakologis
7. Perubahan RR, TD, HR - Tingkatkan istirahat/tidur yang
8. Kehilangan nafsu makan cukup
- Monitor kenyamanan pasien
Skala : terhadap manajemen nyeri
1 : Berat
2 : Agak berat 2. Pemberian analgetik
3 : Sedang - Tentukan lokasi nyeri, karakteristik,
4 : Sedikit kualitas dan keparahan sebelum
5 : Tidak ada pengobatan
- Berikan obat dengan 5 prinsip benar
- Cek riwayat alergi obat
- Libatkan pasien dalam pemilihan
analgetik yang akan digunakan
- Pilih analgetik secara
tepat/kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan
- Minitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian analgetik
- Monitor reaksi obat dan efek
samping obat.
- Dokumentasikan respon setelah
pemberian analgetik dan efek
sampingnya
- Lakukan tindakan-tindakan untuk
menurunkan efek analgetik.

3. Defisit perawatan diri b.d Self Care : Activities Daily Self Care Assistence
kelemahan, istirahat total Living (ADL) - Bantu ADL klien selagi klien
Kriteria : belum mampu mandiri
1. Makan - Pahami semua kebutuhan ADL
2. Berpakaian klien
3. Toileting - Pahami bahasa-bahasa atau
4. Mandi pengungkapan non verbal klien akan
5. Berhias kebutuhan ADL
6. Higiene - Libatkan klien dalam pemenuhan
7. Kebersihan mulut ADLnya
8. Ambulasi : kursi roda - Libatkan orang yang berarti dan
9. Ambulasi : berjalan layanan pendukung bila dibutuhkan
10. Berpindah - Gunakan sumber-sumber atau
fasilitas yang ada untuk mendukung self
Skala : care
1 : Tergentung, tidak ada - Ajari klien untuk melakukan self
partisipasi care secara bertahap
2 : Memerlukan bantuan orang - Ajarkan penggunaan modalitas
dan alat terapi dan bantuan mobilisasi secara
3 : Memerlukan bantuan orang aman (lakukan supervisi agar
4 : Tidak tergantung, dengan keamnanannya terjamin)
bantuan alat - Evaluasi kemampuan klien untuk
5 : Tidak tergantung melakukan self care di RS
sempurna/mandiri - Beri reinforcement atas upaya dan
keberhasilan dalam melakukan self care
4. Ketidakseimbangan Nutritional Status 1. Manajemen Nutrisi
nutrisi : kurang dari Kriteria : - Catat jika klien mempunyai alergi
kebutuhan tubuh b.d 1. Intake nutrisi makanan
kurangnya intake makanan 2. Intake - Batasi makanan manis
yang tidak adekuat makanan/minuman - Buat jadual pemberian diit untuk
3. Energi klien
4. Massa tubuh - Anjurkan makanan dengan komposisi
5. BB yang seimbang dalam hal
6. Ukuran biochemikal karbohidrat, protein, dan lemak,
sesuai dengan kecukupan gizi baik
sebagai berikut :
- Sesuaikan jumlah kalori dengan
Skala : pertumbuhan, status gizi, umur, stres
1 : Extremely compromised akut dan kegiatan jasmani untuk
2 : Substantially compromised mencapai dan memper tahankan berat
3 : Moderately compromised badan idaman.
4 : Mildly compromised - Timbang BB secara teratur
5 : Not compromised - Lakukan oral higiene, jika perlu
2. Monitor Nutrisi
- Monitor mual, muntah, diare,
konstipasi
- Monitor suasana lingkungan selama
makan
- Jadualkan pengobatan dan tindakan di
luar jam makan
- Amati gejala-gejala yang terjadi
selama makan

3. Terapi Nutrisi
- Pasang NGT, kelola, jika perlu
- Beri obat sesuai order untuk
mengatasi mual, muntah, diare atau
konstipasi

5. Intoleransi aktivitas b.d Activity Tolerance Terapi Aktivitas


tirah baring/immobilisasi, Kriteria : 1. Tentukan perjanjian untuk
pembatasan aktivitas. 1. Saturasi oksigen dalam meningkatkan frekuensi/rentang
batas normal (dbn) selama aktivitas
berespon terhadap aktivitas 2. Motivasi untuk melakukan
2. HR, RR, BP dbn selama aktivitas yang diselingi periode
aktivitas istirahat
3. EKG dbn 3. Motivasi klien dan bantu untuk
4. Warna kulit dbn melakukan latihan dengan periode
5. Kekuatan dbn waktu yang ditingkatkan secara
6. Peningkatan toleransi bertahap
7. Berjalan
8. Pemenuhan ADL Manajemen Energi
9. Kemampuan 1. Monitor intake nutrisi untuk
mengungkapkan perasaan memastikan sumber energi adekuat
selama latihan 2. Tawarkan diit tinggi kalori, tinggi
Skala : protein
1 : Extremely compromised 3. Beri suplemen vitamin (A, B
2 : Substantially compromised kompleks, C dan K)
3 : Moderately compromised 4. Tentukan periode istirahat dan
4 : Mildly compromised aktivitas
5 : Not compromised

Energy Concervation
Kriteria :
1. Keseimbangan aktivitas
dan istirahat
2. Tidur siang
3. Melakukan pembatasan
energi
4. Penggunaan teknik
konservasi energi
5. Adaptasi terhadap pola
tingkat energi
6. Nutrisi adekuat
7. Mempertahankan tingkat
aktivitas adekuat
Keterangan :
1 : Not at all
2 : To a slight extent
3 : To a moderate extent
4 : To a great extent
5 : To a very great extent
5. Kerusakan mobilitas fisik Energi konservatif A Aktivitas Terapi :
b.d pengobatan dan Kriteria : - Observasi respon terhadap aktivitas
intoleransi 1. Keseimbangan aktivitas dan - Identifikasi faktor yang mempengaruhi
aktifitas/kelemahan. istirahat intolerans seperti stres, efek samping
2. Tidur dbn obat
3. Mengunakan teknik energi - Rencanakan periode istirahat di antara
konservatif waktu bekerja
4. adaptasi gaya hidup sesuai - Anjurkan untuk lakukan aktivitas sesuai
tingkat energi kemampuan pasien
5. Pelihara nutrisi adekuat - Berikan program latihan aktivitas sesuai
toleransi
Skala : - Rencanakan bersama keluarga
1. Not at all mengurangi energi yang berlebihan saat
2. To a alight extent melakukan aktivitas harian
3. To a moderate extent
4. To a great extent
5. To a very great extent
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Wilkinson, j.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Hidayat,A. Aziz Alimun . 2005 . kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit chayatin, N. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai