Oleh:
A. PENGERTIAN
Peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus
- Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya
-Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,80C peroral
atau 38,80C perrektal karena factor eksternal (Carpenito, 2008)
B. ETIOLOGI
1. Dehidrasi
2. Penyakit atau trauma
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkering
4. Pakaian yang tidak layak
5. Kecepatan metabolisme meningkat
6. Pengobatan / anasthesia
7. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
8. Aktivitas yang berlebihan
C. MANIFESTASI KLINIK
Panas, kulit kering adalah tanda khas hipertermia. Kulit bisa menjadi merah dan panas
sebagai pembuluh darah melebarkan dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas,
kadang-kadang mengarah ke bibir bengkak. Sebuah ketidakmampuan untuk mendinginkan
tubuh melalui keringat menyebabkan kulit merasa kering.
Tanda-tanda lain dan gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang
terkait dengan stroke panas dapat menghasilkan mual , muntah, sakit kepala , dan tekanan
darah rendah . Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau pusing , terutama jika orang tersebut
berdiri tiba-tiba.
D. PATOFISIOLOGI
Banyak fungsi fisiologis lainnya fungsi tubuh mengenai batasan normal. Terdapat beberapa
pendapat. Umumnya berkisar antara 36,100 C atau lebih rendah sampai 37,400 C pada sore hari
atau 36,50 C ( benneth,et al, 1996). Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat
36,80 C.dengan titik terendah pada jam 6 pagi sampai dan titik tertinggi jam 16.00.
Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalh 37,20 0C dan suhu maksimum pada
jam 16.00 adalah 37,700 C. Dengan demikian suhu tubuh > 37,20 0 C pada pagi hari dan >
37,700C pada sore hari disebut demam ( Gelfand,et al, 1998 ). Sebaliknya bennet dan plum
(1996) mengatakan demam atau hipertermi bila suhu >37,200 C. Walaupun tidak ada batasan
yang tegas, namun dikatakan apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-1,50 C
adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal,oral atau aksila,dengan perbedaan
kurang lebih 0,5-0,600C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi ( Andreoli, et al,1993 ).
Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi bentuk hipertermi dan demam. Pada
hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal,sehingga produksi panas melebihi pengeluaran
panas.
F. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
Keluhan utama : Pasien mengatakan panas
2. Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang di rasakan sekarang?
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah kemungkinan pernah panas atau pengalaman panas di masa lalu
4. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang turum temurun atau tidak.
I. Pemeriksaan fisik
1. Mata : bentuk simetris atau tidak,bagaimana konjungtivanya
2. Muka : Terlihat pucat,merah atau tidak
3. Hidung : Bentuk simetris/tidak
4. Mulut : mukosa bibir kering atau tidak,gigi agak kotor / bersih
5. Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid
6. Dada : Simetris atau tidak,
7. Ekstremitas Atas : akral hangat/ dingin, bisa bergerak dengan bebas atau tidak
Bawah : kedua kaki dapat bergerak dengan bebas atau tidak.
3. Defisit perawatan diri b.d Self Care : Activities Daily Self Care Assistence
kelemahan, istirahat total Living (ADL) - Bantu ADL klien selagi klien
Kriteria : belum mampu mandiri
1. Makan - Pahami semua kebutuhan ADL
2. Berpakaian klien
3. Toileting - Pahami bahasa-bahasa atau
4. Mandi pengungkapan non verbal klien akan
5. Berhias kebutuhan ADL
6. Higiene - Libatkan klien dalam pemenuhan
7. Kebersihan mulut ADLnya
8. Ambulasi : kursi roda - Libatkan orang yang berarti dan
9. Ambulasi : berjalan layanan pendukung bila dibutuhkan
10. Berpindah - Gunakan sumber-sumber atau
fasilitas yang ada untuk mendukung self
Skala : care
1 : Tergentung, tidak ada - Ajari klien untuk melakukan self
partisipasi care secara bertahap
2 : Memerlukan bantuan orang - Ajarkan penggunaan modalitas
dan alat terapi dan bantuan mobilisasi secara
3 : Memerlukan bantuan orang aman (lakukan supervisi agar
4 : Tidak tergantung, dengan keamnanannya terjamin)
bantuan alat - Evaluasi kemampuan klien untuk
5 : Tidak tergantung melakukan self care di RS
sempurna/mandiri - Beri reinforcement atas upaya dan
keberhasilan dalam melakukan self care
4. Ketidakseimbangan Nutritional Status 1. Manajemen Nutrisi
nutrisi : kurang dari Kriteria : - Catat jika klien mempunyai alergi
kebutuhan tubuh b.d 1. Intake nutrisi makanan
kurangnya intake makanan 2. Intake - Batasi makanan manis
yang tidak adekuat makanan/minuman - Buat jadual pemberian diit untuk
3. Energi klien
4. Massa tubuh - Anjurkan makanan dengan komposisi
5. BB yang seimbang dalam hal
6. Ukuran biochemikal karbohidrat, protein, dan lemak,
sesuai dengan kecukupan gizi baik
sebagai berikut :
- Sesuaikan jumlah kalori dengan
Skala : pertumbuhan, status gizi, umur, stres
1 : Extremely compromised akut dan kegiatan jasmani untuk
2 : Substantially compromised mencapai dan memper tahankan berat
3 : Moderately compromised badan idaman.
4 : Mildly compromised - Timbang BB secara teratur
5 : Not compromised - Lakukan oral higiene, jika perlu
2. Monitor Nutrisi
- Monitor mual, muntah, diare,
konstipasi
- Monitor suasana lingkungan selama
makan
- Jadualkan pengobatan dan tindakan di
luar jam makan
- Amati gejala-gejala yang terjadi
selama makan
3. Terapi Nutrisi
- Pasang NGT, kelola, jika perlu
- Beri obat sesuai order untuk
mengatasi mual, muntah, diare atau
konstipasi
Energy Concervation
Kriteria :
1. Keseimbangan aktivitas
dan istirahat
2. Tidur siang
3. Melakukan pembatasan
energi
4. Penggunaan teknik
konservasi energi
5. Adaptasi terhadap pola
tingkat energi
6. Nutrisi adekuat
7. Mempertahankan tingkat
aktivitas adekuat
Keterangan :
1 : Not at all
2 : To a slight extent
3 : To a moderate extent
4 : To a great extent
5 : To a very great extent
5. Kerusakan mobilitas fisik Energi konservatif A Aktivitas Terapi :
b.d pengobatan dan Kriteria : - Observasi respon terhadap aktivitas
intoleransi 1. Keseimbangan aktivitas dan - Identifikasi faktor yang mempengaruhi
aktifitas/kelemahan. istirahat intolerans seperti stres, efek samping
2. Tidur dbn obat
3. Mengunakan teknik energi - Rencanakan periode istirahat di antara
konservatif waktu bekerja
4. adaptasi gaya hidup sesuai - Anjurkan untuk lakukan aktivitas sesuai
tingkat energi kemampuan pasien
5. Pelihara nutrisi adekuat - Berikan program latihan aktivitas sesuai
toleransi
Skala : - Rencanakan bersama keluarga
1. Not at all mengurangi energi yang berlebihan saat
2. To a alight extent melakukan aktivitas harian
3. To a moderate extent
4. To a great extent
5. To a very great extent
DAFTAR PUSTAKA