1E. Pengantar - Nanosains (1) Mikrajudin Abdullah
1E. Pengantar - Nanosains (1) Mikrajudin Abdullah
NANOSAINS
Mengapa Nano?
para ilmuwan di seluruh dunia, dan saat ini merupakan bidang riset yang paling
-9
ilmiah, nano berarti 10 (0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu
mikrometer, atau seper satu juta millimeter, atau seper satu miliar meter. Jika
panjang pulau Jawa dianggap satu meter maka panjang satu nanometer kira-kira
sama dengan diameter sebuah kelereng. Gambar 1.1 adalah ilustrasi seberapa
dunia saat ini. Jika diamati, hasil akhir dari riset tersebut adalah mengubah
teknologi yang ada sekarang yang umumnya berbasis pada material skala
mikrometer menjadi teknologi yang berbasis pada material skala nanometer. Ketika
Presiden Clinton menargetkan bahwa paling lambat tahun 2020 semua teknologi
1
bahwa material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika
yang lebih unggul dari material ukuran besar (bulk). Juga material dalam ukuran
sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar. Dan yang sangat menarik
Sejak tahun 2000, riset material skala nanometer memasuki babak yang
paling progresif. Penemuan baru dalam bidang ini muncul hampir dalam tiap
minggu dan aplikasi-aplikasi baru mulai tampak dalam berbagai bidang, seperti
sel surya yang lebih efisien), kimia (pengembangan katalis yang lebih efisien,
pendeksi sel-sel kanker berdasarkan pada interaksi antar sel kanker dengan
ukuran butir beberapa nanometer sehingga dapat melarut dalam cepat dalam
tubuh sehingga bereaksi lebih cepat dan pengembangan obat “smart” yang bisa
mencari sel-sel tumor dalam tubuh langsung mematikan sel tersebut tanpa
untuk menghancurkan polutan organic di air sungai dan udara), dan sebagainya.
Kita mengenal double helix DNA yang memiliki diameter sekitar 2 nm dan ribosom
yang memiliki diameter sekitar 25 nm. Atom-atom memiliki diameter sekitar 0,1
2
memiliki diameter 50.000 hingga 100.000 nm sehingga satu nanometer kira-kira
Gambar 1.2 Spektrum warna luminisens cadmium selenide (CdSe) yang dilapisi
seng sulfida (ZnS) berbeda-beda bergantung pada ukuran partikel. Jika ukuran
partikel makin kecil maka spektrum warna yang dipancarkan bergeser ke warna
penting? Sifat-sifat material yang meliputi sifat fisis, kimiawi, maupun biologi
Para ilmuwan percaya bahwa setiap sifat memiliki “skala panjang kritis”. Ketika
dimensi material lebih kecil dasi panjang kritis tersebut maka sifat-sifat fisis
tembaga ukuran besar (bulk). Keramik yang umumnya kita kenal mudah pecah
dapat dibuat menjadi fleksibel jika ukuran bulir (grain) direduksi ke dalam orde
benda dengan hanya mengontrol ukuran partikel. Gambar 1.2 adalah warna yang
Tabel 1.1 Efek ukuran nanopartikel pada panjang gelombang absorpsi maksimum
koloid emas
3
Ukuran partikel (nm) Panjang gelombang untuk
absorpsi maksimum (nm)
9 519
20 523
30 525
40 526
52 528
59 535
79 550
100 567
luar tubuh.
pencitraan. Perubahan warna partikel emas terhadap ukuran tampak pada Tabel
1.1.
Gambar 1.4 Nanopartikel magnetik yang telah berada dalam sel tumor (setelah
diarahkan dengan medan magnetik dari luar tubuh) dapat dipanaskan secara lokal
4
dengan menerapkan medan magnetik luar yang berubah-ubah. Pemanasan
magnetik dan optik yang unik. Sebagai contoh, material feromagnetik menjadi
partikel yang berukuran kurang dari 100 nm tidak ada domain magnetik yang bisa
muncul. Tetapi partikel tersebut tetap mengalami gaya magnetik jika berada dalam
medan magnet. Partikel semacam ini berguna untuk drug delivery karena dapat
Partikel nanomagnetik ditancapkan pada material obat. Medan magnetik dari luar
dikenakan pada material obat tersebut sehingga mengalami gaya magnetik, seperti
diilustrasikan pada Gbr. 1.3. Dengan mengatur arah medan magnetik yang
diterapkan maka arah gerak material obat dapat dikontrol sehingga menuju ke
lokasi tertentu dalam tubuh, misalnya ke arah sel-sel tumor. Untuk menghindari
nanopartikel magnetik dibungkus (coating) dengan material yang aman bagi tubuh.
Ketika material obat habis terurai maka nanopartikel magnetik yang tersisa tidak
diarahkan dengan medan magnetik ke arah sel tumor. Di samping itu, dengan medan
5
yang sangat kecil), seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.4, sehingga dapat membunuh
sel tumor yang berada di sekitar partikel itu saja tanpa merusak sel-sel lainnya.
Gambar 1.5 Kebergantungan celah Kubo dan persentase jumlah atom yang
dalam ruang yang sangat terbatas. Dalam material berukuran besar elektron dan
hole dapat bergerak ke mana pun dalam ruang yang hampir tak terbatas. Tetapi,
jika ukuran partikel sangat kecil, elektron dan hole hanya dapat bergerak bolak-
balik dalam ruang yang sangat kecil. Dinding partikel tidak dapat ditembus dengan
mudah oleh elektron dan hole kecuali pada suhu yang sangat tinggi. Skala panjang
yang biasa digunakan sebagai pembatas daerah confimenent dan daerah bulk adalah
δ = 4 EF (1.1)
3n
di mana EF adalah energi Fermi dan n adalah jumlah elektron valensi di dalam
1000 atom, nilai δ sekitar 5 – 10 meV. Nilai ini lebih kecil dari energi termal
6
elektron pada suhu kamar kT ≅ 25 meV sehingga partikel perak dengan diameter
3 nm tersebut bersifat logam. Untuk partikel dengan ukuran lebih kecil lagi,
bisa terjadi δ > kT dan partikel tersebut bersifat non-logam. Gambar 1.5 adalah
diameter partikel.
terjadi transisi logam ke non-logam pada ukuran diameter partikel dari 1 sampai
2 nm, atau jumlah atom 300 ± 100. Pada ukuran yang lebih kecil dari itu partikel
bersifat non-logam dan di atas ukuran tersebut partikel bersifat logam. Karena
disktrit dari energi juga berimplikasi pada perubahan mendasar sifat optik dari
dalam koloid. Partikel yang berukuran besar mengendap dengan cepat karena
gaya gravitasi yang dominan. Sebaliknya, pada nanopartikel, gaya gravitasi yang
bekerja sangat kecil sehingga kalah pengaruh dari gerakan acak (gerak Brown).
v = d 2 g(ρ s − ρ ) (1.2)
l
18μl
massa jenis partikel, dan μl viskositas zat cair. Sedangkan salah satu parameter
7
yang menentukan kestabilan koloid adalah fluktusi termal (gerak Brown).
x= (1.3)
2k Tt
B
πμl d
Jika perpindahan “settling” partikel selama satu satuan waktu jauh lebih kecil
daripada perpindahan akibat gerak Brown maka sulit bagi partikel untuk
mengendap sehingga koloid akan stabil. Sebagai ilustrasi, kita tinjau partikel
3
koloid dengan massa jenis sekitar 1700 kg/m di dalam medium air. Pada suhu
o 3
25 C massa jenis air adalah 997 kg/m dan viskositasnya sekitar 0,00089
Pa/sec. Untuk partikel dengan diameter 1000 nm, jarak yang ditempuh selama
satu detik akibat “settling” sekitar 430 nm, sedangkan akibat gerak Brown
sekitar 1716 nm. Untuk partikel yang lebih kecil, jarak akibat gerak Brown lebih
gravitasi yang besar. Kolloid dari partikel-partikel besar perlu dikocok sebelum
digunakan. Partikel-partikel ini pun tidak terlalu efektif digunakan pada obat
suntik. Untuk partikel ukuran nanometer, gaya gravitasi tidak terlalu kuat.
Gerakan partikel didominasi oleh gerak random termal. Akibatnya partikel ini
sulit mengendap sehingga dapat menjadi koloid homogen dalam waktu yang lama.
meningkatnya area kontak bagi gaya van der Walls. Peningkatan adhesi partikel
polistiren pada koloni mucosa sebesar 5,2%, 9,1%, dan 14,5% telah diamati
8
masing-masing pada partilel berukuran 10 mm, 1 mm, dan 100 nm.
ukuran. Partikel logam dengan ukuran sekitar 1 nm memiliki atom yang hampir
(desorp) pada suhu di atas 250 K. Namun, pada permukaan nanopaertilel Cu, CO
Dalam ukuran besar emas adalah logam mulia yang sulit sekali bereaksi.
sifat reaktivitas yang bergantung pada ukuran. Partikel tersebut bisa berperan
sebagai katalis dalam reaksi oksidasi CO. Partikel dengan ukuran sekitar 3,5 nm
biologi secara ekstensif menggunakan skala nanometer. Jika kita ingin berhadapan
langsung dengan alam dalam usaha mengobati sejumlah penyakit, kita harus
menggunakan skala yang sama. Apakah itu untuk memperbaiki kesalahan genetika,
9
viral genome, membunuh sel kanker, menekan munculnya tanda ketuaan, dan
sebagainya. Satuan dasar proses biologi adalah sel dan reaksi biokimia yang
Material Nanostruktur
Gambar ilustrasi
Saat ini para ilmuwan sepakat bahwa yang dapat dikelompokkan dalam skala
nanometer adalah ukuran yang lebih kecil dari 100 nm. Orang menyebut nanopartikel
jika diameter partikel tersebut kurang dari 100 nanometer. Dimensi ini digunakan
submicrometer (ratusan nanometer) yang telah lebih dulu digunakan. Namun riset
nanoteknologi tidak hanya terbatas pada nanopartikel, tetapi lebih luas ke material
bagian kecil, di mana tiap-tiap bagian berukuran kurang dari 100 nanometer, walupun
ukuran material secara keseluruhan cukup besar dan sifat bagian-bagian kecil
Nanopartikel, yaitu partikel dengan diameter kurang dari 100 nm. Nanopartikel
disebut juga nanodot (titik nano) atau quantum dot (titik kuantum).
Nanorod, yaitu semacam kawat atau silinder yang memiliki diameter kurang dari
100 nm, berapa pun panjangnya. Nanorod kadang disebut juga nanowire. Orang
10
telah berhasil membuat nanowire dengan panjang beberapa ratus micrometer.
Contohnya, pembuatan carbide nanorods (TiC, NbC, Fe 3C, SiC, dan BCx) dengan
Nanoribbon, adalah material berbentuk pita dengan ketebalan kurang dari 100
dari 100 nm. Perbedaan nanosheet dan nanoribbon terletak pada dimensi
lebarnya. Pada nanoribbon, lebar material tidak terlalu besar (beberapa ratus
nanosheet memiliki panjang yang hampir sama dengan lebar dan ukurannya
kurang dari 100 nm. Contoh yang terkenal adalah carbon nanotube di mana kulit
silinder berupa satu atau beberapa lapis atom karbon. Nanotube lain yang
berhasil dibuat adalah boron nitride (BN) nanotube yang kulitnya terdiri dari
Nanoporous, adalah material yang mengandung sejumlah poros dan ukuran tiap
poros kurang dari 100 nm. Contoh material ini adalah zeolite dan MCM-41
Gambar 1.6 Contoh material nanostruktur: (a) nanopartikel, (b) nanorod, (c)
11
molekul atau kluster-kluster yang berukuran beberapa nanometer, namun
demikian yang terjadi maka material yang terbentuk tidak dikatakan material
(c) keberadaan interface (grain boundary), dan (d) interaksi antar grain penyusun
Bandgap Engineering
Salah satu topik yang hangat dalam riset nanomaterial karena memiliki
potensi aplikasi yang sangat luas adalah band gap engineering. Banda gap
engineering adalah rekayasa pita energi material untuk menghasilkan sifat optik,
umumnya meliputi pengontrolan lebar celah pita energi (energy band gap) sehingga
energi yang diperlukan untuk mengeksitasi elektron atau hole dalam material atau
energi yang dipancarkan elektron atau hole ketika kembali ke keadaan dasar dapat
12
diubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Pengaturan lebah celah pita energi
ini juga berdampak pada konduktivitas listrik material tersebut, karena makin
kecil lebar celah pita energi maka konduktivitas umumnya makin besar.
Logam adalah material yang tidak memiliki celah pita energi sehingga
konduktivitasnya sangat besar. Untuk material dengan lebar celah pita energi
exp(− E / kT ) (1.4)
dengan metode tight binding menunjukkan bahwa karbon yang semula bersifat
Rekayasa pita energi yang dilakukan selama ini lebih banyak melalui
skala lebih besar (micrometer atau sub micrometer) dibuat untuk menghasilkan
band gap buatan (artificial band gap) dengan lebar celah pita energi yang dapat
dikontrol. Pendekatan ini telah diterapkan secara luas dalam teknologi elektronik
maupun optoelektronik saat ini. Penemuan sifat baru material ketika dimensinya
direduksi ke dalam ukuran nanometer melahirkan arah baru dalam rekayasa pita
energi yang sama sekali berbeda dengan pendekatan sebelumnya. Studi teoretik
13
pada dimensi partikel. Karena lebar celah pita energi berpengaruh pada
Pendekatan ini jauh lebih praktis daripada pendekatan sumur kuantum yang
Salah satu aplikasi menarik yang dilahirkan oleh rekayasa pita energi
nanopartikel adalah pengembagan displai baru yang jauh lebih mudah dan murah
daripada displai yang ada saat ini. Setiap displai memiliki tiga jenis material
warna tersebut dalam perbandingan intensitas yang sesuai. Hingga saat ini,
material penghasil cahaya biru, hijau, dan merah yang digunakan dalam displai
menuntut tahapan yang banyak dan rumit sebelum integrasi akhir. Perancangan
displai akan menjadi sederhana jika digunakan satu jenis material saja karena
hanya memiliki satu sifat kimiawi maupun fisika. Gambar 1.7 adalah warna yang
Gambar 1.7 Nanopartikel ZnO memancarkan warna yang berbeda jika ukurannya
berbeda.
14
harapan baru dalam perancangan displai dengan metode yang lebih praktis.
Sumber cahaya biru, hijau, dan merah dapat disediakan oleh satu jenis material
memancarkan tiga warna dasar (biru, hikau, merah) dengan menggunakan CNT
warna dasar yang cukup terak sehingga menjadi kandidat displai masa depan,
Gambar 1.8 Displai CNT yang diproduksi Samsung. Warna emisi yang berbeda
Rekayasa Permukaan
permukaan akan makin besar. Hal ini dapat dihitung dengan metode yang sangat
Misalkan sebuah partikel memiliki jari-jari R. Misalkan juga ketebalan satu lapisan
atom adalah a. Volum ruang yang ditempati atom-atom di permukaan partikel adalah
2 3
Vs ≅ 4π (R-a) a. Volum partikel itu sendiri adalah V=(4/3) πR . Dengan demikian,
15
2
Vs/V=3(a/R)(1-a/R) . Tampak dari hubungan ini bahwa makin kecil ukuran
ketebalan lapisan satu atom sekitar 0,2 nm, maka fraksi atom yang berada di
mana fraksi atom di permukaan sekitar 0,06%. Perhitungan lebih teliti dengan
triclinic, dan sebagainya) didapat bahwa untuk partikel yang beukuran 10 nm,
fraksi atom di permukaan adalah 15-30% dan untuk partikel yang berukuran 5
material yang memiliki sifat kimiawi yang berbeda, maka sifat optik partikel
16
keasaman lingkungan. Dalam larutan methanol netral atau asam, CdS memancarkan
cahaya biru hijau yang tajam, sedangkan dalam larutan methanol basa, CdS
labeling yang ada saat ini seperti sistem delapan-warna maupun sistem tiga-laser
yang digunakan untuk mengukur sepuluh parameter pada antigen sellular maupun
Dalam kedokteran modern, sifat ini akan dipakai secara luas untuk
mendeksi sel-sel tumor dalam tubuh, seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.10.
Karena ukuran nanopartikel yang sangat kecil dibandingkan dengan sel tubuh
maha nanopartikel dapat keluar dan masuk dengan mudah ke dalam sel tubuh
tanpa menggangu kerja sel. Sel kanker dan sel normal memiliki sifat kimiawi
yang berbeda. Ketika memasuki sel normal dan sel kanker, partikel tersebut
mendeteksi keberadaan sel kanker dalam tubuh, di mana lokasinya, dan berapa
besarnya. Dengan demikian, tindakan medis yang dilakukan dapat lebih akurat.
Tablet Nanopartikel
yang tertentu. Isu-isu penting dalam dunia farmasi seperti stabilitas kimia, fisika,
terapi, dan klinik sering dikaitkan dengan sifat-sifat partikel penyusuan obat
tersebut. Di antara sifat tersebut adalah ukuran dan sifat permukaan partikel.
17
beberapa micrometer. Ukuran yang besar menimbulkan reaksi yang lambat pada
obat tersetut masuk ke dalam tubuh. Dengan ukuran yang besar, maka diperlukan
waktu yang lama untuk melarutkan partikel obat menjadi senyawa-senyawa aktif.
menggunakan nanopartikel
Untuk mempercepat rekasi obat, maka reduksi partikel obat ke dalam orde
partikel yang kecil serta luas permukaan yang besar memungkinkan partikel-
partikel obat dapat segera melarut begitu memasuki tubuh. Reaksi obat menjadi
sangat cepat. Nanopartikel tersebut kemudian dicampur dengan polimer yang sesuai
sebagai bahan perekat kemudian dipress untuk membentuk tablet. Gambar 1.11
Pengkapsulan nanoparticles
obat dengan bahan organik dalam tubuh serta dapat melindungi permukaan
18
cairan) dengan material lain (umumnya material yang tidak reaktif) dalam bentuk
jika ukuran hasil lebih besar dari 1 mm. Diantara tujuan pengkapsulan adalah
untuk memungkinkan pelepasan material obat pada posisi tertentu dalam tubuh,
lingkungan, dan mengubah cairan ke bentuk bubuk atau padatan. Saat ini kita
pestisida, pasta gigi, shampoo, kertas yang tidak mengandung karbon, detergen,
penampung debu vacuum cleaner, zat anti api, dan tisu wajah.
memungkinkan obat dilepaskan pada tempat yang tepat dalam tubuh sehingga
hanya bereaksi dengan sel-sel tubuh yang memang membutuhkan zat aktif pada
obat tersebut. Sel-sel tubuh yang lain yang tidak membutuhkan zat aktif dari
pembukus yang bisa mengenal penyakit dalam sel, sehingga pembukus hanya
Inhaler
19
untuk memasukkan furmula obat ke dalam tubuh melalui penghirupan. Formula
Namun, cara ini kurang efisien karena hanya sekitar 10%-15% yang dapat
3
berukuran micrometer dengan kerapatan 1,0 – 1,5 g/cm . Akan tetapi, partikel
yang berukuran micrometer bisaanya memiliki sebaran ukuran yang lebar dan
dengan diameter kurang dari beberapa ratus nanometer dapat bertahan lebih
dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama dalam kelenjar paru-paru sampai
sel kanker dan epitelum dapat menyerap nanopartikel. Studi in vivo juga
Gambar 1.13 Memasukkan obat yang dihirup lewat hidung. LPP sebagai pembawa
20
Namun, masalah serius yang masih dihadapi adalah penggunaan nanopartikel
sebagai obat yang dimasukkan lewat sistem pernapasan terkendala oleh inersianya
MMAD) nanopartikel tidak terlalu cocok untuk dimasukkan ke tubuh lewat sistem
benar dapat mencapai paru-paru. Lebih lanjut, ukurannya yang kecil memudahkan
alveoli dalam untuk pernapasan normal dapat dicapai jika ukuran partikel sekitar
pembuatan partikel dengan poros besar (large porous particles, LPP). Partikel
ini memiliki ukuran lebih besar dari 5 μm dan rapat massa kurang dari 0,1
3
g/cm . Partikel ini akan dideposisi pada paru-paru dengan efisiensi yang tinggi.
pada LPP sehingga akan banyak partikel yang dapat mencapai paru-paru.
Kosmetik
21
besar daripada panjang gelombang cahaya maka partikel kosmetik akan
ukuran partikel yang besar digunakan pada krim penghasil warna putih pada
kulit. Sebaliknya, jika ukuran partikel jauh lebih kecil daripada panjang
gelombang cahaya, maka tidak terjadi hamburan cahaya. Cahaya dapat lolos
tersebut memiliki celah pita energi yang bersesuaian dengan panjang gelombang
adalah handling nanopartikel sering kali lebih sulit daripada handling partikel
berukuran besar. Untuk memecahkan masalah ini, maka salah satu metode yang
dapat dipakai adalah membentuk agregat nanopartikel dalam ukuran yang lebih
sinar UV, dan juga transparan terhadap cahaya tampak. Hal ini sudah digunakan
dalam berbagai krim tabir surya. Industri kosmetik telah berinvestasi pada
nanoteknologi. Produk baru mengklaim dapat melakukan penetrasi lebih dalam pada
kulit dan juga keuntungan lainnya. Sebagai contoh, kosmetik yang memberi asupan
22
vitamin pada tubuh sedang dikembangkan
kosmetik dengan warna yang sangat kaya, sekaya warna yang dimiliki diplai yang
Gambar 1.14. Sifat hamburan cahaya oleh partikel yang berbeda ukuran (kiri)
ukuran lebih kecil dari panjang gelombang, (kanan) lebih besar dari panjang
gelombang
Gambar 1.15 Salah satu teknik pembuatan bubuk kosmetik dari nanopartikel
Aplikasi Militer
memiliki berbagai macam biosensor untuk memonitor kesehatan dan silikon karbida
23
Aplikasi Lingkungan
Emisi Elektron
Salah satu elemen penting dalam displai adalah katoda pemancar elektron.
Elektron yang dipancarkan menumbuk material fosfor pada layar displai sehingga
dapat bekerja pada medan listrik rendah. Pemancar elektron jenis ini sangat
displai yang ada sekarang berbentuk jarum yang sangat runcing ( tip), seperti
diilustrasikan pada Gbr. 1.16. Penggunaan pemancar elektron medan rendah dapat
menghindari kompleksitas dan mahalnya biaya proses pembuatan tip yang sangat
Gambar 1.16 Salah satu komponen utama dalam displai adalah elemen pemencar
elektron
24
Intan dikenal memiliki afinitas elektron permukaan yang negatif sehingga
menjadi kandidat material pemancar elektron pada medan listik rendah. Lebih
lanjut, intan juga memiliki sifat mekanik yang sangat kuat dan stabilitas kimiawi
yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pemancar elektron yang berumur
dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan intan, tetapi tidak ada
dapat dibawa sampai ke permukaan intan jika permukaan intan atau keseluruhan
bagian intan itu sendiri bersifat konduktif. Kondisi ini tidak dapat dicapai pada
intan yang dikenal saat ini. Zhu dkk menemukan bahwa dengan mereduksi ukuran
rendah. Ini adalah terobosan yang menarik bagi pengembangan field emission
displai generasi baru. Tampak di sini bahwa, betapa reduksi ukuran partikel ke
fenomena ini dapat terjadi. Fenomena ini berlawanan dengan feno,ena yang
umumnya dijumpai bahwa jika ukuran parikel direduksi maka partikel tersebut
makin tidak konduktif. Namun untuk intan justru terjadi sebaliknya. Intan yang
25