Anda di halaman 1dari 14

i

EFEKTIFITAS LATIHAN FISIK TERHADAP PENURUNAN


FATIGUE PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD dr. SOEDIRAN
MANGUN SUMARSO WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :
Handika Agustina
NIM. S.12 018

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016
ii
iii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016

Handika Agustina

Efektifitas Latihan Fisik Terhadap Penurunan Fatigue Pada Pasien


Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD dr.Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri

Abstrak
Hemodialisis terapi yang paling sering dilakukan oleh pasien penyakit
ginjal kronik diseluruh dunia. Individu dengan lama menjalani hemodialisa di
RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso sering merasakan lelah, letih, lesu yang
merupakan gejala fatigue. Fatigue dialami karena lama berbaring ditempat
tidur sewaktu menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas latihan fisik terhadap penurunan fatigue pada pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif desain penelitian quasi
experiment dengan rancangan pretest dan posttest with control group,
pengambilan sampel dengan metode total sampling. Sampel penelitian
berjumlah 28 responden yang menjalani hemodialisis rutin dan mengalami
fatigue dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu 14 kelompok perlakuan
dan 14 responden kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik efektif terhadap
penurunan fatigue dengan p value 0.004 dengan menggunakan uji wilcoxon
dan ada perbedaan fatigue pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol p
value 0.049. Kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pihak rumah sakit khususnya pelayanan hemodialisis untuk
lebih meningkatkan asuhan keperawatan yang menyeluruh terhadap penderita
gagal ginjal, karena latihan fisik bisa menurunkan fatigue.

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Latihan Fisik, Fatigue


Daftar Pustaka : 58 ( 2001-2015)
iv

BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE


KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2016

Handika Agustina

Effectiveness of Physical Exercise on Fatigue Lowering of the Chronic


Renal Failure Clients Undergoing Hemodialysis at dr.Soediran Mangun
Sumarso Local General Hospital of Wonogiri

ABSTRACT
Hemodialysis is a therapy which is most frequently taken by chronic
renal failure in the world. The clients who undergo a long-run hemodialysis at
dr.Soediran Mangun Sumarso Local General Hospital of Surakarta frequently
feel tiredness and lethargy which are symptoms of fatigue. Fatigue is
experienced due to pro-longed lying on the bed during the hemodialysis. The
objective of this research is to investigate the effectiveness of physical
exercise on the fatigue lowering of the chronic renal failure patients
undergoing hemodialysis.
This research used the quantitative quasi experimental research
method with the pretest and posttest with control group design. Its samples
were determined through total sampling technique. They consisted of 28
respondents who underwent regular hemodialysis and experienced fatigue.
The respondents were divided into two groups, 14 in experimental group and
14 in control group.
The result of research shows that the physical exercise is effective on
the fatigue lowering as indicated by the result of Wilcoxon Test in which the
p-value was 0.004, and there was a difference of fatigue between the
experimental group and the control group as shown by the p-value 0.049.
Thus, the hemodialysis service department of the hospital had to improve its
comprehensive nursing care service (physical exercise) to the renal failure
clients as it could lower the fatigue.

Keywords: Chronic renal failure, physical experience, fatigue


References: 58 (2001-2015)
1

A. PENDAHULUAN termasuk kehilangan nafsu makan,


fatigue juga disebabkan karena
Penyakit ginjal kronik adalah
distress emosional. Fatigue pada
suatu proses patofisiologis yang
pasien gagal ginjal kronik yang
mengakibatkan penurunan fungsi
menjalani terapi hemodialisis
ginjal yang irreversibel dan
merupakan salah satu masalah
progresif dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan dalam keperawatan yang

metabolisme dan keseimbangan memerlukan asuhan keperawatan

cairan dan elektrolit sehingga dan intervensi yang tepat, apabila

menyebabkan uremia ( Black & fatigue tidak segera ditangani akan


berdampak pada perubahan
Hawk, 2009). Meningkatnya
fisiologis dan psikologis.
jumlah pasien dengan penyakit
Latihan fisik yang
ginjal kronik akan menyebabkan
dilakukan selama dialisis dapat
kenaikan jumlah pasien yang
menjalani hemodialisis. meningkatkan aliran darah pada
otot dan memperbesar jumlah
Pasien yang sudah lama kapiler serta memperbesar luas
menjalani hemodialisis akan permukaan kapiler sehingga
memiliki kadar ureum dan kreatinin meningkatkan perpindahan urea
yang tinggi. Ureum yang tinggi dan toksin dari jaringan ke vaskuler
akan mengganggu produksi hormon kemudian dialirkan kedializer atau
eritropoietin. Jumlah sel darah mesin hemodialisis (Parson et
merah menurun atau yang disebut al,2006).
anemia (Thomas, 2003). Pasien Studi pendahuluan yang
sehingga akan mengalami lelah, dilakukan di RSUD dr.Soediran
letih, lesu yang merupakan gejala Mangun Sumarso Wonogiri pada
fatigue (Sullivan, 2009). tanggal 18 januari 2016 didapatkan
Fatigue memiliki pasien yang menjalani hemodialisis
prevalensi yang tinggi pada dalam satu tahun terakhir sebanyak
populasi pasien dialisis ( Kring & 3327 pasien. Hasil wawancara yang
Crane, 2009). Fatigue didefinisikan dilakukan pada pasien gagal ginjal
sebagai perasaan subjektif dari lebih dari 1 tahun mengalami lelah,
kelelahan yang dialami seseorang, pusing dan mengalami sesak nafas.
disebabkan oleh faktor fisiologis, Salah satu pasien mengatakan

1
2

mengalami lelah karena lama fatigue. Adanya pasien gagal ginjal


berbaring ditempat tidur sewaktu yang banyak menjalani
menjalani hemodialisis. hemodialisis, maka peneliti tertarik
Berdasarkan hasil untuk melakukan penelitian dengan
wawancara di ruang hemodialisis judul “ Efektifitas latihan fisik
ada dua pasien mengatakan bahwa terhadap penurunan fatigue pada
penyakit yang diderita dikarenakan pasien gagal ginjal kronik di RSUD
sering mengkonsumsi minuman dr.Soediran Mangun Sumarso
seperti suplemen, satu pasien Wonogiri”.
mengatakan sering mengkonsumsi
jamu, dan satu pasien mengatakan B. METODE
sering meminum obat-obatan.
Penelitian ini menggunakan
Komplikasi yang dialami pasien
metode penelitian kuantitatif,
hemodialisis ini tentunya
desain penelitian quasi dengan
berdampak pada rasa yang tidak
rancangan pretest dan posttest with
nyaman dan meningkatkan fatigue.
control group. Populasi dalam
Pasien mengatakan selama
penelitian ini adalah jumlah pasien
menjalani cuci darah tidak pernah
yang menjalani hemodialisis rutin
melakukan latihan fisik, aktivitas
di RSUD dr.Soediran Mangun
yang dilakukan hanya makan,
Sumarso berjumlah 28 orang
berbincang-bincang dan tidur
dikelompokkan menjadi 2
karena menurut pasien latihan fisik
kelompok yaitu 14 kelompok
tidak perlu untuk dilakukan padahal
perlakuan dan 14 responden
latihan fisik penting untuk
kelompok kontrol..
mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan tubuh Pengambilan sampel
secara keseluruhan. dilakukan dengan metode total
Hal ini menjadi suatu sampling yaitu semua anggota
perhatian khusus, karena penyakit populasi diikutkan dalam penelitian
gagal ginjal kronik dapat sesuai dengan kriteria inklusi yaitu
menimbulkan gangguan lainnya. menderita gagal ginjal kronik lebih
Gagal ginjal kronik pada pasien dari 6 bulan, mampu berkomunikasi
biasanya menyebabkan anemia secara verbal dan baik, menyetujui
yang berakibat pasien mengalami informed consent.
3

Instrumen dalam penelitian sebanyak 7 orang (50%), sedangkan


ini adalah kuesioner piper fatigue pada kelompok kontrol adalah 41-50
scale terdiri dari 27 pertanyaan, tahun sebanyak 6 orang (46%).
Terdapat 5 pertanyaan tambahan Usia merupakan faktor yang
yang bersifat kualitatif, 22 dapat menggambarkan kondisi dan
pertanyaan merupakan pengukuran mempengaruhi kesehatan seseorang,
subyektif yang meliputi 4 dimensi dimana diketahui setelah usia 40 tahun
fatigue yaitu behavioral/severity, akan terjadi penurunan laju filtrasi
affective, sensory, cognitive. glomerulus secara progresif hingga usia
70 tahun kurang lebih sekitar 50% dari
Uji statistik eksperimen
normalnya. ( Smeltzer & Bare, 2010 ).
dalam penelitian ini yaitu wilcoxon
Hasil penelitian Sulistyaningsih (2010)
untuk uji hipotesis komparatif
juga menyebutkan rata – rata usia
kategorik berpasangan dan mann-
pasien gagal ginjal kronis adalah lebih
withney untuk uji hipotesis
dari 40 tahun
komparatif kategorik kelompok
berbeda (kontrol /perlakuan). 1.2. Karakteristik responden
berdasarkan lama hemodialisis
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1. Karakteristik responden Tabel 1.2
Distribusi responden menurut lama
berdasarkan umur hemodialisis ( bulan ) pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol di Ruang
Tabel 1.1 Hemodialisis RSUD dr. Soediran Mangun
Distribusi responden menurut umur ( tahun ) Sumarso Wonogiri tahun 2016
pada kelompok perlakuan dan kelompok ( n = 28 )
kontrol di Ruang Hemodialisis RSUD Variabel Perlaku Kontrol Tot
Wonogiri tahun 2016 ( n = 28 ) an (n=14) al
(n=14) (n=
28)
Variabel Perla Kontr Total
F % F % F %
kuan ol (n=2
(n=14 (n=14 8) Lama
) ) HD
F % F % F % 6-20 6 43 10 72 16 57
Umur 21-30 5 36 2 14 7 25
31-50 3 21 2 14 5 18
20-30 1 7 1 8 2 8
31-40 3 22 3 23 6 24 Total 14 14 28 100
41-50 7 50 6 46 13 52
>50 3 21 4 23 7 16

Total 14 14 28 100

Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh Berdasarkan tabel 1.2 diperoleh


data mayoritas umur responden pada data mayoritas lama menjalani HD
kelompok perlakuan adalah 41-50 tahun responden pada kelompok perlakuan
4

adalah 6-20 bulan sebanyak 6 orang Jenis kelamin responden gagal


(43%), sedangkan pada kelompok ginjal kronis yang dilakukan
kontrol adalah 6-20 bulan sebanyak 10 hemodialisis lebih banyak laki – laki 50
orang (72%). orang (69%) (Pranandari, et al.,2015),
Berdasarkan pengalaman yang demikian juga dengan hasil penelitian
disampaikan beberapa responden hari Sodikin & Suparti (2015) yang
menjelang terapi hemodialisis mereka menyebutkan bahwa pasien penyakit
mengeluhkan capek, tidak bisa tidur, dan gagal ginjal kronik yang berjenis
sesak nafas apabila minum air. Pada kelamin laki- laki adalah 56 orang
penelitian yang dilakukan oleh Ossareh, (54,4%). Secara klinik laki-laki
et al.,(2003) memperlihatkan bahwa mempunyai risiko mengalami gagal
fatigue mulai dialami pasien dialisis rata ginjal kronik 2 kali lebih besar dari pada
– rata enam sampai delapan bulan perempuan. Hal ini dikarenakan
pertama dan fatigue meningkat di akhir beberapa responden mengatakan
kunjungan dialisis. sebelum sakit sering mengkonsumsi
alkohol dan merokok.
1.3. Karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin 1.4. Karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan
Tabel 1.3
Distribusi responden menurut jenis kelamin
pada kelompok perlakuan dan kelompok Tabel 1.4
kontrol di Ruang Hemodialisis RSUD dr. Distribusi responden menurut pekerjaan
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri 2016 pada kelompok perlakuan dan kelompok
( n = 28 ) kontrol di Ruang hemodialisis RSUD
dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Variabel Perla Kontr Tota ( n = 28 )
kuan ol l Variabel Perlak Kontr Tot
(n=14 (n=14 (n=2 uan ol al
) ) 8) (n=14 (n=14 (n=
F % F % F % ) ) 28)
F % F % F %
Jenis
Kelamin
Pekerjaan
Laki - laki 9 64 8 57 17 61
Bekerja 2 14 1 7 3 11
perempuan 5 36 6 43 11 39
Tidak 12 86 13 93 25 89
Total 14 14 28 100
Bekerja
Total 14 14 28 100
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh
data mayoritas jenis kelamin responden Berdasarkan tabel 1.4 diperoleh

pada kelompok perlakuan adalah laki- data mayoritas pekerjaan responden pada
kelompok perlakuan adalah tidak bekerja 12
laki sebanyak 9 orang (64%), sedangkan
orang (86%), sedangkan pada kelompok
pada kelompok kontrol adalah laki-laki
kontrol adalah tidak bekerja sebanyak
sebanyak 8 orang (57%).
13 orang (93%).
5

Menurut wawancara ada 24 perlakuan adalah fatigue ringan


responden yang tidak bekerja sehari – sebanyak 7 orang (50%) sedangkan post
hari hanya di rumah dan melakukan test adalah fatigue ringan sebanyak 7
aktivitas seperti makan, minum, duduk, orang (50%).
menonton tv dan aktivitas memenuhi Hasil ini mendukung penelitian
kebutuhan personal hygiene. Beberapa sebelumnya yang menyebutkan bahwa
alasan yang menyebabkan seseorang tingkat fatigue yang dialami pasien
tidak bekerja lagi adalah karena mereka hemodialisis dari ringan sampai berat,
merasa cepat lelah sehingga tidak berani namun lebih didominasi sedang dan
dan tidak mampu lagi melakukan berat ( jhamb et al., 2008). Fatigue
aktivitas (Sulistyaningsih, 2010). Alasan adalah keluhan umum yang paling
mereka tidak bekerja karena tidak dirasakan oleh pasien yang menjalani
diperbolehkan oleh keluarganya karena hemodialisis disamping keluhan lainnya.
merasa khawatir dengan kondisinya, ada Prevalensi fatigue diketahui sekitar
juga beberapa alasan yang menyebabkan prevalensi fatigue pasien hemodialisis
tidak bekerja lagi setelah mengalami berkisar 44,7% - 97% (Weisbord, et
penyakit ginjal kronik yaitu harus al.,2005).
menjalani terapi hemodialisis secara
1.6. Tingkat fatigue sebelum dan
rutin 2 kali dalam seminggu.
sesudah pada kelompok kontrol
1.5. Tingkat fatigue sebelum dan
Tabel 1.6
sesudah latihan fisik pada kelompok Distribusi responden menurut tingkat fatigue
pre dan post test pada kelompok kontrol di
perlakuan
Ruang hemodialisis RSUD dr.Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri 2016
Tabel 4.5 ( n = 14 )
Distribusi responden menurut tingkat fatigue
pre dan post test pada kelompok perlakuan Tingkat fatigue Pre test Post test
di Ruang hemodialisis RSUD dr.Soediran F (%) F (%)
Mangun Sumarso Wonogiri 2016 Fatigue ringan 8 57% 1 7%
Fatigue sedang 4 29% 11 79%
( n = 14 ) Fatigue berat 2 14% 2 14%
Tingkat fatigue Pre test Post test Total 14 100% 14 100%
f % f %
Tidak fatigue 0 0% 5 36% Berdasarkan dari tabel 1.6
Fatigue ringan 7 50% 7 50%
Fatigue sedang 4 21% 2 14% diperoleh data mayoritas pre test tingkat
Fatigue berat 3 29% 0 0%
Total 14 100% 14 100% fatigue responden pada kelompok
Berdasarkan dari tabel 1.5
kontrol adalah fatigue ringan sebanyak 8
diperoleh data mayoritas pre test tingkat
orang (57%) sedangkan post test adalah
fatigue responden pada kelompok
6

fatigue sedang sebanyak 11 orang menunjukkan fatigue ringan. Hasil uji


(79%). statistik didapatkan nilai p = 0.004 <
0,05 maka Hα diterima dan Ho ditolak
Hasil penelitian ini mendukung
artinya latihan fisik efektif terhadap
penelitian sebelumnya yaitu penelitian
penurunan fatigue pada pasien gagal
Sulistini, et al. (2012) yang menyatakan
ginjal kronik yang menjalani
bahwa ada perbedaan tingkat fatigue
hemodialisis di RSUD dr.Soediran
pada pasien hemodialisis yang
Mangun Sumarso Wonogiri.
melakukan latihan fisik rutin, tidak rutin,
dan yang tidak pernah melakukan Hasil penelitian ini
latihan fisik. Menurut Jhamb, et menunjukkan nilai p= 0.004 < 0.05,
al.,(2009), bahwa dengan melakukan maka Hα diterima dan Ho ditolak yang
latihan fisik, fatigue dapat menurun artinya latihan fisik efektif terhadap
(62,3%). penurunan fatigue pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani
Analisis Bivariat
hemodialisis. Hasil ini mendukung
1.7. Tingkat fatigue pre test dan post test sebuah penelitian Sullivan dan
pada kelompok perlakuan McCarthy (2009) menyatakan bahwa
pasien hemodialisis yang tidak aktif,
Tabel 1.7
Hasil fatigue pre test dan post test pada 14% akan mengalami kelelahan dan
kelompok perlakuan di Ruang hemodialisis pasien yang mengalami fatigue pada
RSUD Wonogiri tahun 2016
(n= 14) level lebih rendah berhubungan dengan
Mean Min Max p n level fungsi fisik yang lebih tinggi.

Kelom
pok Menurut Jhamb, et al.,(2009),
Perlaku
an bahwa dengan melakukan latihan fisik,
Pre 2.28 1.00 3.00
test 0.004 14 fatigue dapat menurun (62,3%).
3.21 2.00 4.00 Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
Post
test latihan fisik yang dilakukan selama
hemodialisis dapat menurunkan tingkat
Berdasarkan tabel 1.7 diperoleh
fatigue seseorang.
data nilai rata-rata pre test pada
kelompok perlakuan adalah 2.28 yang
menunjukkan fatigue sedang dan rata –
1.8. Tingkat fatigue pre test dan post test
rata post test adalah 3.21 yang
pada kelompok kontrol
7

Tabel 1.8 meningkatnya tekanan osmotik di dalam


Hasil fatigue pre test dan post test pada
kelompok kontrol di Ruang hemodialisis dan di luar sel-sel otot (Giriwijoyo,
RSUD Wonogiri tahun 2016 2012).
(n= 14)
Mean Min Max p n
1.9. Perbedaan fatigue pada kelompok
Kelompok
Kontrol perlakuan dan kelompok kontrol
Pre test 2.42 1.00 3.00

0.008 14 Tabel 4.9


Post test 1.92 1.00 3.00 Hasil perbedaan fatigue pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol di Ruang
Berdasarkan tabel 1.8 diperoleh hemodialisis RSUD Wonogiri tahun 2016
(n= 28)
data nilai rata-rata pre test pada Mean Min Max p n
kelompok kontrol adalah 2.42 yang Kelompok 3.21 2.00 4.00 0.049 14
perlakuan 14
menunjukkan fatigue sedang dan nilai Kelompok 1.92 1.00 3.00
kontrol
rata-rata post test adalah 1.92 yang Total 28

menunjukkan fatigue berat.


Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh
Hasil penelitian ini data nilai rata-rata fatigue pada
menunjukkan bahwa responden yang kelompok perlakuan adalah 3.21 yang
tidak dilakukan latihan fisik mengalami menunjukkan fatigue ringan sedangkan
peningkatan fatigue. Hasil penelitian ini nilai rata - rata fatigue pada kelompok
sesuai dengan penelitian yang dilakukan kontrol adalah 1.92 yang menunjukkan
oleh Sulistini, et al. (2012) bahwa ada fatigue berat. Hasil untuk mann-Whitney
pebedaan tingkat fatigue pada pasien U Test adalah p=0.049 < 0.05 maka Hα
hemodialisis yang melakukan latihan diterima dan Ho ditolak artinya terdapat
fisik rutin dan tidak rutin. perbedaan antara kelompok perlakuan
Menurut hasil wawancara ada dan kelompok kontrol.
12 responden mengatakan aktivitas yang
Hasil penelitian ini
dilakukan hanya makan, tidur dan tidak
menunjukkan bahwa fatigue antara
melakukan latihan fisik sehingga
kelompok perlakuan dan kelompok
menimbulkan kelelahan. Lelah berupa
kontrol p= 0.049 < 0.05 yang artinya ada
rasa pegal ketika berbaring ditempat
perbedaan antara kelompok perlakuan
tidur selama 4,5 jam. Rasa pegal
dan kelompok kontrol. Penelitian ini
dikarenakan tertimbunnya sisa
memperkuat bukti bahwa latihan fisik
metabolisme dalam jumlah yang
yang dilakukan pada kelompok
belebihan, yang menyebabkan
perlakuan menunjukkan adanya
8

penurunan fatigue. Penelitian ini sesuai juga pada kelompok kontrol adalah
dengan hasil penelitian yang dilakukan 8 orang (57%). Prosentase terbesar
oleh Jhamb, et al.,(2009) bahwa dengan responden pada kelompok
melakukan latihan fisik, fatigue dapat perlakuan adalah tidak bekerja 12
menurun. orang (86%), demikian juga pada
kelompok kontrol adalah 13 orang
Hasil yang dicapai pada
(93%). Tingkat fatigue sebelum
kelompok perlakuan menunjukkan
latihan fisik pada kelompok
adanya penurunan tingkat fatigue
perlakuan yaitu fatigue ringan
seseorang, dengan melakukan latihan
(50%), sedangkan tingkat fatigue
fisik secara teratur memiliki keuntungan
sesudah yaitu fatigue ringan (50%).
memperbaiki kesehatan otot. Latihan
Tingkat fatigue sebelum pada
yang dilakukan pasien yang menjalani
kelompok kontrol yaitu fatigue
hemodialisis dapat meningkatkan aliran
ringan (57%), sedangkan tingkat
darah pada otot dan memperbesar
fatigue sesudah yaitu fatigue
jumlah kapiler serta memperbesar luas
sedang (79%).
permukaan kapiler sehingga
2. Adanya perbedaan tingkat fatigue
meningkatkan perpindahan urea dan
pre dan post test pada kelompok
toksin dari jaringan ke vaskuler
kontrol didapatkan nilai p = 0.008
kemudian dialirkan kedializer atau
< 0,05, bahwa dari fatigue sedang
mesin hemodialisis ( Parson et al,2006).
(2.42) menjadi fatigue berat ( 1.92).
D. KESIMPULAN 3. Terbukti adanya perbedaan yang
1. Mayoritas usia responden pada signifikan tingkat fatigue pre dan
kelompok perlakuan adalah 41 – 50 post test pada kelompok perlakuan
tahun (50%), sedangkan pada didapatkan nilai p = 0.004 < 0,05,
kelompok kontrol adalah 41 -50 maka Hα diterima dan Ho ditolak
tahun (46%). Mayoritas responden artinya latihan fisik efektif terhadap
lama menjalani hemodialisis pada penurunan fatigue pada pasien
kelompok perlakuan adalah 6 – 20 gagal ginjal kronik yang menjalani
bulan (43%), sedangkan pada hemodialisis di RSUD dr.Soediran
kelompok kontrol adalah 6 - 20 Mangun Sumarso Wonogiri.
bulan (72%). Mayoritas jenis 4. Adanya perbedaan yang signifikan
kelamin laki – laki pada kelompok rata – rata fatigue pada kelompok
perlakuan 9 orang (64%), demikian
9

perlakuan dan kelompok kontrol (p bagi pasien gagal ginjal kronik


= 0.049). yang menjalani hemodialisis.
E. SARAN 4. Bagi pasien gagal ginjal kronik
1. Bagi rumah sakit Perlu melakukan latihan fisik rutin
Pelayanan kesehatan perlu secara mandiri selama menjalani
mengembangkan latihan fisik hemodialisis sehingga bisa
selama hemodialisis sebagai salah menurunkan rasa kelelahan.
satu bagian dari terapi dan
5. Bagi peneliti lain
rehabilitasi yang terintegrasi dalam
asuhan keperawatan bagi pasien Latihan fisik selama hemodialisis

penyakit ginjal kronik yang memberikan banyak manfaat untuk

menjalani hemodialisis. memperbaiki aspek fisik dan


mental sehingga penelitian ini perlu
2. Bagi perawat dikembangkan lebih jauh.
Perawat hemodialisis memberikan
6. Bagi peneliti
pendidikan kesehatan tentang
latihan fisik, mengajarkan dan Dapat terus belajar mengenai hal –

memotivasi pasien untuk hal yang berkaitan dengan pasien

melakukan latihan fisik selama gagal ginjal sehingga dapat

hemodialisis. meningkatkan pengetahuan dan


ketrampilan dalam melakukan
3. Bagi institusi pendidikan latihan fisik untuk pasien penyakit
keperawatan ginjal kronik yang menjalani
1) Institusi pendidikan dan hemodialisis.
pelayanan perlu
mengembangkan tindakan
keperawatan latihan fisik DAFTAR PUSTAKA
selama hemodialisis karena
Black & Hawk. (2009). Efektivitas
latihan fisisk selama latihan fisik selama hemodialisis
hemodialisis masih merupakan terhadap peningkatan kekuatan
otot pasien penyakit ginjal
hal yang baru. kronik di rumah sakit umum
2) Perlu diadakan pelatihan atau daerah kota Semarang.
Semarang: Sulistyaningsih. hal.
seminar tentang latihan fisik 98.
10

Giriwijoyo (2012). Efektivitas circulo Soekardjo Purwokerto: Sodikin


massage dalam memperbaiki & Sri Suparti. Hal. 57-67
waktu reaksi sebagai indikator
pemulihan kelelahan otot Sulistini, et al. (2012). Faktor-faktor
mahasiswa semester VI prodi yang mempengaruhi fatigue
ikor konsentrasi kebugaran. pada pasien yang menjalani
Universitas Negeri Yogyakarta Hemodialisis. Jurnal
Keperawatan Indonesia. Vol. 15
Jhamb, et al,. (2009). Jurnal No. 2. Hal. 75-82
keperawatan Indonesia. Faktor-
faktor yang mempengaruhi Sulistyaningsih (2010). Efektivitas
fatigue pada pasien yang latihan fisik selama hemodialisis
menjalani hemodialisis. Vol 15. terhadap peningkatan kekuatan
No 2. Hal 75-82. otot pasien penyakit ginjal
kronik di rumah sakit umum
Kring & Crane. (2009). Jurnal daerah Kota Semarang.
keperawatan Indonesia. Faktor- Universitas Indonesia.
faktor yang mempengaruhi
fatigue pada pasien yang Sullivan dan McCarthy. (2009). Jurnal
menjalani hemodialisis. Vol 15. keperawatan Indonesia. Faktor-
No 2. Hal 75-82. faktor yang mempengaruhi
fatigue pada pasien yang
Ossareh, S. (2003). Fatigue in chronic menjalani hemodialisis. Vol 15.
peritoneal dyalisis patients. No 2. Hal 75-82
International urology. Sumigar, et al. (2015). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan
Parson et al, (2006). Efektivitas latihan Kepatuhan Diet Pada Pasien
fisik selama hemodialisis Gagal Ginjal Kronik Di Irina C2
terhadap peningkatan kekuatan Dan C4 RSUP
otot pasien penyakit ginjal Prof.Dr.R.D.Kandou Manado.
kronik di rumah sakit umum Jurnal Keperawatan Unsrat.
daerah kota Semarang. Diakses 11 July 2016 dari
Semarang: Sulistyaningsih. hal. http://download.portalgaruda.or
99. g/article.php

Thomas, N. (2003). Renal Nursing 2 th


edition. Philadelphia Elsevier
Science

Smeltzer. (2008). Asuhan keperawatan


pada Tn. S dengan gagal ginjal
kronik yang mengalami
hipoglikemia di ruang
hemodialisa RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Surakarta:
Handayani. Hal 6.

Sodikin & Suparti (2015). Fatigue pada


pasien gagal ginjal terminal

Anda mungkin juga menyukai