Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya


peningkatan kualitas sumber daya manusia. Saat ini kondisi umum
kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh perilaku dan faktor lingkungan
dimana peningkatan penyakit di Indonesia mulai mengalami transisi
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, penyakit tidak menular naik
0,4 % dibandingkan tahun 2013 dari 1,4 % menjadi 1,8% dan di daerah
Gorontalo ?????. Hal ini menjadi perhatian, sehingga pemerintah telah
menetapkan salah satu target utama kesehatan adalah meningkatkan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular, dengan terus
menggaungkan program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI
yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Upay pelaksanaan
program Germas ini perlahan mulai memberikan dampak yang baik
khususnya dalam peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan. Hal ini, menyebabkan terjadinya perubahan pola makan
dimana masyarakat cenderung lebih memilih makanan alami dan sehat
yang berfungsi untuk mencegah atau mengobati penyakit. Perubahan
ini juga, telah menempatkan produk pangan fungsional sebagai trend
produk pangan masa kini dan mendorong berbagai pihak industri baik
industri farmasi maupun industri pangan mengarah pada konsep “
Healthy, Functional and Satisfied Foods” (Adawiah et al., 2015).
Pangan fungsional berbeda dengan suplemen makanan atau obat
dimana pangan fungsional preventif terhadap penyakit, dapat
meningkatkan imunitas tubuh dan menurunkan resiko suatu penyakit.
Salah satu produk pangan fungsional yang terus mengalami
perkembangan adalah pangan yang kaya akan antioksidan. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan peranan antioksidan dalam memelihara
dan menjaga kesehatan karena mampu menangkap molekul radikal

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 1


bebas dan spesies oksigen reaktif sehingga menghambat reaksi
oksidatif yang merupakan penyebab penyakit-penyakit degenerative
(Miller et al., 2000).
Sumber antioksidan alami yang berfungsi menangkal radikal
bebas sebagian besar berasal dari senyawa fenolik tumbuhan (Zuhra,
2008; Rahmi, 2017). Terdapat beberapa herbal yang telah diteliti
memiliki aktivitas antioksidan antara lain miana, jeruk dan rimpang jahe.
Miana (Colleus scutellarodes (L) Benth.) termasuk tanaman
biofarmaka yang dimanfaatkan secara turun temurun untuk mengobati
batuk, terapi untuk jantung, penambah nafsu makan, menetralisir racun,
menghilangkan gumpalan darah dan sebagai obat cacing (Tangkeallo,
2014). Pemanfaatan miana di Gorontalo masih terbatas pada
pengobatan batuk. Daun miana kaya akan minyak atsiri, tanin,
flavonoid, eugenol, steroid, tannin, saponin, fitol, asam rosmanik,
streptozocin, antosianin dan quersetin. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa daun miana memiliki aktivitas farmakologis
sebagai antimikroba, antihermintik, antiinflamasi, antifungi, antioksidan,
antidiabetes dan antihistamin (Wakhidah, 2018).
Buah jeruk kalamansi atau yang dikenal oleh warga Gorontalo
sebagai lemon cui (Citrus microcarpa) memiliki bahan aktif yang
penting bagi kesehatan seperti vitamin C, flavonoid, karotenoid,
limonoid dan mineral. Aktivitas antioksidannya memiliki sifat
antihipertensi dan antihiperkolesterolemia dari senyawa flavonoid yang
terkandung dalam buah jeruk. Jahe (Zingiber officinalle Rosc.)
berpotensi untuk menurunkan stress oksidatif dan melindungi sel imun
dari stress oksidatif. Jahe juga mempunyai kemampuan untuk
menstimulir sistem imun (Rajab, 1999). Khususnya bagi masyarakat
Gorontalo, kedua bahan lokal tersebut pemanfaatannya terbatas
sebagai bumbu dapur.
Salah satu olahan yang digemari masyarakat dari berbagai
kalangan yaitu permen jelly (Koswara, 2009). Berdasarkan uraian
diatas maka kami membuat permen jelly yang mengandung bahan

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 2


herbal, yakni daun miana, buah lemon cui dan jahe yang kaya akan
antioksidan serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Tujuan
1. Pemanfaatan tanaman lokal (daun miana, buah lemon cui dan
Jahe) yang diolah dengan teknik sederhana sehingga memperoleh
permen sehat yang kaya antioksidan dan dapat meningkatkan daya
tahan tubuh serta dapat.
2. Menghasilkan produk lokal inovatif yang dapat dikembangkan oleh
UMKM
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu dengan
pemanfaatan herbal lokal dalam bentuk suatu produk olahan
b. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan dan keterampilan tentang pemanfaatan
tanaman lokal yang diolah menjadi produk cemilan sehat sebagai
produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat.

BAB II

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 3


ISI

A. Tinjauan tentang Sistem Imun


Sistem imun (immune system) atau sistem kekebalan tubuh
adalah kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, meniadakan kerja
toksin dan faktor virulen lainnya yang bersifat antigenik dan
imunogenik. Antigenik adalah sifat suatu senyawa yang mampu
merangsang pembentukan antibodi spesifik terhadap senyawa tersebut
sedangkan imunogenik adalah sifat senyawa yang dapat merangsang
pembentukan antibodi spesifik yang bersifat protektif dan peningkatan
kekebalan seluler. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuan untuk
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga patogen, termasuk virus
dapat tumbuh dan berkembang dalam tubuh. Sedangkan reaksi yang
dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan
lainnya disebut respon imun (Siswanto, 2013).

B. Tinjauan tentang Antioksidan


Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal pengaruh
radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang
sifatnya sangat tidak stabil. Radikal bebas dihasilkan karena beberapa
faktor, seperti asap, debu, polusi, kebiasaan mengkonsumsi makanan
cepat saji yang tidak seimbang antara karbohidrat, protein dan
lemaknya. Senyawa antioksidan akan mendonorkan satu elektronnya
pada pada radikal bebas yang tidak stabil sehingga radikal bebas ini
bisa dinetralkan dan tidak lagi mengganggu metabolisme tubuh (Rahmi,
2017). Antioksidan terbagi atas dua jenis yaitu antioksidan alami dan
antioksidan buatan (Winarsi, 2007). Antioksidan alami bisa berasal dari
buah-buahan dan tanaman sedangkan antioksidan buatan dihasilkan
dari sintesis suatu reaksi kimia. Penggunaan antioksidan buatan
cenderung memiliki negatif bagi kesehatan tubuh (Rahmi, 2017). Pada
umumnya aktivitas antioksidan disebabkan karena tumbuhan tersebut
mengandung senyawa metabolit sekunder/senyawa aktif, diantaranya
adalah flavonoid, fenolik, tannin dan antosianin (Winarsi, 2007).

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 4


C. Tinjauan tentang Miana (Coleus scutellarioides)
Miana (Coleus scutellarioides (L) Benth) merupakan tumbuhan
asli India dan Thailand. Tumbuhan miana sangat mudah tumbuh subur
dan mudah ditemui di berbagai tempat. Tumbuhan miana mengandung
senyawa fitokimia antara lain minyak atsiri, tannin, flavonoid, eugenol,
steroid, saponin, alkaloid, asam rosmarinik, streptozocin dan quersetin
(Muljono, et al. 2016; Ridwan, et al. 2016; Setianinggrum, 2014). Miana
juga memiliki aktivitas farmakologis antara lain antimikroba,
anthelmintik, antifungi, antibakterial, antiinflamasi, antioksidan,
antidiabetes, antihistamin dan immunostimulan (Sangiet, et al. 2008;
Marpaung et al. 2014).
D. Tinjauan tentang Lemon Cui (Citrus microcarpa)
Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa) berasal dari negara China.
Masyarakat Indonesia lebih mengenal dengan nama jeruk/limau
kalamansi, sedangkan di Provinsi Gorontalo, lebih dikenal dengan
nama lemon cui. Buah lemon cui memiliki senyawa aktif yang penting
bagi kesehatan seperti vitamin C, flavonoid, karotenoid, limonoid dan
mineral (Cano et al. 2008; Wang, et al. 2007). Senyawa flavonoid dalam
buah jeruk memiliki aktivitas antioksidan yang memiliki sifat
antihipertensi dan antihiperkolesterolemia (Miyake, 2006). Selain itu,
kandungan vitamin C jeruk dapat melindungi sel endotel dan LDL dari
oksidan intra atau ekstraselular serta dapat mengurangi risiko
aterosklerosis (Boekholdt, et al. 2006).
E. Tinjauan tentang Jahe (Zingiber officinale)
Rimpang jahe mengandung 2 komponen utama yaitu komponen
volatile dan non-volatile. Komponen volatile terdiri dari oleoresin (4,0-
7,5%), yang bertanggung jawab terhadap aroma jahe (minyak atsiri)
dengan komponen terbanyak adalah zingiberen, zingiberol dan minyak
atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil). Komponen
non-volatile pada jahe bertanggung jawab terhadap rasa pedas, salah
satu diantaranya adalah gingerol (Hernani dan Mulyono 1997).
Gingerol berfungsi sebagai senyawa yang berkhasiat obat yaitu
sebagai antiinflamasi, antipiretik, gastroprotective, cardiotonic,
antihepatotoksik, antioksidan, antikanker, antiinflamasi,

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 5


antiangiogenesis dan antiartherosklerosis (Shukla dan Singh 2007;
Jolad et al. 2004). Ekstrak air maupun ekstrak etanol jahe segar dapat
menekan proliferasi sel kanker leukemia (K-562) dan menaikkan
aktivitas lisis sel Natural Killer (NK) manusia (Rajab, 1999).
F. Tinjauan tentang Permen
Permen terbuat dari bahan utama berupa gula dan air dan bahan
pembantu antara lain pewarna, bahan cita rasa dan bahan tambahan
lainnya. Permen dapat dibagi menjadi dua kelas atau golongan yaitu
permen yang berkristal atau non kristal atau bening. Salah satu jenis
permen non Kristal adalah permen jelly. Jelly dibuat dengan gula dan
bahan-bahan pembentuk gel (gelatin, agar, pektin dan karagenan) lalu
ditambah cita rasa dan warna dan akhirnya dicetak. Permen jelly
umumnya dimasak sampai menghasilkan padatan 75 persen.
G. Pembuatan Permen Jelly “JAMICU”
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, antara lain wajan, juicer, kompor, saringan
dan baskom. Bahan yang digunakan antara lain daun miana 35 g,
rimpang jahe 50 g, sari lemon cui 100 mL, gelatin 18 g, gula 200 g,
agar-agar 1.4 g dan air 100 mL.
2. Prosedur Kerja
a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b) Dibuat sari lemon cui miana dengan cara mencampurkan 35 gram
daun miyana dengan 100 mL sari lemon cui, diblender kemudian
disaring dan diambil filtratnya.
c) Dibuat sari rimpang jahe dengan mencampurkan 50 gram jahe (10
ruas jahe segar yang telah diolah) dengan 100 mL air, diblender
kemudian disaring dan diambil filtratnya.
d) Dimasukkan gula, gelatin, agar-agar kedalam wajan, kemudian
ditambahkan 100 mL sari rimpang jahe, dimasak hingga gula larut
dengan api sedang.
e) Ditambahkan sari campuran lemon cui miana ke dalam wajan
dimasak hingga mengental.
f) Dituang dalam cetakan, didinginkan dan dipotong sesuai ukuran
yang diinginkan.

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 6


g) Permen dikeringkan dengan cara dijemur secara tidak langsung
dibawah sinar matahari selama 3 hari, dikemas dan diberi label.
3. Anggaran Biaya Permen Jelly ”JAMICU”
Tabel 1. Anggaran Biaya Produksi
Jumla Harga Satuan
No. Nama Bahan Satuan Keterangan
h (Rp.)
1 genggam tangan
1 Daun Miana Segar 35 g 2.000
dewasa
2 Jahe Segar 50 g 2.000 ± 10 ruas jahe
3 Lemon Cui 100 mL 5.000 ± 30 buah lemon cui
4 Gelatin 18 g 3.500 ± 1 sdm
5 Agar-agar 1,4 g 2.000 ± ¼ sdt
6 Gula Pasir 200 g 1.300 ± 6 sdm
7 Stiker 5 Lembar 3.500

8 Plastik Kemasan 5 Lembar 2.000

1 x produksi = 5
Total Biaya Produksi 24.300
bungkus @ 36 g

4. Estimasi Harga Jual dan Laba.

PerkiraanKeuntungan
Harga Jual = 5 x Rp.10.000/bks = Rp 50.000
Laba = Harga Jual (5 bungkus) – Biaya Produksi
= Rp.50.000 – Rp.24.300 = Rp 25.700

BAB III
KESIMPULAN

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 7


1. Permen Jelly “JAMICU” merupakan produk lokal herbal inovatif yang
kaya dengan memanfaatkan antioksidan dan dapat meningkatkan
daya tahan tubuh serta dapat.
2. Permen Jelli “JAMICU” dibuat secara sederhana dengan biaya
produksi yang terjangkau serta keuntungan yang menjanjikan
sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan
herbal inovatif oleh masyarakat khususnya UMKM.

ASAL PT : PRODI DIII FARMASI


POLTEKKES KEMENKES
GORONTALO

KETUA :

ANGGOTA :

DAFTAR PUSTAKA

Adawiah, Sukandar, D, Muawanah A. 2010. Antivitas Antioksidan dan


Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam. Jurnal Kimia

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 8


Valensi: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia. 1(2) :
130-136

Afifah, at al. 2017. Studi Pembuatan Permen Jelly dengan Variasi


Konsentrasi Sari Kulit Buah Naga (Hylocereus contaricencis) dan
Ekstrak Angkak. Jurnal ilmu-ilmu Pertanian “AGRIKA”, Volume
11 No. 2.

Jolad, S.D., R.C. Lantz, A.M. Solyom, G.J. Chen, R.B. Bates dan B.N.
Timmermann. 2004. Fresh Organically Grown Ginger (Zingiber
officinale) : Composition and Effect on LPS-Induced PGE 2
Production. Phytocemistry 65:1937-1954.

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI
Koswara. 2009. Teknologi Pembuatan Permen. Ebookpangan.com.
Universitas Muhamadiyah Semarang.
Miller HE, F Rigelholf, L Marquart, A Prakash, M Kanter. 2000. Antioxidant
content of whole grain breakfast cereals, fruits and vegetables.
Journal of The American College of Nutrition. 19(3): 312S-319S

Muljono P, F. Fatimawali, dan A.E. Manapiring. 2016. Uji aktivitas


Antibakteri Ekstrak Daun Mayana Jantan (Coleus atropurpureus
Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sp. dan
Pseudomonas sp. Jurnal e-Biomedik 4 (1): 164-172.

Rahmi, H. 2017. Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Sumber Buah-buahan


di Indonesia. Jurnal Agrotek Indonesia 2 (1) : 34 – 38.

Rajab, T. 1999. Mempelajari Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber


Offlcianale Rosc.) terhadap Produksi Radikal Bebas Makrofag
Mencit Sebagai Indikator Imunostimulan Secara In Vitro. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Ridwan Y, L.K. Darusman, F. Satrija, dan E. Handaryani. 2006.


Kandungan Kimia Berbagai Ekstrak Daun Miana (Coleus blumei
Benth.) dan Efek Anthelmintiknya Terhadap Cacing Pita pada
Ayam. Jurnal Pertanian Indonesia 11 (2) 1—6.

Setianingrum DA. 2014. Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun Miana


(Coleus scutellariodes) pada Pertumbuhan Candida albicans
secara in vitro. Skripsi. Departemen Biokimia. FMIPA IPB. Bogor:
33 hlm.

Siswanto, et al. 2013. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem
Imunitas. Gizi Indon 2013, 36(1):57-64.

Shukla, Y., dan M. Singh. 2007. Cancer Preventive Properties of Ginger : A


Brief Review. Food and Chemical Toxicology 45:683-690.

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 9


Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal. Penerbit Kanisius.
(Edisi 4-10 Juli 2012 No.3464 Tahun XLII 2 Agroinovasi Badan
Litbang Pertanian).

Proposal PCTA Prodi DIII-Farmasi (2019) 10

Anda mungkin juga menyukai