Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. IDENTITAS JURNAL UTAMA

Judul : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR


MODUL DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Jurnal : FIP UNY

Penulis : Sungkono

Website : sungkono@gmail.com.

Volume : 01 tahun 2003

B. IDENTITAS JURNAL PEMBANDING UTAMA

Judul : SISTEM MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA BEBASIS MULTIMEDIA.

Penulis : Ririn Indraswari

Jurnal : Jurnal IT
Volume : Volume 6 No 1, Desember 2015

1
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. RINGKASAN JURNAL UTAMA

ABSTRACT

Teachers need the competencies to develop learning material especially module,


considering that the development of learning material could contribute to the efficiency
and effectiveness of students learning process. Moreover, learning materials have a
significant role both for teachers and students in individual learning and classical or
group learning context. Learning using module has some characteristics that are, self
instruction, the recognition of individual differences, including the learning
objectives/competencies, the occurrence of existence, structure and knowledge order, the
use of multimedia, students active participation, direct reinforcement toward students’
respond, evaluation towar students learning. In order to develop module, we need to
consider some techniques and components required, such as: the course overview
component, introduction, learning activities, exercises, summary, formative test, and
answer key for formative test and follow up. On the other hand, to develop module we
can use some techniques including starting from scratch, information repackaging, and
compilation.

The utilization of module in the learning process can be done in the context of
both individual learning and group learning system.

Keywords: learning material, module, learning process.

PENDAHULUAN

Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru dalam melaksanakan

tugasnya adalah mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar penting

dilakukan guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak melenceng dari

kompetensi yang ingin dicapainya.

2
Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru
secara baik,

namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya,


sehingga

dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat


konvensional.

Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas guru lebih
dominan.

Arti dan Peran Bahan Ajar

Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang


disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut sehingga
memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik
dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran
tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi
bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi
tertentu dari sasaran tertentu.

Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi


guru dan siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan
efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap.
Begitu pula bagi siswa, tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami
kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika guru dalam
menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena
itu bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan
sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada

3
dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan pada
kegiatan pembelajaran.

Peran Bahan Ajar

Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran


penting. Peran tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4 – 1.9) meliputi
peran bagi guru, siswa, dalam pembelajaran klasikal, individual, maupun
kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas akan dijelaskan
masing-masing peran sebagai berikut: Bagi Guru; bahan ajar bagi guru
memiliki peran yaitu:

1. Menghemat waktu guru dalam mengajar


Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu
topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga guru tidak perlu
menjelaskan secara rinci lagi.

A Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang


fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru
lebih bersifat memfasilitasi siswa dari pada penyampai materi
pelajaran.

B Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.


Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru
memiliki banyak waktu untuk membimbing siswanya dalam
memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode yang
digunakannya lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cenderung
berceramah.

Bagi Siswa; bahan ajar bagi siswa memiliki peran yakni:


A Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru

B Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki

C Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.

4
D Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.

E Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri.

Dalam Pembelajaran Klasikal; bahan ajar memiliki peran yakni:

3. dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama

4. dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku utama.

5. dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

6. dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang


bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu
topik dengan topik lainnya.

Dalam Pembelajaran Individual; bahan ajar memiliki peran yakni:

b. sebagai media utama dalam proses pembelajaran

c. alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa


memperoleh informasi.

d. penunjang media pembelajaran individual lainnya.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL

a. Arti dan Karakteristik Modul

Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket
belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul
siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar
secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit
pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi
belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan

5
intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama
penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi
tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat
fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat
dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.

Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985:


27) sebagai berikut:

[1] Bersifat self-instructional.

Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu


konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang
digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar
siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman
mana siswa terlibat secara aktif belajar.

[2] Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual

Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi


perbedaan individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun
untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh karena itu
pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar sesuai
irama dan kecepatan masing-masing.

3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.

Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar


secara spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai
pihak seperti bagi penyusun

4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan

6
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks
dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan
struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat
disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan
demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur.

3. Penggunaan berbagai macam media (multi media)

Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai


macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa
berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu
dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan
media lain seperti radio atau televisi.

4. Partisipasi aktif dari siswa

Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran


yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga
akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.

5. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa

Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang


benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang
dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil
pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.

8). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya

Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan


evaluasi, sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk
mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam

7
suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan
patokannya.

d. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada


dasarnya menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula
digunakan pada sistem pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat
individual maka siswa akan belajar

dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-


masing. Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka
dalam perjalanan belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang
pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin besar. Teknik ini
akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah siswa
dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang
dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya
menjadi lebih rumit.

Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk


pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu
bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat
bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada
teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan
untuk dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu
dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara individual maupun secara
klasikal.

PENUTUP

Pengembangan bahan ajar penting dilakukan guru untuk


meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Bahan ajar yang
dikembangkan tersebut memiliki peran penting baik bagi guru maupun
siswa. Dalam mengembangkan bahan ajar khususnya modul guru perlu

8
memperhatikan prosedur dan komponen-komponen modul. Komponen-
komponen tersebut meliputi tinjauan mata pelajaran, pendahuluan,
kegiatan belajar, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes
formatif dan tindak lanjut. Pemanfaatan modul dalam proses pembelajaran
disuatu kelas dapat dilakukan pada sistem pembelajaran individual
maupun klasikal.

B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING UTAMA

Abstrak

Belajar menggunakan animasi komputer memberikan kesempatan atau siswa


untuk belajar yang dinamis dan interaktif. Komputer (mikro) dapat menjadi
media instruksi yang berupa fakta, keterampilan, konsep dan komputer juga
menampilkan gambar yang bergerak berdasarkan kebutuhan. Penggunaan
komputer yang interaktif dengan pengguna bahwa program komputer yang
dapat menampilkan diagram atau gambar dapat dirancang sesuai respon
pembelajar. Komputer selain menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa
yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memperkuat efektivitas belajar
bagi siswa lebih cepat (fast learner). Microsoft Producer untuk program
aplikasi standar Microsoft Power Point digunakan untuk membuat media yang
menggabungkan belajar Powerpoint slide dengan gambar dan penjelasan dari
suara yang paling menakjubkan untuk membuat website interaktif dan dinamis.
Perangkat lunak ini diimplementasikan sebagai media pembelajaran jaringan
kursus komputer. media pembelajaran adalah semua alat atau benda yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan
pesan pembelajaran dari sumber (guru atau sumber lain) kepada penerima
(dalam hal ini siswa studi kasus). Pesan yang disampaikan melalui media,
dalam bentuk atau isi bahan ajar harus diterima oleh penerima pesan (siswa),
dengan menggunakan satu atau kombinasi dari organ sensorik mereka. Bahkan
lebih baik jika semua perangkat akal mampu menerima konten yang dimiliki

9
oleh pesan. Pendekatan ini diharapkan dapat diterapkan pada mata pelajaran
yang sama, yang membutuhkan media pembelajaran dan pembelajaran
interaktif alat dalam kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci : E-Learning, Mutimedia, Bahasa Indonesia

1. Pendahuluan

Di era modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah


menunjukkan perkembangan khususnya di Indonesia, hampir semua kegiatan
menggunakan teknologi atau dunia digital. Didalam dunia pendidikan dituntut
untuk mengenal dan memanfaatkan teknologi sebagai sarana atau media untuk
belajar mengajar. Penggunaan media komputer untuk belajar, bukan hanya
terbatas pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, tetapi
mencakup semua bidang ilmu untuk menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia, termasuk di dalamnya adalah mata kuliah Bahasa
Indonesia. Bagi peserta didik terutama calon pendidik, perhatian dapat
diarahkan pada upaya penyusunan program pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi program komputer.

Berangkat dari pemikiran tersebut, perlu dikembangkan pendidikan


berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam pembelajaran, yakni
dengan membuat software pembelajaran multimedia interaktif. Pembuatan
software pembelajaran mengacu pada aspek pedagogik materi subjek dengan
harapan memberikan pemahaman yang mendasar kepada peserta didik terhadap
materi subjek. Software pembelajaran multimedia interaktif dapat
dikembangkan dengan dokumen powerpoint serta dapat menggunakan sebuah
bahasa pemprograman dan disajikan dalam bentuk CD pembelajaran.

Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan
pembelajaran dari sumber (guru maupun yang lain) kepada penerima (dalam
hal ini anak didik ataupun warga belajar). Pesan yang disampaikan melalui
media, dalam bentuk isi atau materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh

10
penerima pesan (anak didik), dengan menggunakan salah satu ataupun
gabungan beberapa alat indera mereka. Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat
indera yang dimiliki mampu menerima isi pesan yang disampaikan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran

Banyak keuntungan diperoleh dari penggunaan media komputer sebagai


alat bantu pembelajaran. Beberapa ahli menyatakan bahwa pengajaran yang
menggunakan komputer dapat mengembangkan keterampilan berpikir. Selain
itu, penggunaan media komputer dapat menyeimbangkan kebutuhan waktu dan
keperluan pemrosesan dari tugas-tugas tertentu, serta memungkinkan
pengembangan pendekatan pembelajaran bervariasi. Komputer (mikro) dapat
merupakan media pengajaran yang dapat memvisualisasikan berbagai fakta,
keterampilan, konsep dan komputer juga menampilkan gambar-gambar yang
bergerak sesuai dengan keperluannya.

Penggunaan komputer yang bersifat interaktif dengan pemakainya bahwa


program komputer yang dapat menampilkan diagram atau gambar dapat
dirancang untuk menyesuaikan dengan respon pembelajar. Selain itu,
penggunaan komputer dapat dirancang sedemikian sehingga dapat berinteraksi
dengan pemakainya. Komputer selain dapat menciptakan iklim belajar yang
efektif bagi mahasiswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu
efektifitas belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast learner). Sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan Heinich, kenyataan di lapangan
memperlihatkan bahwa kecepatan pembelajar mempelajari suatu materi tidak
hanya ditunjang oleh kemampuan kognitif pembelajar tetapi juga dipengaruhi
oleh kemampuan pembelajar dalam mengoperasikan komputer. Ada beberapa
kelemahan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran. Tidak semua
komputer dapat digunakan sebagai media pembelajaran, komputer harus
menunjukkan kinerja yang baik ditinjau dari segi teknis dan spesifikasinya.

11
2.2. Multimedia Pembelajaran dengan Microsoft Powerpoint

Bagi dosen/guru yang mengajar di kelas, salah satu aplikasi yang sering
digunakan adalah Microsoft PowerPoint, dengan Powerpoint kita dapat dengan
mudah dan bebas membuat bahan pelajaran. Untuk melengkapi bahan-bahan
pelajaran, tentu saja kita ingin berkeinginan menambahkan komponen
multimedia secara bebas. Misalnya menambahkan suara kita ke dalam
presentasi dan direkam secara otomatis.

Media streaming dengan cepat telah menjadi teknologi yang popular


untuk meningkatkan efektivitas training, komunikasi internal dan eksternal
pada perusahaan dan dalam perkembangannya bahkan untuk proses belajar
mengajar. Beberapa keuntungan yang diberikan antara lain penghematan biaya
perjalanan dan fasilitas, serta meningkatkan information sharing dalam suatu
organisasi.

Panduan ini membahas bagaimana Microsoft Producer untuk Microsoft


Power point 2003 dapat dengan mudah membuat presentasi rich-media dengan
menggunakan media digital yang baru atau yang sudah ada dan file-file Web
lainnya.

[3] Metode Perancangan


3. 1. Desain
Konsep skenario pembelajaran yang dihasilkan pada tahap pertama dalam
bentuk diagram alir (flow chart). Diagram alir akan menggambarkan struktur
aktivitas, peran setiap unit, serta aktivitas-aktivitas lainnya.

3.2. Pengujian

Pada tahap ini file-file Powerpoint dan file-file video dan suara yang
sudah dibangun menggunakan software yang tersedia selanjutnya diuji apakah
berjalan dengan baik sesuai dengan flowchart yang telah dibuat. Jika terdapat
ketidaksesuaian dilakukan perbaikan ulang untuk penyempurnaan.

12
3.3. Indikator Kinerja

Standar-standar yang harus dimiliki multimedia pembelajaran untuk mata


kuliah Bahasa Indonesia adalah memiliki interaktifitas dan dukungan terhadap
multimedia pembelajaran Bahasa Indonesia

3.4. Pengamatan Rancangan

Pengamatan rancangan yang dilakukan yaitu tahap analisis pengamatan


dilakukan pada deskripsi terhadap garis-garis besar program pengajaran mata
kuliah Bahasa Indonesia.

3.5. Prosedur pengujian dan evaluasi

Pengujian rancangan dilakukan dengan simulasi atau peragaan hasil


rancangan dengan mengacu pada spesifikasi teori. Rancangan dikatakan
berhasil bila seluruh spesifikasi teoritis termuat dalam rancangan multimedia
pembelajaran.

4. Pembahasan

4.1. Desain model media pembelajaran berbasis multimedia

Dalam rangka menunjang terselenggaranya model pembelajaran yang


efektif dan efisien maka dibutuhkan desain model pengajaran berbasis
multimedia yang diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar dan rasa senag
selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Adapun model pembelajaran multimedia yang dapat dikembangkan


dalam pembelajaran E-Learning

yaitu :

a. Multimedia Presentasi Pengajaran

Multimedia presentasi pengajaran adalah alat bantu pengajar dalam


proses pembelajaran di kelas dan tidak menggantikan pengajar secara

13
keseluruhan. Berupa pointer-pointer materi yang disajikan (explicit
knowledge) dan bisa saja ditambahi dengan multimedia linear berupa film
dan video dengan memperkuat pemahaman peserta didik. Dapat
dikembangkan dengan software presentasi seperti : Open Offiice Impress,
Microsoft PowerPoint, dsb.

2) Latihan dan Praktek

Latihan untuk mempermahir atau memperkuat penguasaan


konsep dilakukan dengan modus drills and practice. Komputer
menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasa ditemukan
dalam lembar kerja work book. Misalnya untuk mengukur pengetahuan
peserta didik mengenai hak dan kewajiban suami istri, soal diajukan
kemudian peserta didik menjawab soal yang tersebut, selanjutnya
jawaban yang diberikan peserta didik dinilai atau dianalisis oleh
komputer, kemudian komputer akan memberikan terhadap hasil belajar
peserta didik. Program drills and practice merekam hasil jawaban peserta
didik yang kemudian dapat dilaporkan atau ditunjukkan kepada peserta
didik pada akhir kegiatan, dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penerbitan sertifikat kelulusan.

3) Simulasi

Program pembelajaran yang dirancang melalui interaksi


simulasi berupaya melibatkan peserta didik dalam persoalan yang mirip
dengan situasi yang sebenarnya. Peserta didik diajak untuk membuat
keputusan yang tepat dari beberapa tawaran solusi yang ada, karena
setiap keputusan yang ada memberikan dampak tertentu.

4.2. Desain modul/ materi pembelajaran berbasis multimedia

Dengan materi multimedia pembelajaran Bahasa Indonesia yang begitu


kompleks, maka dibutuhkan suatu inovasi pembelajaran yang efektif ,efisien
dan mudah diakses kapan dan dimanapun.

14
Dengan menggunakan desain pembelajaran berbasis multimedia, maka
dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Sistem pengajaran lebih inovatif dan interaktif. Dengan adanya


pembelajaran berbasis multimedia maka pengajar akan selalu dituntut untuk
kreatif, inovatif dalam mencari terobosan pengajaran yang up to date
2. Dapat menggabungkan beberapa media dalam proses belajar mengajar.
Salah satu kelebihan pembelajaran multimedia adalah adanya penggabungan
antara text, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu
kesatuan yang saling mendukung sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai
sesuai harapan yang diinginkan.
3. Mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM berlangsung. Hal ini
akan menambah motivasi peserta didik selama proses PBM hingga
didapatkan tujuan pengajaran yang maksimal.
4. Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan
hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.
5. Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel.

5. Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis multimedia dibuat dengan menggunakan


dua bentuk desain pengajaran yaitu; 1) Multimedia Presentasi Pengajaran yaitu
Alat bantu mengajar dalam proses pembelajaran di kelas 2) multimedia
pembelajaran Mandiri yaitu pembelajaran oleh peserta didik secara mandiri
atau tanpa bantuan pengajar melalui software pembelajaran yang memadukan
explicit knowledge (pengetahuan tertulis yang ada di buku, artikel, dsb) dan
tacit knowledge (pengetahuan pengajar).

15
BAB III
KELEBIHANAN DAN KELEMAHAN

Pada jurnal pembanding yang berjudul Sistem Media Pembelajaran


Bahasa Indonesia Bebasis Multimedia yang ditulis oleh Ririn Indraswari dan
merupakan Jurnal Wacana IT di dalamnya membahas mengenai media
pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis multimedia, jurnal ini mudah
dipahami oleh pembaca sehingga dapat mengandung makna utuh yang dapat
diambil oleh pembaca, jurnal ini bukan merupakan jurnal penelitian sehingga
memuat metode dan hasil seperti jurnal pada umumnya. Pada jurnal ini juga
memiliki hasil yang disertai dengan bagan yang menunjukkan bagaimana
pengaruh media pembelajaran terhadap segala factor yang berkaitan dengan itu,
disamping itu juga jurnal ini memiliki tinjauan pustaka yang sangat berkaitan
dengan pembahasan penulis tersebut, dan juga jurnal ini memiliki sistematis yang
baik dalam penulisannya. Jurnal utamanya ialah Jurnal fip uny yang berjudul
pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar modul dalam proses pembelajaran
yang ditulis oleh sungkono ini memiliki pembahasan yang sangat detail mengenai
judul yang diangkat, di dalam jurnal ini dirincikan pembuatan bahan ajar apa yang
cocok dan seuai digunakan didalam materi dalam bahasa Indonesia yag dilakukan
dalam melakukan proses pembelajaran. Pada jurnal ini juga terdapat tinjauan
pustaka, metode yang digunakan dan juga tentu nya hasi yang didapatkan juga
disertakan didalam jurnal ini, tetapi jurnal ini kurung sistematis dalam
penulisannya yaitu pada pembahasan seharusnya diletakkan sebelum tahap hasil.

16
BAB IV
PENUTUP

Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan
pembelajaran dari sumber (guru maupun yang lain) kepada penerima (dalam hal
ini anak didik ataupun warga belajar). Pesan yang disampaikan melalui media,
dalam bentuk isi atau materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima
pesan (anak didik), dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa
alat indera mereka. Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki
mampu menerima isi pesan yang disampaikan. Model pembelajaran berbasis
multimedia dibuat dengan menggunakan dua bentuk desain pengajaran yaitu; 1)
Multimedia Presentasi Pengajaran yaitu Alat bantu mengajar dalam proses
pembelajaran di kelas 2) multimedia pembelajaran Mandiri yaitu pembelajaran
oleh peserta didik secara mandiri atau tanpa bantuan pengajar melalui software
pembelajaran yang memadukan explicit knowledge (pengetahuan tertulis yang ada
di buku, artikel, dsb) dan tacit knowledge (pengetahuan pengajar).

17
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariasdi, Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, http://www.


ariasdimultimedia.wordpress.com (20 Agustus 2016)

1. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi buku pengajaran


tinggi persada, 2002

2. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


Kamus versi online/dalam jaringan http;//kbbi.web.id/didik (21 April
2016)

3. Faturahman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman


Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung:Refika Aditama

4. Haling, Abduh.2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar. Badan


Penerbit UNM.

5. Juri, Mohammad. 2008. Penerapan E-Learning dalam pembelajaran suatu


langkah inovasi. Artikel. Diakses dari www.pendidikannetwork.html (14
maret 2016)

6. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi


Revisi Kedua). Jakarta: PT Rhineka Cipta.

18

Anda mungkin juga menyukai